a. Tujuan pembelajaran
- Tujuan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi yang bersifat operasional yang ditargetkan
atau dicapai oleh murid dalam RPP. Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis,
yaitu: tujuan pembelajaran pada aspek sikap (meskipun bukan suatu keharusan), tujuan pembelajaran
pada sapek pengetahuan, dan tujuan pembelajaran pada aspek keterampilan. Ketiga klasifikasi ini
lingkupnya sama dengan klasifikasi pada standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi
dasar. (Fauza 2020)
Tujuan pembelajaran adalah guru membantu muridnya belajar agar mencapai hasil yang diterapkan
bisa tercapai dalam suatu pengajaran atau pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan.
(ibrahim 2014)
b. Manfaat rancana pembelajaran
- Melalui perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilakukan oleh perancang pembelajaran. Perbaikan mutu pembelajaran haruslah diawali dari perbaikan
perencanaan pembelajaran. (nasution 2017)
- Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat
untung-untungan.
- Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Seorang perencana yang baik akan dapat memprediksi
kesulitan apa yang akan dihadapi oleh siswa dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Dengan
perencanaan yang matang guru akan dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
timbul.
- Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring dengan perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak sekali sumber-sumber belajar yang mengandung
berbagai informasi, sehingga siswa akan dihadapkan pada kesulitan memilih sumber belajar yang
dianggap cocok dengan tujuan pembelajaran.
- Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis artinya, proses
pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan
terorganisir. (Sri Putrianingsih 2021)
- Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis artinya proses
pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan
terorganisir. Dengan demikian untuk dapat menggunakan waktu seefektif mungkin untuk keberhasilan
proses pembelajaran. Mengapa demikian? Sebab melalui perencanaan yang matang maka guru akan
bekerja setahap demi tahap untuk menuju perubahan yang diinginkan sesuai dengan tujuan (Sanjaya,
2013:33). (ananda 2018)
c. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi
pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut Subject Centered Teaching, keberhasilan
suatu proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa banyak murid dapat menguasai materi kurikulum.
Dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks)
yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai murid
dan digunakan dalam proses pembelajaran (Prastowo, 2017). (Fauza 2020)
d. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara, teknik yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada murid dalam proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
hendak pula memperhatikan metode apa yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi
kepada murid, karena dengan menggunakan metode yang tepat dan akurat maka tujuan dan sasaran yang
telah kita rancang dapat mudah terlaksana.
Istilah metodologi perlu dipahami lebih lanjut, secar harfiah kata metodologi berasal dari bahasa
Yunani yang terdiri dari kata ”mefha” dan ”hodos”. Kata ”mefha” yang berarti melalui, sedangkan
”hodos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi metodologi pendidikan adalah jalan yang kita lalui untuk
memberi pemahaman atau pengertian kepada anak didik, atau segala macam pelajaran yang diberikan.
Berikut ini beberapa metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran, sebagai berikut.
1. Metode Ceramah Metode ceramah merupakan cara penyampaian materi ilmu pengetahuan dan
agama kepada anak didik yang dilakukan secara lisan. Yang perlu diperhatikan, hendaknya ceramah
mudah dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (anak didik) untuk melakukan hal-hal yang baik
dan benar dari isi ceramah yang disampaikan.
2. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan metode yang diterapkan oleh pendidik/guru
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik untuk dijawab. Metode ini
dimaksudkan agar dapat merangsang siswa untuk berpikir dan membimbingnya dalam mencapai
kebenaran pengetahuan.
3. Metode Tulisan Metode tulisan merupakan metode mendidik dengan huruf atau simbol apapun.
Metode tulisan ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan jembatan untuk mengetahui
segala sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui.
4. Metode Diskusi Metode diskusi merupakan salah satu metode pengajaran yang mendidik dalam
mengupayakan mencari dan memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang anak atau lebih lebih
yang masingmasing menjuahkan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
5. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) Metode pemecahan masalah (Problem Solving)
merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memerhatikan,
menelaah, dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai
upaya memecahkan masalah.
6. Metode Kisah Metode kisah merupakan salah satu metode yang memberikan kesan dalam pada
jiwa seseorang (anak didik), sehingga dapat meubah hati nuraninya dan berupaya melakukan hal-hal
yang baik dan menjauhkan dari perbuatan yang buruk sebagai dampak dari kisah-kisah itu, apalagi
penyampaian kisah-kisah tersebut dilakukan dengan cara yang menyentuh hati.
7. Metode Perumpamaan Metode perumpamaan merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengungkapkan suatu sikap dan hakikat realitas sesuatu. Perumpamaan dapat dilakukan dengan
menstabilkan sesuatu, seperti mengumpamakan sesuatu yang rasional abstrak atau sesuatu yang bisa
diindrakan. (ibrahim 2014)
e. langkah langkah pembelajaran
Setelah melakukan perencanaan tujuan, materi, dan metode yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran selanjutnya membuat langkah-langkah interaksi selama proses pembelajaran. Apakah
hanya menggunakan interaksi yang terbatas seperti pembelajaran di dalam laboratorium, atau
menggunakan interaksi dua arah seperti ketika melakukan pembelajaran di kelas yang melibatkan murid
dan guru aktif selama pembelajaran berlangsung. (Fauza 2020)
f. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi adalah salah satu komponen yang memiliki peran yang sangat penting dalam suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran. Melalui evaluasi bukan saja guru dapat mengumpulkan informasi
tentang berbagai kelemahan dalam proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk perbaikan kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Kemudian berkaitan dengan perencanaan pembelajaran yang telah dilakukan
evaluasi dapat menjadi tolok ukur tercapai atau tidaknya hasil pembelajaran berdasarkan tujuan yang
telah dirancang di awal dan menjadi penilaian terhadap perencanaan.
Secara etimologi "evaluasi" berasal dan bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar kata value yang
berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut alqiamah atau altaqdir’ yang bermakna
penilaian (evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi pendidikan dalam bahasa Arab sering disebut
dengan al-taqdir altarbiyah yang diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian
mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Secara terminologi, beberapa ahli
memberikan pendapat tentang pengertian evaluasi diantaranya: Edwind dalam Ramayulis mengatakan
bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu
(Ramayulis, 2002).
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan
sadar oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh kepastian mengenai keberhasilan belajar siswa dan
memberikan masukan kepada guru mengenai apa yang dia lakukan dalam kegiatan pengajaran. Dengan
kata lain, evaluasi yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk mengetahui bahan bahan pelajaran yang
disampaikan apakah sudah dikuasi oleh siswa ataukah belum. Selain itu, apakah kegiatan pegajaran
yang dilaksanakannya itu sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum. Menurut Sudirman N,
dkk, bahwa tujuan penilaian dalam proses pembelajaran adalah:
1. Mengambil keputusan tentang hasil belajar.
2. Memahami siswa
3. Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran (Ina Magdalena 2010)
Oleh karena itu, perencanaan sebagai langkah pertama dalam kegiatan pembelajaran, ia menempati
posisi yang sangat penting dan sangat menentukan. Adapun urgensi perencanaan pembelajaran adalah
untuk:
a. Menunjukkan arah kegiatan pembelajaran.
b. Memperkirakan apa yang akan terjadi dalam pembelajaran.
c. Menentukan cara terbaik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d. Menentukan skala prioritas pembelajaran.
e. Menentukan alat pengukur atau standar pembelajaran.
f. Mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja, sasaran, dan
kegiatan usaha yang dilakukan dalam pembelajaran.Adapun manfaat dalam pembuatan perencanaan
pembelajaran, di antaranya:
a) Sebagai petujuk arah kegiatan dalam mencapai sasaran tujuan pembelajaran.
b) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran.
c) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid.
d) Sebagai alat mengukur efektif tidaknya suatu program pembelajaran.
e) Sebagai bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja dalam proses
pengimplementasian suatu program pembelajaran. f) Dapat dipikirkan segala macam hal yang
berkaitan masalah efisiensi dari penggunaan waktu, tenaga, pembiayaan, serta fasilitas pendukung
yang digunakan lainnya dalam menjalankan suatu program pembelajaran (Marwiyah, dkk., 2018).
(Fauza 2020)
DAFTAR PUSTAKA