Anda di halaman 1dari 11

KURANGNYA MINAT PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN

TAJWID AL-QUR’AN DI JORONG BANTIANG TANGAH KECAMATAN


MALALAK BARAT

Astuty Hariati Hasibuan


Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
astutyhariati3366@gmail.com

ABSTRAK
Pada dasarnya, metode pembelajaran Al-Qur'an adalah mengajarkan Al-Qur'an
pada anak-anak, yg adalah tahap pertama pengenalan Al-Qur'an dengan tujuan
mengajarkan mereka alfabet menjadi indikasi bunyi atau indikasi suara. tak
mungkin menyampaikan pengajaran membaca serta menulis di SD menggunakan
pedagogi Al-Qur'an sebab pada pedagogi Al-Qur'an, anak-anak atau peserta didik
belajar alfabet dan kata-kata yg tidak mereka pahami menggunakan benar.
keterampilan membaca Al-Qur'an menggunakan baik menggunakan kaidah
tajwid. Pendidikan artinya cara krusial untuk menciptakan dan berbagi potensi
setiap orang. Pendidikan mengarahkan potensi tersebut buat berkembang secara
optimal. Pendidikan tak bisa dipisahkan asal kehidupan sehari-hari; orang
menerima pendidikan baik secara langsung, melalui sekolah, juga berasal
lingkungan sekitar merekaDiharapkan bahwa strategi bisa dibuat untuk
menaikkan minat dan keterlibatan siswa pada pembelajaran tajwid Al-Qur'an
selesainya tahu faktor-faktor yg mensugesti minat peserta didik. Upaya ini penting
buat menjaga warisan keagamaan serta menginspirasi generasi muda buat
memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an menggunakan lebih baik dalam
kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci: Pembelajaran, Tajwid, Al-Qur’an.

Abstract

Teaching children the Quran is essentially the initial step in giving the text to
them with the goal of teaching them the letters as indicators of sound or
pronunciation. Teaching reading and writing in primary school with Quranic
instruction is not feasible since the curriculum teaches letters and words that
students do not completely comprehend. The Tajwid guidelines are necessary to
read the Quran correctly. A key component in helping each person reach their
full potential is education. Education helps that potential reach its full potential.
Education is a part of everyday living and is acquired by individuals through
personal experience, formal education, and environmental exposure. After
comprehending the elements impacting students' interest, it is believed that
solutions can be devised to boost students' interest and involvement in learning
Quranic Tajwid. These initiatives are essential for safeguarding the Islamic

1
legacy and encouraging the next generation to comprehend and apply the
Quran's teachings more fully to their daily lives.

Keywords: Quran, Tajwid, learning

PENDAHULUAN
Al-Qur'an merupakan kalam Allah yg diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw melalui malaikat Jibril serta diberikan kepada insan buat dibaca serta
diamalkan sang mereka. Selama bertahun-tahun, ia telah terbukti berfungsi
menjadi pelita hebat buat memimpin insan, mengurangi panjang bepergian hidup
mereka. Orang tidak bisa tahu Al-Qur'an tanpa membacanya serta
mengamalkannya.
Nabi Muhammad saw mendapatkan Al-Qur'an beberapa abad yang lalu.
waktu jarak waktu, kawasan, dan budaya antara pembaca serta teks sangat jauh,
dilema timbul dan menjadi rumit. Muslim Indonesia akan mempunyai interpretasi
kultur yg tidak sama dari Al-Qur'an yg ditulis pada Arab dan dibaca dalam bahasa
Arab. Walau bagaimanapun, karena Al-Qur'an artinya kitab yang diberikan oleh
Allah kepada seluruh manusia, itu mengandung nilai-nilai universal yg relevan
sepanjang zaman. buat mengetahui nilai-nilai universal tersebut, orang wajib
mempelajarinya.
Al-Qur'an diturunkan dengan tujuan memberi petunjuk kepada insan
bagaimana menjalani hidup mereka buat mencapai kebahagiaan pada global ini
serta pada akhirat. di antara kreasi-Nya yg luar biasa, manusia adalah makhluk yg
paling ideal. Disebutkan bahwa insan unik dan tepat karena Allah memberi
mereka logika buat berpikir. seseorang harus mempunyai kepandaian yg dilandasi
iman sehingga mereka bisa membedakan antara yg baik dan buruk sinkron
menggunakan ajaran Islam serta tak semata-mata berpikir ihwal diri mereka
sendiri.
Terdapat banyak cara yg bisa dipergunakan buat mengajar Al-Qur'an, seluruh
menggunakan tujuan yg sama: supaya anak-anak atau siswa bisa membaca Al-
Qur'an menggunakan baik serta sahih. Metode artinya prosedur yang digunakan
untuk merampungkan tugas agar terselesaikan menggunakan baik. Metode dalam

2
proses mengajar merupakan faktor yang sangat penting dalam memilih
keberhasilan pembelajaran. seorang pendidik atau guru diharapkan mempunyai
banyak sekali metode yang sempurna serta kemampuan buat memakai metode
yang akan dipergunakan pada proses pembelajaran.
Metode pembelajaran Al-Qur'an artinya mengajarkan Al-Qur'an pada anak-
anak, yang adalah tahap pertama pengenalan Al-Qur'an dengan tujuan
mengajarkan mereka alfabet sebagai indikasi suara atau pertanda suara. tidak
mungkin memberikan pengajaran membaca serta menulis di Sekolah Dasar
menggunakan pengajaran Al-Qur'an karena pada pengajaran Al-Qur'an, anak-anak
atau peserta didik belajar huruf serta istilah-istilah yg tidak mereka pahami dengan
benar. keterampilan membaca Al-Qur'an dengan baik menggunakan kaidah
tajwid.
Satu dilema membaca Al-Qur'an bagi anak-anak atau siswa merupakan
jumlah kalimat yg panjang. Ini membuat mereka membacanya kurang lancar atau
bahkan tidak fasih. Kemampuan buat tahu tajwid sepenuhnya di tingkat dasar
sangat sulit, serta para pedidik umumnya mengajarkannya secara mudah, sehingga
anak-anak atau siswa hanya menghafal. Jadi, metode yg sempurna dan efektif
wajib digunakan sang guru atau pendidik pada mengajarkan membaca Al-Qur'an.
Salah satu alasan mengapa kualitas pendidikan rendah, terutama dalam
kemampuan membaca Al-Qur'an, merupakan kurangnya keinginan peserta didik
buat belajar Al-Qur'an. keliru satu cara guru dapat meningkatkan impian siswa
buat belajar membaca Al-Qur'an ialah dengan menggunakan metode yg tepat.
Sangat krusial buat mengajarkan anak-anak membaca Al-Qur'an secara
teratur sejak kecil supaya mereka dapat menyebarkan diri secara sistematis serta
menjalani hidup sesuai petunjuk Al-Qur'an hingga dapat membentuk manusia yg
berakhlak mulia. tidak terdapat batasan umur buat belajar membaca serta
menghafal Al-Qur'an, tetapi usia terbaik buat mulai menghafal Al-Qur'an
merupakan lima hingga tiga puluh 3 tahun. Memori tetap segar, perhatian tetap
penekanan, dan kemampuan penyimpanan data lebih baik semakin dini semakin
baik. buat belajar membaca Al-Qur'an, usia anak Sekolah Dasar artinya usia yg
tepat.

3
Pembelajaran tajwid Al-Qur'an sangat krusial buat tahu dan membaca Al-
Qur'an menggunakan sahih. tetapi, pada tengah perkembangan zaman serta
dinamika kehidupan masyarakat, terdapat persoalan yang patut diperhatikan:
siswa tak terlalu tertarik buat belajar tajwid Al-Qur'an. di Jorong Bantiang
Tangah, sebuah daerah pada Kecamatan Malalak Barat, tampaknya kenyataan ini
terjadi di poly daerah.
Dalam pendidikan kepercayaan , tajwid seharusnya menjadi fokus primer. Ini
karena ilmu ini menelaah cara melafalkan alfabet -alfabet Al-Qur'an sinkron
menggunakan aturan yang telah ditetapkan. dengan memahaminya, peserta didik
bisa memahami lebih baik pesan-pesan suci Al-Qur'an serta membaca ibadah
menggunakan khushu' (khusyuk). namun, berita lapangan memberikan bahwa ada
duduk perkara yang harus ditangani.
Sangat krusial untuk mempertimbangkan beberapa alasan yg dapat
mengakibatkan peserta didik tidak tertarik buat belajar tajwid Al-Qur'an pada
Jorong Bantiang Tangah. Hal ini mungkin terkait menggunakan kondisi sosial
serta kultural di wilayah tadi, elemen kurikulum dan teknik pengajaran yang
dipergunakan, serta kiprah guru pada memberikan inspirasi serta motivasi kepada
siswa.
Artikel ini akan mempelajari lebih lanjut tentang alasan mengapa siswa pada
Jorong Bantiang Tangah tidak tertarik buat belajar tajwid Al-Qur'an. dibutuhkan
bahwa strategi dapat dirancang buat meningkatkan minat serta keterlibatan siswa
dalam pembelajaran tajwid Al-Qur'an selesainya memahami faktor-faktor yg
mensugesti minat peserta didik. Upaya ini sangat krusial untuk menjaga warisan
keagamaan serta menginspirasi generasi muda buat tahu dan mengamalkan ajaran
Al-Qur'an menggunakan lebih baik pada kehidupan sehari-hari.

METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian kualitatif yang lebih mendalam dapat digunakan untuk
melakukan penelitian mengenai kurangnya minat peserta didik terhadap
pembelajaran tajwid Al-Qur'an di Jorong Bantiang Tangah, Kecamatan Malalak
Barat. Ini akan memungkinkan kita untuk memahami komponen yang

4
berkontribusi pada masalah ini. Ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil
dalam metodologi penelitian:
1. Studi Literatur Awal :
Mempelajari literatur awal untuk memahami latar belakang masalah,
konsep tajwid Al-Qur'an, dan minat siswa dalam pembelajaran tajwid..
2. Pemilihan Responden :
memilih responden representatif dari Jorong Bantiang Tangah, termasuk
siswa, guru, orang tua, dan anggota masyarakat. Penelitian akan lebih
menyeluruh dengan berbagai perspektif.
3. Wawancara Mendalam :
Melakukan wawancara mendalam dengan orang-orang yang terkait
dengan tajwid, seperti siswa, guru agama, dan tokoh masyarakat. Ini dapat
membantu kita memahami persepsi, pemahaman, dan faktor-faktor yang
memengaruhi minat siswa terhadap tajwid.
4. Observasi :
Observasi langsung lingkungan pembelajaran, baik di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat, untuk memahami dinamika interaksi antara siswa,
guru, dan lingkungan sekitar.
5. Analisis Dokumen :
Analisis dokumen seperti kurikulum, materi ajar, catatan guru, dan hasil
evaluasi pembelajaran tajwid saat ini dapat membantu menentukan
bagaimana tajwid diajarkan dan diintegrasikan ke dalam kurikulum.
6. Analisis Data :
Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengolah dan menganalisis
data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan analisis dokumen.
Hasilnya akan membantu menentukan faktor-faktor yang berkontribusi pada
kurangnya minat siswa terhadap tajwid.
7. Penarikan Kesimpulan :
Analisis data memungkinkan kita untuk membuat kesimpulan tentang
komponen utama yang mempengaruhi minat rendah peserta didik di Jorong
Bantiang Tangah terhadap pembelajaran tajwid Al-Qur'an.

5
8. Rekomendasi :
Pertimbangkan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat
peserta didik terhadap pembelajaran tajwid. Rekomendasi ini dapat mencakup
perubahan pada kurikulum, teknik pengajaran, peran guru, dan upaya untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik.
9. Penulisan Laporan :
membuat laporan penelitian yang menjelaskan hasil, analisis,
kesimpulan, dan saran. Semua pihak yang terlibat dalam pendidikan dan
pembelajaran di wilayah tersebut dapat menggunakan laporan ini sebagai
sumber informasi dan panduan.

Dengan menggabungkan berbagai pendekatan penelitian ini, penelitian ini


diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang masalah kurangnya
minat peserta didik terhadap pembelajaran tajwid Al-Qur'an di Jorong Bantiang
Tangah dan membantu memecahkan masalah tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pendidikan adalah cara penting buat membentuk dan menyebarkan potensi
setiap orang. Pendidikan mengarahkan potensi tadi buat berkembang secara
optimal. Pendidikan tidak dapat dipisahkan berasal kehidupan sehari-hari; orang
mendapatkan pendidikan secara pribadi, dari sekolah, atau berasal lingkungan
sekitar mereka. Pendidikan dan pengalaman ini dapat menghasilkan kepribadian
dan moral seorang. seorang wajib memiliki akhlak yang lebih baik Jika beliau
memiliki pendidikan serta ilmu yg lebih tinggi.
Dalam pendidikan Islam, guru juga dianggap menggunakan nama-nama
seperti murabbi, mu‟allim, muaddib, mudarris, mursyid, serta ustadz. seseorang
pengajar sebagai peran penting pada proses pembelajaran pada kelas dan memiliki
dampak yg signifikan terhadap bagaimana pendidikan dijalankan. Mereka wajib
mampu melakukan tugas mereka menggunakan baik sebagai pengajar yang
berkualitas serta profesional. dari Sardiman A. M., tugas dan tanggung jawab
seseorang pengajar termasuk menjadi pendidik, pengajar, dan pembimbing.

6
kiprah-peran yang dimainkan sang guru termasuk, namun tidak terbatas di,
organisator, pengarah, inisiator, transmitter, fasilitator, perantara, serta evaluator.
Membaca al-Qur'an artinya sesuatu yg tidak selaras asal membaca kitab
biasa, mirip koran, majalah, atau buku lainnya. Membaca al-Qur'an adalah cara
berinteraksi dengan Allah menggunakan membaca firman-firman-Nya. Membaca
umumnya merupakan proses yg kompleks yg melibatkan kemampuan buat
mengingat simbol grafis dalam bentuk huruf serta mengingat bunyi simbol tadi
ketika menulis simbol grafis pada rangkaian kata serta kalimat yang mengandung
makna. Proses-proses mirip melihat, memperhatikan, menghubungkan ingatan
tentang istilah dan alfabet , tahu artinya, menyerap dan mengolah isi bacaan,
menyimpannya.
Jika seseorang atau siswa mengalami kesulitan membaca, mereka mengalami
kesulitan menyelidiki komponen kata dan kalimat. Ini dikenal menjadi kesulitan
membaca. sesuai uraian tersebut, kesulitan membaca al-Qur'an dapat didefinisikan
menjadi jenis kesulitan atau kondisi yg dihadapi waktu membaca al-Qur'an, mirip
mempraktikkan aturan bacaan tajwid, mengucapkan huruf hijaiyyah sesuai
makhrajnya, alfabet sambung, pertanda baca, dan membaca al-Qur'an
menggunakan cara yg terbata-bata atau tidak tepat.
Membaca al-Qur'an dengan benar dan sahih, Anda wajib tahu ilmu tajwid
menggunakan baik. Tajwid adalah ilmu yg mempelajari segala sesuatu perihal
huruf, termasuk hak-hak huruf dan hukum-hukum baru yang ada selesainya hak-
hak alfabet dipenuhi, termasuk sifat-sifat huruf, hukum-aturan membaca, serta
cara-cara buat membetulkan dan mengindahkan bunyi bacaan al-Qur'an dari
hukum hukum tertentu. Tarqiq, tafkhim, serta sebagainya adalah contohnya di
bukunya yg berjudul Pengantar Studi Al-Qur'an, Manna' al-Qattan menjelaskan
bahwa tajwid menyampaikan hak dan tertib kepada huruf, mengembalikannya di
Asalnya (makhraj), dan menghaluskan pelafalannya menggunakan cara yg
sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa, atau paksa.
Sebagian lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, terus
menyebarkan pendidikan kepercayaan dengan banyak sekali cara, mirip
memutuskan metode pembelajaran al-Qur'an serta memperbaiki kualitas bacaan

7
al-Qur'an. Hal ini dilakukan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari al-
Qur'an, khususnya dalam membacanya dengan baik. namun, berdasarkan galat
satu guru al-Qur'an pada TPQ Bantiang Tangah mengkaji al-Qur'an tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Beberapa siswa masih harus mengulang-
ngulang dihalaman yang sama karena mereka belum tuntas. Hal ini dapat
mengakibatkan mereka kesulitan buat melanjutkan ke laman berikutnya dan
bahkan dapat tertunda waktu naik page. oleh karena itu, tujuan kelas mereka
mungkin tidak tercapai sepenuhnya. banyak sekali faktor bisa berkontribusi pada
kurangnya minat peserta didik terhadap pembelajaran Tajwid Al-Qur'an pada
Jorong Bantiang Tangah, Kecamatan Malalak Barat. berikut ini adalah beberapa
faktor yg mungkin berkontribusi pada kurangnya minat siswa terhadap
pembelajaran Tajwid Al-Qur'an :
1. Kurikulum yang Tidak Menarik: Kurikulum yang tidak menarik mungkin
merupakan faktor utama. Peserta didik mungkin bosan dan tidak lagi
tertarik pada pelajaran Tajwid jika kurikulum disusun dengan baik atau
tidak interaktif.
2. Kualitas Pengajaran: Kemampuan dan pendekatan pengajaran guru juga
dapat mempengaruhi minat siswa. Jika guru tidak tahu cara mengajar
Tajwid dengan baik atau tidak dapat berkomunikasi dengan baik, siswa
dapat kesulitan memahami materi dan kehilangan minat.
3. Kurangnya Motivasi dan Pemahaman Pentingnya Tajwid: Peserta didik
mungkin kurang memahami pentingnya tajwid dalam membaca Al-Qur'an.
Ini mungkin karena mereka tidak menyadari atau tidak memahami secara
mendalam manfaat tajwid untuk memahami makna Al-Qur'an.

Pengajar al-Qur'an tidak hanya bertugas sebagai pendidik serta guru, namun
juga menjadi pembimbing. guru dapat mengetahui kemampuan siswa sesuai latar
belakang mereka yg berbeda. Mereka pula dapat menyampaikan bimbingan buat
membuatkan potensi siswa. karena setiap peserta didik memiliki potensi unik.
terdapat yg mahir dalam tilawah, tahfidz, pidato, cerita islami, serta bidang lain.
buat menumbuhkan rasa percaya diri serta membuat peserta didik terbiasa tampil,
hal ini perlu digali serta dikembangkan.

8
Guru al-Qur'an menjadi pembimbing artinya tugas yg mulia; selain sebagai
orang yg dekat menggunakan peserta didik mereka, pengajar pula dapat menjadi
teladan bagi peserta didik mereka. Beberapa kesulitan yang dihadapi siswa waktu
membaca al-Qur'an di TPQ Bantiang Tangah adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan bimbingan pribadi pada peserta didik. guru menyampaikan


saat tambahan buat peserta didik yg ingin menambah jam pelajaran al-
Qur'an. Ini umumnya dilakukan setengah jam sebelum pelajaran al-Qur'an
dimulai, serta pengajar meminta peserta didik yang merasa perlu
bimbingan spesifik buat belajar lebih awal buat menelaah serta mengusut
bacaan. Bimbingan spesifik (privat), yang dilakukan pada rumah guru al-
Qur'an, juga dilakukan di sekolah. guru dan peserta didik menentukan
jadwal khusus buat bimbingan ini agar siswa bisa mengikuti pembelajaran
al-Qur'an dengan baik serta tidak tertinggal menggunakan sahabat-
temannya. Selain peserta didik yang mengalami kesulitan pada membaca
al-Qur'an, bimbingan ini jua diberikan kepada peserta didik yg ingin
mencapai target halafan serta siswa yg akan berpartisipasi pada kompetisi
mirip MTQ.
b. Mengadakan program mengaji subuh buat membiasakan siswa
berinteraksi dengan al-Qur'an. sesudah sholat subuh, peserta didik
menyetorkan murojaah atau penampilan talenta, seperti didikan subuh.
Gunanya untuk meningkatkan semangat anak-anak sebab menampilkan
talenta yang berkaitan menggunakan Al-Qur'an.
c. Mengadakan program mengaji selesainya magrib. program ini hampir
sama menggunakan mengaji subuh, tetapi dilakukan sehabis magrib. 1

KESIMPULAN
Pendidikan artinya cara krusial buat membentuk serta berbagi potensi setiap
orang. Pendidikan mengarahkan potensi tadi untuk berkembang secara optimal.
Pendidikan tidak bisa dipisahkan berasal kehidupan sehari-hari; orang
1
Ratri Nugraheni and Masjid Syuhada Yogyakarta, “Peran Guru Dalam Mengatasi
Kesulitan Membaca Al-Quran Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Serta Mampu Mengembangkan
Potensi Peserta,” Ihtimam: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 04, no. 2 (2021): 195–198.

9
mendapatkan pendidikan secara pribadi, berasal sekolah, atau dari lingkungan
lebih kurang mereka. pada pendidikan Islam, pengajar pula disebut sebagai
murabbi, mu'allim, muaddib, mudarris, mursyid, serta ustadz. guru mempunyai
impak yg signifikan terhadap bagaimana pendidikan dijalankan serta memainkan
kiprah penting pada proses pembelajaran di kelas. banyak sekali faktor dapat
berkontribusi pada kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran Tajwid Al-
Qur'an pada Jorong Bantiang Tangah, Kecamatan Malalak Barat. berikut ini ialah
beberapa faktor yg mungkin berkontribusi di kurangnya minat siswa terhadap
pembelajaran Tajwid Al-Qur'an:
1. Kurikulum yang Tidak Menarik: Kurikulum yang tidak menarik adalah
faktor utama yang dapat menyebabkan peserta didik bosan dan kehilangan
minat dalam pembelajaran Tajwid.
2. Kualitas Pengajaran: Kemampuan dan pendekatan pengajaran guru juga
dapat mempengaruhi minat siswa. Jika guru tidak tahu cara mengajar
Tajwid dengan baik atau tidak dapat berkomunikasi dengan baik, siswa
dapat kesulitan memahami materi dan kehilangan minat.
3. Kurangnya Motivasi dan Pemahaman Pentingnya Tajwid: Peserta didik
mungkin kurang memahami pentingnya tajwid dalam membaca Al-Qur'an.
Ini mungkin karena mereka tidak menyadari atau tidak memahami secara
mendalam manfaat tajwid untuk memahami makna Al-Qur'an.

10
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009).

Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam Pemberdayaan


Pengembangan Kurikulum Hingga Redefenesi Islamisasi Pengetahuan
(Bandung: Nuansa Aulia, 2018).

Raffi Annur Al-Mazni, Pengantar Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: pustaka Al-Kautsar,


2008).

Nugraheni, Ratri, and Masjid Syuhada Yogyakarta. “Peran Guru Dalam


Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Quran Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Serta Mampu Mengembangkan Potensi Peserta.” Ihtimam: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab 04, no. 2 (2021).

Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2016).

Wahid Gusnur, Pedoman Pembelajaran Iqro Untuk Anak Tunarungu (Metro: Sai
wawai Publishing, 2016).

11

Anda mungkin juga menyukai