DAN MACAM-MACAMNYA
Huruf atau tulisan adalah salah satu sarana untuk menyatakan
kehendak, cipta dan rasa. Ketika orang orang belum mengenal alat-alat komunikasi
modern seperti telepon, internet, dan lainnya mereka telah terlebih dahulu mengenal
huruf. Allah memang membekali manusia dengan kemampuan berkomunikasi.
Komunikasi lisan, tulisan, dan isyarat. Semuanya merupakan sarana untuk
mengapresiasikan kebutuhan hidup manusia.
Pada awalnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau isyarat. Namun,
ada banyak hal yang ternyata sulit di komunikasikan dengan dua cara tersebut, dan
membutuhkan cara ketiga yaitu tulisan. Dari sini muncul kebutuhan akan tulisan .
Tulisan tidak serta merta tersusun dari huruf-huruf seperti saat ini. Begitu pula
dengan huruf hijaiyah yang telah mengalami perkembangan,sehingga kita sebagai
umat islam harus mengerti cara penulisan huruf hijaiyah itu sendiri.
Dalam bidang studi imla’, siswa diantarkan pada peningkatan dan pengembangan
tiga aspek:
1) Kognitif, melalui imla’, siswa dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman
tentang teori-teori penulisan huruf Arab dan karakteristiknya, semisal apa itu
hamzah, macam-macam hamzah, bentuk-bentuk penulisan hamzah, dan
sebagainya.
2) Afektif, berangkat dari pengetahuan dan pemahaman yang benar dan
mendalam terhadap teori-teori tersebut, diharapkan siswa mampu menulis
dan melafalkan huruf-huruf Arab dengan benar, baik dalam bentuk kata,
kalimat atau paragraf. Siswa juga mampu mengenali penulisan huruf yang
salah yang ada dalam sebuah teks bacaan sekaligus mampu
membenarkannya. Di sisi lain, siswa di tradisikan untuk teliti dan cermat.
3) Psikomotor, aspek motorik dalam pembelajaran imla’ sangat dominan. Siswa
diarahkan untuk menggunakan indra pendengaran (telinga), penglihatan
(mata), pengucap (mulut), dan jari-jarinya dengan semaksimal mungkin.
Siswa dilatih untuk dapat berkonsentrasi secara baik ketika menghadapi
teks-teks bacaan dan qawaidnya, saat dia membaca dengan suara atau
tanpa suara, atau ketika mendengarkan penjelasan guru atau teks-teks
bacaan yang didiktekan, begitu pula saat siswa menulisnya.
Imla’ tidak hanya membekali siswa dengan teori menulis secara cepat dan benar,
tetapi juga melatih mereka untuk menguasai dan terampil mengaplikasikan teori-
teori imla’ tersebut dalam praktik penulisan Arab sehari-hari. Setelah mempelajari
imla’, siswa diharapkan mampu membedakan penulisan kata, kalimat atau
paragraf yang salah, mengetahui sebab-sebabnya dan selanjutnya mampu
membenarkan kesalahan-kesalahan tersebut.
1. Al-Imla’ al-Manqul: peserta didik menulis bagian dari buku atau apa yang
tertulis di papan tulis setelah dibaca, dipahami serta dieja kalimat-
kalimatnya.
2. Al-Imla’ al-Mandzur: pemaparan beberapa kalimat kepada peserta didik
dengan cara membaca dan memahaminya kemudian ditutup dan diejakan.
Dalam imla’ ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
bertahap dalam memberikan tema dari segi uslub, panjang pendeknya
serta ma’nanya; memberikan evaluasi terhadap peserta didik setiap saat
dengan tema-tema yang terdiri dari berbagai kalimat yang tercetak dalam
pemikiran mereka, mengulang-ulang latihan untuk kesempurnaan evaluasi.
3. Al-Imla’ al-Istima’i yaitu peserta didik mendengarkan potongan kata setelah
pembahasan kalimat.
4. Al-Imla’ al-Ikhtibari ( Latihan ) yaitu dengan tujuan sebagai neraca
timbangan seberapa besar kemampuan peserta didik
C. Tujuan Metode Imla’
1. Agar anak didik dapat menuliskan kata-kata dan kalimat dalam bahasa
Arab dengan mahir dan benar
3. Melatih semua panca indera anak didik menjadi aktif. Baik itu perhatian,
pendengaran, pengelihatan maupun pengucapan terlatih dalam bahasa
arab.
Pada dasarnya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengajaran imla’ di
kelas. Yakni dengan cara mengimla’kan materi pelajaran itu di papan tulis dan
murid mencatat / menuliskannya di buku tulis. Kemudian imla’ dengan
cara,gru hanya membacakan materi pelajaran itu, kemudian murid
menuliskannya di buku tulis mereka masing-masing.