Anda di halaman 1dari 25

BAB I PENDAHULUAN

Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam
rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran
Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Armai Arief M.A “Pendidikan merupakan persoalan yang kompleks, menyangkut
semua komponen yang terkandung di dalamnya. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
berdasarkan al-Qur’an dan as- sunnah selain mempunyai tujuan keilmuan, juga mempunyai
tujuan menjadikan manusia sebagai khalifah yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik.”
Dalam pendidikan agama Islam al-Qur’an adalah hal utama yang harus dipelajari dan
dipahami karena al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat muslim. Orang tua dan
guru agama Islam memiliki tanggung jawab .
Dari Hadis Abu Abu Hurairah ra berkata: Nabi saw bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi
Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak
dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya.
Hadis tersebut menjelaskan tentang fithrah setiap anak, bahwa statusnya bersih dan suci.
Kemudian orang tuanyalah yang memelihara dan memperkuat keislamannya bahkan
mengubah seorang anak tersebut menjadi tidak muslim. Hadis ini memperkuat bahwa
pengaruh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian seorang anak dengan
adanya pendidikan.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari
merekalah anak-anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama
dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua atau ibu dan ayah memegang
peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.
Dengan begitu orang tua menginginkan putra putri mereka agar dapat mempelajari al-Qur’an,
membaca al-Qur’an, mentadabburi al-Qur’an bahkan sampai dengan menghafalkannya.
Menurut beberapa ulama yaitu Ibnu Sina, Abu Thawam, Al-Ghazali, dan al-Jahiz berpendapat
bahwa materi yang pendidikan Islam yang paling utama adalah al-Qur’an; baik keterampilan
membaca, menulis, menghafal dan mengamalkan ajaran- ajarannya dalam kehidupan sehari-
hari.
kebutuhan pokok hidup sehari-hari agar hati mereka disibukkan dengan al- Qur’an dan juga
menumbuhkan kecintaan terhadap al-Qur’an maka darai itu SMP Negeri 3 Watumalang
melaksanakan Pembiasaan, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang
dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai
dengan tuntunan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, sebagai awal dalam proses pendidikan,
pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke
dalam jiwa anak. Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya kemudian akan termanifestasikan
dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah keusia remaja dan dewasa.
Oleh karena itu pembiasaan dalam membaca al-Qur’an harus dilakukan sejak dini. Dengan
dilakukannya pembiasaan tadarus al-Qur’an akan berdampak positif terhadap akhlak anak
maupun keterampilan membaca al- Qur’an sesuai dengan ajaran Rasulullah saw yakni
melatih membaca al- Qur’an secara berulang-ulang. Selain itu kegiatan pembiasaan juga
menanamkan sikap istiqomah dalam melakukan kegiatan pembiasaan tadarus al-Qur’an. Oleh
karena itu membaca al-Qur’an sangat penting bagi anak-anak terutama peserta didik SMP
NEGERI 3 Watumalang agar kelak mereka menjadi generasi muslim sejati yang mencintai
al-Qur’an juga berguna bagi agama nusa dan bangsa. Maka pembiasaan adalah suatu upaya
praktis dalam pendidikan dan pembinaan.
Sebelum jam pelajaran sekolah dimulai. Hal tersebut diterapkan agar tertanamnya
kepribadian yang beragama, taat beribadah yang mencerminkan seorang muslim yang
bertakwa kepada Allah Swt. Dengan adanya pembiasaan membaca al-Qur’an di SMP Negeri
3 Watumalang dapat mengajak siswa agar lebih terbiasa dalam melaksanakan kegiatan
keagamaan, lebih taat kepada Allah swt, khususnya terkait dalam pembinaan membaca al-
Qur’an.
SMP Negeri 3 Watumalang sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berada di Desa
Binangun Kec.Watumalang Kab.Wonosobo dengan Visi Misi salah satunya tentang
Akhlak,Serta Budi Pakerti. Disamping itu sekolah memiliki program yang juga berkaitan
untuk melatih kemampuan membaca al-Qur’an dan pembiasaan dalam segi keagamaan siswa
yakni program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an.Namun pada kenyataannya masih ada siswa
yang belum dapat membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid. Mereka sekedar mampu
membaca al-Qur’an belum sesuai dengan ketentuan bacaan al-Qur’an.

Curriculum untuk dapat membiasakan siswa dalam segi keagamaan. Melatih siswa dalam
membaca al-Qur’an , menghafal do’a sehari-hari, pembinaan kultum, mengumandangkan
asmaul husna, dan penananman nilai-nilai ajaran agama Islam dan juga penanaman nilai-nilai
kemandirian dan tanggung jawab dalam menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Dalam mengimplementasikan suatu program perlu adanya perhatian khusus dari pihak
sekolah agar suatu program tersebut dapat terealisasikan dengan baik sesuai tujuan. Dari latar
belakang masalah yang telah peneliti uraikan, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih
dalam sejauh mana penerapan program pembiasaan yang bersifat kegamaan khususnya
pembiasaan membaca al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan yang juga termasuk
dalam salah satu program Habitual Curriculum. Maka dari itu penelitian ini berjudul
“Implementasi Program Pembiasaan Tadarus al-Qur’an siswa di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Jakarta Selatan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang diajukan
berkaitan dengan :
1. Kurangnya aktivitas keagamaan pada anak khususnya pada kegiatan membaca al-
Qur’an.
2. Pendidikan formal lebih diutamakan dibanding pendidikan agama Islam.
3. Kemajuan teknologi saat ini mengalihkan perhatian anak pada segi ibadah.
4. Kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an masih belum cukup baik (penggunaan
kaidah tajwid belum tepat).
5. Pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di sekolah belum berjalan
maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terungkap dalam identifikasi masalah, maka penelitian ini
dibatasi pada salah satu permasalahan yaitu pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-
Qur’an siswa di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah
yang diajukan peneliti adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembiasaan membaca al-Qur’an siswa di MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembiasaan tadarus al-
Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pelaksanaan program pembiasaan kegiatan tadarus al-Qur’an siswa di
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
2. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program
pembiasaan kegiatan tadarus al-Qur’an siswa di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
A. Implementasi Program

