Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL (PTK)

PENERAPAN METODE MENGAYUN SUARA DALAM


MENINGKATKAN HASIL BACAAN AL QUR`AN SISWA
PADA MATERI HUKUM BACAAN MAD
(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas VIII SMPN 22
Banadung)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dalam Perkuliahan


Modul: Penelitian Tindakan Kelas

Oleh :
Mulyanto Adji Wibowo
Guru PAI SMPN 22 Bandung
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu


lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak
ke arah tingkat kedewasaan. Artinya anak dituntut agar dapat berdiri sendiri (mandiri)
dalam hidupnya di tengahtengah masyarakat. Sebagaimana yang terdapat dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”

Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agama adalah merupakan suatu


merupakan suatu jalan untuk mendasari peserta didik dengan keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa agar kelak mereka dapat menjadi manusia yang
berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur guna memantapkan tujuan pendidikan
nasional.
Seorang guru agama Islam dituntut untuk berupaya keras dalam memberikan
motivasi dan bimbingan terbaik kepada peserta didiknya, sehingga mereka mampu
menerima dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam materi pendidikan
agama Islam. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut adalah
melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama Islam. Pendidikan agama Islam
merupakan “usaha yang lebih banyak ditekankan untuk mengembangkan fitrah
keagamaan siswa agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-
ajaran Islam"
Salah satu pembelajaran penting dalam mata pelajaran PAI di Sekolah adalah
membaca dan mengalafal ayat-ayat al-Qur’an. Dengan hafalan dengan pelafalan yang
benar diharapkan sebagai bekal baginya kelak untuk menggunakannya dalam
melaksanakan shalat fardhu lima waktu sehari semalam. Dalam shalat membaca al-
Qur’an surat al Fatihah merupakan wajib hukumnya dan membaca surat atau ayat-ayat
yang dihafal merupakan bacaan yang disebut Sunnah Qauliyah.
Allah berfirman dalam al-Qur’an surah al-Muzzammil ayat 4 :
“dan bacalah Al-Qur'an itu dengan” (QS. Al Muzammil : 4)
Salah satu yang diperintahkan dalam ayat ini adalah bahwa kita diperintahkan
untuk membaca al-Qur’an dangan tartil atau bahasa sederhanya membaca dengan benar
sesuai kaidah-kaidah ilmu tajwid. Guru berkewajiban untuk memberikan kemampuan
bagi siswa, minimal sampai siswa dapat membaca, menulis dan mengartikan dengan
benar dari al-Qur’an.
Pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, kepribadian siswa pada ini
cenderung menurun. Banyak siswa yang belum bisa membaca al Qur`an, Ada yang
sudah bisa membaca al Qur`an akan tetapi penerapan hukum-hukum tajwid terutama
pada hukum bacaan Mad lemah sering tertukar bacaan panjang pendeknya ketika
membaca al Qur`an. Demikian juga lemahnya motivasi siswa dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam.
Mengingat motivasi itu sangat penting yang dapat menentukan terhadap
keberhasilan belajar maka perlu dibina dengan baik, sebab motivasi itu sendiri bisa
dipengaruhi dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Oleh karena itu, guru harus
berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya khususnya pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam pada materi membaca, menulis dan mengartikan ayat al
Qur`an.
Di dalam kurikulum pendidikan pada mata pelajaran pendidikan Agama
Islamterdapat beberapa aspek yang menjadi standar kompetensi pencapaian tujuan
yaitu: 1).aspek al-Qur’an; 2).aspek ibadah; 3).aspek keimanan; 4).aspek akhlak; dan 5)
aspek sejarah.
Pada aspek al-Qur’an, pencapaian standar kompetensi yang dinginkan yaitu:
“membaca fasih, menulis, mengartikan dan hapal al-Qur’an ayat-ayat pilihan. Kegiatan
mempelajari hukum bacaan Mad ini tidak mudah. Bagi guru dituntut untuk memiliki
pengetahuan tentang hukum Mad bacaan al-Qur’an dan metode membanya sesuai
kaidah ilmu tajwid. Bagi siswa hendaknya ditanamkan semangat yang tinggi untuk
belajar al-Qur’an. Mengingat kenyataan sehari-hari di sekolah, masih banyak siswa
yang kurang berminat untuk mempelajari al-Qur’an, apalagi untuk membaca.
Sejalan dengan pernyataan di atas, dalam kurikulum Sekolah Menengah Pertama,
khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dirumuskan tujuan yang
hendak dicapai antara lain adalah sebagai berikut :
1. Siswa terampil membaca ayat al Qur`an dengan melafalkan bacaan sesuai
dengan tajwid dan makhrajnya.
2. Siswa mampu mendemonstrasikan hafalan ayat pilihan dengan baik dan benar
serta terbiasa membaca dengan tartil.
Berdasarkan kondisi objektif yang ada, dari penjajakan awal yang penulis
lakukan, kenyataan yang selama ini ditemui pada pembelajaran PAI di kelas VIII SMP
Negeri 22 Bandung, pada bahan ajar membaca dan mengartikan al Qur`an ayat-ayat
pilihan masih kurang dan tidak maksimal sebagaimana yang diharapkan. Hal ini terlihat
masih adanya sebagian besar siswa yang membaca ayat demi ayat tetapi belum dapat
membaca secara baik panjang pendeknya dan belum benar sesuai makhraj dan ketentuan
membaca al-Qur’an yang diajarkan.
Dari masalah tersebut di atas, perlu suatu strategi pembelajaran yang efektif agar
siswa mendapatkan suatu kemudahan dan merasa senang dalam belajar. Rasa senang
dalam belajar diyakini merupakan kunci sukses dalam menguasai pelajaran secara utuh
dan baik. Dalam konteks inilah perlu diadakan penelitian tindakan kelas (clasroom
action research). "Melalui penelitian yang bersifat reflektif diharapkan dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih
profesional”.
Dalam pembelajaran ini penulis berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran
agama Islam terutama pada materi hukum bacaan Mad dan mengartikan surah Al-
Furqān 25: 63, dan Q.S. al-Isrā’ 17: 26-27 melalu metode mengayun suara. Melalui
penerapan metode Mengayunkan Suara Mad tersebut diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi membaca surah Al-Furqān 25: 63, dan
Q.S. al-Isrā’ 17: 26-27 yang akan berpengaruh kepada peningkatan aktivitas dan
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Terdorong oleh rasa kejiwaan sebagai pendidik, penulis tertarik untuk meneliti hal
tersebut secara lebih mendalam dengan mengadakan penelitian ilmiah yang dituangkan
dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul:
PENGGUNAAN METODE MENGAYUN SUARA DALAM MENINGKATKAN
HASIL BACAAN SISWA PADA MATERI HUKUM MAD (Penelitian Tindakan
Kelas pada siswa kelas VIII SMPN 22 Banadung)

2. Identifikasi Masalah
Memperhatikan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah :
1. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca al Qur`an terutama hukum bacaan
Mad.
2. Belum ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat agar memudahkan siswa
dapat membaca dengan baik dan benar hukum bacaan Mad.
3. Kemampuan siswa dalam membaca al Qur`an yang sesuai kaidah tajwid masih
rendah.
3. Analisis Masalah
Masih banyaknya siswa yang salah dalam membaca al Qur`an terutama dalam hukum
bacaan mad yang tidak sesuia dengan kaidah ilmu tajwid. Secara teori para siswa sudah
mengetahui bacaan mad, akan tetapidalam aplikasi atau penerapan ketika membaca al Qur`an
siswa tidak paham kadar/zaman ketika membaca hukum bacaan mad.
4. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembelajaran melalui metode mengayunkan suara mad dalam
upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca al Qur`an sesuai kaidah
ilmu tajwid.
2. Bagaimana penggunaan metode mengayunkan suara mad dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca al Qur`an sesuai kaidah ilmu tajwid.
5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Proses pembelajaran melalui metode mengayunkan suara mad dalam upaya
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca al Qur`an sesuai kaidah ilmu
tajwid.
2. Penggunaan metode mengayunkan suara mad dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam membaca al Qur`an sesuai kaidah ilmu tajwid.
6. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan:
1. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru PAI dalam menggunakan
metode mengayunkan suara pada mad yang dapat meningkatkan kualitas baacaan
siswa, sehingga bisa menjadi sebuah alternatif solusi bagi para guru mata pelajaran
PAI sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam menggunakan metode
pengajaran.
2. Bagi sekolah
Sebagai bahan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah
dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode pengajaran hukum
mad diantaranya dengan metode mengayunkan suara pada bacaan mad.
3. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan pembelajaran PAI
dengan menggunakan metode mengayunkan suara pada hukum bacaan mad yang
dapat meningkatkan kualitas bacaan siswa yang sesuai kaidah ilmu tajwid.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Tindakan Kelas

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Arikunto, dkk (2006) Penelitian tindakan kelas adalah pengamatan
terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi di dalam kelas secara bersama-sama.
Untuk memudahkan pemahaman isi dari penelitian tindakan kelas ini, maka
didefinisikan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, yaitu:
1. Penerapan
Penerapan adalah pemasangan, pengenalan atau mempraktekkan sesuatu hal
dengan aturan. Penerapan pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku. Penerapan
yang dimaksud penulis disini adalah penerapan pembelajaran dalam karya
ilmiah ini adalah perihal mempraktikan atau mempergunakan suatu pola
sebagai pedoman dalam pembelajaran dikelas.
2. Metode mengayun suara
Metode mengayun suara adalah salah satu metode yang mengupayakan siswa
mampu menerapkan hukum bacaan mad agar tidak salah dalam membaca kata
dalam al Qur`an. Siswa tidak lagi salah dalam membaca al qur`an terutama
pada bacaan mad, yang biasanya antara teori dan praktek tidak sama.
3. Peningkatan
Peningkatan, istilah “peningkatan” berasal dari kata tingkat, taraf berarti tingkat
atau tinggi rendahnya suatu hal atau benda. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, taraf mengandung makna tingkatan, mutu tinggi rendahnya. Adapun
yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah perubahan skor, nilai atau
aktifitas ketika belajar dengan menggunakan metode mengayunkan suara mad.
4. Hasil bacaan siswa
Hasil bacaan merupakan ukuran kemampuan siswa dalam menerapkan kaidah
yang sesuai. Kemampuan siswa dalam upaya menunjang keberhasilan proses
belajar sehingga siswa mampu membaca hukum mad baik teori ataupun
penerapannya dalam membaca al Qur`an.
5. Hukum mad
Hukum mad merupakan salah satu dari hukum-hukum bacaan dalam ilmu
tajwid. Ruang lingkup hukum mad berkenaan dengan bagaimana cara membaca
panjang suatu kata dalam al Qur`an, karena secara bahasa makna Mad adalah
panjang atau menambah. Adapun yang dimaksud penulis dalam penelitian ini
adalah bagaimana suatu kata itu di baca panjang, yang apabila salah dalam
membaca panjang atau pendek dalam al Qur`an akan dapat merubah arti yang
dalam kajian ilmu tajwid kesalahan tersebut jatuh pada lahnu al jali, Yaitu
kesalahan yang dapat merubah arti kata tersebut.
BABA III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek dalam kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) ini yaitu siswa kelas VIII SMPN 22
Bandung, tahun pelajaran 2022/2023 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 22 Bandung, terletak di Jl. WR.
Supratman no 24 kota Bandung, Kelurahan Sukamaju , Kecamatan Cibeunying kidul Kota
Bandung.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah berbarengan dengan PPL pada PPG dalam Jabatan
yaitu selama kurang lebih 1 bulan dari pertengahan bulan September sampai pertengahan
bulan Oktober 2022.
C. Metodologi Penelitian
1. Sumber Data
Data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian
ini sebagian besar berupa data kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dari
berbagai sumber:
a. Nara sumber terdiri dari guru dan siswa kelas VIII SMPN 22 Bandung.
b. Arsip dan Dokumen Hasil Belajar Siswa.
c. Hasil Pengamatan Pelaksanakaan Pembelajaran.
d. Tes Hasil Belajar.
2. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam Penelitian Tindakan
Kelas, maka teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
b. Pencatatan arsip dan dokomen
c. Tes
3. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
deskriptif. Data yang dianalisis berupa rata-rata dan prosentase hasil belajar siswa. Untuk
menganalisis data maka pertama-tama perlu mengubah data kualitatif menjadi data
kuantitatif yaitu memberi skor pada tiap opsi yang tersedia sehingga dapat dihitung total
skor yang diperoleh dari tiap opsi yang dipilih. Penilaian aktivitas belajar peserta didik
menggunakan skala likert sehingga tersedia 5 opsi yaitu:
a) 1-7 peserta didik diberi skor 1
b) 8-14 peserta didik diberi skor 2
c) 15-21 peserta didik diberi skor 3
d) 22-28 peserta didik diberi skor 4
e) 29-35 peserta didik diberi skor 5
Langkah selanjutnya yaitu mencari persentase skor dengan rumus
deskriptif persentase sebagai berikut:
Persentase Skor = x 100% 100%

Persentase skor aktivitas belajar peserta didik kemudian dapat dikategorikan tingkatannya
sesuai kriteria. Kriteria tingkat aktivitas belajar peserta didik dibuat dengan cara:

Berdasarkan perhitungan diatas, tabel dan kriteria aktivitas peserta didik


adalah Kategori tingkat aktivitas belajar
no kategori Rentang skor
1 Sangat tinggi 85% - 100%
2 Tinggi 69% - 84%
3 Cukup 53% - 68%
4 Rendah 37% - 52%
5 Sangat rendah 20% - 36%

4. Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, penulis menetapkan
indikator kinerja sebagai berikut:
a. Rata-rata nilai tes kemampuan membaca al qur`an siswa pada tema mempraktekkan
hukum bacaan mad di atas KKM, yaitu 80.
b. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM minimal sebanyak 70%

5. Prosedur Penelitian
Prosedur/langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain
dalam faktor-faktor yang diselidiki. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
setiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
a. Siklus I
1. Tahap perencanaan (planning)
Adapun tahap perencanaan pada siklus I, yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan menggunakan metode pembelajaran pada materi hukum mad, menyusun
instrumen berupa lembar observasi, angket respon siswa, dan soal pre tes untuk siklus I.
Langkah-langkah pelaksanaan metode mengayunkan suara pada hukum mad siklus I yaitu:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
b. Guru mempersiapkan ayat yang mengandung hukum mad.
c. Guru menyajikan materi yang akan diberikan kepada siswa.
2. Tahap tindakan (action)
Pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang telah disusun, yang terdiri dari
kegiatan awal (pembukaan), inti (pelaksanaan) dan akhir (penutup). Selanjutnya
untuk mengetahui bacaan siswa, guru memberikan ayat yang mengandung hukum
bacaan mad dan siswa diperintahkan untuk membaca ayat tersebut dengan tujuan
mengetahui sejauh mana penerapan hukum bacaan mad yang sesuai kaidah ilmu
tajwid.
3. Observasi
a. Tindakan guru mengamati siswa selama proses pembelajaran.
b. Menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan alat evaluasi pembelajaran.
4. Evaluasi dan refleksi
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
observasi. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam
menyusun perencanaan pada siklus II.
b. Siklus II
1. Perencanaan tindakan
Pada siklus II peneliti melakukan hal yang sama dengan perencanaan yang dilakukan pada
siklus I. Peneliti bertindak sebagai guru dan mempersiapkan materi pembelajaran.
2. Pelaksanaan tindakan
Setelah melakukan perencanaan, selanjutnya peneliti melakukan proses belajar
mengajar sesuai dengan RPP II dikelas yang sama. Pelaksanaan siklus II
dilaksanakan berdasarkan pengalaman pada siklus I dengan memperhatikan
kesalahan-kesalahan yang siswa dalam membaca hukum mad pada pertemuan
pertama.
Pada kegiatan ini guru menyampaikan bagaimana cara agar dalam membaca kata-
kata dalam al Qur`an yang mengandung hukum bacaan mad dibaca dengan baik dan
benar sesuai kaidah ilmu tajwid. Guru mencontohkan bagaimana cara membaca
hukum mad dengan metode mengayunkan suara ketuka terdapat hukum bacaan
mad, kemudian siswa mengikuti bacaan yang sudah di contohkan oleh guru.
Tujuan guru melakukan hal tersebut agar semua siswa dapat dengan mudah
memahami dan mempraktekkan bagaimana membacakan kata yang mengandung
hukum bacaan mad.
3. Observasi
Sama halnya pada siklus I, yaitu pengamatan yang di amati oleh guru bidang studi
Pendidikan Agama Islam, dimana hal yang di amati adalah sejauh mana siswa
memahami dan mempraktekan metode mengayun suara pada hukum bacaan mad
yang terdapat pada ayat al Qur`an.
4. Evaluasi dan refleksi
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
observasi. Jika hasil evalusi dan refleksi siklus II belum memenuhi indikator kinerja
penelitian maka dapat dilanjutkan ke siklus III. Namun jika susdah memenuhi
indikator kinerja penelitian maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus III.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk siklus I telah selesai dilaksanakan pada tanggal
7- 21 September 2022. Hasil pelaksanaan siklus I sebagai berikut:
1. Perencanaan tindakan
a. Penyusunan Program Pelaksanaan Pembelajaran
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran ke I tema
shalat sunnah berjamaah dan munfarid dengan Kompetensi Dasar (KD) dan
Indikator Pencapaian Kompetensi sebagai berikut:
Program Pembelajaran
Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
Pendidikan Agama ISlam 3.9 Memahami hikmah
shalat sunnah berjamaah 3.9.1 Menjelaskan
dan munfarid pengertian tentang shalat
sunnah
3.9.2 Menunjukkan dalil-
dalil naqli tentang shalat
sunnah berrjamaah dan
munfarid
3.9.3 Menunjukkan
macam-macam shalat
sunnah berjamaah dan
munfarid

4.9 Mempraktikkan shalat 4.9.1 Mempraktikkan


sunnah berjamaah bacaan shalat sunnah
berjamaah dengan benar.
b. Menyusun Bahan Ajar
Bahan ajar pembelajaran 3 yaitu mengenai shala sunnah berjamaah dan shalat sunnah
munfarid
c. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKPD)
Lembar kerja peserta didik ini berisi tetang muatan Pendidikan Agama Islam
d. Membuat Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan yaitu power point tentang shalat sunnah
berjamaah dan shalat sunnah munfarid.
e. Menyusun instrumen Penelitian
Menyusun instrumen penelitian, berupa instrumen perbaiakan proses pembelajaran,
instrumen penilaian aktivitas siswa, instrumen penilaian sikap siswa, imnstrumen
penilaian keterampilan siswa, dan menyusun kisi-kisi beserta instrumen tes (soal)
aspek pengetahuan.
f. Menyusun lembar observasi
Menyusun lembar observasi siakap sisial dan rubrik penilaian aspek keterampilan.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Uji Instrumen
1) Melakukan uji instrumen (tes)
2) Menganalisis hasil uji coba instrumen yang valid dan reabilitas
b. Tindakan reflektif
Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutupan sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru memberikan salam
b) Guru menanyakan kabar siswa, memeriksa kehadiran siswa dan
mengkondisikan kelas agar siap belajar
c) Guru menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa
d) Guru melakukan apersepsi mengenai materi pembelajaran sebelumnya
e) Guru memberikan motivasi.
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu tentang shalat
sunnah berjamaah
g) Guru melakukan pembiasaan tilawah al qur`an sebelum masuk ke materi inti.
2) Kegiatan inti
a) Guru menyajikan tayangan video salat sunah berjama’ah jamaah
idain, khusufaindan istisqo

b) Siswa mengamati tayangan tentang salat sunah jamaah idain,


khusufaindan istisqo

c) Menyimak dan membaca dalil-dalil tentang salat berjama’ah (jamaah


idain, khusufaindan istisqo)
d) Guru memberi kesempatan pendapat siswa bertanya tentang ketentuan
salat sunah
e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapat
hal- hal yang akan dipelajari dari tentang ketentuan salat sunnah
f) Siswa secara berkelompok mendiskusikan tentang skenario yang diberikan guru
g) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan diberikan tugas untuk
berdiskusi sesuai dengan tema yang telah ditentukan meliputi pengertian,
dalil- dalil dan tata cara ketentuan salat sunah.
h) Setiap kelompok membuat simpulan mind mapping,
menghubungkan pengertian,dalil- dalil serta ketentuan salat sunah
i) Secara bergantian masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya
dan kelompok lainnya memperhatikan / menyimak dan memberikan
tanggapan.
3. Kegiatan penutup
a) Guru melakukan post test terhadap pemahaman peserta didik selama proses
pembelajaran.
b) Guru bersama-sama para peserta didik melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yangtelah dilaksanakan.
c) Siswa bersama dengan guru membuat kata-kata mutiara
d) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
e) Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik berkaitan dengan
materi yang akan di pelajari pada pertemuan berikutnya.
f) Guru bersama-sama para peserta didik menutup pelajaran dengan doa.
g) Siswa bersama guru mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam.

B. Indikator keberhasilan
Melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,
maka dipergunakan indikator keberhasilan sebagai tolak ukur ada tidaknya peninkatan belajar
siswa. Indikator keberhasilan disini adalah sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam
melaksanakan pebelajaran pendidikan agama islam materi hukum mad dengan menggunakan
metode mengayunkan suara.
1. Rublik Penilaian “Membaca dengan Tartil”
Rubrik Pengamatannya sebagai berikut:
Aspek yang Tindak
Jumlah Ketuntasan
No. Nama Peserta Didik dinilai Nilai Lanjut
Skor
1 2 3 4 T TT R P
1
2
Dst
Aspek yang dinilai :
1. Kelancaran (sesuai dengan kaidah tajwid) Skor 25 → 100
2. Artinya Skor 25 → 100
3. Isi Skor 25 → 100
4. Dan lain-lain Skor
dikembangkan Skor maksimal…. 100
Rubrik penilaiannya adalah:
1) Kelancaran
a) Jika peserta didik dapat membaca sangat lancar, skor 100.
b) Jika peserta didik dapat membaca lancar, skor 75.
c) Jika peserta didik dapat membaca tidak lancar dan kurang sempurna, skor 50.
d) Jika peserta didik tidak dapat membaca , skor 25
Hasil penilaian praktek dari pra siklus diperoleh dari mata pelajaran pendidikan agama
islam materi macam-macam hukum mad yang ada di kelas. Hasil nilainya adalah
sebagai berikut :
No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan
1 Adam L 55 TT
2 Aghni P 55 TT
3 Aldo L 60 TT
4 Anggel P 55 TT
5 Arrivo L 60 TT
6 Audrey L 55 TT
7 cahaya P 60 TT
8 Dzaki L 60 TT
9 Fitria P 65 TT
10 Galang L 55 TT
11 Hasna P 70 TT
12 Ikhsan L 60 TT
13 Kaisar L 65 TT
14 Luthfi L 70 TT
15 Mirna P 70 TT
16 Mohamad rizki L 55 TT
17 Muhammad Ragil L 55 TT
JUMLAH 1.025

Dengan rata-rata sebagai berikut :

Keetrangan
X= 1,025
17
= 60,2%

2. Observasi Siklus I
Observasi siklus ini peneliti melakukan pengambilan data berupa hasil pengamatan dan
hasil belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti membuat catatan
lapangan sebagai pada hasil pelaksanaan siklus I yang akan diperoleh kekurangan-
kekurangan antara lain:
a. Banyak siswa yang kurang dalam memperhatikan penjelasan yang telah disampaikan,
sehingga masih banyak yang belum memahami tentang macam-macam mad dan cara
membacanya.
b. Meskipun pada siklus pertama terdapat respon yang bagus dari siswa, tetapi terdapat
beberapa siswa yang sibuk melakukan hal yang lain dan asyik bercerita saat
pembelajaran berlangsung.
c. Sistem pembelajaran siklus I terdapat beberapa siswa tampak kurang percaya diri dan
masih malu karena ketidak terbiasanya siswa. Selain itu siswa masih memerlukan
pembiasaan dengan keaktifan siswa yang hanya mendengarkan materi yang
disampaikan guru, dan guru pun masih sadar akan kekurangan dalam mengarahkan
jalannya pembelajaran
3. Refleksi siklus I
Melalui data yang terkumpul dari tahap observasi kemudian dikumpulkan
dan dianalisis untuk dilihat kelemahan dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai