Anda di halaman 1dari 7

METODE PEMBELAJARAN ALBARQY

A. PENGERTIAN ALBARQY Nama ALBARQY ( ) berasal dari kata yang berarti kilat. Tambahan huruf y ( )bertasydid adalah ya nisbah yang merobah kata benda ( ) agar bisa berfungsi sebagai kata sifat () . Yang dikehendaki adalah pernyataan majazi, yaitu diharapkan barqy ini bersifat seperti kilat atau cepat laksana kilat. Ada sebuah pemeo mengatakan ( ) nama adalah harapan dan doa. Jadi dari istilah di atas dapat kita simpulkan bahwa albarqy adalah suatu metode pembelajaran alquran Pengarang Al Barqy adalah KH Muhadjir Sulthon, mantan ketua jurusan Satra Arab Fak Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya KH Muhadjir Sulthon, pada tahun 1965 seorang dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, ia memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan metode membaca Al-Quran yang efektif dan efisien. Setelah mempelajari berbagai metode membaca Al-Quran yang berkembang sejak beberapa abad lalu hingga metode paling mutakhir, Muhadjir akhirnya menemukan metode yang paling efektif yaitu al barqy B. PRINSIP METODE AL-BARQY Dalam pembelajaran alquran albarqy sebagai salah satu metode yang dikembangkan dalam dunia pendidikan formal maupun non formal memiliki prinsipprinsip sebagai berikut: 1. Menggunakan titian ingatan untuk mengenalkan bunyi dan bentuk huruf. 2. Menggunakan kemiripan bentuk dan bunyi huruf sebelumnya untuk mengenal huruf yang tidak tercakup dalam kelompok titian ingatan. 3. Langsung dikenalkan pada huruf sambung selain huruf tunggal. 4. Langsung dikenalkan fattah, dhomah, kasrah, tanwin, panjang pendek, dan tajwid. Metode AlBarqy merupakan metode yang paling banyak mempengaruhi keberhasilan siswa dalam kemampuannya membaca Al-Quran dengan baik dan cepat. Metode Al-Barqy lebih tepat digunakan secara klasikal dan dapat masuk dalam kegiatan intrakulikuler. (Hasan Muarif Ambari dan Taufik Abdillah, 1996 : 391).

C. KEUTAMAAN DAN CIRI KHAS METODE ALBARQY keutamaan metode belajar al-Barqy dan sekaligus menjadi ciri spesial baginya adalah meliputi: a. Tidak perlu berjilid-jilid b. Praktis untuk segala umur c. Cepat dapat membaca huruf bersambung d. Tidak membosankan karena ada teknik-teknik yang akurat dan menarik e. Dilengkapi teknis imla yang praktis dan teknis menulis khat f. Menggunakan metode yang aktual yaitu SAS (Struktural Analitik Sintetik) g. Dilengkapi buku latihan menulis al-Barqy (lembar kerja siswa) h. Sangat tepat jika dipakai klasikal bahkan massal. Selain dari pada itu penulis buku al-Barqy juga beranggapan bahwa belajar alQuran sebenarnya sama dengan belajar bahasa Arab. Oleh karena itulah dalam pembelajaran al-Quran itu lazimnya juga harus menggunkan metode belajar yang ada dalam pembelajaran bahasa Arab. Jadi dalam pembelajaran bahasa dan al-Quran iu harus menggunakan suatu metode yang akurat bukan hanya dari hasil mengotak-atik dan dianggap pas. Dalam buku al-Barqy ini penulisnya sengaja menggunakan teori belajar modern yaitu dengan menggunakan teori psikologi Gestald (teori belajar yang bersifat analitik sintetik atau SAS struktural analitik sintetik). Yang lebih mengherankan lagi, ternyata di belahan dunia Arab mereka tidak lagi memakai model pengenalan bunyi seperti: alif, ba, ta, tsa, dan Aa, Ba, Ta, Tsa. Pada waktu munculnya al-Barqy ini dulu sedang marak metode yang sedang ramai dipakai dalam pengenalan huruf Arab. Nah, buku ini adalah hasil dari pada penerapan metode tadi dalam pengenalan huruf Arab. Adapun metode tersebut adalah SAS Murni dan Semi SAS.[34] Adapun yang dimaksud dengan SAS adalah penggunaan struktur kata atau kalimat yang tidak mengikuti bunyi mati atau sukun, misalnya: kataba, jalasa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Arab menurut pengarang buku lebih cocok dengan menggunakan metode Semi SAS. Berbeda dengan bahasa Inggris yang lebih cocok dengan SAS Murni karena antara tulisan dan bunyi berbeda, misalnya: one, two, three dan lain-lain. Yang terpenting adalah dalam tiap metode harus terdapt tiga hal yang penting yaitu pendekatan, sistem dan juga teknik. Oleh karena itu buku al-Barqy ini menggunakan metode yang diberi nama metode kata lembaga (yang berfungsi sebagai kata kunci yang harus dihafal) dengan menggunkan pendekatan SAS tadi.