BAB II KAJIAN TEORI

1. Pengertian Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majon dan
Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai evaluasi, Browne dan Wildavsky
(1983) juga mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan (dalam Yatim Riyanto dari Pressman dan Wildavsky, 1984); Implementasi
merupakan aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Melaughlin (dalam
Mann, 1978).1
Menurut Nurdin “Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,
atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap”.2
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu penerapan
sebuah kegiatan yang memiliki tujuan untuk menghadirkan adanya perubahan dari segi
pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap dan dalam mencapai tujuan tersebut
diperlukan rencana dan kemudian dilaksanakan dengan ketentuan tertentu.
2. Pengertian Program
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program adalah “rencana atau rancangan mengenai
sesuatu serta usaha-usaha yang akan dijalankan.”3 Menurut Suharsimi dan Cepi, program
dapat didefinisikan sebagai “suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses

10
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.4
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa program adalah suatu kegiatan yang
direncanakan dengan seksama berlangsung secara berkelanjutan hari demi hari dan
dilaksanakan dalam sebuah lembaga formal maupun non formal.
B. Pembiasaan Tadarus al-Qur’an
1. Pengertian Pembiasaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologi pembiasaan asal katanya adalah
“biasa” yang berarti 1) Lazim atau umum,
2) Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-
hari.”5
Menurut Armai Arief dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam,
dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk
membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran
agama Islam. 6
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang- ulang agar sesuatu itu
dapat menjadi kebiasaan. Metode pembiasaan (habituation) ini berintikan pengalaman.
Karena yang dibiasakan itu ialah sesuatu yang diamalkan. Dan inti kebiasaan adalah
pengulangan.7
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembiasaan dalam bidang keagamaan,
sangatlah penting bagi peserta didik, agar anak- anak selalu dalam pendidikan yang tidak
berbuat negatif dan menjadi bekal dalam kehidupan dunia akhiratnya. Pembiasaan
merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa anak.
Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya kemudian akan

termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah keusia remaja dan


dewasa. Oleh karena itu, pendekatan pembiasaan sesungguhnya sangat efektif dalam
menanamkan nilai-nilai positif ke dalam diri anak didik, baik pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Selain itu, pendekatan pembiasaan juga dinilai sangat efisien dalam mengubah
kebiasaan negatif menjadi positif.
Maka proses pembiasaan dalam segi keagamaan harus ditanamkan kepada anak sejak dini
karena pembiasaan yang dimulai dari sejak dini sangatlah penting terlebih dalam
menanamkan pembentukan pribadi dan akhlak anak. Jika pembiasaan sudah ditanamkan
maka dalam kehidupan sehari-harinya anak tidak merasa berat untuk melakukan kegiatan
dalam segi ibadah. Salah satunya yakni membiasakan anak untuk membaca al- Qur‟an setiap
hari.
Pendidikan dengan pembiasaan menurut Mulyasa (2011: 167-168) dapat dilaksanakan secara
terprogram dalam pembelajaran atau dengan tidak terprogram dalam kegiatan sehari-hari.
Kegiatan pembiasaan dalam pembelajaran secara terprogram dapat dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu, untuk mengembangkan pribadi peserta
didik secara individual, kelompok dan atau klasikal. 8
2. Pelaksanaan Metode Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan dalam pendidikan berarti memberikan kesempatan kepada peserta
didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, baik secara individual maupun secara
berkelompok dalam kehidupan sehari-hari. Berawal kepada pembiasaan itulah peserta didik
terbiasa menuruti dan patuh kepada aturan-aturan yang berlaku di tengah kehidupan
masyarakat.9
Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan adalah suatu metode yang efektif bagi peserta
didik. Dengan begitu ahli-ahli pendidikan sepakat bahwa metode pembisaan sebagai salah
satu upaya pendidikan yang baik

dalam pembentukan manusia dewasa. Pembiasaan merupakan metode yang jitu. Metode
pembiasaan tidak hanya mengenai yang batini, tetapi juga yang lahiri. Metode pembiasaan
berjalan bersama-sama dengan metode keteladanan, sebab pembiasaan itu dicontohkan oleh
guru. Dengan begitu pada dasarnya metode pembiasaan berintikan pengulangan. 10
Cara lain yang digunakan oleh al-Qur‟an dalam memberikan materi pendidikan adalah
melalui kebiasaan yang dilakukan secara bertahap. Al- Qur‟an menjadikan kebiasaan itu
sebagai salah satu teknik atau metode pendidikan. Selain itu al-Qur‟an juga menciptakan agar
tidak terjadi kerutinan yang kaku dalam bertindak, dengan cara terus menerus mengingatkan
tujuan yang ingin dicapai dengan kebiasaan itu, dan dengan menjalin hubungan yang hidup
antar manusia dengan Allah dalam satu hubungan yang dapat mengalirkan berkas cahaya ke
dalam hati sehingga tidak gelap gulita.11
Sangatlah penting menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada awal kehidupan anak
seperti melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa, suka menolong orang yang dalam
kesusahan dan kebiasaan-kebiasaan baik lainnya. Dengan pembiasaan diharapkan peserta
didik mampu mengamalkan agamanya secara berkelanjutan.12
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan merupakan salah satu
metode pendidikan yang sangat penting, terutama bagi peserta didik, khususnya dalam
pembentukan pribadi dan akhlak anak. Dalam kehidupan mereka belum sadar arti sebenarnya
kehidupan terlebih untuk ajaran agama Islam. Maka harus dibiasakan pada sesuatu hal yang
baik. Seseorang yang sudah dibiasakan melakukan kegiatan tertentu akan dapat terus
dilakukannya dengan mudah dan dengan senang
hati. Bahkan, segala kebiasaan yang dilakukan dari sejak usia muda akan sulit untuk dirubah
dan tetap dilaksanakan sampai hari tua.
Sebagai contoh anak dibiasakan melaksanakan ibadah sholat lima waktu, puasa ramadhan,
berakhlak baik, dan menolong sesama maka anak tidak akan merasa berat lagi untuk
melakukan kebaikan dan beribadah sesuai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Agar
anak dapat melaksanakan perintah Allah swt dengan baik dan rutin maka pembiasaan dalam
hal ini sangat diperlukan. Karena setiap orang tua yang beragama islam memiliki kewajiban
untuk mendidik anaknya agar menjadi orang yang sholeh dan sholehah.
3. Syarat-syarat Metode Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan sangat erat kaitannya dengan aliran behaviorisme dalam dunia
psikologi pendidikan. Menurut aliran behaviorisme, dasar atau keturunan itu tidak ada, hasil
pendidikan ditentukan oleh pengaruh lingkungan.
Dalam aliran konvergensi berpendapat, bahwa proses perkembangan manusia tidak hanya
ditentukan oleh faktor pembawaan yang telah ada pada orang itu. Aktivitas manusia dalam
perkembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Hasil perkembangan
seseorang tidak mungkin dapat dibaca dari pembawaan dan lingkungan saja. Dilihat dari
pandangan Islam, bahwa aliran konvergensi ini sejalan dengan pandangan Islam.13
Al-Qur‟an sebagai sumber ajaran Islam, memuat prinsip-prinsip umum dalam pemakaian
metode pembiasaan dalam proses pendidikan. Dalam merubah perilaku negatif, al-Qur‟an
menggunakan pendekatan pembiasaan secara berangsur-angsur.oleh karena itu, pendekatan
pembiasaan sesungguhnya sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai

positif ke dalam diri anak didik, baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.14
Pembiasaan pada pendidikan anak sangatlah penting, khususnya dalam pembentukan pribadi
dan akhlak. Pembiasaan agama akan memasukkan unsur-unsur positif pada pertumbuhan
anak. Semakin banyak pengalaman agama yang didapat anak melalui pembiasaan, maka
semakin banyak unsur agama dalam kepribadiannya dan semakin mudahlah ia memahami
ajaran agama.15
Oleh karena itu dalam metode pembiasaan terdapat syarat-syarat yang harus dilakukan dalam
mengaplikasikan pendekatan pembiasaan dalam pendidikan. Diantaranya adalah:
a. Mulailah pembiasaan tersebut sebelum terlambat. Segala sesuatu yang dibiasakan
sejak dini akan berpengaruh terhadap perkembangannya di masa yang akan datang.
Kebiasaan positif maupun negatif itu akan muncul sesuai dengan lingkungan yang
membentuknya. Karena setiap anak memiliki rekaman yang kuat dalam menerima pengaruh
langsung dari lingkungan sekitarnya.
b. Pembiasaan hendaknya dilakukan secara continue atau terus menerus, teratur dan
berprogram. Sehingga akan terbentuk sebuah kebiasaan yang utuh, dan konsisten. Oleh
karena itu sebuah pengawasan sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan dari proses
ini.
c. Pembiasaan hendaknya diawali secara ketat, konsisten, dan tegas. Jangan memberikan
kesempatan yang luas pada anak didik untuk melanggar kebiasaan yang telah ditanamkan.16
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembiasaan adalah sebuah
cara atau jalan yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten agar menjadikan sebuah
kebiasaan tersebut melekat pada diri seorang anak. Selain itu lingkungan juga sangat
14 Armai Arief, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers 2002) Cet ke-1.,h. 114
15 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993).,h. 64
16 Armai Arief, op. Cit.,h. 115

erpengaruh bagi perkembangan anak atau peserta didik dan tentunya harus ada pengawasan
lebih secara tegas dalam pelaksanaan pembiasaan tersebut.
Orang tua, guru dan lingkungan yang disebut dengan tri pusat pendidikan sangat memiliki
peran penting terhadap perkembangan anak. Agar suatu kebiasaan tersebut dapat berjalan
sesuai harapan guru ataupun orang tua maka dalam pelaksanaan metode pembiasaan di
lingkungan keluarga maupun sekolah tentunya sangat membutuhan motivasi dalam
pelaksanaan metode ini. Anak harus selalu dibiasakan melakukan hal-hal positif terlebih dari
sejak dini anak harus diajarkan tentang keagamaan. Dengan begitu pelaksanaan metode
pembiasaan akan menghasilkan sikap positif bagi anak ataupun peserta didik.
4. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembiasaan
Sebagaimana pendekatan-pendekatan lainnya didalam proses pendidikan, pendekatan
pembiasaan tidak bisa terlepas dari dua aspek yang saling bertentangan, yaitu kelebihan dan
kekurangan. Sebab tidak satupun dari hasil pemikiran manusia yang sempurna dan bebas dari
kelemahan.
a. Kelebihan
Kelebihan dari pendekatan ini antara lain adalah:
1) Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik.
2) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan lahiriyah aspek tetapi juga berhubungan
dengan aspek bathiniah.
3) Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam
pembentukan kepribadian anak didik.
b. Kekurangan
Kelemahan metode ini adalah membutuhkan tenaga pendidik yang benar-benar dapat
dijadikan sebagai contoh tauladan dalam menanamkan sebuah nilai kepada anak didik.17

C. Tadarus Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur‟an berasal dari kata Qara’a yang memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun.
Qira‟ah berarti merangkai huruf- huruf dan kata-kata satu dengan lainnya dalam satu
ungkapan kata yang teratur. Al-Qur‟an asalnya sama dengan qira’ah yaitu akar kata (masdar-
infinitif) dari qara’a, qira’atan wa qur’anan ‫وقرانا – قراأة – قرأ‬
18

Menurut Darma Afandi dalam bukunya al-Qur‟an petunjuk hidup bagi manusia al-Qur‟an
berasal dari bahasa Arab secara etimologi berasal dari kata Qoro’a yang berarti bacaan, yang
dibaca. Makna ini selaras dengan makna kata “Qur‟an” sebagaimana firman Allah swt
dalam surat yang pertama turun yaitu surat 96 QS al-Alaq ayat 1-3.

