Anda di halaman 1dari 8

PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN

PENGUATAN PERAN PEMBELAJARAN

TAMAN PENDIDIKAN AL-QURAN MASJID AL JAMAAH

MUKHAMAD FUADIL FIKRI


TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
IAIN PONOROGO
fikrimbelink11637@gmail.com

Pendahulan

Taman Pendidikan Al-Quran merupakan salah satu lembaga yang dijalankan


oleh kelompok yang berasal dari unsur masyarakat yang menjalankan pendidikan nonformal
berbasis keagamaan Islam, yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca Al-Quran
sekaligus mengajarkan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam Al-Quran, lembaga Taman
Pendidikan Al-Quran (TPA) lebih istiqomah kedalam penerapkan pendidikan karakter yang
berbasis Al-Quran. pendidikan Al-Quran memiliki peran penting dalam pembentukan
karakter anak, TPA penting untuk mendidik anak selalu berprilaku amanah jujur sesuai
dengan ajaran agama Islam. Pembentukan karakter harus dimulai sejak dini agar menjadi
pondasi bagi anak, sehingga anak dapat membedakan mana yang boleh diikuti dan mana yang
tidak boleh diikuti.

Pembentukan karakter akan berhasil apabila dimulai sejak kanak-kanak,


pelajaran agama yang didapat di sekolah formal masih kurang cukup memadai karna dari segi
waktu terlalu singkat, sehingga anak perlu mengikuti pelajaran agama di Taman Pendidikan
Al-Quran. Pendidikan karakter sudah ada sejak Islam diturunkan ke dunia, dengan diutusnya
Nabi Muhammad SAW, untuk memperbaiki akhlak (karakter) manusia. Tujuan pembentukan
karakter paling tepat di mulai sejak kanaka-kanak, karna diusia tersebut, anak bagaikan kertas
yang putih, masih kosong mereka masih sangat mudah dibentuk dan ditata karena belum
terpengaruh oleh dunia luar, oleh karnanya Taman Pendidikan Al-Quran sangat penting
dalam pembetukan karakter dan adab anak sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Taman Pendidikan Al-Quran merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran


agama Islam untuk anak-anak. Taman Pendidikan Al-Quran memiliki tujuan untuk mendidik
para santri untuk dapat membaca Al-Qur,an dengan baik dan benar, dan juga mengajarkan
berbagai nilai karakter dalam menumbuhkan sifat atau kepribadian yang sesuai dengan agama
Islam.

Jika karakter kita baik maka takdir yang akan kita dapatkan adalah baik, namun
jika karakter kita buruk, maka takdir yang akan kita dapatkan adalah buruk. Dapat diartikan
bahwa apabila karakter atau sikap kita baik maka kita akan mendapat sebuah kebaikan dan
sebaliknya apabila karakter atau sikap kita buruk maka kita akan selalu mendapat keburukan.
Karakter yang akan dimiliki oleh seseorang melalui pendidikan karakter berbasis agama ini
sebagain berikut :

1. Peserta didik dapat memanusiawikan dirinya dan lingkungan


2. Peserta didik memiliki kecerdasan, berbudaya
3. bertanggung jawab terhadap Tuhan dan masyarakat
4. Berdaya guna bagi masyarakat atau kemanuisaan
5. Menjadi individu yang berfungsi sebagai masyarakat

Sedangkan arti dari karakter adalah nilai-nilai yang khas yang baik tertanam dalam diri dan
terwujudkan dalam perilaku, Karakter secara koheren timbul dari hasil olah pikir, olah hati,
olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang.

Pada hakikatnya pendidikan karakter merupakan suatu perubahan perilaku


perubahan sikap dan perubahan budaya pada peserta didik atau santri melalui proses
bimbingan. yang pada akhirnya terwujud komunitas atau kelompok yang memiliki adab.

Pendidikan karakter dalam Islam atau akhlak Islam pada prinsipnya didasarkan
pada dua sumber pokok ajaran Islam. Yaitu Al-Quran dan sunah Nabi Muhamad SAW,
dengan demikian baik dan buruk di dalam karakter islam memiliki ukuran yang setandar,
yaitu baik dan buruk menurur Al-Quran dan sunah Nabi, bukan baik dan buruk menurut
ukuran pemikiran manusia.

Jatuh bangunnya umat Islam pada dasarnya tergantung pada jauh dekatnya
ummat Islam terhadap Al-Quran, bila umat Islam benar-benar menjadikan Al-Quran sebagai
pedoman hidup niscaya umat islam akan maju dan sejahtera lahir dan batin dan sebaliknya
apabila umat islam jauh dari Al-Quran maka kemunduran yang akan terjadi. Al-Quran yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad merupakan pedoman hidup yang dapat membawa
manusia kepada kehidupan dunia akhirat.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui kendala-kendala dan masalah
yang ada di TPA masjid al jamaah, dan juga untuk mengetahui perkembangan pembelajaran
di Taman pendidikan Al-Quran masjid al jamaah di desa nailan.

Metode

Penelitian ini akan membahas mengenai Taman Pendidikan Al-Quran yang


mengarah pada tradisi praktik keagamaan, penelitian ini bersifat kualitatif, induktif yang
artinya suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum atau deskripsi
tentang Taman Pendidikan Al-Quran, metode yang di gunakan untuk menggali dan
mengumpulkan data yaitu dengan tiga metode, yaitu metode dokumentasi, wawancara, dan
observasi.

Sementara untuk menganalisis data, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan fenomologi. Pendekatan fenomologi adalah pengamatan fenomena-
fenomena yang terjadidi sekitar kita. Dan dipadukan dengan teori fungsional, metode dan
setrategi yang digunakan adalah pendampingan anak dalam belajar dan menciptakan suasana
belajar yang lebih menarik bagi anak-anak. Tahapan pertama yanmg kami lakukan ialah,
melakukan observasi di taman pendidikan Al-Quran masjid al jamaah, Tujuan dari observasi
ini adalah sebagai tahapan awal pengumpulan data dan analisis masalah yang terjadi.

Hasil dan Pembahasan

Pada minggu ke 2, kami para mahasiswa kpm yang berada di Desa Nailan sowan atau
mendatangi ustadzah dan juga takmir masji al jamaah, untuk meminta izin untuk membantu
atau mengabdi kan diri di TPA Masjid Al Jama’ah. Dengan mengabdi tersebut kami para
mahasiswa dapat mengamati masalah yang di hadapi di TPA Masjid Al Jama’ah, dan
setelah ,mengamati permasalahan yang di hadapi di TPA masjid Al Jama’ah kami para
mahasiswa berharap dapat memberikan solusi guna menangani permasalahan tersebut agar
proses belajar mengjar yang ada di TPA Masjid Al Jama’ah berjalan dengan lancar.
Masalah yang dihadapi di TPA di Masjid Al Jama’ah yaitu pengajar yang ada
di TPA Masjid Al Jama’ah hanya ada satu, dengan begitu pengendalian santri di TPA
tersebut sangat kurang efektif jika di bandingkan denga jumlah santri yang ad di TPA
tersebut,dan dari pada itu kurangnya fasilitas seperti buku-buku, Al-Quran dan lain-lain,
kurang tertatanya sistem pembelajaran sehingga pengajaran di TPA Masjid Al Jama’ah
kurang diminati peserta didik. Dan kurangnya penguatan peran TPA sebagai tempat
pembetukan karakter.

Oleh karena itu, kami berusaha menciptakan suasana belajar yang


menyenangkan dan digemari anak-anak agar menarik keinginan anak dalam menuntut ilmu
agama di TPA, semakin kuat minat santri dalam menuntut ilmu agama maka akan semakin
mudah pula pembentukan karakter yang relegius.

Sebelum penelitian kami lakukan, kami memohon izin terlebih dahulu kepada
pihak TPA untuk dapat ikut serta dalam proses belajar mengajar santri. yaitu kepada ustadzah
Eli selaku guru di TPA Masjid Al jama’ah, dan selaku istri takmir Masjid Al Jamaah yang di
gunakan dalam pendidikan Al-Quran. Taman pendidikan Al-Quran merupakan lembaga atau
kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan nonformal sejenis keagamaan
Islam yang ditujukan untuk memberikan pengajaran membaca Al-Quran dengan baik dan
benar sejak usia dini. Taman pendidikan Al-Quran di Desa Nailan didirikan oleh ustadzah
Eli, beliau mengajar di TPA tersebut.

Dan letak TPA tersebut di masjid yang kebetulan letaknya berhadapan dengan
jalan Ponorogo Pacitan, dan setelah kami melakukan observasi untuk metode yang
digunakan dalam proses belajar mengajar Al-Quran di TPA Masjid Al Jamaah yaitu metode
sorogan, yaitu para santri secara bergantian untuk berlatih membaca Al-Quran dengan baik
dan benar.

