Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama ajaran Islam
dan menjadi petunjuk kehidupan manusia karena isinya mencakup segala pokok
ajaran agama yang disyariatkan Alloh kepada manusia. Al-Qur'an merupakan
petunjuk jalan hidup ( way of life) umat Islam untuk meraih sukses dalam
kehidupan di dunia dan akhirat. Umat Islam mempunyai tanggung jawab untuk
melestarikan eksistensi al-Qur'an. Oleh karena itu, sebagai konsekuensi logisnya
umat Islam harus mempelajari, meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran yang
terkandung di dalam al-Qur'an (Ratih, 2007:06). Pembelajaran al-Qur'an yang
optimal akan melahirkan generasi Qur'ani yang mampu memakmurkan bumi
dengan al-Qur'an dan menyelamatkan peradaban dunia di masa mendatang.
Syarat mutlak untuk memunculkan generasi Qur'ani adalah adanya pemahaman
terhadap al-Qur'an yang diawali dengan mampu membaca al-Qur'an dengan baik
dan benar sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.
Langkah awal untuk mencapai hal tersebut adalah umat Islam harus
mampu membaca dan menulis huruf-huruf al-Qur'an. Kemampuan membaca dan
menulis al-Qur'an tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran al- Qur'an.
Oleh karena itu, dalam Islam pembelajaran al-Qur'an merupakan suatu
2




S R
-Q
: ( )
Didiklah anak-anakmu dalam tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai
keluarga Nabi, dan membaca Al-Quran. (HR. Thabrani)

diberikan kepada anak adalah membaca al-Qur'an. Selain menyeru mendidik anak
membaca al-Q Rullah saw. juga menekankan pentingnya mendidik
anak menulis huruf-huruf al-Qan. Mengajari anak untuk membaca Al-Qur'an
merupakan salah satu bentuk syiar agama yang awal mulanya dijalankan oleh para
ulama terlebih dahulu sampai akhirnya secara bertahap seluruh masyarakat mulai
merasakan lezatnya iman di dalam jiwa mereka disebabkan oleh Al-Qur'an (Muhammad
Nur Abdul Hafizh,2000:139).
Mengingat pentingnya pembelajaran al-Qur'an, Rasululoh saw.
menganjurkan pembelajaran al-Qur'an dimulai sejak masa kanak-kanak karena
pada masa itu terkandung potensi belajar yang sangat kuat dan besar. Anak akan
sangat peka menangkap sesuatu yang diperintahkan dan diajarkan sehingga
mudah menerima pelajaran-pelajaran yang diberikan. Namun masalahnya, al-
Qur'an disampaikan dalam bahasa Arab dan tidak semua umat muslim di
Indonesia menguasai bahasa tersebut, maka untuk bisa membaca al-Qur'an
terlebih dahulu harus bisa membaca huruf hijaiyyah dengan baik dan benar.
Untuk memudahkan anak mampu membaca dan menulis al-Qur'an
dengan baik perlu digunakan metode dan strategi tertentu. Prinsip pengajaran Al-
3




Q o
semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu agar anak-anak dapat membaca Al-
Q Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek
penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Rosdy Ruslan, 2003:24).
Dalam proses belajar mengajar metode merupakan faktor yang sangat
dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Seorang pendidik atau
guru diharapkan memiliki berbagai metode yang tepat serta kemampuan dalam
menggunakan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran Al-Q A-
Q o Al-Q
pertama dengan tujuan agar siswa mengenal huruf sebagai tanda suara atau tanda
bunyi. Pengajaran membaca Al-Q
membaca dan menulis di sekolah dasar, karena dalam pengajaran Al-Q
anak-anak belajar huruf dan kata-kata yang tidak mereka pahami artinya. Yang
paling penting dalam pembelajaran membaca Al-Q
membaca Al-Q
ilmu Tajwid.
Salah satu kesulitan membaca Al-Qu -anak adalah salasatunya
karena ayat-ayatnya terdapat kalimat yang panjang sehingga mengakibatkan
kurang lancar, bahkan tidak faasih dalam membaca. Kesulitan tersebut
4




diakibatkan karena pada tingkat dasar belum sepenuhnya memahami ilmu tajwid,
dan biasanya para guru mengajarkan secara praktis, sehingga seringkali anak
sekedar menghafal saja. Hal tersebut di atas juga banyak dialami oleh peserta
didik yang masih duduk dibangku tingkat menengah. Maka bagi guru perlu
menggunakan metode yang tepat dan efisien dalam mengajarkan membaca Al
Q
Rendahnya motivasi siswa dalam belajar al-Q
satu penyebab rendahnya mutu pendidikan terutama dalam kemampuan membaca
al-Q S ov r Baca Tulis al-
Q o o
guru Baca Tulis al-Q
BTQ adalah bagian materi Pendidikan Agama Islam di sekolah jenjang
menengah yang selama ini kurang mendapat perhatian yang lebih besar, padahal
banyak sekali masyarakat yang mengeluh bahwa lulusan Madrasah Aliyah banyak
yang belum dapat membaca Al-Q
Hal ini juga didukung dengan rendahnya prestasi BTQ siswa, terutama pada
materi membaca dan menulis huruf hijaiyah yang sudah mulai dikenalkan pada
tingkat dasar dan menengah . Seharusnya ini menjadi kekhawatiran semua guru
Agama Islam, karena diharapkan pendidikan menengah adalah termasuk dasar
bagi pembentukan diri anak. Akan sangat sulit sekali ketika anak tidak menguasai
BTQ sejak dini untuk dapat membaca Al-Q K
dan keluhan masih sering dilontarkan oleh masyarakat dan para orang tua siswa.
5




