Dosen pengampu :
Disusun oleh :
2024
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah- langkah
tertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan ini
dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Setiap perencanaan selalu
berkenaan dengan proyeksi atau perkiraan mengenai apa yang akan dilakukan.
Demikian halnya dalam perencanaan pembelajaran, di dalamnya harus dilakukan proses
memperkirakan (memproyeksikan) mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada
waktu melaksanakan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan
secara efektif. Mengingat pelaksanaan pembelajaran adalah mengkoordinasi unsur-
unsur (komponen) pembelajaran, maka isi perencanaan pun pada hakekatnya mengatur
dan menetapkan unsur-unsur tersebut. Unsur yang dimaksud antara lain tujuan, bahan
atau isi, metode, dan alat, serta evaluasi/penilaian.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh rencana yang dibuat
guru, oleh karena itu, komponen-komponen dalam perencanaan pembelajaran harus
disusun atau dikembangkan secara sistematis dan sistemik. Dalam membuat
perencanaan pembelajaran ini guru harus berorientasi pada kurikulum yang berlaku.
Banyak guru yang membuat perencanaan pembelajaran hanya sekedar untuk memenuhi
persyaratan administrasi belaka. Namun, guru yang seperti itu sebenarnya bukanlah
guru yang diharapkan. Dengan merencanakan terlebih dahulu apa yang akan diajarkan
kepada para siswa, sebenarnya kita sudah mempunyai itikad baik yaitu mengharapkan
proses belajar-mengajar berjalan secara terarah, jelas tujuannya, demi memperoleh hasil
yang maksimal.
Dalam bahan belajar mandiri (BBM) ini, Anda akan mempelajari hal-hal fundamental
secara teoritis dan hal-hal praktis operasional yang harus diperhatikan dalam
merencanakan suatu kegiatan pembelajaran. Hal-hal tersebut sangat penting untuk Anda
pahami dan Anda kuasai sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif tentang
teori dan praktek perencanaan pembelajaran pendidikan dasar yang akan sangat
bermanfaat bagi peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran pendidikan dasar.
Kegiatan perencanaan pembelajaran ini merupakan bagian yang sangat penting yang
akan menjadi ukuran berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah proses, cara,
perbuatan
merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Jadi, perencanaan pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses pemecahan masalah dengan mempersiapkan secara
sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Penetapan Tujuan Pembelajaran: Menetapkan tujuan yang jelas dan terukur yang ingin dicapai oleh
siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
3. Pemilihan Metode Pembelajaran: Memilih strategi, teknik, dan pendekatan pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan materi pembelajaran.
4. Perancangan Materi Pembelajaran: Membuat atau memilih materi pembelajaran yang relevan,
menarik, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran yang rinci dan terstruktur membantu memastikan bahwa pembelajaran
berlangsung secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
1. Mengarahkan Pembelajaran: Menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik membantu mengarahkan
proses pembelajaran agar fokus pada pencapaian hasil yang diinginkan.
5. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran: Proses perencanaan yang rinci memungkinkan guru untuk
merancang pengalaman pembelajaran yang menarik, bermakna, dan relevan bagi siswa, sehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.
8. Mendorong Refleksi dan Penyempurnaan: Proses perencanaan yang melibatkan evaluasi dan
refleksi membantu guru untuk terus belajar dan meningkatkan praktik pembelajaran mereka di masa
depan.
Perencanaan pembelajaran rinci adalah proses yang terstruktur dan sistematis untuk merencanakan setiap aspek
dari pembelajaran. Ini melibatkan:
1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran: Menetapkan tujuan yang jelas dan terukur yang ingin dicapai oleh siswa.
2. Pemilihan Metode Pembelajaran: Memilih strategi, teknik, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa.
3. Perancangan Materi Pembelajaran: Membuat atau memilih materi pembelajaran yang relevan, menarik, dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4. Penyusunan Rencana Pembelajaran: Menyusun rencana pembelajaran yang mencakup urutan kegiatan,
alokasi waktu, dan pengaturan sumber daya yang diperlukan.
5. Pengembangan Evaluasi: Merancang instrumen evaluasi untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran
dan mendapatkan umpan balik tentang efektivitas pembelajaran.
6. Implementasi Pembelajaran: Melaksanakan rencana pembelajaran dengan memanfaatkan metode, materi, dan
sumber daya yang telah dipersiapkan.
7. Evaluasi dan Penyempurnaan: Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran, mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan, serta melakukan perbaikan untuk perencanaan pembelajaran di masa depan.
Perencanaan pembelajaran yang rinci memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pembelajaran telah
dipertimbangkan dengan baik, sehingga menciptakan pengalaman pembelajaran yang efektif dan efisien bagi
siswa.
2. Berorientasi pada kurikulum yang berlaku: Perencanaan yang dibuat oleh guru
seperti dalam bentuk silahus maupun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembalajaran
harus disusun dan dikembangkan berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil dengan
optimal. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut
senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besarnya,
perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Sagala
(2003) bahwa:
siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan demikian betapa
pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar
pembelajaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaiman yang tertuang dalam
kurikulum.
Disamping pendapat tentang tujuan perencanaan di atas, terdapat juga beberapa fungsi
perencanaan seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001) bahwa pada garis
besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai berikut:
1) Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah
dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakssiswaan untuk mencapai
tujuan itu.
Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka secara hakiki tujuan yang paling
mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk
bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, sedangkan fungsi dari perencanaan adalah:
1) Mengorganisasikandanmengakomodasikankebutuhansiswasecaraspesifik.
2) Membantugurudalammemetakantujuanyanghendakdicapai
3) Membantu guru, dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam
mengajar