Dalam pembelajaran dasarnya metode yang digunakan yaitu metode iqro,


sebelum memulai kegiatan belajar mengajar mereka terlebih dahulu membaca surah al-fatihah
bersama-sama, setelah itu membaca doa belajar, lalu para santri dipersilahkan untuk
membaca terlebih dahulu bahan yang akan mereka gunakan untuk mengaji, setelah dirasa
sudah siap dan lancar barulah mereka maju satu per satu mengantri untuk di betulkan
bacaannya apabila bacaannya kurang lancar maka belum diperbolehkan untuk naik
kehalaman berikutnya, dan mengulanginya kembali dipertemuan yang akan datang, dan
apabila santri bacaannya lancar maka di perbolehkan untuk naik kehalaman berikutnya. Dan
setelah mereka sorogan bacaan nya tersebut para santri di suruh untuk menulis arab.

Para mahasiswa KPM dalam melakukan pendampingan terhadap pembelajaran


Al-Quran tidak hanya mengajarkan Al-Quran saja, akan tetapi juga mengajarkan pelajaran
lainnya seperti pelajaran fiqih dan aqidah ahlak, yaitu dengan cara setelah belajar Al-Quran
selesai lalu disambung dengan pelajaran berikutnya. Jadi pembelajaran al-quran nya tetap di
lakukan di awal pembelajaran dan disambung pembelajaran lainnya. jadi kami mengharapkan
dengan di sisipkannnya pelajaran tambahan di TPQ itu dapat meningkatkan peran Taman
Pendidikan Al-Quran sebagai tempat pembentukan karakter bagi anak.

Dalam melakukan pendampingan belajar mengajar para mahasiswa berusaha


menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan yang digemari oleh anak-anak dan
mudah diterima dan di ingat, seperti pembelajaran aqidah, yang berisi tentang rukun islam,
yaitu dengan cara ditulis terlebih dahulu jumlah rukun islam, lalu disebutkan satu persatu
dengan dilagukan. Jadi belajar sambil bernyanyi metode seperti itu setelah kami lihat sangat
efektif digunakan untuk anak-anak, mereka akan lebih cepat mengingat apa yang kita ajarkan.
Berbeda dengan anak di suruh membaca lalu disuruh menghafalkan, itu masih banyak anak
yang kesulitan walaupun tidak semua anak seperti itu. Tetapi dengan kita menciptakan
suasana belajar mengajar yang menyenangkan, anak akan lebih cepat menangkap apa yang
kita terangkan dan mereka juga tidak akan cepat bosan dalam pembelajarannya.

Dan kami juga melakukan wawancara kepada guru atau ustadzah Eli di TPA
Masjid Al Jamaah, yaitu perihal tentang metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-
Quran di TPA, dan apa saja kendala-kendala yang dihadapi di TPA Masjid Al Jamaah
tersebut, setelah melakukan wawancara kami mendapatkan jawaban yaitu selama ini metode
yang digunakan yaitu hanya metode sorogan saja, dan kendala-kendala yang dihadapi di
TPQ Masjid Al Jamaah yaitu kendala fasilitas, seperti buku-buku bacaan dan Al-Quran. Dan
pembelajaran nya selama ini dilakukan setelah bakda duhur mulai jam 1 sampai jam setengah
2 untuk shift 1 dan jam setengah 2 sampai jam setengah 4 untuk shift 2.

Setelah kami melakukan observasi di TPA Masjid Al Jama’ah, kami mendapatkan jawaban
bahwa kendala yang dialami di TPA Masjid Al Jama’ah tidak hanya difasilitas saja
melainnkan, dimetode pembelajaran yang digunakan, dan kurang tersusunnya kurikulum
yang digunak dalam setiap minggunya, lalu kurangnya penguatan peran TPA dalam
pembentukan karakter, seperti tambahan pelajaran-pelajaran lainnya yang awalnya belum
tertata dengan baik, seperti pelajaran aqidah akhlaq fiqih dan lain sebagainya, beberapa
pelajaran ini sangat membantu sekali dalam proses pembentukan karakter anak, karna
didalamnya berisi tentang adab-adab dan pengajaran yang sesui dengan tuntunan agama
islam.

Lalu untuk mengurangi masalah kurangnya fasilitas yang ada di TPA Masjid Al
Jama’ah seperti tidak ada nya papan tulis guna untuk pembelajaran di TPA Masjid Al Jamaah
kami para mahasiswa iuran guna membelikan papan tulis guna di sumbangkan ke TPA
Masjid Al Jamaah yang di serahkan kepada ustadzah Eli pada saat penutupan kegiatan
pembelajaran di TPA Masjid Al Jamaah, dan Alhamdulillah ustadzah Eli sangat menerima
dan berterimakasih sekali dengan pemberian kami.

