Anda di halaman 1dari 4

1.

Sutiyono
2. Syarifuddin Ahmad
3. Syilfiya Ayu P
4. Teguh Wicaksono
5. Tomi Fitriansyah

Topik 4

Ruang kolaborasi

1. Apa yg dimaksud dengan teaching at the right level?

2. Mengapa capaian pembelajaran dirumuskan per fase?

3. Apa yang anda pahami capaian pembelajaran?

4. Mengapa perlu capaian pembelajaran?

5. Apa yang dimaksud menyesuaikan pembelajaran dengan situasi dan lingkungan belajar
yang ada?

6. Apa itu capaian pembelajaran setiap fase?

7. Bagaimana cara membuat capaian pembelajaran?

8. Bagaimana cara menggunakan capaian pembelajaran dengan prinsip pembelajaran?

Hasil Diskusi :

1. Teaching at the right level adalah proses intervensi yang harus dilakukan guru dengan
memberikan masukan pembelajaran yang relevan dan spesifik untuk menjembatani
perbedaan yang ditemukan.
2. Di dalam kelas tentu saja mungkin kerap kali menemui berbagai karakteristik siswa, tidak
terkecuali karakteristik perkembangan akademiknya. Ada peserta didik yang cepat belajar
dan ada juga yang sedikit lambat dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru.
Salah satu faktor penyebabnya yaitu karena level siswa tersebut belum tepat dengan level
atau capaian belajar yang ditetapkan. Sehingga Capaian pembelajaran dirumuskan per
fase karena untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang
sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda.
3. Capaian pembelajaran adalah suatu ungkapan tujuan pendidikan, yang merupakan suatu
pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh
peserta didik setelah menyelesaikan suatu periode belajar (Dikti, 2015: 1).
4. Capaian pembelajaran merupakan acuan untuk membimbing siswa mencapai hasil yang
sesuai harapan dari kegiatan pembelajaran yang terencana. CP juga bisa memandu guru
dan membimbing jalan yang seorang guru. Serta memungkinkan siswa untuk memahami
apa yang akan mereka capai di akhir kursus.
5. Lingkungan belajar lebih dari sekadar ruang kelas karena lingkungan belajar adalah
ruang di mana siswa merasa aman dan didukung dalam mengejar pengetahuan serta
terinspirasi oleh lingkungan sekitar. Lingkungan belajar telah berubah dari waktu ke
waktu dan dapat terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan siswa, memungkinkan
guru untuk terus mengoptimalkan lingkungan belajarnya untuk membantu siswa
mencapai tujuan pendidikannya.berikut 3 komponen lingkungan belajar :
a) Fisik Ruang kelas yang sesuai seperti deretan meja yang menjadi ciri
khas sekolah menengah, termasuk dalam kategori lingkungan belajar fisik.
Kategori ini adalah tentang desain ruang kelas, termasuk bagaimana ruang kelas
ditata untuk memengaruhi pembelajaran, dan ruang mana yang ditujukan untuk
kegiatan pembelajaran.
b) Psikologis, Lingkungan psikologis yang positif dapat mendorong siswa untuk
terlibat dengan pembelajaran dengan cara yang dapat meningkatkan
pengembangan pribadi dan interaksi sosial mereka. Dengan membangun
kepercayaan dengan siswa dan menciptakan ruang aman yang terasa ramah bagi
semua, guru menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memastikan siswa
memiliki lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi, mengajukan pertanyaan,
dan menerima umpan balik.
c) Emosional, Sekolah bisa membuat stres. Oleh karena itu siswa membutuhkan
lingkungan emosional yang positif yang mendukung jalur pendidikan mereka.
Bagian dari menciptakan ruang aman lingkungan psikologis berarti mengatasi
kebutuhan lingkungan emosional untuk ekspresi diri dan kebebasan untuk
mengekspresikan emosi. Dengan mendukung kebutuhan dan perasaan emosional
siswa, guru membantu meningkatkan kecerdasan emosional siswa yang pada
gilirannya memberi mereka kepercayaan diri.
6. Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
murid pada setiap fase perkembangan, yang dimulai dari fase Fondasi pada PAUD.
Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang
disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Capaian pembelajaran memuat
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam
bentuk narasi.
7. Tujuan pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi, yakni
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperoleh murid dalam satu atau lebih
kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran disusun dengan memperhatikan eviden atau
bukti yang dapat diamati dan diukur pada murid, sehingga murid dapat dinyatakan
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2
komponen utama, yaitu kompetensi dan lingkup materi.
1. Kompetensi, Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu didemonstrasikan oleh
murid untuk menunjukkan dirinya telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan pembelajaran,
antara lain:
 Secara konkret, kemampuan apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?
 Tahap berpikir apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?
2. Lingkup materi, Lingkup materi merupakan konten dan konsep utama yang perlu
dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan
guru dalam menyusun tujuan pembelajaran, antara lain:
 Hal apa saja yang perlu dipelajari murid dari suatu konsep besar yang dinyatakan
dalam CP?
 Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian murid dapat digunakan
sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP? (misal: proses pengolahan
hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di
SMA).
Contoh kutipan Capaian Pembelajaran:
Menganalisis hubungan antara kegiatan manusia dengan perubahan alam di
permukaan bumi dan menarik kesimpulan penyebab-penyebab utamanya (akhlak
kepada alam).
Catatan:
 Kompetensi (kata kerja yang menunjukkan keterampilan/aksi) –> menganalisis,
menarik kesimpulan
 Konten (materi yang dipelajari) —> hubungan kegiatan manusia dengan
perubahan alam (akhlak kepada alam)
8. Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip,
strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran yang
dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan
pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen
adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan
pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di
mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang,
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang
berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang
berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik. Pemerintah telah menetapkan
Capaian Pembelajaran yang menjadi rujukan utama dalam pengembangan rancangan
pembelajaran, khususnya untuk kegiatan intrakurikuler1. Panduan ini memfasilitasi
proses berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dari
menganalisis capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran mengembangkan alur tujuan
pembelajaran, modul ajar, serta asesmen pada awal pembelajaran dan pembelajaran
terdiferensiasi. Dokumen ini juga memuat perencanaan serta pelaksanaan asesmen yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan hasil penilaian atau
asesmen. PPA difokuskan untuk pembelajaran dan asesmen intrakurikuler, sedangkan
panduan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila disampaikan dalam dokumen
terpisah.

Anda mungkin juga menyukai