Anda di halaman 1dari 7

A. Pengertian Konsep Perencanaan Pembelajaran Perencanaan bermakna sangat kompleks.

Perencanaan didefinisikan

dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat, serta latar belakanag
apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Diantara beberapa definisi
tersebut dirumuskan sebagai berikut:

1. Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu
yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana.

2. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan
secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan
dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas

berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut mencakup
pendidik, peserta didik, materi, metode, dan evaluasi.1 Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan

oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain
pembelajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Sampai saat ini riset tentang perencanaan pembelajaran masih jarang,

tetapi beberapa konsep dapat membantu guru dalam meningkatkan efektifitas pembuatan
perencanaan pengajaran. Konsep tersebut mengandung dua pemikiran utama, yaitu proses
pengambilan keputusan dan pengetahuan profesional tentang proses pengajaran. Keputusan yang
diambil oleh guru bisa bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai pada tingkat yang
komplek.

Berdasarkan uraian diatas, konsep perencanaan pembelajaran dapat

dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu: 1. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah
suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah
laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.3

2. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah subuah susunan dari sumber-sumber dan
prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui
proses yang sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada sistem perencanaan
itu.

3. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang
senantiasa memperhentikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan
implementasinya terhadap strategi tersebut.

4. Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari
pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas
pembelajaran terhadap unitunit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan
segala tingkatan kompleksitasnya.4
5. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah mengembangkan pengajaran secara
sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk
menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses
belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya
melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik.

6. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan
memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan
perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan
sains dan dilaksanakan secara sistematik.

Beberapa definisi perencanaan pembelajaran menurut para ahli, antara

lain sebagai berikut: 1. Definisi yang dikemukakan oleh Guruge (1972) bahwa: “A simple definision of
educational planning is the process of preparing decisions for action in the future in the field of
educational development is the funtion of educational planning”. Dengan demikian menurut Guruge
bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam
bidang pembangunan pendidikan adalah tugas perencanaan pendidikan

2. Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Albert Waterston bahwa: “Functional planning
involves the application of a rational system of choices among feasibel cources of educational
invesment and the other development actions based on a consideration of economic and social cost
and benefits”. Atau dengan kata lain bahwa perencanaan pembelajaran adalah investasi pendidikan
yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan
ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.

3. Menurut Coombs (1982) bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu penerapan yang rasional
dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih
efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai

proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode pembelajaran,
dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, yaitu:5 1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi 2. Perencanaan pengajaran
sebagai suatu sistem 3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah 4. Perencanaan pengajaran sebagai
sains (science) 5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses 6. Perencanaan pengajaran
sebagai sebuah realitas 6

Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program pengajaran
harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan
program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi
pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum
khususnya silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran,
namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan hal
penting jangan sampai diabaikan.

B. Dimensi-Dimensi Pengajaran7 Dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan


dan

sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Pertimbangan
terhadap dimensi-dimensi itu memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang menalar
dan efesien, yakni: 1. Signifikan8 Tingkat signifikansi tergantung apada tujuan pendidikan yang
diajukan dana signifikansi dapat ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibangun selama
proses pembelajaran.

2. Fleksibilitas Maksudnya adalah bahwa perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan


realistis baik yang berkaitan dan biaya maupun pengimplementasiannya.

3. Relevansi Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan


penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan
spesifik secara optimal.

4. Kepastian Konsep kepastian diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.

5. Ketelitian 9 Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun
dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secra sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi
antar berbagai komponen.

6. Adaptabilitas Perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari


informasi sebagai umpan balik.

7. Waktu

Faktor yang berkaitan dengan waktu yang cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam
memprediksi masa depan, juga validasi dan readibilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk
menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.

8. Monitoring atau pemantauan10 Monitoring merupakan mengembangkan criteria untuk menjamin


bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif.

9. Isi perencanaan Isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan direncanakan.

Perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat:11

a. Tujuan apa yang diinginkan atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-
layanan pendukungnya.

b. Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan
pendukungnya.

c. Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku,


kompetensi, maupun kepuasan mereka.

d. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan penerimaan. e. Bangunan fisik mencakup tentang
cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan pengembangan psikologis.

f. Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi dan
pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.

g. Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
pengajaran. Hal ini menunjukkan bahwa guru harus mempersiapkan perangkat yang

harus dilaksanakan dalam merencanakan program. Hidayat (1990) mengemukakan bahwa perangkat
yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain:

1. Memahami kurikulum 11
2. Menguasai bahan ajar
3. Menyusun program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Dalam pembelajaran berbasis kompetensi perlu ditentukan standar kompetensi yang harus
dikuasai siswa. Komponen materi pokok pembelajaran berbasis kompetensi meliputi:
1. Kompetensi yang akan dicapai
2. Strategi penyampaian untuk mencapai kompetensi
3. System evaluasi atau penilaian yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa
dalam mencapai kompetensi.
Komponen minimal pembelajaran berbasis kompetensi adalah:
1. Pemilihan dan perumusan kompetensi yang tepat
2. Spesifikasi indikator penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi
3. Pengembangan sistem pencapaian yang fungsional dan relevan dengan kompetensi dan
sistem penilai
a. Karakteristik Perencanaan Pendidikan
Karakteristik perencanaan pendidikan ditentukan oleh konsep dan
pemahaman tentang pembelajaran. Pembelajaran mempunyai ciri unik dalam kaitanya
dengan pembangunan nasional dan mempunyai ciri khas karena yang menjadi muara
garapannya adalah manusia. Dengan mempertimbangkan ciri-ciri pembelajaran dalam
perannya dalam proses pembangunan,maka perencanaan pembelajaran, mempunyai ciri-ciri
seperti antara lain :
1. Perencanaan pembelajaran harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi, karena
pembelajaran itu membangun manusia yang harus mampu membangun dirinya dan
masyarakatnya.
2. Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan untuk memngembangkan
segala potensi pesrta didik se-optimal mungkin.
3. Perencanaan pembelajaran harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap peserta
didik.
4. Perencanaan pembelajaran harus komprehensip dan sistematis dalam arti tidak praktikal
atau segmentaris tapi menyeluruh dan terpadu serta
di susun secara logis dan rasional serta mencakup berbagai jalur, jenis dan jenjang
pendidikan.
5. Perencanaan pembelajaran harus diorientasi pada pembangunan, dalam arti bahwa
program pendidikan haruslah ditujukan untuk membantu mempersiapakan man power
(SDM) yang dibutuhkan oleh berbagai sektor pembangunan.
6. Perencanaan pembelajaran harus dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitanya
dengan berbagai komponen pendidikan secara sistematis.
7. Perencanaan pembelajaran harus menggunakan resources secermat mungkin karena
resources yang tersedia adalah langka.
8. Perencanaan pembelajaran haruslah berorientasi kepada masa datang, karena
pembelajaran adalah proses jangka panjang dan jauh menghadapi masa depan.
9. Perencanaan pembelajaran haruslah kenyal dan responsif terhadap kebutuhan yang
berkembang di masyarakat, tidak setatis tapi dinamis.
10. Perencanan pembelajaran haruslah merupakan sarana untuk mengembangkan inovasi
pendidikan hingga pembaharuan terus menerus berlangsung.
C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
1. Tujuan : Menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan
penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar
bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang
diprogramkan.
2. Fungsi :
a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Guru memperjelas pemikiran tentang pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan
pendidikan.
c. keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang
dipergunakan.
d. Kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar Membantu guru dalam rangka
mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat siswa, dan mendorong motivasi belajar
e. Mengurangi dengan adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
f. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-
bahan yang up to date kepada siswa.
a. Dasar Perlunya Perencanana Pembelajaran
Perlunya perencanana pembelajaran sebagiamana disebutkan diatas,
dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya perebaikan pembelajaran
ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara
perseorangan.
5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran,
dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari
pembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk
belajar.
7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang
optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran:
1. Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua
kondisi.
2. Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsistensi
pada hasil pembelajaran.
3. Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.
b. Manfaat Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran memainkan peran
penting dalam memandu
guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar
siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum
proses pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa manfaat perencanaan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlibat dalam kegiatan.
4. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
5. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
6. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
7. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya. Sedangkan penerapan konsep
dan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan bermanfaat untuk:
1. Menghindari duplikasi dalam memberikan materi pelajaran. Dengan menyajikan
materi pelajaran yang benar-benar relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai,
dapat dihindari terjadinya duplikasi dan pemberian materi pelajaran yang terlalu
banyak.
2. Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai mengajarkan suatu mata
pelajaran. Dengan kompetensi yang telah ditentukan secara tertulis, siapapun yang
mengajarkan mata pelajaran tertentu.
3. Meningkatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan
kesempurnaan siswa.
4. Membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi. Pelaksanaan akreditasi akan
lebih dipermudah dengan menggunakan tolok ukur standar kompetensi.
5. Memperbarui sistem evaluasi dan laporan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran
berbasis kompetensi, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasar
pencapaian kompetensi atau subkompetensi tertentu, bukan didasarkan atas
perbandingan dengan hasil belajar siswa yang lain.
6. Memperjelas komunikasi dengan siswa tentang tugas, kegiatan, atau pengalaman
belajar yang harus dilakukan, dan cara yang digunakan untuk menentukan
keberhasilan belajarnya.
7. Meningkatkan akuntabilitas publik. Kompetensi yang telah disusun, divalidasikan,
dan dikomunikasikan kepada publik, sehingga dapat digunakan untuk
mempertanggung-jawabkan kegiatan pembelajaran kepada publik.
8. Memperbaiki sistem sertifikasi. Dengan perumusan kompetensi yang lebih spesifik
dan terperinci, sekolah/madrasah dapat mengeluarkan sertifikat atau transkrip
yang menyatakan jenis dan aspek kompetensi yang dicapai.
c. Jenis-jenis Perencanaan
1. Silabus
Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara
sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk
memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar.
2. Standar Kompetensi Merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh
peserta didik dalam suatu bidang pengembangan.
3. Kompetensi Dasar Merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui,
disikapi dan dilakukan peserta didik.
4. Hasil Belajar Merupakan pernyataan kemampuan peserta didik yang diharapkan
dalam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud.
5. Indikator Merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik dan operasional yang
dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.
6. Perencanaan Semester Merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi
jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan
indikator yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan
untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2.
7. Perencanaan Mingguan Disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM).
SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi
kegiatankegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam
satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema.
8. Perencanaan Harian Disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH
merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat
kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual,
kelompok, maupun klasikal dalam satu hari.
Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan
dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, misalnya
berdoa/mengucap salam, membicarakan tema atau subtema, dan sebagainya.
Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian,
kemampuan, sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan
yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen
sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak, serta
kegiatan yang dapat meningkatkan pengertianpengertian, konsentrasi dan
mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik.
Istirahat/Makan merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi
kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan
kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci
tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah
kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan bermain dengan alat permainan
di luar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan
bersosialisasi Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan
secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan pada kegiatan akhir, misalnya
membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita.

Anda mungkin juga menyukai