Dan untuk menangani masalah jadwal pembelajaran yang akan diajarkan setiap
minggunya, kami menyusun beberapa mata pelajaran yang akan diajarkan seperti pelajarn
fiqih yang seharusnya di ajarkan pada saat hari kamis yaitu pembelajaran tentang fiqih yang
bab nya tentang tata cara kegiatan pra sholat dan setelah sholat yang pelajaran tersebut sudah
di aplikasikan oleh para mahasiswa kpm pada saat membantu proses belajar mengajar di TPA
Masjid Al Jama’ah, setelah pembelajaran yang di lakukan mahasiswa kpm ini berjalan dengan
lancar kami para mahasiswa kpm berharap agar pengajaran tersebut masih berjalan
terus ,dengan begitu kita memberi usulan kepada ustadzah Eli agar pengajaran tersebut tetap
berjalan terus dan ustadzah eli pun sangat setuju dengan apa yang kita usulkan, karena
ustadzah Eli menyadari bahwa selama ini materi yang diajarkan di TPA Masjid Al Jama’ah
belum tersusun, masih sekedar pembelajaran Al-Quran saja dan terkadang juga di selingi
pelajaran fiqih seperti praktik sholat dan wudhu, namun semua itu belum tersusun atau belum
terjadwal dengan baik. Diharapkan dengan tersusunnya mata pelajaran tambahan di TPA
tersebut mampu membantu untuk mendidik anak agar memiliki pengetahuan yang lebih luas,
tentang agama Islam, dan anak mempunyai karakter atau adab yang baik sesuai tuntunan
agama, dan juga supaya tercapainya tujuan awal yaitu peran taman pendidikan Al-Quran
sebagai tempat pembentukan karakter.

pada saat penutupan pembelajaran dan perpisahan mahasiswa kpm di TPA Masjid Al
Jamaah para mahasiswa mengadakan kegiatan makan bersama dengan para santri TPQ
Masjid Al Jamaah dan juga ustadzah Eli mendampingi berjalanya acara tersebut. Dengan di
adakannya acara makan bersama tersebut para mahasiswa kpm berharap agar terjalinnya
kedekatan antara para mahasiswa kpm dan juga dengan santri TPA Masjid Al Jama’ah.
Dengan begitu para mahasiswa kpm berharap agar kita tetap terjalin silaturahmi dengan para
santri dan juga ustadzah Eli di TPA Masjid Al Jama’ah walaupun para mahasiswa dan para
santri dan juga ustadzah sudah tidak bersama lagi.
hal ersebut di lakukan tak lain adalah salah satu cara pembentukan karakter para santri
agar saling mengingat dan menjalin silaturahmi dengan sesama muslimin dan muslimat
karena di dalam islam silaturahmi sangatlah penting,bahkan di dalam islam di percaya bahwa
silaturahmi itu dapat memanjangkan umur walaupun umur sudah ada yang mengatur tetapi
salah satu ikhtiar atau bentuk usaha dari pada manusia salah satunya yaitu dengan silaturahmi.
Setelah acara makan bersama kami para mahasiswa kpm bersalam salaman dengan
para santri TPA masjid al jamaah dan juga ustadzah Eli, kami saling bermaaf maafan agar
jika ada kesalahan dari mahasiswa kpm ataupun dari santri dan juga ustadzah saling
memaafkan dengan ikhlas, karena bagaimana pun yang namanya manusia itu tidak luput dari
salah dan lupa.

Kesimpulan

TPA memiliki beberapa kendala di antaranya yaitu kurangnya fasilitas yang ada
di TPA Masjid Al Jama’ah yaitu belum adanya papan tulis yang digunakan di TPA tersebut,
untuk mengurangi itu semua kami para mahasiswa kpm iuran guna membelikan 1 buah papan
tulis yang di berikan kepada TPA Masjid Al jama’ah.

Dalam proses belajar mengajar di TPA masjid al jamaah guru menggunakan


metode sorogan dan untuk pembelajara dasarnya menggunakan metode iqro, yaitu para santri
membaca terlebih dahulu, lalu ketika telah siap dan lancar para santri secara bergantian maju
untuk dikoreksi bacaannya. Di TPA masjid al jamaah sendiri pembelajarannya masih sekedar
pembelajaran Al-Quran saja dan belum ada pelajaran tambahan yang terjadwal atau tersusun
di setiap minggunya. Oleh karna itu, dikesempatan ini mahasiswa kpm memohon izin kepada
guru di TPA tersebut untuk berkontribusi membuatkan jadwal ngaji rutinan yang akan
ditempuh disetiap minggunya, dan itupun telah terlaksana selama kami mendampingi
pembelajaran di TPA tersebut.

Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) sebagai tempat pembentukan karakter,


dengan adanya pelajaran tambahan disela-sela pembelajaran Al-Quran disetiap minggunya
seperti pelajaran fiqih, aqidah, akhlak, dan sejarah maka penguatan peran Taman Pendidikan
Al-Quran (TPA) sebagai tempat pembentukan karakter akan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai