Anda di halaman 1dari 18

“PENYUSUNAN LANGKAH PEMBELAJARAN”

NAMA MAHASISWA:
1. Binsar Manik (5193131016)
2. Gideon Ricardo Sitompul (5191131005)
3. Naomi Eventy Fier Sitompul (5193131001)
4. Oscar Josqueline Serpara (5193131017)
MATA KULIAH : PERENCANAAN PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU : Drs. Muhammad Amin, S.T., M.Pd. /
Ulibasa Sidabutar, S.kom, M.Pd

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nyakami
sebagai penyusun dapat menyelesaikan tugas serta dapat menyusunnya dalam bentuk
makalah. Adapun pengkajian makalah ini yaitu tentang Penyusunan Langkah-Langkah
Pembelajaran.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu dosen pengampu mata kuliah
Perencanaan dan Pembelajaran yang telah memberikan tugas makalah ini,  demi mendorong
semangat serta keaktifan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.
Kamipun  menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan yang diharapkan,  untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna  menyempurnakan makalah ini kedepan.

                                                                                                 Penyusun,
DAFTAR ISI

PERENCANAAN DAN PEMBELAJARAN DI SD


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A... Latar Belakang
B... Rumusan Masalah
C... Tujuan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A... Konsep Dasar Penyusunan Langkah Pembelajaran
B... Kriteria Penyusunan Langkah Pembelajaran
C... Tahapan dan Ruang Lingkup Tahapan Pembelajaran
D... Strategi Penyusunan Tahapan Pembelajaran
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A... Kesimpulan
B... Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran menjadi tujuan utama. Oleh karena
itu, seorang pendidik hendaknya memperhatikan betul langkah-langkah apa saja yang harus
dilakukan sebelum memulai pembelajaran. Diantara salah satu langkah  yang harus dilakukan
seorang pendidik yaitu menyusun perencanaan pembelajaran, yaitu kegiatan yang terus
menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi pelaksanaan dan
hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapka. Hal ini berguna untuk memperoleh
kemajuan dalam perkembangan dan belajar peserta didik. Selain itu, guru dapat memahami
peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai oleh peserta didik sehinga proses
pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapakan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa konsep dasar penyusunan langkah pembelajaran?
2.      Apa saja kriteria penyusunan langkah pembelajaran?
3.      Apa saja tahapan dan ruang lingkup tahapan pembelajaran?
4.      Bagaimana strategi penyusunan tahapan pembelajaran?
C.    Tujuan Makalah
1.      Mengetahui konsep dasar penyusunan langkah pembelajaran.
2.      Mengetahui kriteria penyusunan langkah pembelajaran.
3.      Mengetahui tahapan dan ruang lingkup tahapan pembelajaran.
4.      Mengetahui strategi penyusunan tahapan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Penyusunan Langkah Pembelajaran
Penyusunan ini  pada  hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan
dalam suatu proses belajar mengajar. Dengan demikian, penyusunan langkah langkah
pembelajaran adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Penyusunan ini perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen-
pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran disusun untuk membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diberikan. Langkah-langkah pembelajaran merupakan hal yang sangat
menentukan dalam keberhasilan siswa menguasai kompetensi dasar. Dengan kegiatan
pembelajaran yang disusun dengan tepat siswa akan lebih mudah menguasai materi ajar yang
diberikan. Dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, harus diperkirakan bagaimana
indikator keberhasilan belajar. Apakah langkah-langkah yang disusun dalam kegiatan itu
dapat mencakup setiap indikator yang telah dirumuskan. Jika semua indikator sudah dapat
ternaungi oleh kegiatan pembelajaran yang disusun maka tujuan pembelajaran akan lebih
mudah dicapai dan ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar akan sangat baik.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.   Merumuskan tujuan khusus
Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah merumuskan
tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para
pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum
pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang
lebih spesifik dan mudah terukur.
Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek penting
yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik.
a.      Domain kognitif
Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek
intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi mengenai
data dan fakta, konsep, generalisasi, dan prinsip.Semakin kuat seseorang
dalam menguasai pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah seseorang
dalam melaksanakan aktivitas belajar.
b.      Domain afektif
Domain afektif adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan
dan apresiasi seseorang terhadap suatu hal dan perkembagan mental yang ada
dalam diri seseorang.
c.      Domain psikomotor
Domain psikomotor adalah domain yang menggambarkan kemampuan
dan ketrampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau
performance yang berupa ketrampilan fisik dan ketrampilan non fisik.
Ketrampilan fisik adalah ketrampilan seseorang untuk mengerjakan sesuatu
dengan menggunakan otot, sedangkan ketrampilan nonfisik adalah
ketrampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat utama dalam
mengerjakan dan memecahkan suatu permasalahan.
2.      Memilih pengalaman belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses
berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan
tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses pembelajaran
juga dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak
hanya  sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang
berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga
diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan pengalaman
pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.
3.   Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat
dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan
kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan
klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik
kelompok besar maupun kelompok kecil. Pembelajaran Pembelajaran individual
adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang
dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan
masing-masing.
4.   Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan
sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran
guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru
dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki
kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai
media. Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang
memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat
mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh semangat
sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

5.   Memilih bahan dan alat


Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.       keberagaman kemampuan intelektual siswa
b.      jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai
siswa
c.       tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d.      berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran
e.       bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f.       fasilitas fisik yang tersedia
6.   Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan
proses pembelajaran.Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium,
dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan pelajaran,
memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat
digunakan melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara
profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.
7.   Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran,
sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

B.     Kriteria Penyusunan Langkah Pembelajaran


Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah– langkah pembelajaran :
a.       Menidentifikasi faktor pendukung dan penghambat
b.      Ketersediaan sumber belajar.
c.       Merumuskan Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d.      Memilih dan menetapkan isi dan muatan (bahan ajar)
e.       Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.

Ada 4 unsur terpenting dalam proses perencanaan pengajaran. Keempatnya dapat diwujudkan
dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan ini:
a.       Untuk siapa program ini dirancang? (siswa, mahasisiwa, atau peserta).
b.      Kemempuan ap yang anda inginkan untuk dipelajari? (tujuan)
c.       Bagaimana isi pelajaran atau keterampilan dapat dipelajari dengan baik?
(metode dan kegiatan belajar mengajar).
d.      Bagaimana anda menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang sudah dicapai ?
(tata cara evaluasi).
Keempat unsur dasar ini (siswa, tujuan, metode, dan evaluasi)  merupakan kerangka
acuan untuk perencanaan pengajaran bersistem. Keempat unsur ini saling keterkaitan dan
dapat diaggap sebagai rencana perancangan pengajaran menyeluruh. Dalam kenyataannya,
ada beberapa komponen tambahan yang perlu mendapat perhatian dan yang membentuk
suatu model rancangan pengajaran menjadi lengkap bila dipadukan dengan keempat unusur
dasar tersebut.

Sanjaya (2013: 37-40) menyatakan bahwa, ada beberapa nilai perencanaan yang dapat
dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan diantaranya:
a.       Signifikansi
Dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinnya adalah
bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran
berjalan efektif dan efesien.
b.      Relevan
Artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan
yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal maupun eksternal. Kesesuaian
internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Sedangkan kesesuaian eksternal mengandung arti bahwa perencanaan
pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
c.       Kepastian
Nilai kepastian bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang
berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, tidak lagi
memuat alternatif alternatif yang bisa diplih akan tetapi berisi langkah langkah pasti
yang dapat dilakukan secara sistematis.
d.      Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran hendaknya disusun hendaknya bersifat lentur atau
tidak kaku. Misalnya, perencanaan pembelajaran ini dapat diimplementasikan
manakala memilki syarat syarat tertetntu, manakala syarat tersebut tidak dipenuhi
maka perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan. Sebaiknya perencanaan
pembelajaran disusun untuk dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan
berbagai kondisi.
e.       Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artiny mudah
diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit untuk
diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam
pengelolaan pembelajaran.
f.       Prediktif
Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat,
artinya perencanaan dapat menggambarkan “ apa yang akan terjadi, seandainya “.
Daya ramal ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan
terjadi, dengan demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.

C.    Tahapan dan Ruang Lingkup Tahapan Pembelajaran


 Ruang lingkup belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan baik di lingkungan formal,
nonformal, maupun di masyarakat. Lingkungan formal yaitu sekolah, dan institusi
pendidikan, nonformal antara lain kursus-kursus dan pelatihan, serta lingkungan masyarakat
yang merupakan tempat interaksi sosial.
Kegiatan Belajar yang dialami oleh anak didik dan ada hubungannya dengan usaha
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik/guru.
Pada sisi lain, kegiatan belajar juga berupa perkembangan mental yang didorong oleh
tindak pendidikan atau guru. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau
rekayasa guru. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani
dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar. Kemudian hal itu akan
menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan siswa menuju kemandirian. Dari
segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan mendidik yang memberikan
materi ajar sesuai dengan kriteria persiapan guru. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan
perilaku baik yang dikehendaki oleh aturan persekolahan sehingga menghasilkan anak didik
yang berjiwa besar dalam dunia pendidikan sekaligus menjadi orang yang benar-benar
berbudi baik di mata masyarakat
Dalam pengelolaan program pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan yang
harus dijalani oleh seorang guru. Tahapan tersebut sama dengan tahapan pengelolaan
pembelajaran mata pelajaran antara lain, yaitu: "Tahap persiapan atau perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi".
1.      Tahap Persiapan atau Perencanaan
Persiapan atau perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui oleh guru
dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatu agar
pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Proses
pembelajaran dikatakan efektif apabila penyampaian bahan pembelajaran sesuai
dengan waktu yang tersedia. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran yang
efisien adalah semua bahan pelajaran dapat dipahami siswa.
Agar proses pembelajaran yang dilakukan efektif dan efisien, dan anak didik
aktif mengikuti pelajaran, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Tujuan pembelajaran yang diberikan.
b.       Ruang lingkup dan urutan bahan yang dimiliki.
c.       Sarana dan fasilitas yang dimiliki.
d.       Jumlah siswa yang akan mengikuti pelajaran.
e.       Waktu jam palajaran yang tersedia.
f.       Sumber bahan pelajaran yang bisa digunakan.

2.      Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, aktivitas belajar mengajar berpedoman pada
persiapan pengajaran yang dibuat. Pemberian bahan pelajaran disesuaikan dengan
urutan yang telah diprogram secara sistematis dalam tahap persiapan.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi yaitu: kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal merupakan kegiatan awal tatap muka
antara guru dan siswa. Dalam kegiatan ini guru memberi petunjuk, pengarahan dan
appersepsi, atau dapat juga dengan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan
memberikan beberapa pertanyaan (pretest). Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan
materi dengan menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang seudah ditentukan.
Sedangkan dalam kegiatan akhir dapat berupa umpan balik dan penilaian.
Dalam pelaksanaan program pembelajaran, guru lebih dahulu harus
mengadakan pretest untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran,
kemudian pada akhir pelajaran, guru mengadakan postest sebagai akhir dari seluruh
proses interaksi belajar mengajar.
Dalam penyampaian bahan pelajaran, guru menggunakan metode dan fasilitas
yang sesuai dengan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Penggunaan
fasilitas untuk mengurangi verbalisme dan membantu siswa memahami pelajaran
yang diberikan agar siswa mendapat penjelasan yang tepat dan benar, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kesalahan penggunaan metode
dan fasilitas menyebabkan tujuan pembelajaran sukar dicapai.
3.      Tahap Penilaian (Evaluasi)
Pada bagian ini proses belajar mengajar dievaluasi untuk mengetahui
sejauhmana penguasaan bahan pelajaran oleh siswa dan untuk mengetahui efektifitas
dan efesiensi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Menurut Nana Sudjana, inti penilaian adalah “proses memberikan atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kreativitas tertentu”.
Sedangkan fungsi dari evaluasi itu sendiri adalah sebagai berikut:
a.       Penilaian berfungsi selektif.
b.      Penilaian berfungsi diagnostik.
c.       Penilaian berfungsi sebagai penempatan.
d.      Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (Suharsismi
Arikanto. 1997: 9).
Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai bahan yang diajarkan perlu
diadakan postest sebagai akhir dari proses mengajar. Bentuk  dan jenis test yang
digunakan bisa bermacam-macam, namun tetap berpedoman pada tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Bentuk-bentuk evaluasi terhadap siswa dapat berupa:
a.       Evaluasi bahwa siswa telah menyelesaikan seperangkat program yang
diberikan.
b.      Ujian tertulis
c.       Ujian lisan
d.      Ujian memilih alternative dari berbagai kemungkinan.
e.       Ujian memilih alternative dari dua kemungkinan benar atau salah.
f.       Ujian penampilan
Guru dalam penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
a.       Dalam minilai hasil belajar hendaknya dirancang sedimikian rupa,
sehingga jelas yang dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi
hasil penilaian.
b.      Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses
belajar-mengajar, artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses
belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
c.       Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian
menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya.
penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian yang sifatnya
komprehensif. dengan sifat komprehensif dimaksudkan segi abilitas yang
dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan
psikomotor.
d.      Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.
penilaian adalah alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran.
dengan kata lain penilaian pembelajaran adalah upaya member nilai terhadap
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran meliputi tiga aspek yakni
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.

Penilaian juga mempunyai fungsi-fungsi berikut:


a.       Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan
fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan
instruksional.
b.      Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan
mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa,
mengajar guru, dan lain-lain.
c.       Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan  dan kecakapan
belajar siswa dalam berbagai bidang situasi dalam bentuk nilai-nilai prestasi
yang dicapai.

Sedangkan tujuan penilaian adalah:


a.       Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan nya dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang ditempuh.
b.      Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah,
yang seberapa jauh keefektifan nya dalam mengubah tingkah laku para siswa
kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
c.       Menentukan tindaklanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan
dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran.
d.      Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah,
masyarakat, dan para orang tua siswa.

D.    Strategi Penyusunan Tahapan Pembelajaran


Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola- pola umum kegiatan guru dan anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Menurut Sanjaya, (2007 : 126) dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp (1995) menjelaskan  bahwa  strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran juga
diartikan sebagai suatu set materi dan  prosedur pembelajaran yang digunakan secara
bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2007 : 126).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi  pembelajaran
merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti
bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-
langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.  Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu
tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka
menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,  pengetahuan, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk  bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi
kompetensi yang diharapkan.
Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi  pencapaian
kompetensi yang telah dirancang agar setiap individu mampu menjadi  pebelajar mandiri
sepanjang hayat. dan yang pada gilirannya mereka menjadi komponen penting untuk
mewujudkan masyarakat belajar. Kualitas lain yang dikembangkan dan harus terealisasikan
dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas,
kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak
serta meningkatkan  peradaban dan martabat bangsa.
Di dalam permendikbud No 81A tahun 2013 dinyatakan bahwa untuk mencapai
kualitas yang baik, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip: (1) berpusat pada
peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi
menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika,
dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang  beragam melalui penerapan berbagai strategi
dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Penyusunan strategi pembelajaran haruslah didasarkan atas tujuan pembelajaran yang
akan dicapai sebagai kriteria utama. Di samping itu, penyusunan tersebut didasarkan pula atas
pertimbangan lain, yaitu hambatan yang mungkin dihadapi pengembang pembelajaran atau
guru, seperti waktu, biaya, fasilitas. Tidak ada strategi yang tepat untuk mencapai semua
tujuan. Urutan kegiatan pembelajaran pada penyajian, misalnya, belum tentu selalu UCL
(Uraian, Contoh dan Latihan) mungkin dapat berbentuk CUL. Sedangkan urutan kegiatan
pembelajaran pada pendahuluan yang tersusun DRT (Diskripsi Singkat, Relevansi dan TP)
dan penutup yang terdiri dari TUT (Tes Formatif, Umpan Balik, dan Tindak Lanjut)
tampaknya tidak perlu mengalami perubahan.
Setiap urutan kegiatan seperti DRT – UCL – TUT atau urutan yang lain, selalu diikuti
pemilihan metode dan media serta penentuan waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran
khusus.
Khusus mengenai penentuan waktu bagi setiap kegiatan, di samping menggunakan
kegiatan sebagai kriteria, juga pemgembang pembelajaran, menggunakan jenis metode dan
media sebagai kriteria lain. Ini berarti penentuan waktu setiap kegiatan tersebut dilakukan
atas pertimbangan langkah dalam urutan kegiatan seperti D, R, T. U, C, L, T, U, T dan
komponen metode dan media yang digunakan. Perubahan pada metode dan media tersebut
memungkinkan perubahan waktu yang dibutuhkan guru dan peserta didik. Karena itu
penyusunan metode pembelajaran harus dilakukan dengan mengintegrasikan keempat
komponen yang tergabung di dalamnya, yaitu urutan kegiatan pembelajaran, metode, media
dan waktu. Kekurangan salah satu di antaranya akan menghasilkan strategi pembelajaran
yang kurang komperhensif untuk dijadikan dasar dalam pengembangan bahan belajar atau
sistem pembelajaran.
Susunan Langkah-langkah standar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Langkah – langkah Pembelajaran Pendahuluan / Awal
a.       Orientasi : memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan
dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik,
memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya.
b.      Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang
akan diajarkan. Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui
pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan
melakukan pretest.
c.       Motivasi : Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari mata
pelajaran yang akan di sampaikan.
d.      Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan
dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi
pelajaran secara garis besar.
e.       Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
2.      Langkah – langkah pembelajaran Inti
Kegiatan inti merupakan proses pemberian pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar yang hendak dicapai. Kegitan inti ini harus dirinci sedemikian rupa
agar siswa benar-benar memahami kompetensi dasar yang hendak dicapai. Perincian
tersebut termuat dalam pembagian kegiatan inti ini menjadi tiga tahap yaitu ekplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
Langkah pembelajaran Inti ini berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui
siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-
masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa dapat
menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran
dan indikator.
Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja
Siswa (LKS).

3.      Langkah – langkah Pembelajaran Akhir ( penutup )


Penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran. menutup pelajaran tidak
hanya sekadar mengkhiri pelajaran dengan salam, tetapi di sini adalah
penekanan/penguatan terhadap apa yang telah diperoleh siswa selama mengikuti
pembelajaran. guru memberikan simpulan terhadap apa yang telah dipelajari. Dalam
kegiatan penutup juga dilakukan penilaian dan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan.
Disamping itu Guru bisa mengarahkan siswa untuk membuat
rangkuman/simpulan. Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan
tes tertulis atau tes lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang
telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai
sampelnya.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh
rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih,
menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan
pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap
pertemuan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Penyusunan ini  pada  hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan
dalam suatu proses belajar mengajar.Langkah-langkah pembelajaran disusun untuk
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan.Langkah-langkah penyusunan
perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:merumuskan tujuan khusus, memilih
pengalaman belajar, menentukan kegiatan belajar mengajar, menentukan orang yang terlibat
dalam proses pembelajaran, memilih bahan dan alat, ketersediaan fasilitas fisik, perencanaan
evaluasi dan pengembangan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah– langkah
pembelajaran : mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, ketersediaan sumber
belajar, merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memilih dan menetapkan isi
dan muatan (bahan ajar), dan merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang
sesuai.
Dalam pengelolaan program pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan yang
harus dijalani oleh seorang guru. Tahapan tersebut sama dengan tahapan pengelolaan
pembelajaran mata pelajaran antara lain, yaitu: Tahap persiapan atau perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi.

B.     Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman calon guru agar dapat
meningkatkan kepemahaman tentang langkah-langkah penyusunan pembelajaranguna
meningkatkan kompetensi guru yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Abduh Madjid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.


JE. Kemp. 1985. Proses Perancangan Pengajaran. ITB Bandung.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suharsismi Arikanto. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai