Prodi: pai
Nim :202100023
Terry (Majid, 2006:16) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk dapat mencapai tujuan yang telah digariskan. Kesimpulan dari
pengertian perencanaan dan pembelajaran yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan
pengertian dari perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan
tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
Perlunya perencanaan pembelajaran agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran, upaya perbaikan
pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem. Hal ini disadari
bahwa dengan pendekatan sistem, akan memberikan peluang yang lebih besar dalam
mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar, termasuk keterkaitan antar variabel
pengajaran yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran.
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar. Rancangan
pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangnya.Apakah bersifat intuitif atau
bersifat ilmiah.Jika bersifat intuitif, rancngan pembelajaran tersebut banyak diwarnai oleh kehendak
perancangnya.Akan tetapi, jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah rancangan pembelajaran
tersebut diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuan pembelajaran.
4.Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan.Seseorang
belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan tahu perilaku belajar dapat ditata atau
dipengaruhi, tetapi tidakan atau perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik
siswa. Siswa yang lambat dalam berfikir, tidak mungkin dipaksa bertindak secara lambat.dalam hal ini
jika perencanaan pembelajaran tidak diacukan pada individu yang belajar seperti ini, maka besar
kemungkinan bahwa siswa yang lambat belajar akan makin tertinggal, dan yang cepat berfikir makin
maju pembelajarannya.
5.Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dan tujuan
pengiring dari pembelajaran.
Hasil pembelajaran mencakup hasil lngsung dan hasil tak langsung. Perancangan pembelajaran perlu
memilih hasil pembelajaran yang langsung dapat terukur setelah setelah selesai pelaksanaan
pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melaluui keseluruhan proses
pembelajaran, atau hasil pengiring. Perancang pembelajaran seringkali merasa kecewa dengan hasil
nyata yang dicapaiinya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bisa diamati setelah pembelajaran
berakhir terutama hasil pembelajaran yang termasuk pada ranah sikap.Padahal ketercapaian ranah
sikap biasanya terbentuk setelah secara kumulatif dan dalam waktu relatif lama terintegrasi
keseluruhan hasil langsung pembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
Sebagaimana disebutkan diatas, pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa dan perancangan
pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang
ditata dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya hasil
pembelajaran. Disamping itu, peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara terencana,
pelaksanaan evaluasi baik formatif maupun sumatif telah terencana, memberikan kemudahan siswa
untuk belajar.Dengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang dilakukan guru telah terencana, dan
guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran.Jika hal ini dilakukan dengan baik, sudah
tentu sasaran akhir dari pembelajaran adalah terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
Secara garis besar, perencanaan pembelajaran bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Sagala (2003)
bahwa: “Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga
mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan menemukan
pemecahan masalah pembelajaran.”
Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar,
metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar
bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang
diprogramkan”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa tujuan perencanaan itu memungkinkan guru
memilih metode mana yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai
tujuan yang telah dirumuskan. 2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran
a. Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan umpan balik
yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan
memperbaiki program.
b. Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang
dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram secara utuh. c. Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif dan efisien
untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang
dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
d. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik
guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen
perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil
yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
e. Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi
setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi
prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan
menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
f. Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang diperlukan untuk
menyampaikan bahanpelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran efektif.
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang utuh yang
tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan keterampilan.
Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang.
Selain yang di jabarkan di atas, Oemar Hamalik (2001) mengemukakan bahwa pada garis besarnya
perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai berikut:
a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilakssiswaan untuk mencapai tujuan itu.
c. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang
dipergunakan.
d. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-- minat siswa, dan
mendorong motivasi belajar.
e. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi
yang baik dan metoda yang tepat.
1.Program pengajaran
Program pengajaran adalah salah satu isi dari paket instruksi, program pengajaran dibuat dengan tujuan
agar dalam proses pembelajaran terarah dan sistematis tidak menyimpang dari pokok-pokok materi
yang akan disampaikan, sehingga tercapainya tujuan dari sasaran pendidikan khususnya dalam
penyampaian materi.
Proses pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu kegiatan intraksi antara guru dan murid dimana
akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar ( dimyati dan mudjiono, 2006 : 3 ). Proses
pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka
satuan waktu tertentu pula ( hamalik, 2006 : 162 ).
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
sebagai suatu proses intraksi antara guru dan murid dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka
waktu tertentu.
Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalm situasi
ini, terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan yaitu ; tujuan pembelajaran, siswa yang belajar,
guru yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode pembelajaran, alat bantu mengajar, prosedur
penilaian, dan situasi pengajaran.Dalam proses pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara
dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para siswa/peserta didik untuk
mencapai tujuan pengajaran.
Tapi karena pelaksanaan pembelajaran itu tentu saja sangat spesifik dipengaruhi oleh berbagai hal :
Semua faktor-faktor di atas akan mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran secara detail. Untuk
menganalisis detail pelaksanaan pembelajaran harus diperhatikan :
· Pola pembelajaran
Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar
mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif
dan psikomotorik.Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil
belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan
pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya
bahan pelajaran. Hasil juga bisa diartikan adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat
evaluasi guru.Hasil belajar dapdapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak
tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa
Dalam perencanaan pembelajaran tentu hal itu memiliki ruang lingkup. Secara umum ruang lingkup
rencana pembelajaran meliputi: Program pengajaran, proses pelaksanaan pengajaran dan hasil belajar
yang akan dicapai.