Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

Disusun oleh:
Dinda Putri Hariyanti K7718024

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2020
Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang


apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu
perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis
kebutuhan serat dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ely (1979), mengatakan
bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu proses dan cara berfikir yang
dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan.

Pemebelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antar guru dan
siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti, minat, bakat dan kemampuan
dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri
siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai
tujuan belajar tertentu.

Lukmanul Hakim (2009: 238) mengemukakan bahwa “Perencanaan


pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan
dalam kelas untuk mencapai tujuan.” Stenhouse (dalam Lukmanul Hakiim, 2009:
1) berpendapat bahwa perencanaan pembelajaran merupakan suatu ide dari orang
yang merancangnya, tentang bentuk-bentuk pelaksanaan proses pembelajaran yang
akan dilaksanakan.

Branch (dalam Syamri, 2010) berpendapat bahwa perencana pembelajaran


adalah suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan
dengan cara yang konsisten dan reliable.

Ritchy (dalam Syamri, 2010) berpendapat bahwa perencana pembelajaran


adalah ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi
dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan
kecil persoalan pokok.

Smith & Ragan (dalam Syamri, 2010) berpendapat bahwa perencana


pembelajaran adalah roses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan
pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran. Zook
(dalam Syamri, 2010) berpendapat bahwa perencana pembelajaran adalah roses
berfikir sistematis untuk membantu pelajar memahami (belajar).

Dari defenisi diatas perencanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang


direncanakan dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar atau
pembelajaran untuk mengembangkan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan
fasilitas pendidikan guna pencapaian tujuan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran merupakan sebuah rancangan atau persiapan yang dibuat oleh guru
tentang pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

B. Tujuan Perencanaan Pembelajaran


Upaya membuat perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai
perbaikan pembelajaran. Melalui perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh perancang pembelajaran.
dalam mendesain pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang segera bisa
diukur pencapaiannya (hasil langsung) dan hasil pembelajaran yang terbentuk
secara kumulatif yang merupakan urunan dari sejumlah peristiwa pembelajaran
(hasil pengiring). Secara umum pendekatan sistem terdiri atas analisis, desain,
pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran mencakup
seluruh proses yang dilaksanakan pada pendekatan sistem. Teori belajar, teori
evaluasi, teori pembelajaran merupakan teori-teori yang melandasi perencanaan
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Gagne dan Briggs (1979) bahwa
asumsi dasar perencanaan pembelajaran, yaitu:
1. harus bertujuan untuk membantu seorang belajar,
2. mencakup jangka panjang dan jangka pendek,
3. sistem pembelajaran yang dirancang secara sistematik dapat mempengaruhi
perkembangan seseorang,
4. sistem pembelajaran harus dilaksanakan berdasarkan pendekatan sistem,
5. perlu didasarkan atas pengetahuan bagaimana manusia belajar.

Inti utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan,


penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran.Pemilihan metode
pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran.
Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya dan apa hasil
pembelajaran yang diinginkan. Setelah bagaimana kondisi itu, baru penetapan dan
pengembangan metode pembelajaran dilakukan. Dalam menentukan metode
pembelajaran ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dan semua
kondisi,
2. metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan
konsisten pada hasil pembelajaran, dan
3. kondisi pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil
pembelajaran.

C. Prinsip Perencanaan Pembelajaran


Adapaun prinsip-prinsip dari pembelajaran yang dikemukakan oleh Nana dan
Sukirman (2008), antara lain:
1. Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang oleh guru
termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan
dan pembelajaran, harus benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara
keilmuan.
2. Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan
sistematikanya atau urutan penyajianya.
3. Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus
maupun perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, antara unsur
yang satu dengan unsur yang lainnya harus saling terkait, mempengaruhi,
menentukan dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan atau
kompetensi.
4. Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar.
Indikator, materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem
penilaian.
5. Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajar
dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajaran sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan
ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang
terjadi.
7. Fleksibel yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana pelaksanaan
pembelajaran harus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik,
serta dinamika perubahan yang terjadi yang di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan pembelajaran harus
mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

D. Komponen Pembelajaran
1. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang pertama
dalam perencanaan pembelajaran. Dalam merencanakan pembelajaran, tujuan
harusjelas,karenadengan tujuan yang jelas, guru dapat memproyeksikan hasil be
lajar yang harus dicapai anak setelah ia belajar.
2. Isi (materi pembelajaran)
Materi pelajaran pada intinya merupakan pesan yang harus disampaikan ke
pada siswa. Atau dengan kata lain disebut sebagai bahan belajar. Bahan yang
akan diajarkan harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
3. Kegiatan Pembelajaran (Kegiatan Belajar Mengajar)
Dalam merancang kegiatan pembelajaran guru harus mengidentifikasi apa yang
akan dipelajari oleh setiap anak dan bagaimana mempelajarinya. Komponen
dalam kegiatan pembelajaran menggambarkan proyeksi kegiatan yang harus
dilakukan anak dan kegiatan apa yang dilakukan guru dalam memfasilitasi
belajar anak.
4. Metode Pembelajaran
 Metode bercerita: cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau memberikan
penjelasan kepada anak secara lisan.
 Metode bercakap-cakap: kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara
anak dengan guruatau antara anak dengan anak lainnnya.
 Metode tanya jawab: dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan
kepada anak.
 Metode demonstrasi: dilakukan dengan cara mempertunjukkan atau
memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan.
5. Penilaian
Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi
secara sistematis, berkala dan berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan
hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak.

E. Jenis-Jenis Perencanaan Pembelajaran


1. Model Performance Based Teacher Education (PBTE)
Model perencanaan pembelajaran PBTE merupakan pengembangan
program pembelajaran yang dilaksanakan dengan pendekatan sistemik.
Pendekatan ini mempertimbangkan semua faktor dan komponenkomponen yang
ada sehingga pelaksanaan program akan berjalan secara efisien dan efektif
(Hamalik, 2002:59). Langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan
pembelajaran model PBTE ini dijelaskan oleh Hamalik (2002:59) sebagai
berikut:
a. Merumuskan asumsi-asumsi secara jelas, eksplisit, dan khusus.
b. Mengidentifikasi kompetensi.
c. Merumuskan tujuan-tujuan secara deskriptif.
d. Menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessement.
e. Pengelompokkan dan penyusunan tujuan-tujuan pelajaran berdasarkan urutan
psikologis untuk mencapai maksud-maksud instruksional.
f. Mendesain strategi instruksional.
g. Mengorganisasi sistem pengelolaan kelas.
h. Mencobakan program.
i. Menilai desain instruksional.
j. Memperbaiki kembali program

2. Model Dick, Carey & Carey


Model perencanaan pembelajaranDick, Carey & Carey memiliki
komponen dengan urutan-urutan tahapan-tahapan sistematis yang lengkap mulai
dari analisis, desain sampai evaluasi sehingga rancangan pembelajaran yang
dihasilkan merupakan upaya optimal yang sengaja di desain. Namun demikian
model ini memiliki keterbatasan karena merupakan sistem kerja yang melibatkan
pembiayaan dan waktu yang relatif lebih, di samping itu memerlukan tim
pengembang yang terdiri dari expert di bidang materi, desain, media, grafis dan
bahasa dan juga peserta didik baik dalam uji one-to-one evaluasi, small group
maupun field trial. Langkah-langkah dari model perencanaan pembelajaranDick,
Carey & Carey (2009:1) sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
b. Melaksanakan analisis instruksional
c. Menganalisis karakteristik peserta didik dan konteks pembelajaran.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
e. Mengembangkan instrumen pembelajaran.
f. Mengembangkan strategi pembelajaran.
g. Mengembangkan dan memilih bahan ajar.
h. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif.
i. Melakukan revisi terhadap program pembelajaran.
j. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.

3. Model Perencanaan Pembelajaran Sistemis


Langkah-langkah model perencanaan pembelajaran sistemis terdiri dari
sebagai berikut:
a. Identifikasi tugas-tugas.
b. Analisis tugas.
c. Penetapan kemampuan.
d. Spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
e. Identifikasi kebutuhan pembelajaran.
f. Perumusan tujuan.
g. Kriteria keberhasilan program.
h. Organisasi sumber-sumber belajar.
i. Pemilihan strategi pembelajaran.
j. Uji lapangan program.
k. Pengukuran reliabilitas program.
l. Perbaikan dan penyesuaian program.
m. Pelaksanaan program.
n. Monitoring program.
4. Model Perencanaan Pembelajaran Davis
Model perencanaan pembelajaran Davies terdiri dari lima tahapan yang
harus dilakukan sedemikian rupa dan semuanya bagaikan komponen-komponen
sistem yang terpadu secara menyeluruh. Kelima tahapan tersebut adalah:
a. penetapan status sistem pembelajaran,
b. perumusan tujuan pembelajaran,
c. perencanaan dan pelaksanaan evaluasi,
d. pendeskripsian dan pengkajian tugas, dan
e. pelaksanaan prinsip-prinsip belajar (Hamalik, 2002:66).

5. Model DSI-PK
Model desain sistem instruksional berorientasi pencapaian kompetensi
(DSI-PK) dikembangkan oleh Wina Sanjaya. Model DSI-PK adalah gambaran
proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai
proses maupun pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya
pencapaian kompetensi (Sanjaya, 2013:85).
Prosedur pengembangan DSI-PK terdiri dari tiga bagian penting sebagai
berikut:
a. Analisis kebutuhan.
b. Pengembangan.
c. Pengembangan alat evaluasi.

6. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model untuk suatu kegiatan
pembelajaran atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Smaldino,
Lowther dan Russel, model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
a. Analyze Learners,
b. States Standard Objectives,
c. Select Strategies, Technology, Media, and Material,
d. Utilize Technology, Media and Materials,
e. Require Learner participation,
f. Evaluate and Revise (Smaldino dkk, 2008:86).
Daftar Pustaka

Nasution ,Wahyudin Nur. (2017). Perencanaan Pembelajaran: Pengertian, Tujuan Dan


Prosedur. ITTIHAD. I(2).
Suryadi R. A. dan Mushlih A. (2019). Desain dan Perencanaan Pembelajaran.
Yogyakarta: CV Budi Utama
Djoehaeni, Heny. (2015). Komponen Perencanaan Pembelajaran. Jakarta
Buku Perencanaan Pembelajaran karya Dr. Rusydi Ananda, M.Pd (Jenis-jenis model
perencanaan pembelajaran).

Anda mungkin juga menyukai