َ9١ )٣( ‫رْأَ َو رُّب َ ك ْْا َل ْ َك ُرم‬.َ ‫) اْق‬٢( ‫عٍَلق‬

َ‫خَل َ ق ِْْا لْن َ ساَ نِ مْ ن‬


َ)١( ‫خَل َ ق‬

‫رْأ ِباْ سِ مَ رِّب َ ك اَّلِ ذي‬.َ ‫اْق‬

Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa al- Qur‟an adalah kitab suci
umat Islam yang berisi firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk
atau pedoman hidup bagi umat manusia.20
Al-Qur‟an menurut bahasa ialah bacaan atau yang dibaca. Al- Qur‟an adalah mashdar yang
diartikan dengan arti isim maf‟ul yaitu maqru= yang dibaca‟. Menurut istilah agama (urf
syara’) ialah nama

bagi Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang ditulis dalam
mushaf.21
Secara terminologi al-Qur‟an, sebagaimana yang disepakati oleh
para ulama dan ahli ushul fiqh adalah sebagai berikut:

َ‫عَْلِيو‬

ِ‫ِْْج بْي َ ل‬

‫ْااَِلْْم ي‬

‫َِبواِ سَِط ة‬

َ‫وامُلرَ سِْل َْ ي‬

‫ْاَلْنِبَيِاء‬
َ‫خََات‬

َ‫علَ ى‬

‫املَّنُز ل‬

‫اهلِل املعِ ُجز‬

َ‫كاَُلم‬

‫ املبُ ْد وُء‬،‫ِبِتاََلوِِتو‬

‫عَّب ُ د‬.َ ‫ املَت‬،‫واُِتر‬.َ ‫بِالَّت‬

‫َنا‬.‫إَْلي‬

‫ْقُو ل‬.ُ‫امْلن‬

ِ‫حِ ف‬

َ‫عَلى املصَا‬

‫املكُتوُ ب‬

‫الساَُلم‬

‫ِبُ ْس َو رِة اَلفِِاَتُةَ واملْ خَتَت ُ م ِبُ ْس َو ِر ة الَّناِ س‬


Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang
melemahkan lawan) diturunkan kepada penghulu para nabi dan rasul (yaitu Nabi Muhammad
Saw) melalui Malaikat Jibril yang tertulis pada mushaf, yang diriwayatkan kepada kita secara
mutawatir, dinilai ibadah membacanya, yang dimulai dari surah al-Fatihah dan diakhiri
dengan Surah An-Nas.22
Menurut Manna‟ al-Qaththan yang dikutip oleh Abudin Nata dalam bukunya al-Qur‟an dan
Hadits beliau berpendapat bahwa, al- Qur‟an adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Muhammad saw dan membacanya adalah ibadah.23 Definisi lain mengenai al-Qur‟an
dikemukakan oleh al-Zarqani “Al-Qur‟an itu adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, dari permulaan surat al- Fatihah sampai akhir surat al-Naas”.24
Maka berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa al- Qur‟an adalah firman Allah
swt atau perkataan Allah Swt, salah satu kitab suci umat Islam yang diberikan kepada Nabi
Muhammad saw melalui malaikat Jibril, diawali dari surah al-fatihah dan diakhiri dengan
surah an-naas dan membaca al-Qur‟an dicatat sebagi ibadah.
21 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir,(Semarang, PT Pustaka Rizki Putra, 2011) Cet ke-4.,h. 1
22 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al-Qur’an Qira’at Ashim dari
Hafash (Jakarta: Amzah, 2013) Cet ke-2., h. 2
23 Abudin Nata, Al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) h., 54
24 Ibid., h. 55

Oleh karena itu al-Qur‟an harus dibaca dengan benar sesuai makhrajnya.

2. Tadarus Al-Qur’an
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tadarus adalah membaca

al-Qur‟an secara bersama-sama.25 Kata tadarus timbul dari kata

‫– تدارس‬
– ‫تدارسا‬

‫يتدارس‬

dalam bahasa Arab berarti saling mempelajari, yang

terdiri dari dua orang atau lebih (musyarakah bayna itsnayni wa akstar) atau antara jamaah
yang terdiri dari banyak orang. Makna tadarus di sini maknanya sama dengan mudzakarah
atau muthala’ah bersama, belajar bersama yang oleh para huffazh al-Qur‟an disebut juga
sima’an, artinya saling menyimak atau saling mendengarkan.26
Membaca al-Qur‟an merupakan pekerjaan yang utama, yang mempunyai berbagai
keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan membaca bacaan yang lain. Sesuai dengan
arti al-Qur‟an secara etimologi adalah bacaan karena al-Qur‟an diturunkan memang untuk
dibaca. Banyak sekali keistimewaan bagi orang yang menyibukkan dirinya untuk membaca
al-Qur‟an27
Keistimewaan al-Qur‟an adalah membacanya merupakan ibadah. Oleh karena itu, dengan
membacanya manusia mendapat pahala dan memperoleh balasan kebaikan dari Allah Swt.
Keistimewaan ini tidak terdapat dalam kitab-kitab selain dari kitab-kitab sebelum al-Qur‟an
(Taurat, Zabur, dan Injil).

Allah Swt telah menjelaskan, bahwa membaca al-Qur‟an itu merupakan bentuk perniagaan
yang tidak akan mengalami kebangkrutan atau perniagaan yang tidak laku, namun merupakan
perniagaan (dengan Allah) yang akan (otomatis) mendatangkan keuntungan yang sangat
besar. Hal ini dijelaskan Allah Swt dalam
firman-Nya berikut ini.

َ‫رُ جوَ نِِ َتَارًة‬.َْ‫وَ عالِنَيًة ي‬

ِ‫ِّسرا‬
َ‫َناُ ىْ م‬.‫ُفقواِِ َّم اَ َر زْق‬.َ ‫وَأْن‬

َّ‫صاَلة‬

َ‫وَأَقُاموا ال‬

َ‫ب الَِّلو‬

‫ُلوَ ن ِكَتا‬.‫ ت‬.َْ‫ِإَّ ن اَّلِ ذيَ ن ي‬


)٢٩( ‫ُبَو ر‬. ‫َل ْ ن َت‬

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan Shalat dan
menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. .
(QS. Faatir {35} : 29).29
Sementara Rasulullah Saw bersabda sebagai berikut.

