Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI METODE TAHSIN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MTs ULUMUL QURAN

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya kemampuan membaca Al-Qur’an pada anak-anak di Mts
Ulumul Quran . Penelitian ini bertujuan, pertama, untuk mengetahui bagaimana kondisi objektif
kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa-siswi di Mts Ulumul Quran, Kedua, untuk mengetahui
bagaimana implementasi metode tahsin untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa-
siswi Mts Ulumul Quran. Ketiga, untuk mengetahui pengaruh implementasi metode tahsin untuk
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa-siswi Mts Ulumul Quran. penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan jenis narrative research dengan menggunakan metode eksperimen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi metode tahsin memiliki pengaruh yang besar
terhadap peningkatan kemampuan siswa-siswi di Mts Ulumul Quran dalam membaca Al-Qur’an sesuai
dengan makharijul huruf dan kaidah-kaidah tajwid. Dalam proses belajar mengajar guru menggunakan
metode klasikal baca simak. Guru pun ikut serta mencontohkan bacaan yang baik dan membenarkan
bacaan Al-Qur’an siswa. Selain itu juga, guru juga melakukan permainan yang berkaitan degan ilmu
tajwid agar siswa-siswi tidak merasa bosan dalam pembelajaran.
Kata kunci : kemampuan membaca Al-Qur’an, metode tahsin, siswa-siswi Mts Ulumul Quran

Abstract
This research was motivated by the lack of ability to read the Al-Qur'an among children at Mts Ulumul
Quran. This research aims, first, to determine the objective condition of the ability to read the Al-Qur'an
among students at Mts Ulumul Quran, secondly. , to find out how to implement the tahsin method to improve
the ability to read the Al-Qur'an in Mts Ulumul Quran students. Third, to determine the effect of
implementing the tahsin method to improve the ability to read the Al-Qur'an in Mts Ulumul Quran students.
This research is qualitative research with the type of narrative research using experimental methods. The
results of this research show that the implementation of the tahsin method has a big influence on increasing
the ability of students at Mts Ulumul Quran in reading the Al-Qur'an in accordance with the makharijul
letters and tajwid rules. In the teaching and learning process the teacher uses the classical method of reading
and listening. Teachers also participate in modeling good reading and justifying students' reading of the
Koran. Apart from that, the teacher also plays games related to the science of recitation so that students do
not feel bored while learning.

Key words: ability to read the Koran, tahsin method, Mts Ulumul Quran students
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan salah satu konsep yang terdiri dari dua dimensi kegiatan (belajar
dan mengajar) yang terlebih dahulu harus dipersiapkan dan direncanakan, serta ditujukan pada
proses pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikator sebagai gambaran
hasil belajar. Pada umumnya pembelajaran bisa diartikan sebagai suatu kegiatan terencana yang
melibatkan atau mengkondisikan seseorang agar dapat belajar dengan baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Interaksi pembelajaran antara guru dengan siswa dapat menghasilkan suatu
hubungan dua arah dalam proses transfer informasi. Bukan hanya guru yang dituntut untuk aktif
dalam pembelajaran tetapi juga siswa harus ikut berperan aktif dalam pembelajaran, sebab
hubungan timbal balik tersebut akan terlaksana apabila keduanya sama-sama berperan aktif. Oleh
karena itu, guru bukan hanya sebagai sumber atau pemberi informasi tetapi juga sebagai
fasilitator untuk siswa dalam pembelajaran.1
Sebagai seorang guru ataupun pendidik tentu harus mempunyai peran dan tanggung
jawab dalam suatu pendidikan. Penggunaan metode atau langkah-angkah dalam suatu
pembelajaran adalah hal yang utama bagi seorang guru untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan oleh sekolah. Diantara upaya-upaya strategi dalam pembelajaran al-qur’an adalah
meliputi proses pemilihan pendekatan, metode, teknik dalam pembelajaran dan prosedur
pembelajaran agar menghasilkan hasil yang berkualitas.2
Implementasi sebuah metode pembelajaran berbasis al-Qur’an di suatu lembaga
pendidikan Islam merupakan sesuatu yang mutlak adanya. Sementara itu dari beberapa
pengembangan metode pemelajaran di indonesia asaat ini begitu pesat, hal ini menunjukkan akan
kesadaran dan semangat masyarakat akan pentingnya mengaji dan mengkaji kitab suci al-Qur’an
semakin baik dan selalu senantiasa mengupayakan agar terus dikembangkan.. Maka untuk dapat
aktif ambil bagian tersebut, dibutuhkan strategi atau metode-metode yang sesuai dengan kondisi
yang ada.3
Metode merupakan bagian yang penting dari faktor yang menentukan suatu keberhasilan
pembelajaran, tanpa terkecuali pembelajaran tahsin Al-Qur’an. Penggunaan metode pembelajaran
tertentu diharapkan bisa memermudah tercapainya tujuan yang diharapkan, seperti halnya
penggunaan metode tahsin akan mempermudah peserta didik untuk membaca alquran dengan
benar sesuai dengan ketentuan atau kaidah-kaidah dalam ilmu tajwid. Melalui penggunaan
metode yang tepat juga akan memperoleh hasil yang sangat baik dalam membaca al-qur’an, yang
biasaya 15 menit perhalaman bisa menjadi 10 menit perhalaman. Bahkan juga bisa 5 menit
perhalaman. Oleh karena itu, akan mempercepat peserta didik dalam mengkhatamkan bacaan al-
Qur’an.4
Al-Qur’an ialah firman atau kalam Allah SWT yang merupakan suatu mukjizat (dapat
mengalahkan atau melemahkan para penentang Rasul atau para nabi) yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad Saw. Melalui perantara malaikat jibril yang diawali dari surat Al-Fatihah
sebagai pembuka dan diakhiri surat An-Naas sebagai penutup surat, yang ditulis pada sebuah

1
Fitroh Hayati Dan Della Indah Fitriani, “Penerapan Metode Tahsin Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Sekolah Menengah Atas” 5 (Oktober 2020).
2
Rahmadi Ali, “Efektifitas Metode Qiroati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Alquran
Siswa Sdit Bunayya Medan,” Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora 2, No. 1 (2017): 179–86.
3
Azis Rizalludin, “Implementasi Metode Talaqqi Dalam Pembelajaran Tahsin Dan Tahfiz Al-
Qur’an” 1 (1 November 2019): 23.
4
Wira Meiris Tri Agusman, “Al-Qosimi Sebagai Metode Pembelajaran Tahfiz Alquran:,”
Waraqat : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 6, No. 2 (16 Desember 2021): 10–18,
Https://Doi.Org/10.51590/Waraqat.V6i2.194.
mushaf yang diambil secara mutawatir atau secara berangsur-angsur, dan apabila kita
membacanya adalah suatu ibadah yang bernilai pahala. 5
Dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an banyak sekali cara atau metode dalam
mengajarkannya, diantaranya yaitu metode Tahsin, metode al-Barqi, metode Iqro, metode Ummi,
metode Qiraaty, metode Tartil dan masih banyak lagi metode-meode dalam pembelajaran Al-
Qur’an. Semua metode -metode tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin membantu
anak-anak agar melancarkan bacaam Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid.
oleh karena itu, pada kali ini peneliti memilih metode tahsin pada pembelajaran Al-Qur’an yang
bertempat di Mts Ulumul Qurandesa Pematang Benteng Hilir Kecamatan Sunagi Tabukan
kabupaten Hulu Sungai Utara.6
Metode tahsin adalah metode yang bertujuan untuk memperbaiki atau memperindah
bacaan Al-Qur’an sehinnga bacaan kita sesuai dengan bacaan Rasulullah Saw, yakni
mengeluarkan huruf dari makhrajnya, memenuhi sifatnya dan selalu memperhatikan hukum
bacaannya. atau dengan kata lain memperindah bacaan Al-Qur’an sesuai dengan kaidah-kaidah
dalam ilmu Tajwid. Sistem pendidikan dan pengajaran metode tahsin ini melalui sistem yang
berpusat pada murid dan guru yang dilaksanakan secara klasikal maupun individual. Diantara
kelebihan metode tahsin ini yaitu dapat memperbaiki bacaan murid yang pada awalnya tidak
sempurna menjadi sempurna dalam penyebutan makhrijul huruf maupun sifatul huruf yang
terdapat dalam kaidah ilmu tajwid. Didalam pembelajarannya terdapat praktek penyebutan
makhrijul huruf ataupun sifatul huruf secara per orang atau per kelompok agar kita dapa
mengetahui seberapa betul sudah dalam penyebutan makhrijul huruf ataupun sifatul huruf yang
telah dilakukan secara praktek.7

5
Rahmandika Priasandi, Rahendra Maya, Dan Unang Wahidin, “Implementasi Metode Jibril
Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Alquran Pada Siswa Kelas V Di SDIT Al-Qolam Ngawi Jawa
Timur Tahun Ajaran 2019/2020,” Prosa Pai : Prosiding Al Hidayah Pendidikan Agama Islam 2, No. 1b (10
Desember 2019): 236–45.
6
Syarif Hidayat, Rahendra Maya, Dan Sarifudin Sarifudin, “Implementasi Metode At-Tahsin
Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Alquran Pada Taman Pendidikan Alquran (Tpa) Hunafa Anak
Shaleh Dan Shalehah Kecamatan Jagarkarsa Kota Jakarta Selatan,” Prosa Pai : Prosiding Al Hidayah
Pendidikan Agama Islam 1, No. 1 (2 Oktober 2018): 76–87.
Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian
manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilannya. Tidak hanya itu,
pendidikan dimasa sekarang ini sudah menjad iproses yang didalamnya memiliki maksud yaitu untuk
meningkatkan kompetensi kemampuan manusia yang berkualitas baik dalam ilmu duniawi maupun
ukhrowi.(HalimiImam,2018).
Pendidikan adalah salah satu permasalahan yang sangat penting dalam rangka membangun
manusia yang seutuhnya. Dengan pendidikan yang memadai, maka akan mudah mewujudkan
pembangunan di negara kita sesuai dengan apa yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut,maka pemerintah Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dengan harapan dapat menghasilakan warga negara yang
taqwa,cerdas,terampil juga sehat jasmani dan rohani.(Firman Maulana & Fahmi Irfani,2022).
Pendidikan menghasilkan orang-orang yang berpengetahuan dan terampil. Pemerintah
sedang meningkatkan pendidikan nasional. Dalam dunia pendidikan dibutuhkan sumber daya
manusia yang matang dan berpengetahuan. MenurutAl-Qur'an, pendidikan menghasilkan orang-
orangyang selalu mendukung kebenaran, melarang kejahatan, dan percayakepadaAllah,(Q.SAl-
Hajjayat41)(Indonesia,2019).
Tanpakepemimpinandanarahan,pelaksanaanpendidikanmungkinakanterlambatuntuk
membangun sumber daya manusia. Pendidikan melibatkan tujuan, siswa, guru, sarana, dan
prasarana. Ada beberapa istilah yang dipakai sebagai sebutan pendidikan yaitu tarbiyah, ta’dib,
ta’lim, tadris, tadzkiyah, yang secara keseluruhan menghimpun kegiatan yang terdapat dalam
pendidikanya itu membina, memelihara, mengajarkan, menyucikan jiwa dan mengingatkan manusia
terhadap hal-hal yang baik(Rosadi,2017).
Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran yang penting diajarkan disekolah umum
maupun disekolah Islam, untuk mengajarkan Agama Islam kepada generasi umat Islam maka
diperlukan proses pendidikan. Pendidikan Islam adalah upaya manusia untuk melahirkan generasi yang
baik dan unggul, generasi yang selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT.
Al-Qur’ana dalah kitab suci penyempurna dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Al-Qur’an
sebagai petunjuk kehidupan umat manusia dan sebagai obat dari segala penyakit. Al- Qur’an
diperuntukkan bagi umat Islam yang telah dipilih oleh Allah sebagai umat terbaik dari umat lainnya. Al-
Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW yang sangat berharga bagi umat Islam yang dahulu,
sekarang hingga nanti di yaumulkiamah. Al-Qur’an merupakan firman Allahyang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril dan dijadikan pedoman hidup bagi seluruh umat
manusia yang beriman (Izzatul Jannah & Irfan Hidayatullah2009).
Sebagai umat Islam kita memiliki kewajiban dengan menaruh perhatian terhadap Al-Qur’an yaitu
dengan cara senantiasa membacanya, menghafalkannya maupun menafsirkannya. Allah SWT telah
menjanjikan bagi para pelestari kitab-Nya yaitu berupa pahala, dinaikkan derajatnya dan diberikan
kebahagiaan baik didunia maupun diakhirat.
Kemampuan membaca Al-Qur’an Adalah dasar utama untuk dapat mengamalkan dan
mengajarkanAl-Qur’an serta mengamalkan Agama Islam baik untuk dirinya atau untuk orang lain. Oleh
karena itu tuntutan untuk dapat membacaAl-Qur’an sangat diperlukan, karena membaca Al- Qur’an
merupakan salah satu sunnah dalam Islam, dan dianjurkan kepada setiap muslim agar senantiasa
memperbanyakmembacanya. Sehingga hati mereka hidup dan akal mereka cemerlang karena
senantiasa mendapatkan pancaran cahaya Al-Qur’an.(FahmiIrfani,2022).
Kondisi kemampuan membacaAl-Qur’an pada peserta Didik secara umum pada saat ini
masih butuh perhatian, sekalipun sebagian besar siswa adalah beragama Islam. Ternyata kemampuan
Membaca Al-Qur’annya sangatlah minim. Minat membacanya masih minim dan bahkan suatu beban
yang berat bagi siswa. Seperti yang kita ketahui saat ini, disekolah umum hanya diajarkan 2 jam dalam
seminggu pembelajaran agama Islam, tentu masih belum maksimal kemampuan seorang anak dalam
membacaAl-Quran. Seharusnya pada usia mereka sudah lancar dan mengerti akan makhrijul huruf
yang tertera dalam bacaan surah di Al-Quran. Banyak latar belakang siswa yang menjadi kendala
dalam membaca Al-Qur’an yang umum terjadi, faktor lingkungan yang menyebabkan mereka malas
untuk belajar membaca Al-Qur’an pada usia dini, faktor keluarga yang tidak mendorong anaknya
untuk belajar membaca Al-Qur’an juga menjadi penyebab anak tidak bisa membacaAl-Qur’an.
Penggunaan metode pembelajaran dalam meningkatkan peranan pengajaran agar lebih dapat
diterima oleh siswa merupakan suatu keharusan, karena dalam tujuan mengajar disebutkan agar bahan
ajar yang diberikan kepada siswa dapat diserap dengan baik, sementara proses belajar mengajar
merupakan komunikasi timbal balik antar guru dan murid, keduanya sama-sama aktif dalam ambil
bagian sesuai dengan kedudukannya dan posisinya masing-masing. Maka untuk dapat aktif ambil bagian
tersebut, dibutuhkan cara-cara atau metode-metode yang sesuai dengan kondisi yang ada.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang berjenis Naratif riset atau
bisa juga disebut deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian yang dihadapkan terhadap
fenomena atau kejadian tertentu untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena
yang diamati atau yang telah diteliti. Naratif riset juga bisa diartikan dengan menceritakan sebuah
kejadian yang telah diteliti pada suatu tempat ataupun keadaan baik itu wawancara ataupun
pengamatan langsung. Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini yang dijadikan objek wawancara salah seorang
guru pengajar tahsin di Mts Ulumul Quran tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di Mts Ulumul Quran tepatnya pada sebuah Taman
pendidikan Anak (TPA) yang bertempat di Mts Ulumul Quran tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Secara sederhana implementasi bisa diartikan dengan pelaksanaan atau penerapan.
Browne dan Widavsky mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan. Menurut Nurdin Usman implementasi adalah suatu kegiatan yang
bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi
bukan hanya sekedar aktivitas tetapi juga suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai
tujuan kegiatan.
Metode pembelajaran adalah suatu cara untuk mengimplementasikan prosedur atau
langkah-langkah dalam pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Sehingga menjadi suatu
kewajiban bagi seorang pendidik untuk melakukan analisis awal kemampuan siswaya sebelum
menerapkan suatu metode pembelajaran agar tercapai dengan baik.
Tahsin secara bahasa diambil dari kate kerja khassan, yang artinya memperindah, atau
membaguskan, atau memperbaiki, atau menghiasi, atau membuat lebih baik dari semula. Secara
istilah ilmu tahsin adalah ilmu tentang tatacara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah-kaidah di dalam ilmu tajwid.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
implementasi metode at-tahsin ialah suatu kegiatan atau cara yang telah tersusun secara maksimal
untuk memperbaiki atau membaguskan dalam membaca Al-Qur’an.
Membaca Al-Qur’an dengan Ilmu Tajwid setidaknya ada beberapa syarat penting yang
harus dikuasai oleh siswa yaitu : menguasai cara pelafalan huruf-huruf hujaiyah sesaui dengan

makhrajnya dengan benar, menguasai sifa-sifat huruf, membaca mad atau tanda panjang dengan
tepat, dan membunyikan ghunnah dengan konsisten.

Adapun beberapa alasan lain pemilihan metode tahsin dalam pembelajaran Al-Qur’an di
Mts Ulumul Quran karena metode tahsin ini memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan
metode lain, diantara kelebihan-kelebihannya yaitu: pertama, pembelajarannya lebih lengkap jika
dibanding dengan yang lainnya, karena dijelaskan secara lengkap makhraj dan sifar-sifat
hurufnya. Kedua , mempunyai tiga jilid yang lebih simpel dan cepat membaca Al-Qur’an dengan
benar. Ketiga, sistem pembelajarannya langsung bertatap langsung antara guru dan murid.
Adapun dari beberapa kelebihan tersebut terdapat juga sedikit kekurangan dari metode ini
yaitu: pertama, metode tahsin masing asing dalam kalangan masyarakat umum, karena termasuk
metode baru. Kedua, Tidak mudah untuk naik kehalaman selanjutnya, sehingga harus benar-benar
memperhatikan materinya. Ketiga, penulisan harus menyesuaikan dengan rasm usmani yang
belum begitu banyak dikenal peserta didik. Keempat, sulit jika belajar tanpa adanya seorang
pembimbing.
Menurut peneliti, pemilihan metode tahsin yang diterapkan dalam pembelajaran al-Qur’an
di Mts Ulumul Quran tersebut sudah sangat tepat. karena dalam metode tahsin terdapat banyak
kelebihan dibanding dengan metode lain. Salah satunya sistem pembelajarannya dengan bertatap
langsung antara guru dengan murid. Karena dalam suatu pembelajaran tidak akan efektif atau
sempurna jika murid dan guru tidak bertatap langsung dalam suatu pembelajaran.

Guru yang mengajar tahsin di Mts Ulumul Quran tidak dipilih berdasarkan bidang
keahlian (jurusan PT) tetapi berdasarkan kemampuan yang dimiliki dalam membaca Al-Qur’an.
Selain itu juga, para pengajar tahsin harus pernah mengikuti pembinaan tahsin. Adapun para guru
tahsin di Mts Ulumul Quran diberbagai lembaga tahsin lainnya. Untuk meningkatkan keahlian
serta penyamaan visi didalam mengajar tahsin di Mts Ulumul Quran dilaksanakan setiap 4 bulan
lomba-lomba yang berkaitan dengan Al- Qur’an. Untuk mengetahui serta memotivasi para siswa-
siswi untuk belajar Al-Qur’an dengan rajin.
Pembinaan pembelajaran Al-Qur’an ini merupakan suatu bentuk komitmen sekolah
terhadap penggunaan metode tahsin di Mts Ulumul Quran. Pihak sekolah mengharapkan kepada
para guru untuk menerapkan metode tahsin ini dengan semaksimal mungkin, agar para siswa-
siswi dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada
kali ini pembelajaran tahsin dibagi menjadi beberapa kelompok, agar pembelajaran lebih terarah
dan berjalan dengan baik sesuai apa yang di harapkan oleh pihak sekolah. Selain itu juga, guru
harus memiliki strategi-strategi khusus untuk menguasai pembelajaran ataupun peserta didik yang
akan diajarkan.
Adapun untuk pengaturan siswa, pengurus Mts menyarankan dalam pembelajaran tahsin
tersebut siswanya dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok untuk laki-laki dan satu
kelompok untuk perempuan. Namun melihat dari segi pembelajarannya yang sudah berjalan satu
bulan, pembelajaran tersebut dirasa kurang efektif. Kemudian pengurus mengusulkan untuk
memecah lagi menjadi empat kelompok. Dua kelompok untuk laki-laki dan dua kelompok untuk
perempuan. Pembelajaran tahsin ini hanya sebagai pelajaran tambahan untuk memanfaatkan
waktu kosong setelah pembelajaran Al-qur’an atau baca tulis Al-Qur’an
Dalam desain pengaturan waktu, pelaksanaan pembelajaran tahsin Al-qur’an
dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu, yakni pada hari selasa, kamis dan sabtu, waktu
pelaksaannya yaitu setelah shalat ashar ketika berakhir pembelajaran baca tulis Al-Qur’an tersebut
dan kemudian di isi dengan pembelajaran Tahsin Al-Qur’an. Waktu tersebut terhitung 15-20
menit dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran tahsin di Mts Ulumul Quran ini diharapkan dapat
berjalan dengan maksimal seperti apa yang diharapkan oleh pengurus atau pimpinan.
Adapun untuk tempat pembelajaran tahsin Al-Qur’an di Mts Ulumul Qurandilaksanakan
hanya pada satu tempat saja, maka para guru harus mempunyai srtategi khusus dalam
pembelajaran sehingga siswa-siswi tidak merasa bosan dalam belajar. Diantara strategi yang
diterapkan dalam metode tahsin di Mts Ulumul Quran tersebut yaitu belajar sambil bermain,
sambil bernyanyi dan lain sebagainya.
Dalam pemilihan desain materi bahan ajar untuk Mts Ulumul Quran disesuaikan dengan
tingkat kemampuan siswa-siswi di Mts Ulumul Quran tersebut, agar materi yang disajikan
bahasanya tidak terlalu sulit untuk dipahami oleh anak-anak. Materi yang disajikan diambil dari
buku Metode Makhraji yang dibuat oleh Quantum tahsin dan tahfidz kampus STIQ Amuntai
kalimantan Selatan. Buku tersebut berisi tentang pedoman tahsin Al-Qur’an bagi pemula. Tebal
buku tersebut terdiri dari 37 halaman yang didalamnya terdapat 6 bab pembahasan yang akan di
pelajari. Bab pertama berisi pendahuluan yang membahas tentang pengertian dan hukum ilmu
tajwid. Bab kedua berisi kebiasaan umum yang perlu diperbaiki dalam membaca Al-Qur’an. Bab
ketiga berisi tentang makhraj dan sifat huruf. Bab empat berisi penyempurnaan bacaan Al-
Qur’an. Bab 5 berisi tentang istilah-istilah dalam Al-Qur’an. Bab enam berisi tentang latihan
makhraj dan sifat huruf.
Dari beberapa bab diatas, hampir tiga bab sudah diajarkan oleh guru pada siswa-siswi Mts
Ulumul Quran dalam dua bulan ini, yaitu bab tentang pengertian ilmu tajwid dan hukumnya
sampai bab tiga tentang makharijul huruf. Dalam pembelajaran makhrijul huruf ini membutuhkan
waktu yang lama, karena dalam pembelajaran tersebut para murid mempraktekkan satu persatu
bunyi huruf hijaiyah yang telah dicontohkan oleh para guru. Jika terdapat kekeliuran dalam
pengucapannya maka bisa diulang beberapa kali hingga sempurna atau mendekati sempurna. Hal
ini lah yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan waktu yang diberikan dalam satu
kali pertemuan itu hanya 15-20 menit. Sehingga hal itulah yang membuat pembelajaran tahsin di
Mts Ulumul Quran dalam dua bulan ini hanya mencapai dua sampai tiga bab saja.
Adapun proses evaluasi pembelajaran Al-Qur’an dengan metode tahsin di Mts Ulumul
Quran ialah berupa lisan yaitu tanya jawab antara guru dengan murid. Adapun evaluasi dalam
bentuk Sosial.”

Implementasi Metode Tahsin dalam MembacaAl-Qur’an Pada Siswa

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis umtuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
ditentukan. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan tekhnik atau cara penyajian
bahan pembelajaran yang akan digunakan oleh guru kepada siswa baik secara kelompok maupun
individu. Metode tahsin terdiri dari dua suku kata yaitu metode dan tahsin. Metode dari bahasa
Yunani “metodos” yangartinya melalui atau melewati sedangkan “hodos” artinya jalan atau cara.
Metode dapat diartikan suatu cara yang dilalui untuk mencapai tujuan. Metode tahsin ialah salah
satu cara seorang pendidik dalam membaca Al- Qur’an yang memfokuskan pada makhrarijul hurf
(tempat keluar masuknya huruf) dan ilmu tajwid. Metode tahsin dalam membaca Al-Qur’an
dilakukan oleh guru secara langsung dan berhadapan.25 Karena dengan seperti itu seorang pendidik
dapat mengetahui apakah makharijul hurf yang diucapkan siswa sesuai dengan hukum kaidah atau
tidak.

Nama lain tahsin Al-Qur’an ialah Ilmu Tajwid, pengertian tajwid atau tahsin ialah mengeluarkan
huruf atau tempat keluarnya dengan menyertakan hak dan mustahaknya. Pengertian tersebut juga
merupakan mempelajari tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah, mempelajari sifat-sifat asli huruf
atau bagaimana huruf tersebut ketika kondisi tertentu. Berdasarkan perngertian di atas dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari metode Tahsin adalah gunamemberikan pengajaran atau pendidikan
Al-Qur’an dengan ilmu membaca Al-Qur’an secara baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid.
Metode pembelajaran tahsin merupakan metode pembelajaran yang bermakna, karena siswa
merasakan hubungan yang khusus ketika kegiatan pembacaan dan penghafalan berlangsungoleh
dirinya dengan gurunya. Siswa bukan hanya memperoleh bimbingan dan arahan cara membaca dan
menghafalkannya, namun juga dapat dievaluasi dan diketahui perkembangannya kemampuannya.

Dalam kondisi yang demikian tercipta pula komunikasi yang baik antara guru dansiswa sehingga
mampu meninggalkan kesan yang mendalam antara guru dan siswa. Hal ini berpengaruh baik
karena guru semakin tumbuh kharismanya dan siswa semakin simpati sehingga ia selalu mencontoh
perilaku gurunya. Terdapat kelebihan dalam implementasi metode tahsin, yaitu: 1) lebih mengetahui
pengucapan huruf-huruf hijaiyah, 2) membaca Al- Qur’an akan lebih tertata dan imdah
pelafadzannya, 3) menyempurnakan setiap ayat Al- Qur’an yang dibaca. Sedangkan kekurangannya
ialah dapat merusak keindahan pelafadzannyaolehsebabitusangatdianjurkanmempelajaritahsinAl-
Qur’an,karenadalam mempelajari tahsin bukan hanya membacanya saja namun juga keseluruhannya
seperti mengenal panjang pendek dan tajwidnya.

Kemampuan ialah kesanggupan, kekuatan, dan kecakapan. Kemampuan membaca Al- Qur’an
adalah kesanggupan atau kecakapan yang dimiliki siswa dalam membaca Al-Qur’an dan dapat
menerapkan hukum tajwid dengan tepat. Indikator kemampuan membaca Al- Qur’an antara lain
dalam makhorijul hurf, ketepatan tajwid, dan kelancaran dalam membaca Al-Qur’an. Kemampuan
belajar siswa dalam membaca Al-Qur’an, penekanannya pada kegiatanmembaca. Ketika
siswasudahfasihdenganmenerapkanilmutajwid yang adasesuai apa yang dipelajarinya. Kemampuan
membaca Al-Qur’an pada setiap orang berkaitan dengan kondisi masing-masing individu. Ada
beberapa orang yang belajar dengan istiqomah sampai akhirnya bisa membaca dengan lancar, ada
yang sekedar belajar namun tidak mempunyai target, ada juga karena adanya paksaan dari
lingkungan sekitar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an
setiap individu berbeda sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Jika dikaitkan dengan zaman saat ini, dimana perkembangan teknologi juga semakin maju, orang
lebih memilih sesuatau yang praktis dalam belajar membacadan mempelajari Al-Qur’an
menggunakan aplikasi ataupun audio, sehingga makharijul hurf akan kurang diperhatikan.
Sesungguhnya teknologi itu diciptakankarena adanya desakankebutuhandunia nyata di luar dirinya.
Oleh karena itu peneliti mencoba mengimplementasikan metode dasar yang tepat dalam membekali
siswa dalam membaca dan mempelajari Al-Qur’an sesuai dengan kaidahnya.

Adanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP yang sesuai Kurikulum 2013 dapat menjadi
acuan yang dipegang guru tahsin untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran. RPP dibuat oleh
guru untuk membantu dalam mengajar agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan Komperensi
Dasar pada berlangsungnya pembelajaran. Langkah- langkah yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran tahfidz dengan metode tahsin di Mts Ulumul Quran berjalan dengan efektif, efesien,
kreatif dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan guru mampu mengemasnya dengan menarik dan
tidak membosankan. Untuk itu metode yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
siswa.

Penggunaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran tahfidz untuk penggunaan metode tahsin
dikatakan terlaksana dengan cukup baik. Kurikulum merupakan pengalaman yang pendidikan
kepada peserta didik, dengan mencangkup teknis yang telah diatur dalam lingkungan pendidikan,
yang dinilai dapat mendukung kelulusan peserta didik. Hal ini sesuai dengan teori implementasi
kurikulum menurut Martinus Yamin yaitu guru menerapkan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah dan instansi, dan guru harus mampu mengajarkannya, meskipun kurikulum yang baru
berbeda dengan kurikulum yang sudah ada sebelumnya, tentu hal ini terjadi karena pengaruh
penilaian kemajuan zaman, dan untuk meningkatkan kecerdasan peserta didik dalam pengembangan
pembelajaran.

Adab membaca Al-Qur’an merupakan salah satu indikator dalam penilaian membaca Al-Qur’an.
Membaca Al-Qur’an tidak sama seperti membaca bacaan yang lainnya, karenaAl-Qur’an adalah
kalam Allah SWTyang memerlukan kesungguhan adab dan etika dalam membacanya. Oleh karena
itu, guru Tahfidz Mts Ulumul Quran senantiasa mengajarkan adab dalam membaca Al-Qur’an
seperti berwudhu sebelummembaca Al-Qur’an, diawali dengan membaca Taawudz dan Basmillah,
kemudian diakhiri dengan membaca tasdiq.

Metode tahsin ini diterapkan dalam pembelajaran tahfidz, proses pembelajaran dalam
kelasmengacukepadatigakegiatanpembelajaran,yaknikegiatanpendahuluanataupembuka kemudian
dilanjut dengan kegiatan pokok atau penyampaian materi pembelajaran dandiakhiri dengan kegitan
akhir atau penutup. Dalam kegiatan pendahuluan atau pembukaan, guru mengucapkan salam
kemudian dilanjut dengan membaca Surah Al-Fatihah dan doa belajar secara bersama-sama dan
juga presesensi kehadiran, kemudian guru memberikan cuplikan tentang materi yang akan
disampaikan dengan sedikit mereview kembali materiyang sudah disampaikan pada waktu
sebelumnya, dengan mengulang kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya akan membuat
siswa tidak mudah lupa dan lebih siap dalam menelaah materi selanjutnya yang akan disampaikan
oleh guru. Pada kegitan pokok, guru menyampaikan dan menjelaskan hukum bacaan yang terdapat
pada ayat yang akan dibaca dan dihafalkan, kemudian guru mencontohkan terlebih dahulu dan
diikuti oleh siswa. Pada kegiatan penutup, guru melakukan evaluasi selama proses pembelajaran
dengan memberikan umpan balik dan penguatan terhadap keberhasilan siswa dengan memberikan
apresiasi setiap siswa yang mampu melebihi target, dan diakhiri dengan doa penutup majlis secara
bersama- sama.

Terkait penggunaan metode tahsin, selain guru mencontohkan cara membaca dengan hukum tajwid
dengan benar, guru tahfidz juga menggunakan media lain seperti alat rekam, yaitu dengan
memutarkan rekaman Ustadz Hanan Attaki yang sedang membacakan ayat Al- Qur’an
menggunakan nada muri-Q dengan meperhatikan hukum bacaan dengan benar. Penggunaan
beberapa metode yang variatif tentu saja menjadikan siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti
pembelajaran dan akan memberikan efek yang positif yakni peningkatan dalam hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, penggunaan metode tahsin dalam meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di Mts Ulumul Quran menunjukkan adanya suatu
keberhasilan, dilihat dari nilai harian siswa yang dilakukan oleh guru dengan menguji siswa satu per
satu untuk membaca Al-Qur’an menunjukkan keberhsilan dengan tingkat 80% keberhasilan siswa
dapat membaca Al-Qur’an dengan baik sesuai kaidah hukum tajwid yang ada. Namun meski
demikian, evaluasi dalam pembelajaran harus tetap ada. Adanya evaluasi untuk mengetahui letak
kekurangan pada pembelajaran, sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk menjadi lebih baik
lagi kedepannya

Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan MetodeTahsin

Dalam setiap penggunaan metode pembelajaran, pasti akan ada factor yang mendukung
keberhasilan dan faktor penghambat dalam pembelajaran. Begitu juga dengan penggunaan metode
tahsin ini, juga memiliki adanya faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan metode
pembelajaran. Faktor pendukung diantaranya dapat bersal dari faktor internal maupun faktor
eksternal: 1) adanya niat dalam diri siswa untuk mempelajari ilmu tajwid, tanpa adanya niat maka
segala sesuatu tidak akan berjalan pada semestinya, 2) adanya kesiapan dalam diri siswa maupun
guru pada pembelajaran baik kesiapan secara fisiologis maupun psikologis, 3) kemampuan guru
dalam menggunakan metode yang tepat dan variatif menjadikan siswa tidak mudah bosan, 4)
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sebagai penunjang pendidikan, 5) kemampuan
mengajar guru yang baik dalam penyampaian materi pembelajaran, 6) adanya target dalam
pembelajaran sehingga membuat siswa terpacu untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.
Jika ada faktor pendukung, tentu saja juga memiliki adanya faktor penghambat dalam penggunaan
metode tahsin ini. Diantara faktor penghambat tersebut adalah: 1) terkadang kurangnya kontrol guru
dalam menjaga semangat para murid dalam pembelajaran, 2) adanya rasa malas yang ada pada diri
siswa sehingga membuatkurangnya kesiapan dalam menerima materi pembelajaran yang akan
disampaikan, 3) kurangnya kesadaran serta dukungan orang tua ketika siswa dirumah tidak
mengajarkan dan mengulang kembali pembelajaran yang sudah didapatkan di sekolah.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi metode tahsin
dalam membaca Al-Qur’an pada siswa Mts Ulumul Quran berjalan dengan baik. Metode tahsin
berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di Mts Ulumul Quran.
Implementasi metode tersebut melalui proses pembelajaran tahfidz, siswa membaca membaca Al-
Qur’an dengan memperhatikan hukum tajwid, kecepatan dan kelancaran membacanya. Dalam
penelitian ini ditemukan beberapa faktor pendukung yaitu: adanya niat dan kesiapan dalam diri
siswa, kemampuan guru yang mumpuni, kreativitas guru dalam penggunaan metode dan adanya
target dalam pembelajaran. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu: kurangnya kontrol guru
dalam pembelajaran, adanya rasa malas pada siswa, kurangnya kesadaran dan dukungan orangtua
dalam belajar tahsin. Meskipundemikian, penggunaan metode tahsin menunjukkan tingkat
keberhasilan 80% kelancaran siswa dalam membaca Al-Qur’an
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi, salah satu tujuan utama dari
pembelajaran Al-Qur’an di Mts Ulumul Quran ialah agar para siswa-siswi pada Mts Ulumul
Quran dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta berakhlaq Qur’ani. Guru yang
mengajar tahsin di Mts Ulumul Quran tidak dipilih berdasarkan bidang keahlian (jurusan PT)
tetapi berdasarkan kemampuan yang dimiliki dalam membaca Al-Qur’an. Dalam desain
pengaturan waktu, pelaksanaan pembelajaran tahsin Al-qur’an dilaksanakan tiga kali dalam satu
minggu, yakni pada hari selasa, kamis dan sabtu, waktu pelaksaannya yaitu setelah shalat ashar.
Adapun untuk tempat pembelajaran tahsin Al- Qur’an di Mts Ulumul Quran dilaksanakan hanya
pada satu tempat saja, yaitu pada Mts Ulumul Quran. Adapun proses evaluasi pembelajaran Al-
Qur’an dengan metode tahsin di Mts Ulumul Quranialah berupa lisan dan tulisan. Pembelajaran
Al-Qur’an dengan metode tahsin ini membawa pengaruh besar terhadap membaca Al-Qur’an pada
Anak-anak di Mts Ulumul Quran.
DAFTAR PUSTAKA

Agusman, Wira Meiris Tri. “Al-Qosimi Sebagai Metode Pembelajaran Tahfiz Alquran:”
Waraqat : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 6, No. 2 (16 Desember 2021): 10–18.
Https://Doi.Org/10.51590/Waraqat.V6i2.194.
Ali, Rahmadi. “Efektifitas Metode Qiroati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca
Alquran Siswa Sdit Bunayya Medan.” Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial
Humaniora 2, No. 1 (2017): 179–86.
Dwi Prasojo, Agus. “Penggunaan Metode Tahsin Terhadap Kemampuan Membaca Al-
Qur’an Pada Mata Pelajaran Al Quran Hadits Kelas V Di Mima Iv Sukabumi
Bandar Lampung Tp 2018/2019,” 2018, 25.
Hanafi, Yusuf, Nurul Murtdho, Alifudin Ikhsan, Muhammad Saefi, Dan Tsania Nur
Diyana. Literasi Al-Qur’an. Tim Delta Pijar Khatulistiwa. Sidoarjo, 2019.
Hayati, Fitroh, Dan Della Indah Fitriani. “Penerapan Metode Tahsin Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Sekolah Menengah Atas” 5 (Oktober
2020).
Hidayat, Syarif, Rahendra Maya, Dan Sarifudin Sarifudin. “Implementasi Metode At-
Tahsin Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Alquran Pada Taman
Pendidikan Alquran (Tpa) Hunafa Anak Shaleh Dan Shalehah Kecamatan
Jagarkarsa Kota Jakarta Selatan.” Prosa Pai : Prosiding Al Hidayah Pendidikan
Agama Islam 1, No. 1 (2 Oktober 2018): 76–87.
Https://Doi.Org/10.30868/Ppai.V1i1.298.
Hidayat, Zakiyah Lu’luatul Fuadie. “Penerapan Metode Maqdis Pada Pembelajaran
Tahsin Alquran: Studi Di Smp Al-Amanah Cinunuk Bandung.” Diploma, Uin
Sunan Gunung Djati Bandung, 2019. Http://Digilib.Uinsgd.Ac.Id/26558/.
Irma, Eka Ade. “Metode Tahsin Dalam Memperbaiki Bacaan Al-Qur’an.” Al-Hanif:
Jurnal Pendidikan Anak Dan Parenting 1, No. 1 (30 Juni 2021): 10–14
YaminMartinis.(2006).ProfesionalisasidanImplementasiKBK, (Jakarta:Gaung Persada
Pres)

Anda mungkin juga menyukai