Anda di halaman 1dari 17

1

PENERAPAN METODE QIRO’ATI DALAM


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
ALQUR’AN SISWA DI SDIT CAHAYA BANGSA MIJEN
SEMARANG

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sebagai aspek pendukung dalam semua aspek kehidupan
manusia haruslah memiliki kualitas yang memadai. Oleh karenanya, dalam segala
kegiatan penyelenggaraan pendidikan dimanapun haruslah memiliki tujuan
pendidikan itu sendiri. Banyak kemudian kita jumpai bahwa tujuan pendidikan
tidak hanya sekedar mencari ilmu, transfer of knowledge, dan lain sebagainya.
Akan tetapi juga sebagai pengembang potensi individu dan juga sebagai
pembentukan karakter, penguatan karakter, moral, maupun akhlak individu itu
sendiri.
Al-Qur’an adalah kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril sebagai pedoman bagi
umat manusia. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT bukan hanya untuk
dibaca saja melainkan untuk dipahami, dihayati dan diamalkan kepada umat
manusia kemudian menerapkanya aktivitas keseharian sehingga terwujud
kehidupan yang fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah.
Al-Qur’an terkumpul wahyu ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan
pembelajaran bagi siapa saja yang mempercayai serta mengamalkanya. Bukan
hanya itu saja Al-Qur’an adalah kitab Allah SWT yang terakhir dari kitab-
kitab terdahulu. Karena itu setiap orang yang mempercayai Al-Qur’an akan
bertambah cinta kepadaNya, cinta untuk memahaminya, cinta untuk
membacanya serta untuk mengamalkan dan mengajarkanya.
Setiap mukmin yakin bahwa membaca Al-Quran merupakan amal yang
sangat mulia, semakin banyak kita membaca Al- Qur’an akan semakin haus
hati kita. Karena Al-Qur’an tidak pernah menjemukan dan menjenuhkan
kecuali bagi mereka yang lalai hatinya.Indonesia merupakan negara yang
2

masyarakatnya mayoritas beragama Islam, tapi masih banyak masyarakat


muslim Indonesia yang belum lancar dalam membaca Al-Qur’an, berdasarkan
data dari PerguruanTinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) yang belum bisa membaca
Al-Qur’an 60-70 persen.
Hal ini disebabkan antara lain karena Al-Qur’an tertulis dalam bahasa
Arab sedangkan umat Islam Indonesia menggunakan bahasa Indonesia.
Sehingga masih banyak orang Indonesia yang kesulitan dalam membaca Al-
Qur’an, karena sangat tidak mungkin untuk membaca Al- Qur’an dengan
fasih, lancar dan benar tanpa berlatih dan mempelajarinya. Oleh karena itu
agar seseorang dapat lancar dalam membaca Al-Qur’an harus dilalui dengan
belajar, karena belajar Al-Qur’an merupakan kewajiban bagi semua umat
Islam.
Belajar Al-Qur’an sebaiknya dimulai dari usia dini, karena anak- anak
dalam masa pertumbuhan merupakan usia emas dalam menerima
pembelajaran menjadi optimal. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kelancaran membaca dan memahami Al-Qur’an adalah
didirikanya Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), itulah mengapa kehadiran
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) ditengah-tengah masyarakat menjadi
titik terang dalam memecahkan masalah dalam membaca Al-Qur’an.
Pengajaran di Taman Pendidikan Al-Qur’an didukung oleh staf pengajaran
(Ustadz/Ustadzah) yang berkompeten dalam bidang ilmu membaca Al-
Qur’an. Biasanya Ustadz/Ustadzah berasal dari warga sekitar Taman
Pendidikan Al-Qur’an berada.
Media dan alat yang digunakan dalam pembelajaran tergolong
sederhana, tapi sejauh ini berlangsung efektif. Output yang dihasilkan dari
Taman Pendidikan Al-Qur’an tidak sedikit yang dapat membaca Al- Qur’an
dengan baik dan benar. Kemudian santri Taman Pendidikan Al- Qur’an
biasanya mulai dari usia 3-13 tahun. Salah satu faktor yang berpengaruh
dalam membantu anak-anak usia dini agar dapat membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar adalah metode. Metode belajar membaca Al-Qur’an
merupakan alat atau cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar
3

untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu dapat membaca Al-Qur’an


dengan lancar, baik dan benar.
Di SDIT , orang tua siswa menghawatirkan akan pendidikan agama yang
kurang didapatkan, Padahal pendidikan agama akan mempengaruhi sejauh mana
kualitas agama dan perilaku beragama (religius) yang dimiliki oleh anak. Sebagai
upaya meningkatkan kualitas agama dan perilaku beragama anak, para orang tua
berinisiatif mendaftarkan atau menitipkan anaknya ke Sekolah Dasar Islam
Terpadu Cahaya Bangsa Semarang. Hal tersebut dilakukan untuk mengimbangi
kualitas keagamaan yang kurang disekolah lain. Dalam usahanya Sekolah Dasar
Islam Terpadu Cahaya Bangsa mijen Semarang menyiapkan kemampuan
pendidikan agama pada anak, sehingga dari hal tersebut akan mewujudkan
kualitas agama dan metode membaca Alquran’an menjadi lebih baik.1

Dari pre observasi penulis mendapati fenomena sebagai berikut :

1. Para Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Cahaya Bangsa mijen Semarang
belum semuanya menempuh pelajaran yang ideal.
2. Proses pelajaran di Sekolah Dasar Islam Terpadu Cahaya Bangsa mijen
Semarang keteladanan siswa generasi memberi pelayanan pendidikan yang
maksimal.
3. Masih banyak Siswa yang belum bisa membaca alqur’an dengan baik di
Sekolah Dasar Islam Terpadu Cahaya Bangsa Semarang.
Lingkup keluarga dan sosial sudah mengkhawatirkan, sebagai Sekolah
Dasar Islam Terpadu Cahaya Bangsa Semarang ini perlu berkontribusi lebih
maksimal. Dari penjelasan di atas mengenai metode Qiro’ati , Sekolah Dasar
Islam Terpadu Cahaya Bangsa mijen Semarang. Berakar dari permasalahan diatas
penulis berinisiatif untuk meneliti hal-hal yang diselenggarakan di Sekolah Dasar
Islam Terpadu Cahaya Bangsa Semarang kaitannya apakah madrasah tersebut
berperan positif dalam usaha penerapan metode Qiro’ati dalam meningkatkan
kemampuan membaca Alqur’an.

1
Hasil wawancara dengan kepala SDIT , pada tanggal 1 April 2022 pukul 09.00 WIB.
4

Adapun latar belakang masalah yaitu, seperti apa keadaan siswa ,seperti apa
proses bacaan siswa, dan seperti apa penerapan metode Qiro’ati dalam
meningkatkan kemampuan membaca Alqur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu
Cahaya Bangsa Mijen Semarang.
Untuk itu penulis sangat tertarik untuk meneliti dan membahas sejauh mana
Metode Qiro’ati siswa dan siswi dengan judul : PENERAPAN METODE
QIRO’ATI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
ALQUR’AN SISWA DI SDIT CAHAYA BANGSA MIJEN SEMARANG.

B. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka penulis
merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan membaca Alqur’an Siswa di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Cahaya Bangsa Mijen Semarang?
2. Bagaimana Penerapan Metode Qiro’ati dalam meningkatkan kemampuan
membaca Alqur’an Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Cahaya Bangsa
Mijen Semarang?
3. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat Penerapan Metode Qiro’ati
dalam meningkatkan kemampuan membaca Alqur’an Siswa di Sekolah Dasar
Islam Terpadu Cahaya Bangsa Mijen Semarang?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kemampuan membaca Alqur’an Siswa di Sekolah Dasar
Islam Terpadu Cahaya Bangsa Mijen Semarang.
2. Untuk mengetahui Penerapan Metode Qiro’ati dalam meningkatkan kemampuan
membaca Siswa Alqur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu Cahaya Bangsa
Mijen Semarang.
3. Untuk Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat Penerapan Metode
Qiro’ati dalam meningkatkan kemampuan membaca Alqur’an Siswa di Sekolah
Dasar Islam Terpadu Cahaya Bangsa Mijen Semarang.
5