‫لبخاري‬١ ‫رواه‬

َ ‫عَّلَ م ْاُلْقرآنَ وَ عَّلَ مُو‬.َ ‫ُركْ مَ مْ ن َت‬.ُ‫ْخ ي‬

“Orang yang paling baik di antara kalian adalah ia yang mempelajari al-Qur’an dan
mengajarkannya kepada orang lain” (H.R Bukhori)
Orang-orang yang berpedoman pada al-Qur‟an serta membacanya secara berulang-ulang,
ayat demi ayat pada waktu siang ataupun malam hari adalah oarang-orang yang mendapat
kehormatan dari Allah swt. Pengaruh bacaan al-Qur‟an bukan hanya untuk pembacanya,
akan tetapi berpengaruh pada seluruh makhluk Allah swt. Diantara keistimewaan al-Qur‟an
adalah mudah dibaca, mudah dihafal, dan mudah diterangkannya. Ibnu Katsir menyitir firman
Allah Swt dalam surat al- Qamar ayat 17 yang artinya “Dan sesungguhnya telah kami
mudahkan
29 Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung: Fitrah Rabbani, 2011)., h. 437

al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran”.30
Selain itu tadarus al-Qur‟an merupakan salah atu ibadah yang paling utama, yang dengannya
seseorang hamba mendekatkan diri kepada Rabbnya. Al-Qur‟an adalah fasilitas dari Allah
swt untuk hamba-Nya dan rahmat dari-Nya untuk seluruh manusia.31
Perlu diketahui bahwa disunnahkan membaca al-Qur‟an secara berjamaah. Sebagaimana
yang dikutip oleh Imam Nawawi Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw
bersabda, “Suatu kaum yang berkumpul di dalam salah satu rumah Allah Swt. Seraya
membaca kitab Allah dan tadarrus, akan turun kepada mereka ketenangan. Mereka pun
diliputi rahmat, dimuliakan para malaikat, serta disebut-sebut Allah sebagai kelompok-
Nya”.32
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan tadarus al-Qur‟an adalah
kegiatan orang-orang untuk sama-sama membaca, menyimak, memahami arti dan
mempelajari al-Qur‟an. Kegiatan tadarus biasanya dilakukan pada bulan ramadhan dan
dilaksanakan setelah sholat tarawih maupun di waktu yang lain. Maka seorang hamba Allah
swt senantiasa sangat dianjurkan untuk selalu membaca, mempelajari dan juga mengamalkan
ajaran agama sesuai ketentuan yang terdapat dalam kitab suci al-Qur‟an agar kehidupan di
dunia menjadi terarah jika selalu mengikuti petunjuk dari Allah swt.
3. Adab membaca Al-Qur’an
Dalam hidupnya manusia memerlukan etika dan adab untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Al-Qur‟an adalah kitab suci umat Islam yang dimana bagi yang membaca al-Qur‟an dinilai
sebagai ibadah
dengan begitu ketika ingin membacanya memerlukan etika maupun adab agar ketika kita
membaca al-Qur‟an karena semata-mata mengharap ridha Allah swt. Banyak adab yang
dilakukan ketika tadarus al-Qur‟an yang disebutkan oleh para ulama, diantaranya adalah:
a. Membaca al-Qur‟an sesudah berwudhu karena ia termasuk dzikir yang paling utama,
meskipun boleh membacanya bagi orang yang berhadats kecil.
Sebagimana berdasarakan firman Allah swt dalam QS al-Waqi‟ah
(56) { 79-80 }
٨٠ ) ‫ِنزْيُلِ مْ نَ رِّ ب اَْلعاَل ِ ْم َْ ي‬.ْ ‫ ( َت‬٢٩) ‫(اَل ََ َي ُّ سُو ِإاَّل اْل ُ مََّطُهْر وَ ن‬

Artinya : Tidak meneyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.


Diturunkan dari Tuhan semesta alam.
b. Membacanya di tempat yang bersih dan suci, untuk menjaga keagungan membaca al-
Qur‟an.
c. Membacanya dengan khusyuk, tenang dan penuh rahmat.
d. Bersiwak sebelum memulai membaca.
e. Membaca ta‟awaudz pada permulaannya, berdasarkan firman Allah swt.
Seabagaimana dalam QS An-Nahl: 98
َ‫رْأَ ت اُْلْقرآَ ن َفاْ سَتِعْ ذ ِبالَِّلوِ مَ ن الَّ ْش يَطاِ ن اَّلِر جيِ م‬.َ‫ِفإَ ذاَ ق‬

“Apabila kamu hendak membaca al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari
setan yang terkutuk.”
f. Membaca basmalah pada permulaan setiap surat, kecuali surat Bara‟ah (at-Taubah),
sebab basmalah termasuk salah satu ayat al- Qur‟an menurut pendapat yang kuat.
g. Membacanya dengan tartil, tartil yaitu membaca al-Qur‟an dengan bacaan perlahan-
lahan, tidak terburu-buru dan jelas serta memberikan hak setiap huruf, seperti membaca mad
dan idgham.
Allah swt berfirman dalam { QS al-Muzammil (73) :4 }

َ‫رِتًيال‬.ْ ‫عَْلِيوَ َو رِِّتل اُْلْقرآَ ن َت‬

ِ‫ْز د‬

‫َْأو‬
Artinya: Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
h. Merenungkan ayat-ayat yang dibacanya.
i. Meresapi makna dan maksud ayat-ayat al-Qur‟an, yang berhubungan dengan janji
maupun ancaman, sehingga merasa sedih dan menangis ketika membaca ayat-ayat yang
berkenaan dengan ancaman karena takut dan ngeri.
j. Mengeraskan bacan al-Qur‟an, karena membacanya dengan suara jahar (keras) lebih
utama. 33
Berdasarkan paparan diatas jelaslah bahwa membaca al-Qur‟an tidak sama seperti membaca
buku ataupun majalah. Membaca al- Qur‟an yakni membaca kalam Allah swt layaknya
seorang hamba sedang berkomunikasi dengan tuhannya. Oleh karena itu, adab yang baik dan
sesuai ajaran agama Islam harus digunakan karena membaca kitab suci al-Qur‟an bernilai
ibadah agar mendapat ridha dari Allah swt.
4. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Membaca al-Qur‟an merupakan kegiatan yang paling baik disisi Allah swt. Sesungguhnya
orang yang paling mulia ibadahnya serta besar pahalanya ketika mendekatkan diri kepada
Allah swt adalah membaca al-Qur‟anul-Karim. Sebagaimana diterangkan dalam firman
Allah Swt:
‫َي َّ َس رِ ْم نُو‬. ‫رُء واَ ما َت‬.َ ‫َفاْق‬
Artinya: “ ..... Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al- Qur’an ”. (QS. Al-
Muzammil: 20).34
Mengenai keutamaan membaca al-Qur‟an juga dijelaskan dalam firman Allah Swt.

َ‫رُ جوَ ن‬.َْ‫وَ َعالِنَيًة ي‬

ِ‫ِّسرا‬
َ‫َناُ ىْ م‬.‫َر زْق‬

َ‫ُفقواِِ َّم ا‬.َ ‫وَأْن‬

َّ‫َص اَلة‬

َ‫وَأَقُاموا ال‬

َ‫ب الَِّلو‬

‫ُلوَ ن ِكَتا‬.‫ت‬.َْ‫ي‬

‫اَّلِ ذيَ ن‬

‫ِإَّ ن‬

َ٨٣‫شُ كٌو ر‬

َ‫ُغ فٌور‬

ۚ ‫ِإَّنُو‬

ْ‫ضِِلو‬

ِِ ‫ُ هْ م ُأُ جَو ُرىْ مَ وَِيزيَ دُ ىْ مِ مْ ن َف‬. ‫َي‬. ‫وِّف‬.َ ‫ِلُي‬٢٢ ‫ُبَو ر‬. ‫َتَاًرة َل ْ ن َت‬

“Sesungguhnya, orang-orang yang selalu membaca kitab Allah swt dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,
agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka
dari karunia-Nya. Sesungguhnya, Allah swt Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
(QS. Faathir: 29-30).35
Dapat disimpulkan bahwa banyak keutamaan dalam membaca al-Qur‟an. Membaca al-
Qur‟an merupakan pekerjaan yang mulia dibandingkan membaca bacaan lain.
Membaca al-Qur‟an dengan niat ikhlas dan maksud baik adalah suatu ibadah yang karenanya
seorang muslim mendapatkan pahala. Ibn Mas‟ud meriwayatkan “Bahwa Rasulullah
bersabda: barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah swt, maka ia akan mendapatkan
satu kebaikan dan setiap kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat.” Dalam sebuah
hadis Abu Umamah, ditegaskanyang artinya: “Bacalah Qur’an! Karena pada hari kiamat ia
akan datang sebagai penolong bagi pembacanya.”36
Berikut adalah dasar dalam kegiatan tadarus Al-Qur‟an:
Firman Allah yang berkaitan dengan dasar membaca Al-Qur‟an dan sebagai dasar perintah
untuk membaca adalah (Q.S Al-„Alaq : 1-5)

َ)٣( ‫رْأَ َو رُّب َ ك ْْا َل ْ َك ُرم‬.َ ‫) اْق‬٢( ‫عٍَلق‬

ِ‫مْ ن‬

َ‫خَل َ ق ِْْا لْن َ ساَ ن‬

َ)١( ‫خَل َ ق‬

َ‫رِّب َ ك اَّلِ ذي‬

‫رْأ ِباْ سِ م‬.َ ‫اْق‬

ََ)٥( ‫ْ عَل ْ م‬.َ‫ْل ي‬

َ‫عَّلَ م ِْْا لْن َ ساَ نَ ما‬

َ)٤( ‫عَّلَ م ِباَْلقَِلم‬


‫اَّلِ ذي‬

Artinya : “(1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan, (2) Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha
Pemurah, (4) Yang mengajar manusia dengan perantaran qalam (alat tulis), (5) Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta Selatan yang beralamat
di Jl. Moh. Kahfi I No. 34 RT. 007/01 Kelurahan Ciganjur Kecamatan Jagakarsa Jakarta
Selatan.
2. Waktu Penelitian
Studi Pendahuluan terhitung mulai dari tanggal 2 Agustus 2017 sampai dengan 7 November
2017 selama Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT). Kemudian dilanjutkan dengan
penelitian selanjutnya terhitung mulai tanggal 17 September 2018 sampai dengan tanggal 1
Oktober 2018.
B. Latar/ Rancangan Penelitian (Setting)
1. Latar Fisik
MTs Negeri 2 Ciganjur Jakarta Selatan terletak di tengah komplek perumahan. Lokasi
madrasah cukup nyaman dan sejuk, karena jauh dari jalan raya sehingga terhindar dari
kebisingan dan polusi kendaraan. Untuk menempuh jarak ke sekolah harus berjalan kaki dari
depan komplek. Bangunan madrasah dari tahun ke tahun bertambah agar proses kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Bagian depan sekolah terdapat satu gerbang utama untuk memasuki kawasan sekolah.
Kemudian terdapat pos satpam dan tempat parkir guru ataupun karyawan sekolah. Di
samping kanan tempat parkir terdapat masjid sekolah yang bernama Masjid An-Nur dan
diatas masjid lantai 2 terdapat aula sekolah. Di samping kanan masjid juga terdapat ruang
pertemuan. Di depan masjid sekolah nampak lapangan sekolah yang biasa digunakan untuk
upacara, olahraga dan kegiatan sekolah lainnya. disebelah kiri gerbang terdapat taman
sekolah dan terdapat kolam ikan kecil, kemudian didepannya terdapat ruang UKS, disamping
UKS

28

terdapat ruang Tata Usaha, kemudian disampingnya lagi Ruang Kepala Sekolah dan Ruang
Guru.
Perpustakaan, dan Lab. IPA terdapat di lantai satu tepatnya di samping kanan ruang kelas IX.
Kemudian dilantai dua terdapat 10 kelas, ruang Lab. Komputer, ruang OSIS dan juga ruang
BK.

1. Tujuan dan Manfaat Pelaksanaan Kegiatan Tadarus al-Qur’an dan Habitual


Curriculum
Dengan adanya impelementasi program pembiasaan tadarus al-Qur’an di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta tentu ada harapan yang menjadi tujuan utama ditetapkannya
pelaksanaan kegiatan ini. Berdasarkan hasil wawancara oleh kepala MTs Negeri 2 Jakarta Ibu
Yeni Triasih M.Pd pada tanggal 1 Oktober 2018. Beliau mengatakan bahwa aspek
kemampuan yang diharapkan pada pelaksanaan program Habitual Curriculum yakni:
a. Siswa hafal Juz 30 dan Juz 29 dan mampu membaca al-Qur’an dengan tartil sesuai
target bacaan yang telah ditentukan.
b. Siswa hafal do’a-do’a harian, bacaan sholat, dan dapat melantunkan Asmaul Husna.
c. Pengembangan akhlakul karimah.
d. Pengembangan keterampilan dasar mengungkapkan pendapat positif ketika kultum.
e. Pengembangan sikap kemandirian dan tanggung jawab
f. Pengembangan kemampuan menegakkan amar ma’ruf dan mencegah kemungkaran.
(Penerapan dari mata pelajaran Aqidak Akhlak)
g. Mengembangkan minat baca siswa.
Selain adanya tujuan dari program pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan pastinya juga terdapat manfaat yang dirasakan. Berdasarkan hasil wawancara
dan observasi manfaat yang di dapatkan dari pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-
Qur’an di sekolah antara lain:
a. Terciptanya lingkungan sekolah yang cinta al-Qur’an
Salah satu manfaat diterapkannya program pembiasaan tadarus al- Qur’an di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan salah satunya yaitu terciptanya lingkungan sekolah yang cinta al-Qur’an.
dengan diterapkannya program pembiasaan tadarus al-Qur’an tentunya siswa akan terbiasa
melantunkan ayat suci al-Qur’an. Pembinaan cinta al-Qur’an adalah salah satu usaha
pendidikan agama Islam yang mengarah kepada pendekatan terhadap al-

Qur’an diantaranya yakni membaca al-Qur’an, memahami arti bacaan al- Qur’an, menyimak
atau mendengarkan bacaan al-Qur’an, menghafal al- Qur’an dan berbagai macam kegiatan
lainnya tentang al-Qur’an yang mengarah pada kegiatan pembinaan cinta al-Qur’an.
Kecintaan terhadap kitab suci Al-Qur’an adalah sesuatu yang harus ditanamkan pada dalam
diri anak dari usia dini. Menurut Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Ablah Jawwad Al-Harsyi
dalam bukunya menerangkan bahwa pengajaran Al-Qur’an pada anak-anak kecil merupakan
salah satu bentuk syiar agama yang dilakukan oleh orang di berbagai kawasan Islam.
Pengajaran Al-Qur’an kepada anak-anak ketika mereka masih kecil akan membuatnya lebih
mudah diserap dalam hati mereka, ia akan menambah kekuatan iman, serta menjadikan iman
tersebut dapat memenuhi hatinya.8
Setiap mukmin yang mempercayai al-Qur’an, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
terhadap kitab sucinya. Diantara kewajiban dan tanggung jawabnya itu ia mempelajari al-
Qur’an dan mengajarkannya. Sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid Khon Ibnu Rusyd
mengungkapkan :Hendaknya al-Qur’an diajarkan pertama kali kepada anak kecil. Tujuannya
semata untuk mempersiapkan secara fisik dan intelektual dalam pengajaran ini agar ia
mereguk bahasa aslinya dan agar jiwanya tertanam ajaran-ajaran keimanan.9
Dapat disimpulkan bahwa implementasi program pembiasaan al- Qur’an salah satu
manfaatnya yaitu agar tercipta masyarakat sekolah yang cinta akan al-Qur’an dan juga
menciptakan suasana yang religius.
b. Mudah dalam melantukan ayat suci al-Qur’an
Manfaat ini dapat dirasakan oleh siswa itu sendiri. Siswa merasakan bahwa ketika mereka
terbiasa melakukan kegiatan tadarus al-Qur’an di sekolah ketika kegiatan belajar mengajar di
kelas terdapat potongan ayat suci al-Qur’an mereka mudah dalam melantunkan ayat tersebut.
Dikarenakan mereka sudah terbiasa membaca ayat al-Qur’an. Seperti yang dikatakan oleh
Fitri salah satu siswi MTs Negeri 2 Jakarta, “Jadi menurut aku tadarus yang dilaksanain di
sekolah itu manfaat banget. Selain itu manfaat tadarus yang aku rasain aku jadi lebih mudah
dan terbiasa melafalkan ayat al-Qur’an udah ga terbata-bata lagi. Kaidah tajwid juga lumayan
dipake karena sering denger dan baca ketika kegiatan tadarus.
Jadi kalo dibiasain tu jadi lancar baca al-Qur’annya.”11
c. Dapat memperbaiki bacaan al-Qur’an secara perlahan
Dalam penerapan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
ternyata terdapat salah satu manfaat ini yaitu dapat memperbaiki bacaan al-Qur’an siswa
secara bertahap. Dapat peneliti simpulkan berdasarkan hasil wawancara oleh koordinator
keagamaan dan siswa MTs itu sendiri bahwa kemampuan membaca al-Qur’an siswa tentunya
berbeda-beda. Ada yang sudah baik bacaannya dan sesuai dengan kaidah tajwid bahkan
suaranya juga indah, namun ada juga yang hanya sekedar mampu membaca namun belum
mengaplikasikan teori tajwid ketika mereka membaca al-Qur’an. Sebagaimana pula yang
dikatakan oleh Bapak Taufik Husein selaku guru Bahasa Arab dan Juga Kaligrafi, dalam mata
pelajaran kaligrafi sama halnya dengan baca tulis Qur’an di sekolah lain (BTQ). Bacaan dan
tulisan siswa dalam mata pelajaran ini diperhatikan dan di perbaiki.12 Maka di tambah lagi
dengan program

11 Farihatul Fitri, wawancara, 1 Oktober , Ruang pertemuan MTsN 2 Jakarta.


12 Taufik Husein S.s, wawancara, 26 September 2018, Ruang pertemuan MTsN Jakarta.

habitual curriculum di sekolah yakni tadarus al-Qur’an yang dilaksanakan setiap hari Selasa,
Rabu da Kamis pagi. Kegiatan ini juga membantu siswa dalam memperbaiki bacaan secara
perlahan dengan cara membiasakan siswa untuk melantunkan ayat suci al-Qur’an. walaupun
tidak secara langsung dan tatap muka pada guru, namun siswa yang dipilih menjadi
pemimpin ketika kegiatan tadarus berlangsung adalah mereka yang memiliki kualitas bacaan
al-Qur’an yang cuku baik bahkan mereka sudah mengikuti kejuaraan MTQ.
d. Siswa menjadi lebih disiplin
Seiring dengan berjalannya kegiatan tadarus al-Qur’an di MTs Negeri 2 Jakarta selalu
mengalami perubahan yang positif. Salah satunya yakni siswa siwi di MTS Negeri 2 Jakarta
menjadi lebih disiplin. Awal mula diterapkannya metode pertama manfaat disiplin untu siswa
belum begitu terlihat hal tersebut berdasarkan pengamatan peneliti pada saat melaksanakan
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di sekolah tersebut. Karena pengawasan dan
perhatian dari dewan guru dalam pelaksanaan program pembiasaan tadarus al-Qur’an di MTs
Negeri 2 Jakarta belum berjalan manksimal. Maka tingkat kedisiplinan siswa dalam kegiatan
tadarus al-Qur’an juga belum terlihat. Masih banyak siswa yang tidak melaksanakan kegiatan
tersebut.
Setelah diterapkannya metode yang berbeda dengan perubahan tempat pelaksanaan dan
materi pada kegiatan tersebut maka tingkat kedisiplinan siswa perlahan membaik.
Berdasarkan hasil wawancara oleh koordinator keagamaan bahwa dalam pelaksanaan
kegiatan tadarus yang diterapkan berbeda dari sebelumnya menghasilkan dampak positif bagi
siswa diantaranya yakni siswa lebih berdisiplin ketika kegiatan berlangsung, lebih mudah
mengatur siswa yang terlambat dan dewan guru yang bertugas untuk melakukan pengawasan
terhadap kegiatan tadarus al- Qur’an setiap harinya dibantu oleh guru piket selalu melakukan
tindakan secara langsung bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah dan terdapat poin
ketika mereka melanggar disiplin. Jika dibandingkan metode

sebelumnya tingkat disiplin siswa dalam pelaksanaan kegiatan ini belum begitu terlihat,
melihat kondisi tersebut dilakukan di kelas masing-masing. Maka guru tidak dapat
mengawasi secara langsung. Dengan begitu pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an saat ini
dapat mengurangi angka keterlambatan siswa dan siswa juga perlahan mentaati aturan yang
berlaku dan lebih berdisiplin dalam pelaksanaan kegiatan tadarus ini.
Namun masih ada saja siswa yang belum memiliki wudhu ketika sampai disekolah. Hal itu
terus di perhatikan bersamaan dengan berjalannya kegiatan. Dewan guru, kepala madrasah
dan koordiantor keagamaan maupun Organisasi Intra Sekolah (OSIS) juga turut membantu
demi berjalannya kegiatan pembiasaan tersebut dengan baik dan sesuai harapan. Tidak hanya
itu, keterlambatan siswa juga termasuk faktor kurangnya siswa dalam menghargai waktu.
Berdasarkan hasil wawancara oleh siswa yang bernama Allya mengatakan bahwa jika
kegiatan tadarus al-Qur’an sudah berlangsung masih terdapat siswa yang terlambat datang ke
sekolah, masih ada siswa yang berlama-lama ketika sudah diperintahkan untuk segera
melaksanakan kegiatan dan kemudian masih ada yang tidak membawa al-Qur’an dari
rumah.18 Dapat disimpulkan bahwa kurangnya kesadaran dalam berdisiplin siswa belum
sangat baik walaupun tentunya kepala

sekolah maupun dewan guru selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi angka
siswa yang sering melanggar disiplin. Dengan berbagai tindakan yang tentunya mendidik
siswa dan khususnya mengingatkan siswa untuk selalu menjalankan kegiatan sekolah dengan
tepat waktu dan mengikuti peraturan yang berlaku dengan tidak sering melanggar aturan.
1) Kurang pengawasan lebih
Penerapan program pembiasaan tadarus al-Qur’an akan berjalan dengan efektif apabila ada
pengawasan lebih terhadap suatu kegiatan. Berdasarkan hasil wawancara oleh koordinator
keagamaan yakni Bapak Taufik Husein S.s, beliau mengatakan bahwa jika dalam pelaksanaan
kegiatan tidak ada yang mengawasi, akibatnya siswa tidak mengikuti kegiatan dengan baik.
Pelaksanaan kegiatan tadarus diharapkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan.
Maka koordinator keagamaan dan kepala madrasah selalu rajin mengingatkan dewan guru
untuk secara bergantian mengawasi peserta didik dalam setiap kegiatan. Maka pengawasan
yang ekstra harus selalu di laksanakan dalam setiap kegiatan terutama kegiatan pembiasaan
tadarus-al-Qur’an.19
Dalam pelaksanaan kegiatan tadarus al-Qur’an terlihat bahwa dewan guru yang bertugas
untuk melakukan pengawasan sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Namun memang
karena pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan di lapangan dan seluruh siswa
melaksanakan kegiatan tersebut maka dalam pengawasan kegiatan tersebut juga seharusnya
lebih banyak yang mengawasi agar siswa siswi dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan
baik tanpa adanya gangguan dari temannya atau sibuk dengan dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai