Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata
dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
(diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”,
yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak
didik mau belajar (KBBI). Reformasi pendidikan memunculkan pembelajaran
dalam 4 hal : learning to know, learning to do, lerning to be, learning to life
together. Uu No. 20/2003 tentang Sisdiknas (pasal 1): pendidikan adalah usaha
sadar dan Terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, Kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang Diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Seorang arsitek yang professional, sebelum ia membangun sebuah gedung,
terlebih dahulu ia akan merancang bentuk gedung yang sesuai denga struktur dan
kondisi tanah, selanjutnya ia akan menentuka berbagai bahan yang dibutuhkan,
menghitung biaya yang diperlukan termasuk menentukan berapa jumlah pegawai
yang dibutuhkan.mengapa seorang arsitek perlu melakukan semua itu? Itulah
pentingnya perencanaan, begitu juga halnya dalam pembelajaran.
Berangkat dari hal tersebut diatas guru memilik peranan yang strategis
sebagai perancang/ perencana pembelajaran agar pembelajaran tersebut berhasil
dan bermutu. Perencanaan yang merupakan bagian dari desain pembelajaran itu
sendiri merupakan proses awal penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat
disusun dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan keinginan yang membuat
perencanaan. Dan yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat haruslah
dapat dlaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran, bukan malah membuat sulit
pelaksanaanya.

1
Begitu halnya dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus
sesuai dengan target atau tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan. Disini Guru
yang bertugas membuat perencanaan pembelajaran dituntut harus dapat menyusun
berbagai program yang terkait dengan pengajaran sesuai dengan metode,
pendekatan dan strategi yang akan digunakan agar dapat diperoleh keefektivitas
pembelajaran yang baik dan memenuhi target pembelajaran yang diinginkan.
Begitu urgennya perencanaan pembelajaran ini dalam pendidikan, maka
dalam makalah yang berjudul “perencanaan pembelajaran” ini akan dibahas hal-
hal yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian perencanaan dan efektivitas pembelajaran?
2. Apa fungsi perencanaan pembelajaran?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pembuatan perencanaan pembelajaran?
4. Apa saja yang termasuk Komponen Perencanaan Pembelajaran?
5. Bagaimanakah ciri – ciri efektifnya pembelajaran?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran
2. Mengetahui fungsi perencanaan pembelajaran
3. Mengetahui prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran
4. Mengetahui komponen Perencanaan Pembelajaran
5. Mengetahui ciri – ciri efektivnya pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Memahami definisi Perencanaan Pembelajaran dapat dikaji dari kata-kata
yang membangunnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa
perencanaan adalah proses, cara, perbuatan merencanakan (merancangkan),
sementara pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar.
Sementara Herbert Simon mendefinisikan perencanaan adalah sebuah
proses pemecahan masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan.
Bintoro Cokroamijoyo menyebut perencanaan adalah proses mempersiapkan
kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan utuk mencapai tujuan tertentu.
Sedang Hamzah B. Uno menjelaskan perencanaan sebagai suatu cara yang
memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan
berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi
sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pemecahan masalah
dengan mempersiapkan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Berkaitan dengan pengertian perencanaan pembelajaran, para ahli
memiliki pendapat berlainan meskipun memiliki tujuan yang sama, diantaranya
adalah: Branch yang mengartikan perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem
yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang
konsisten dan reliable. Ritchy memberi arti perencanaan pembelajaran sebagai
ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan
pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil
persoalan pokok. Sementara Smith & Ragan menyebut rencana pembelajaran
sebagai proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran
kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan
evaluasi.

3
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama, tidak hanya menitikberatkan pada
kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-
sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan
perilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pengembangan
perilaku dalam bidang kognitif adalah pengembangan kemampuan intelektual
siswa, misalnya kemampuan penambahan pemahaman, dan informasi agar
pengetahuan menjadi lebih baik.
Pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap
siswa terhadap bahan dan proses pembelajaran, maupun pengembangan sikap
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pengembangan perilaku
dalam bidang psikomotor adalah pengembangan kemampuan menggunakan otot
atau alat tertentu, maupun menggunakan potensi otak untuk memecahkan
permasalahan tertentu.
Dari pengertian perencanaan dan pembelajaran yang telah diuraikan di
atas, maka juga dapat disimpulkan pengertian dari perencanaan pembelajaran
adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang
sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta
rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan
tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil
dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang
dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa perencanaan
pembelajaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya
suatu perencanaan pembelajaran tidak disusun sembarangan tetapi dengan
mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, dan
segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung keberhasilan
proses pembelajaran.

4
2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Sehingga ketercapaian tujuan
merupakan fokus utama dalam perencanaan pembelajaran.
3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan pembelajaran dapat
berfungsi sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan.

B. Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam


pelaksanaan pembelajaran yang meliputi rumusan tentang apa yang akan
diajarkan pada siswa, bagaimana cara mengajarkannya, dan seberapa baik siswa
dapat menyerap semua bahan ajar ketika siswa telah menyelesaikan proses
pembelajarannya.
Perencanaan tersebut sangat penting bagi guru karena kalau tidak ada
perencanan yang baik, tidak hanya siswa yang akan tidak terarah dalam proses
belajarnya tapi guru juga tidak akan terkontrol, dan bisa salah arah dalam proses
belajar yang dikembangkannya pada siswa.
Berkaitan dengan fungsi perencanaan pembelajaran, mungkin pendapat
Oemar Hamalik bisa dijadikan sebagai acuan, yakni;
1. Memberi guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan pendidikan
sekolah, dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tersebut.
2.  Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya
terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan
adanya organisasi kurikuler yang baik, metode yang tepat dan hemat waktu.
4. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh
mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka.

5
5. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan
perkembangan profesionalnya.
6. Membantu guru memiliki perasaan percaya diri pada diri sendiri dan jaminan
atas diri sendiri.
7. Sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar
dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Sementara itu juga ada yang menjabarkan kegunaan atau fungsi
perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
a) Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat
memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang
ada sehingga akan dapat  meningkatkan dan memperbaiki program.
b) Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya
kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut
akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan secara
sistematis dan direncanakan dan diprogram secara utuh.
c) Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang
dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga
berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan
pembelajaran.  
d) Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap
orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal 
seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat
mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang
hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
e) Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan
apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program

6
yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat
menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil
yang akan diperoleh.
f) Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap
waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat
menghitung jam pelajaran efektif.
g) Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk
manusia yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja,
tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka
proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang.
h) Fungsi kontrol dan evaluatif
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui
perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat
diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan
kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.

C. Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan pengertian-pengertian perencanaan pembelajaran di atas


dapat ditarik suatu penegasan, bahwa perencanaan pembelajaran adalah sebagai
kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu
rencana, evaluasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah
ditetapkan.
Sementara dalam prakteknya, pengembangan perencanaan pembelajaran
harus memperhatikan prinsip-prinsip sehingga proses yang ditempuh dapat dapat
dilaksanakan secara efektif, diantara prinsip-prinsip tersebut adalah:

7
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas,
makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan- -
kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
2. Perencanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi
siswa
3. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaan
pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi yang telah
ditetapkan.
4. Perencanaaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh,
serta jelas pencapaiannya.
Lebih jauh Oemar Hamalik menyoroti hal-hal yang harus diperhatikan
dalam membuat perencanaan pembelajaran, yakni:
1. Rencana yang dibuat harus disesuaikan dengan tersedianya sumber- sumber.
2. Organisasi pembelajaran harus senantiasa memperhatikan situasi dan kondisi
masyarakat sekolah.
3. Guru selaku pengelola pembelajaran harus melakssiswaan tugas dan fungsinya
dengan penuh tanggung jawab.

D. Komponen Perencanaan Pembelajaran

Yang dimaksud dengan Perencanaan pembelajaran berdasarkan beberapa


pendapat, yakni;
1. Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan
merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran,
cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut,
materi/ bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan (R. Ibrahim
1993:2).
2. Perencanaan Pembelajaran sebagai pedoman mengajar bagi guru/ calon
guru dan pedoman belajar bagi siswa.

8
3. Perencanaan Pembelajaran merupakan acuan jelas, oprasional, sistematis
sebagai pedoman guru dan siswa dalam pembelajaran yang akan
dilakukan.
Perencanaan Pembelajaran mikro, yaitu membuat perencanaan atau
persiapan untuk setiap jenis keterampilan mengajar yang akan dilakukan.
Karakteristik Pembelajaran Mikro, setiap unsur perencanaan tersebut lebih
disederhanakan, dan ada penekanaan terhadap jenis keterampilan apa yang akan
dilatihkan.
Kesimpulan yang ditarik dari benang merah diatas, Perencanaan
Pembelajaran adalah proses memperoyeksikan dari setiap komponen
pembelajaran.

Pada dasarnya komponen perencanaan ada 3, antara lain;


1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu
harus dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar, karena dengan
perencanaan itu akan ditunjukkan tujuan yang harus dicapai (visi,misi dan
sasaran). Dengan kata lain, tujuan adalah arah yang mempersatukan kegiatan
pembangunan, tanpa adanya tujuan kegiatan pembelajaran/ pendidikan tidak akan
berarti dan tidak terkandali. Tujuan merupakan cita-cita (harapan) atau visi – misi
atau sasaran dan merupakan hal yang abolut dan tidak dapat ditawar lagi.
2. Bagaimana Perencanaan Itu Dimulai
Perencanaan harus dimulai dari titik yang pasti, dalam arti tidak dimulai
dari nol sama sekali, melainkan dimulai dari tingakat yang telah dicapai selama
ini. Disini mangindikasikan bahwa pendidikan itu bersifat continue, yang dalam
pelaksanaanya pun harus mengembangkan apa yang telah dicapai sebelumnya, tak
ubahnya dalam perencanaannya.
3. Cara Pencapain Tujuan
Merupakan alternatif cara atau upaya untuk mencapai tujuan dari titik
berangkat yang telah ditentukan itu. Upaya ini dapat saja berbentuk pendekatan,
kebijakan, juga strategi yang kemungkinannya sedikit banyak tergantung pada

9
kemamuan untuk memilih man yang paling tepat dan efektif untuk mencapai
tujuan tersebut.
Menurut Ralph W. Tyler (1975) komponen-komponen pembelajaran
tersebut meliputi empat unsur yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran, adalah suatu yang ingin dicapai dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu gambaran perubahan perilaku siswa ke arah yang
lebih positif, baik dari segi pengatahuan keterampilan dan sikap.
2. Isi Pembelajaran, merupakan isi atau bahan yang akan dipelajari siswa.
3. Kegiatan Pembelajaran.
4. Evaluasi, evaluasi juga berfungsi sebagai dasar diagnosis belajar siswa
yang dilanjutkan dengan bimbingan atau untuk pemberian pengayaan.

E. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah


ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana,
baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusahan melalui
aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang
maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Said, 1981:83).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas
adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur,
membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan,
dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional
khusus yang telah dicanangkan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika
tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih banyak tercapai.

a) Ciri-ciri Efektifitas

Menurut Harry Firman (1987) keefektifan program pembelajaran ditandai


dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang
telah ditetapkan.

10
2. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara
aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional.
3. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.
Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang digambarkan
diatas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat
prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana
penunjang.
Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah
mengikuti program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan
siswa, motivasi, respon, kerjasama, partisipasi aktif, tingkat kesulitan
padapenggunaan media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh
siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
Aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik
dan bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar
seperti ruang kelas, laboratorium, media pembelajaran dan buku-buku teks.
Sedangkan menurut Eggen dan Kauchak (dalam Bambang Triwarsita,
2008: 289) menyebutkan ciri pembelajaran yang efektif sebagai berikut:
1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep generalisasi berdasarkan
kesamaan-kesamaan yang ditemukan.
2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam
pelajaran.
3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.
4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
peserta didik dalam menganalisis informasi.
5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berpikir.

11
6. Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan
tujuan dan gaya pembelajaran guru.
Dengan memperhatikan ciri dari pembelajaran yang efektif, maka guru
harus membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa
merasa nyaman dalam belajar.

b) Kriteria Efektifitas

Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang


berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Kriteria
keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada :
1. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-
kurangnya 75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 60 dalam
peningkatan hasil belajar (Nurgana, 1985:63).
2. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa
apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah
pembelajaran (gain yang signifikan).
3. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan
motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi
untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama tidak hanya
menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan
siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Tujuan akhir dari proses ini adalah perubahan perilaku siswa.
Perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan
hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu,
yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan
sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi
dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan tersebut
adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Dalam melakukan perencanaan pembelajaran, harus juga memperhatian
prinsip-prinsip yang bisa menghantarkan pada sebuah tujuan. Dengan demikian,
hasil akhir dari proses pembelajaran akan menciptakan kualitas sumberdaya
manusia yang mumpuni.

B. Saran
Dari hasil yang telah diperoleh dari penulisan makalah ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Tingkatkan belajar kalian, karena kita adalah calon generasi guru yang
akan datang sehingga kita dapat mencetak generasi anak bangsa yang aktiv
dan kreatif.
2. Bagi pembaca makalah ini, ambillah pelajaran yang memang itu perlu bagi
kalian sehingga makalah ini bisa bermanfaat bagi calon guru seperti
kalian.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Trisna, Ega Rahayu. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani.


Alfabheta, cv. Bandung
 Susilo, Farid Agus. Peningkatan Efektivitas Pada Proses Pembelajara.
Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

14

Anda mungkin juga menyukai