D. Kegunaan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yang diharapkan oleh penulis,yaitu:
1. Manfaat Teoristis
a. Di harapkan berguna sebagai bahan perbandingan referensi literatur bagi
peneliti lain di masa mendatang.
b. Untuk menambah pemahaman dan wawasan baru dalam bidang pendidikan
terutama mengenai Penerapan Metode Qiro’ati dalam meningkatkan
kemampuan membaca Alqur’an.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis, Memberikan gambaran tentang Penerapan Metode Qiro’ati
dalam meningkatkan kemampuan membaca Alqur’an.
b. Bagi kementerian agama, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
perhatian lebih untuk mensejahterakan sekolah dasar islam terpadu
Penerapan Metode Qiro’ati dalam meningkatkan kemampuan membaca
Alqur’an Siswa sebagai generasi penerus bangsa.
c. Bagi Sekolah, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran
sederhana dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di
kemampuan membaca Alqur’an Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu
Cahaya Bangsa Mijen Semarang.
d. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi guru
sekolah dalam memperluas Penerapan Metode Qiro’ati dalam meningkatkan
kemampuan membaca Alqur’an Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu
Cahaya Bangsa Mijen Semarang dalam meningkatkan kemampuan
membaca Alqur’an Siswa sebagai generasi penerus bangsa.
e. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran
bagi masyarakat bahwa pendidikan agama itu penting bagi anak terutama
dalam dalam meningkatkan kemampuan membaca Alqur’an.
E. Tinjauan Pustaka

Kajian pustaka merupakan telaah perbedaan atas penelitian yang penulis


6

lakukan dengan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. Adapun


penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian penulis adalah sebagai
berikut:

Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Qoyyumamin Aqtoris tentang


“Penggunaan Metode Pengajaran Qiro’ati dalam Meningkatkan Baca Tulis
Al-Qur’an di TPQ Wardatul Ishlah Merjosari Lowokwaru Malang”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam melakukan
analisis, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan penggunaan metode Qiro’ati dilaksanakan dengan
efektif mungkin dengan cara klasikal dan individual. Akan tetapi dalam hal ini
belum terlaksana dengan baik sehingga dalam proses belajar mengajar metode
Qiro’ati dapat dilaksanakan dengan cara mengkelompokan santri sesuai
dengan tingkatanjilidnya karena penerapan metode Qiro’ati ini tidak melihat
usia anak tetapi disesuaikan dengan kemampuan anak.2

Kedua, Skripsi yang ditulis oleh M. Athfal Matswa tentang


“Pembelajaran Al-Qur’an melalui metode Qiroati studi kasus di MI Sultan
Agung Sleman Yogyakarta”. Penelitian ini kualitatif yaitu penelitian lapangan
yang menggunakan informasi yang diperoleh dari pengumpulandata dengan
melakukan pengumpulan data angket, wawancara, dan observasi.Penelitian
ini menghasilkan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode Qiroati di
MI Sultan Agung pembelajaran Al-Qur’an yaitu tujuan pembelajaran Al-
Qur’an mencintai ilmu, dan membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai kaidah
ilmu tajwid, materi yang digunakan dengan menggunakan jilid yang sudah
disediakan oleh kordinator pusat Qiroati, guru yang mengajakan Qiroati tidak
boleh asal guru hanya guru yang mempunyai Syahadh Qiroati saja, metode
Qiroati dalam pelaksanaan pembelajaran mencangkup tekhnik klasik dan
individual, media yang digunakan yaitu alat peraga klasikal dan individul, dan

2
Qoyyumamin Aqtoris “Penggunaan Metode Pengajaran Qiro’ati dalam MeningkatkanBaca Tulis
Al-Qur’an di TPQ Wardatul Ishlah Merjosari Lowokwaru Malang”, Skripsi (Malang:Fakultas
Tarbiyah UIN MALANG 2008)
7

sisitim evalusi yang digunakan yaitu evaluasi halaaman jilid, evaluasi


kenaikan, jilid dan IMTAS (Evaluasi setelah jilid selesai).3

Ketiga, Skripsi yang ditulis oleh Sri Baroroh tentang “Upaya


peningkatan membaca Al-Qur’an siswa melalui metode Qiroati pada mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas IV Madrasah Ibtidayah YAKTI
Mangunarejo Tegelarejo Magelang”. Penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan kelas, pengkumpulan data dengan observsi, wawancara.Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa menggunakan metode Qiroati ternyata
mampu meningkatkan latihan pengenalan bunyi-bunyi huruf arab dan
meningkatkan latihan membaca Al-Qur’an dibuktikan dengan peningkatan
siklus yang pada awalnya dengan nilai rata-rata 71, meningkat menjadi rata-
rata 82.4

Keempat, Skripsi yang ditulis oleh Karyanto tentang “Kemampuan


Membaca Al-Qur’an santri melalui pembelajaran Qiroati di Majelis
Muallimah Qur’an Raudhlatut Ta’lim Wat Tarbiyah Guyangan Trangkil
Pati”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data
dengan melakukan observasi, interview (wawancara), dan dokumentasi.
Sedangkan teknik analis data digunakan adalah menggunakan analis kualitatif
dengan cara berfikir diskriptif induktif.Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan pembelajaran dengan metode Qiroati di Majelis Mualimin Quran
Raudlatut Talm Wa Tarbiyyah berjalan dengan efektif ditandai dengan
tercapainya tujuan pembelajaran yaitu santri mampu membaca Al-Qur’an
dengan kaidah ilmu tajwid, ilmu musykilat, dan ilmu ghorib. Keberhasilan
tersebut oleh beberapa faktor diantarnya faktor bakat, kesanggupan
memahami suatu pembelajaran, ketekunan dan waktu yang tersedia untuk
mempelajari

3
M. Athafal Matswa, “ Pembelajaran Al-Qur’an dengan metode Qiroati studi kasus diMI Sultan
Agung Sleman Yogyakarta”. Skripsi, ( Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2016).
4
Sri Baroboh, “Upaya Peningkatan Membaca Al-Qur’an sisiwa melalui metode Qiroatipada mata
pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas IV Madrasah Ibtidaiyah YAKTI Mangunarejo Tegalrejo
Magelang”, Skripsi, (UIN Sunan Kalijaga 2011).
8

Qiroati dan juga didukung dengan profesionalnya dari Ustadz-Ustadzahnya.5

Dari beberapa kajian pustaka diatas terdapat persamaan dan perbedaan


antara peneliti yang akan peneliti lakukan. Berdasarkan persamaanya yaitu
sama-sama menggunakan metode Qiroati dalam pembelajaran Al-Quran.
Namun, pada penelitian ini memfokuskan pada bagian Penerapan metode
Qiroati dalam pembelajaran baca Al-Quran di SDIT Cahaya Bangsa Mijen
Semarang.

F. Kerangka Teori
1. Pengertian Penerapan
Penerapan merupakan suatu tindakan yang dilakukan, baik secara individu
maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Penerapan proses, cara dan perbuatan menerapkan.(Eko Endarmoko:2006, hal
1181).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas penulis dapat memahami bahwa
penerapan adalah mempraktekkan atau melaksanakan sesuatu berdasarkan sebuah
teori. Dimana seorang guru TPQ yang mempunyai kompetensi yang
mempraktekkan atau mencontohkan program materi pembelajaran Al-qur’an
menggunakan metode qira’ati secara sistematis.

2. Pengertian Metode Qiro’ati


Secara ilmu nahwu, dapat menakdirkan atau dapat menyembunyikan.
Contoh: iqra‟ qiro‟ati artinya “bacalah bacaanku”, itba‟ qiro‟ati artinya “ikutilah
bacaanku”. Dapat juga dijadikan khobar dari mubtada‟ yang disembunyikan seperti
hadzihi qiro‟ati artinya “inilah bacaanku” dan dapat juga dijadikan mubtada‟,
khobarnya dibuang seperti qiro‟ati hadzihi artinya “bacaanku ini bukunya”.