Jauh dari pada itu ternyata metode kata lembaga dengan pendekatan psikologi Gestald ini telah dimiliki nenek moyang indonesia. Yaitu dalam hal pengajaran bahasa Jawa yang mempunyai bentuk fonim yang sempurna. Adapun kata lembaga nenek moyang tersebut berupa: a. HA-NA-CA-RA-KA b. DA-TA-SA-WA-LA c. PA-DA-JA-YA-NYA d. MA-GA-BA-TA-NGA. Sedangkan buku al-Barqy ini juga menggunakan kata lembaga yang dengan dasar tadi dengan menggunakan pendekatan psikologi Gestald yang berupa: a. A-DA-RA-JA b. MA-HA-KA-YA c. KA-TA-WA-NA d. SA-MA-LA-BA Yang spesial dari metode ini adalah bahwa dari tiap kata lembaga ia mempunyai empat suku kata yang dikarenakan jumlah huruf yang dicapai lebih sedikit yaitu setengah dari pada jumlah huruf Arab yang mirip dengan bunyi huruf bahasa Indonesia. Yang lebih hebat lagi al-Barqy dalam setiap kata lembaganya mempunyai makna yang mudah dipahami dan dihafalkan yang menjadi kunci pembuka saat pembelajar alQuran itu lupa. Dari sini buku al-Barqy ini membuat para pembelajar anti lupa. Adapun sistem-sistem yang dipakai dalam al-Barqy ini meliputi: 1) Pengamatan struktur kata 2) Pemisahan

3) Pemilihan 4) Pemaduan Dan dalam hal tersebut al-Barqy ini menggunakan teknik penyajian yang sanagt akurat, seperti: 1) Konsentrasi menggunakan titian ingatan (guna mengingat sewaktu lupa) 2) Isyarat bunyi (morse) 3) Mengelompokan bentuk huruf guna kemudahan dalam belajar menyambung (imla) 4) Menggunakan pengenalan dengan titian unta (urutan yang mengarah) yaitu dalam mengajarkan sukun dan tasydid 5) Menggunakan latihan bacaan (drill) dalam mengenalkan makhraj maupun kepekaan terhadap huruf dan kefasihan dalam membaca

Sistem-sistem yang terdapat dalam al-Barqy ini sangat cocok diselingi dengan cara belajar dan bermain jika untuk anak TK. Metode dalam al-Barqy ini hanya berfungsi untuk mendorong bukan mengajar. Sehingga guru itu berfungsi sebagai tut wuri handayani dan murid dianggap telah mempunyai persiapan yang kuat dan dengan pengetahuan yang dimilikinya dalam belajar dengan buku al-Barqy ini.
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN ALBARQY

Dalam pembelajaran al-Barqy ini terdapat langkah-langkah yang telah disusun rapi dan penyususnannya ini menggambarkan adanya karakteristik dari pada teori belejar kognivistik. Yang dimana ia terdiri dari: 1. Fase Analitik Fase ini terlihat pada halaman 1, 2, 3 dan halaman 4, yang dimana pada lajur A terdapat sebuah kata lembaga yaitu , , dan . Kemudian seterusnya keempat kata lembaga tersebut diuraikan sampai pada bagian terkecil yang berupa suku kata pada tiap kolom dan tiap kolom menempati lajur yang berbeda-beda. Misalnya: 4 3 2 1 4 3 2 1 A B C Begitu juga dengan kata lembaga yang ketiga dan keempat dibagi dalam kolomkolom di atas. Kemudian terdapat beberapa kolom yang berfungsi untuk menguatkan ingatan atau kognisi anak berkenaan dengan kata lembaga tersebut di atas (pengulangan tiap suku kata: dan seterusnya). 2. Fase Sintetik Pada fase ini terdapat penggabungan antar suku kata dengan suku kata yang lain sehingga dihasilkan contoh kata yang bisa diambil dari keempat kata lembaga di atas ( dan seterusnya). Bahkan hal ini digambarkan secara khusu pada halaman 5 dan 6 dari buku metode al-Barqy. Yaitu semua suku kata dari keempat kata lembaga di atas dicampr dan selanjutnya menghasilakan kata-kata yang berbeda. Misalnya:

Begitu seterusnya termasuk kata lembaga dan .Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap lihat buku metode al-Barqy secara langsung halaman 5-6.

3.

Fase Pengenalan Bunyi A-I-U

Dalam kaitannya dengan ini juga menunjukan adanya fenomena keseluruhan lebih penting dari bagian. Yaitu adanya tiga langkah yang menghiasi fase ini. Fase pertama meliputi: adaraja - mahakaya dan katawana-samalaba, idiriji mihikiyi dan kitiwini - similibi, uduruju - muhukuyu dan kutuwunu - sumulubu. Langkah kedua meliputi pembagian satu kata lembaga pada semua bunyi huruf yaitu adaraja-idiriji-uduruju dan seterusnya pada semua kata lembaga. Kemudia fase atau tahap ketiga adalah menerapkannya pada kata yang berbagai macam ( ). Setelah fase ketiga berhasil maka dikuatkan dan dipraktikan pada kata-kata berbahasa arab ( ). Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap lihat buku metode al-Barqy secara langsung halaman 7 lajur A-C 4. Fase Pemindahan

Fase ini untuk mengenalkan bunyi bahasa arab yang sulit dengan car mendekatkannya dengan bunyi bahasa indonesia yang hampirmirip dengan menggunkan tanda anak panah. Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap lihat buku metode al-Barqy secara langsung halaman 11-15 lajur A dan B. Misalnya: Begitu seterusnya dan kemudian bunyi-bunyi arab yang sulit tadi kembali dipraktikan ) dan seterusnya. dengan pengejaran bunyi A-I-U ( 5. Fase Pengenalan Tanwin

Disini hanya diajarkan harakat ganda itu dibaca dengan menambahi n pada akhirannya dan diingatkan bahwa yang bisa dibaca tanwin hanyalah suku kata terakhir pada tiap kata. Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap lihat buku metode al Barqy secara langsung halaman 9-18. 6. Fase Pengenalan Mad Fase ini menurut buku harus dimatangkan dulu dalam kognisi siswa sebelumsyaddah dan sukun. Adapun cara pengajarannya adalah dengan cara memberi tanda titik satu ( . ) untuk bacaan pendek dan memberi tabda titik dua ( .. ) untuk bacaan mad. Misalnya: Dan seterusnya dengan menggunakan harakat A-I-U. Setelah itu dipraktikan pada kaliamat dan anak diberi tugas rumah untuk memberi tanda titik di atas pada tiap

kata. Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap lihat buku metode al-Barqy secara langsung halaman 19-22. 7. Fase Pengenalan Sukun

Adapun cara dalam pembelajaran sukun adalah dengan menggunakan metode titian unta. Misalnya: . hal ini tergambarkan pada halaman 25 - 36, yang kemudian terdapat satu halaman untuk memfasihkan pada bagian ini (drill). Dan satu halaman lagi dipraktikan dalam kalimat-kalimat al-Quran. Yang ternyata dalam setiap bagiannya terdapat halaman untuk praktik yang memuat semua hal yang telah diajarkan pada bagian-bagian sebelumnya. Hal ini meliputi pengajaran sukun, panjang pendek (mad) dan tercermin pada bagian misanya pada halaman 31-36.[39] 8. Fase Pengenalan Syaddah

Pada bagian ini cara pengajarannya sama dengan sebelumnya yaitu dengan metode titian unta. Misalnya: . akan tetapi terdapat satu lagi cara untuk mengajarkannya, yaitu: - - . semua hal ini terdapat pada halaman 37-38. Dan terdapat latihan untuk penguatan bagian ini yaitu pada halaman 3940.[40] 9. Fase Pengenalan Huruf Yang Tidak Dibaca Atau Dilewati

Fase ini adalah mengajarkan huruf-huruf yang tidak tidak mendapat harakat dan tidak dibaca. Huruf-huruf yang biasanya tidak bisa dibaca adalah: . dan huruf-huruf yang tidak dibaca tadi ada kiranya tidak didahului oleh alim lam dan ada yang terdapat huruf alim lamnya yang selanjutnya bisa disebut dengan alim lam syamsiyah danalif lam qomariyah. Hal ini tercermin pada halaman: 41-42 dan pada halaman ini juga terdapat penguatan untuk materi yang telah lalu yaitu hurf-hurf yang tidak dibaca dan sekaligus penguatan pengajaran syaddah. 10. Fase Pengenalan Qashidah Huruf Hijaiyah Dalam fase ini meliputi pengenalan bunyi huruf yang ini diterapkan dengan bahr rajaz yang sehingga anak mempelajarinya dengan bernyanyi dan anak menjadi semakin asyik belajar. Selain mengajarkan bunyi huruf sebelumnya juga diajarkan bunyi huruf muqatthaah. Sehingga dalam mengenali huruf juga dapat pelajaran bunyi ayat huruf muqatthaah di dalam al-Quran. Sehingga dalam fase ini terdapat pembelajaran tentang bunyi dan nama huruf, pengajaran huruf-huruf muqatthaah dan tentunya adalah mad. 11. Fase Pengenalan Nama Huruf Fase ini berhubungan dengan mase sebelumnya yaitu berhubungan dengan bunyi dan nama huruf hijaiyah. Hal ini tercermin pada halaman: 45, dan pada halaman 46 terdapat terdapat juga contoh-contoh yang dijadikan drill. 13. Fase Pengenalan Waqaf

Fase ini diperkenalkan jenis-jenis waqaf dan juga sekaligus hukum-hukumnya. Hal ini juga dalam fase perfase sehingga anak tidak sulit untuk mengingatnya karena dijarkan secara bertahap. Hal ini tercermin pada halaman 51. 14. Fase Pengenalan Tajwid Sederhana Fase pengenalan tajwid ini juga secara bertahap-tahap yaitu dengan kolomperkolom yang setiap kolomnya adalah berbeda jadwid antara satu dan yang lainnya. Dalam pembelajarannya ini dengan menggunakan sistem simbol-simbol dan sekaligus contoh-contoh untuk drill. Hal ini tercermin pada halaman 52. Yang dimana pada halaman dan bagian ini juga terdapat penguatan ajaran tentang mad dan macammacamnya.

Anda mungkin juga menyukai