Banyaknya anak yang belum mampu membaca Al-quran dengan baik dan benar,
belum mampu menulis serta belum mampu memahami dan mengamalkan isinya.
Namun dari beberapa faktor tersebut, berdasarkan pengamatan awal yang
peneliti lakukan terdapat kecenderungan yang mengarah pada faktor metode
pembelajaran yang harus diperbaiki. Dimana metode yang digunakan sebelumnya
sebatas pada teori, peran aktif siswa kurang diperhatikan, sehingga hasil
pembelajaran BTQ belum maksimal. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana
A Q MA A-Hidayah Sukaraja terutama
dalam mempraktikkan bacaan ayat- A Q
dengan tuntunan ilmu tajwid maka diperlukan suatu penelitian ilmiah.
Bertitik tolak dari hal tersebut penulis mencoba untuk mengadakan
penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul:
IMPLEMENTASI METODE LIBAT DALAM PEMBELAJARAN BTQ
UNTUK MEMBANGUN KEPASIHAN MEMBACA AL-QURAN PESERTA
DIDIK (PENELITIAN DI MA AL-HIDAYAH SUKARAJA)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka yang
menjadi topik permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Faktor apa yang mempengaruhi penguasaan BTQ di MA Al-Hidayah
Sukaraja ?
2. Bagaimana penerapan metode LIBAT dalam membangun kepasihan
peserta didik dalam membaca Al-Q?
6




3. Bagaimana kepasihan pembelajaran Al-Q MA A-
Hidayah Sukaraja ?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui Faktor apa yang mempengaruhi rendahnya
penguasaan BTQ di MA Al-Hidayah Sukaraja !
b. Untuk mengetahui metode pembelajaran Al-Q MA A-
Hidayah !
c. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode LIBAT dalam
membangun kepasihan peserta didik dalam membaca Al-Q !
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna sebagai
berikut:
a. Kegunaan Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan
tentang penggunaan dan pemilihan metode pembelajaran baca tulis al-
Q -
Q
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi sekolah dan guru dapat memberikan masukan dalam upaya
7




peningkatan kualitas pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil
pembelajaran yang optimal.
2) Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar melalui
pembelajaran aktif, menarik, dan menyenangkan.
3) Bagi peneliti sebagai calon guru, dapat memberikan pengalaman
dalam penggunaan metode pembelajaran sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
F. kerangka berfikir.
Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang
tersusun secara sistematis (urutannya logis). Sehubungan dengan upaya ilmiah,
maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di
perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat
bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Mo
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik
dalam upaya untuk mencapai tujuan ( M, Sobri Sutikno, 2009: 88).
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan
mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar
8




dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal
lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.
Berbagai definisi belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli di
bidang pendidikan. Belajar adalah proses pertumbuhan yang tidak disebabkan
oleh proses pendewasaan biologis. Karena belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku (baik yang bisa dilihat maupun yang tidak), maka keberhasilan
belajar terletak pada adanya perubahan tingkah laku yang secara relatif bersifat
permanen (Ramayulis, 2001).
Adapun pengertian mengajar adalah suatu kegiatan penyampaian bahan
pelajaran oleh pendidik kepada anak didik, agar anak didik dapat menerima,
menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut. Dengan
demikian mengajar mengandung tujuan agar anak didik memperoleh pengetahuan
yang kemudian dapat dikembangkannnya dan menghasilkan sebuah perubahan
tingkah laku.

Dalam batasan yang demikian, proses pembelajaran dapat dipahami
sebagai sebuah interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan lingkungan
tempat belajar, yang bertujuan untuk membantu siswa di dalam belajar, dan
berupaya untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan kepada
siswa, sehingga siswa mengalami perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Mo P A Q Metode LIBAT ( Lihat,
Baca, Tulis ). Metode LIBAT ditemukan dan dikembangkan oleh Prof.Dr.Juhaya
9




S.Praja, dosen IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Ide metode ini diilhami oleh
buku tuntunan yang ditulis gurunya di Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur,
yaitu KH. Imam Zarkasyi. Perumusan metode LIBAT dimulai sejak uji coba
kepada sejumlah A Q 1976 D
10 A Q
Proses pembelajaran Metode LIBAT menggunakan pendekatan anatomi
huruf, pendekatan budaya, disertai dukungan CBSA. Pendekatan anatomi huruf,
artinya proses pembelajaran dengan memperlihatkan bentuk-bentuk huruf yang
saling berkaitan. Kemampuan dan ketidakmampuan menulis huruf tertentu akan
mengakibatkan kemampuan dan ketidakmampuan menuliskan huruf-huruf yang
lainnya. Pendekatan budaya ialah mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan
latar belakang budaya peserta.
Baca tulis Al-Quran adalah suatu kemampuan yang dimiliki untuk
membaca dan menuliskan kitab suci Al-Quran. Berangkat dari pengertian
tersebut, maka terdapatlah gambaran dari pengertian baca tulis Alquran tersebut,
yaitu diharapkan adanya kemampuan ganda yaitu membaca dan menulis bagi
obyek yang diteliti.Sebab kemampuan tersebut berpengaruh kepada prestasi
belajar bahasa Arab.
F. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya
peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi
10




dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan & Schumacher, 2003).
Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya
( Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari
penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja,
oleh karena itu penelitian ini digolongkan dalam penelitian lapangan di mana
yang menjadi obyeknya dalam penelitian ini adalah seluruh usaha yang dilakukan
oleh pihak Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja dalam upaya mempermudah
siswa dalam penguasaan BTQ Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja dengan
menggunakan metode-metode yang sesuai dengan peserta didik dalam
pembelajaran BTQ di Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja.
2. Metode Penentuan Subyek
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh pihak yang terlibat langsung
dalam upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTQ di Madrasah Aliyah
AL-hidayah Sukaraja dengan menggunakan metode-metode yang sesuai.
Metode penentuan subyek sering disebut sebagai metode penentuan
sumber data. Maksud dari sumber data penelitian adalah subyek dari mana data
itu diperoleh.
3. Metode Pengumpulan Data
11





a. Data
Data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari data pokok dan data
penunjang yaitu data pokok tentang faktor-faktor yang mempengaruhi upaya
mempermudah siswa dalam penguasaan BTQ di Madrasah Aliyah AL-hidayah
Sukaraja.
Untuk mendapat sumber data-data di atas, maka penelitian ini mengambil
sumber data, yaitu:
a. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh dewan guru yang mengajar dan
siswa di Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja.
b. Informan
Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan staf TU di Madrasah
Aliyah AL-hidayah Sukaraja.
c. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menggali data-data pokok dan data penunjang di atas, maka penelitian
menggunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang tersebut di bawah
ini :

12




1) Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dan informasi
yang dilakukan dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan
dengan sistematik dan dibandingkan dengan tujuan penelitian.
2) Observasi
Metode observasi dalam pengumpulan data dapat diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang ada dalam objek yang akan diteliti (diselidiki).
3) Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh
informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin
seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang
menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.
Keunggulan metode ini adalah lebih akurat karena tes berulang-ulang
direvisi dan instrument penelitian yang objektif. Sedangkan kelemahan
metode ini adalah hanya mengukur satu aspek data, memerlukan jangka
waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang, dan
hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan (Susanto,
2008).
4) Dokumentasi
13




Metode ini merupakan pengambilan data berdasarkan dokumentasi yang
dalam arti sempit berarti kumpulan data verbal dalam bentuk tulisan.
Penulis mengunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data
tentang letak geografis, jumlah guru dan karyawan, keadaan siswa dan
keadaan sarana prasarana.
5) Metode Analisis Data
Analisis data adalaah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar. Setelah data diperoleh dan diolah dengan menggunakan teknik
yang telah ditentukan, diambil kesimpulan secara umum, kemudian hasil
penelitian ini disajikan secara verbal. kemudian data-data tersebut
dianalisis dengan pendekatan deskriptif dengan metode induksi, yaitu
suatu pemikiran yang bertolak dari peristiwa khusus untuk selanjutnya.









14




DAFTAR PUSTAKA

P Mo P A-Q M Q T P
Al-Q N U P Ko Yo, Skripsi
Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2005.
http://www.academia.edu/3245183/implementasi_program_btq_baca-tulis_al-
quran_dalam_meningkatkan_kemampuan_baca_tulis_alquran_siswa_di_
sman_o2_batu
Depag RI, Al-Q T J 1971 645
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Mambaca, Menulis, dan Mencintai Al-
Q JG I 2004 16
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010.
http://perpus.stainsalatiga.ac.id/seg.php?a=detil&id=1364
http://digilib.uin-suka.ac.id/2613/1/BAB%20I,V.pdf
M. Muna Fatkur Rahman,S P A-Q P TPA A-Muhsin di
Pondok Pesantren Salafiyah Al-Muhsin Nglaren Condong Catur Depok
Sleman Yo Skripsi, Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2004.
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, hal. 69
Ditjen PAIS Kemenag RI
15




Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2249026-ciri-ciri-
metode-pembelajaran-yang/#ixzz2yGM6Ci9p

Anda mungkin juga menyukai