5
Karyanto, “Kemampuan membaca Al-Qur’an santri melalui pembelajaran Qiroati di Majelis
Muallimin Quran Raudhlatut Ta’lim Wa Tarbiyyah Guyangan Trangkil Pati”. Skripsi, (Yogyakarta :
UIN Sunan Kalijaga, 2008).
9

Metode Qiro’ati adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang langsung


menerapkan atau mempraktikkan bacaan tartil sesuai dengan qaidah ilmu tajwid. 6
Selain itu metode Qiro’ati merupakan salah satu metode pendidikan Al-Qur’an
yang dikhusukan dalam pembelajaran Al- Qur’an yang bisa dibaca secara
langsung seperti Aa… Ba ba …, mempelajari tata cara membaca pada Al-Qur’an
secara dengan mengaplikasikan cara membaca tartil sesuai dengan ilmu tajwid.
Ada dua pokok dasar dalam metode ini yaitu: membaca secara langsung dan
mempraktikan pembacaan dengan bacaan tartil yang sesuai dengan tajwid,
membaca secara langsung yaitu pembacaan jilid atau Al-Qur’an tidak dengan cara
mengejah tetapii secara langsung.
Metode ini pertama kali disusun oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi pada
tahun 1963. Berasal dari metode Qiro‟ati ini muncullah metode- metode lain
seperti, metode Iqra‟, metode Tilawati, metode Yambu‟a dan lain-lain.
a. Tujuan dari metode Qiro’ati
b. Target dari metode Qiro’ati
c. Pelaksanaan pembelajaran metode Qiro’ati
d. Cara mengajar metode Qiro’ati

3. Pengertian Alqur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW sebagi salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi
semesta alam29. Menurut Subhi Salih dalam buku Akidah Islam, Al-Qur’an
merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
tertulis di mushaf yang diriwayatkan dengan cara mutawatir dan dipandang
sebagai ibadahyang membaca.7
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an adalah
kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melalu malaikat Jibril sebagi petunjuk dan membacanya
merupakan ibadah.
6
H. M.Nur Shodiq Achrom, Koordinator Malang III, Pendiidikan dan Pengajaran Sistem Qoidah
Qiro’ati, (Ngembul Kalipare: Pondok Pesantren Salafiyah Sirotul Fuqoha’ II), hlm.11
7
Zaky Mubarok Latif., Akidah Islam ( Yogyakarta, UII Preww: 2014) hlm. 68.
10

a. Pembelajaran Al-Quran
b. Tujuan pembelajaran Alqur’an

G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian
dengan metode atau pendekatan studi kasus (Case Study). Studi kasus
termasuk dalam penelitian analisis deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan
terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat
sampai tuntas.
Kasus yang dimaksud bisa berupa tunggal atau jamak, misalnya berupa
individu atau kelompok. Di sini perlu dilakukan analisis secara tajam terhadap
berbagai faktor yang terkait dengan kasus tersebut sehingga akhirnya akan
diperoleh kesimpulan yang akurat.
Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu
yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh
dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam studi ini
dikumpulkan dari berbagai sumber.
Sebagai sebuah studi kasus maka data yang dikumpulkan berasal dari
berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang
diselidiki.Selain itu penelitian ini juga bersifat penelitian lapangan yang akan
dilakukan di SDIT Cahaya Bangsa Mijen Semarang.

2. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini di SDIT Cahaya Bangsa Mijen Semarang.

3. Subyek penelitian
Berdasarkan rumusan masalah ini maka subyek penelitiannya sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah
b. Wali Kelas
c. Guru
11

d. Siswa
e. Wali Siswa

4. Sumber data Dan Jenis data


Secara umum sumber data penelitian kualitatif adalah tindakan dan
perkataan manusia dalam suatu latar yang bersifat alamiah. Sumber data lain
adalah bahan-bahan pustaka, seperti: arsip, koran, majalah, jurnal ilmiah, buku,
laporan tahunan dan lain sebagainya.
Person yaitu sumber data yang dapat memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara kepada Kepala sekolah, guru dan Siswa di SDIT
Cahaya Bangsa Mijen Semarang.
a. Tempat atau lokasi adalah sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam dan bergerak dan keadaan keduanya obyek untuk penggunaan
metode observasi.
b. Data tertulis adalah sumber data yang menyajikan tanda- tanda berupa
huruf, angka, gambar, simbol-simbol dan lain- lain. Ini digunakan pada
metode dokumentasi.
Dalam penelitian ini digunakan dua macam data yaitu data primer dan
sekunder. Di bawah ini akan di jelaskan kedua macam data tersebut, yaitu:
a. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam
penelitian ini adalah Kepala sekolah, guru dan Siswa di SDIT Cahaya
Bangsa Mijen Semarang.
b. Data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang
tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini,
dokumentasi dan wawancara merupakan sumber data sekunder.

5. Teknik pengumpulan data


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode dalam
mengumpulkan data, diantaranya sebagai berikut:
12

a. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang paling
sering digunakan.8 Alat pengumpulan datanya adalah panduan observasi,
sedangkan sumber data bisa berupa benda tertentu, atau kondisi tertentu,
atau situasi tertentu, atau proses tertentu, atau perilaku orang tertentu.
Metode observasi ini digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga
menghasilkan kontribusi meningkatkan membaca Alqur’an siswa di SDIT
Cahaya Bangsa Mijen Semarang.
b. Wawancara
Metode wawancara adalah merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang
diwawancarai.9 Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara
yang dibuat sebelumnya, sehingga jawaban dari orang yang diwawancarai
dapat diharapkan untuk menjawab permasalahan yang hendak diteliti.
Metode wawancara adalah Tanya jawab antara orang yang mewawancarai
dengan yang diwawancarai.
c. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa struktur
kurikulum, struktur organisasi, visi misi sekolah, data guru, data siswa dan
lain-lain.

6. Triangulasi Data
Triangulasi data adalah bentuk teknik pemeriksaan validitas data yang
dimanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk mengecek dan
membandingkan terhadap data atau dengan data yang sudah dikontrol oleh

data
8
Jusuf Soewardi, Pengantar Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2012), h.157.
9
Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012), h.138.
13

yang sama oleh sumber yang beda. Ada 2 macam triangulasi dalam penelitian
ini, yaitu:
a. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber. Hal ini dapat dicapai dengan
kegiatan-kegiatan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data dan informasi hasil
wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dilakukan sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
b. Triangulasi Metode
Dalam triangulasi metode terdapat 2 strategi, yaitu:
1. Pengecekan derajat kepercayaan, proses hasil penelitian, beberapa teknik
pengumpulan data.
2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang sama.

c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu dilakukan dengan cara mengumpulkan data
pada waktu yang berbeda. Kemudian data tersebut ditanyakan kepada
informan lain yang masih terkait satu sama lain.
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada nara sumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberi data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel.
14

Dengan demikian, analisis yang dilakukan oleh peneliti dalam


penelitian ini tidak hanya meneliti metode Qiro’ati, namun juga mengkaji
apa saja faktor pendukung dan penghambatnya Hal ini sengaja dilakukan
oleh peneliti untuk mendapatkan hasil peneliti yang proposioal.10

7. Bagan alur penelitian

OBSERVASI AWAL LATAR BELAKANG

OBSERVASI LAPANGAN
PERUMUSAN MASALAH

WAWANCARA DOKUMENTASI
TELAAH PUSTAKA

DATA PENELITIAN

PENYAJIAN DATA

TRIANGULASI

HASIL PENELITIAN

KESIMPULAN

8. Analisis Data

Analisis data adalah mengorganisasikan data-data yang terkumpul baik


dari catatan lapangan, tanggapan, peneliti, gambar, foto, dokumen dan
sebagainya untuk diatur, diurutkan, dikelompokkan dan dikategorikan yang
bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya menjadi

10
Lexy.J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung; Remaja Rosdakarya,2000)
,hlm.179.
15

teori subtansi. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
data model interaktif yang terdiri dari 3 komponen analisis data, yaitu: reduksi
data, penyajian data, dan penariakan kesimpulan atau verification.11

1) Reduksi Data (data reduction)


Reduksi adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan
membuang yang tidak perlu. Setelah semua data yang dikumpulkan melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi, maka perlu difokuskan sesuai
dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, Yaitu di SDIT Cahaya
Bangsa Mijen Semarang.
2) Penyajian Data (data display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Display data merupakan proses mendiskripsikan
kumpulan informasi secara sistematis dalam bentuk susunan yang jelas
untuk membantu peneliti menganalisis penelitian. dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk singkat, bagan,
hubungan antar kategori, dan dengan teks yang bersifat naratif.
3) Penarikan Kesimpulan (conclution drawing/verification)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada atau berupa gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga
setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini masih sebagai hipotesis, dan
dapat menjadi teori jika didukung oleh data-data yang lain.

H. Sistematika Pembahasan
Adapun pembentukan pembahasan skripsi ini terdiri dari 3 bagian :
1. Bagian awal
Sebelum masuk pada bagian pokok, bagian inti terdiri dari :Halaman Sampul,
Halaman Judul, Halama Pernyataan, Halaman Nota Pembimbing, Halaman

11
Matthwew B Miles dan Michoel Huberman, 1994 : 20
16

Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Halaman Kata


Pengantar, Halaman Daftar isi, Halaman Abstrak.

2. Bagian pokok
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah , rumusan masalah , tujuan dan kegunaan,
sistematika pembahasan.
BAB II : Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
Dalam bab ini berisi tentang tinjauan pustaka penelitian terdahulu dan
penguraian secara mendalam tentang Peran Madrasah Diniyah Dalam
Pembentukan Karakter Santri.
BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini, penulis menjabarkan secara detail tentang metode-metode yang di
pakai sebagai alat dalam melakukan penelitian. Lokasi penelitian, sempel,
analisis data yang di gunakan.
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Berisi tentang pembahasan hasil dari penelitian secara deskriptif yang di
lakukan penulis dengan observasi dan wawancara dalam suatu penelitian.
BAB V : Penutup
Barisan tentang kesimpulan dari seluruh pembahasan hasil penelitian serta
saran atau rekomendasi yang membangun.

3. Bagian Akhir
Pada bagian terakhir dalam skripsi, termuat sebuah daftar pustaka dan
lampiran-lampiran yang sekiranya diperlukan untuk memperkuat hasil
penelitian.
17

DAFTAR PUSTAKA

H. M.nur shodiq achrom, koordinator malang iii, pendiidikan dan pengajaran


sistem qoidah qiro’ati, (ngembul kalipare: pondok pesantren salafiyah
Sirotul Fuqoha’ II), hlm.11
Juliansyah, Noor, 2012 Metodelogi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenada Media.
Junaidi. Mahfud, 2017 Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam.Depok :
Kencana.
Jusuf Soewardi, Pengantar Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2012), h.157.
KARYANTO, “Kemampuan membaca Al-Qur’an santri melalui pembelajaran
Qiroati di Majelis Muallimin Quran Raudhlatut Ta’lim Wa Tarbiyyah
Guyangan Trangkil Pati”. Skripsi, (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga,
2008)
Lexy.J. Moleong, 2000 Metode Penelitian Kualitatif, Bandung; Remaja
Rosdakarya..
Matthwew B Miles dan Michoel Huberman, 1994 : 20
M. Athafal Matswa, “ Pembelajaran Al-Qur’an dengan metode Qiroati studi
kasus di MI Sultan Agung Sleman Yogyakarta”. Skripsi, ( Yogyakarta :
UIN Sunan Kalijaga, 2016).
Qoyyumamin Aqtoris “Penggunaan Metode Pengajaran Qiro’ati dalam
Meningkatkan Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ Wardatul Ishlah Merjosari
Lowokwaru Malang”, Skripsi (Malang: Fakultas Tarbiyah UIN
MALANG 2008)
SRI Baroboh, “Upaya Peningkatan Membaca Al-Qur’an sisiwa melalui metode
Qiroati pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah YAKTI Mangunarejo Tegalrejo Magelang”, Skripsi, (UIN
Sunan Kalijaga 2011).
Zaky Mubarok Latif., Akidah Islam ( Yogyakarta, UII Preww: 2014) hlm. 68.

Anda mungkin juga menyukai