PROPOSAL TESIS
Oleh :
201502012082
PASCASARJANA
MOJOKERTO
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Program sholat Dhuha berjama'ah merupakan salah satu kegiatan keagamaan yang
dilakukan pada waktu antara terbitnya matahari hingga sebelum waktu sholat Dzuhur.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah
SWT, namun selain itu juga memiliki manfaat dalam menanamkan karakter kedisiplinan
siswa.
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Karena apabila sudah menyatu dengan itu semua,
maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan
sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya apabila ia tidak berbuat
sebagaimana lazimnya.1
Untuk melaksanakan tugas atau kewajiban secara benar dan rutin terhadap
didik dapat melaksanakan sholat secara benar dan rutin perlu dibiasakan sholat dhuha
berjama‟ah sejak masih kecil, dari waktu ke waktu. Itulah sebabnya kita perlu mendidik
mereka sejak dini/ kecil agar mereka terbiasa dan tidak merasa berat untuk
1
Ika Ernawati, Pengaruh Layanan Informasi dan Bimbingan Pribadi Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas XII
MA Cokroaminoto Wanadadi Banjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015, (G-COUNS: Jurnal Bimbingan dan
Konseling, 2016), Vol. 1, No. 1, 5-6.
2
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 19.
Penerapan disiplin sholat dhuha berjama‟ah masih jarang dilakukan pada sekolah-
sekolah dasar yang lain, karena masih banyak sekolah yang tidak mengunggulkan dalam
bidang keagamaan atau IMTAQ. Penerapan disiplin sholat dhuha berjama‟ah yang
Penerapan disiplin sholat dhuha berjama‟ah adalah sangat penting dilakukan di usia dini
untuk membentuk dan memberikan keteladanan yang baik bagi anak, dengan disiplin
maka dalam pelaksanaan sholat dhuha di sekolah akan berjalan rutin dan akan
berjama'ah dalam menanamkan karakter kedisiplinan siswa dapat dilihat dari beberapa
agar siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien, serta memiliki sikap yang baik dalam
mengikuti aturan-aturan yang ada di sekolah. Oleh karena itu, melalui program sholat
Dhuha berjama'ah, siswa diajarkan untuk disiplin dalam mempersiapkan diri dan waktu
untuk beribadah.3
Dhuha secara berjama'ah, siswa diajarkan untuk disiplin dalam menggunakan waktu
mereka. Selain itu, siswa juga diajarkan untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum
3
A. Doni Koesoema, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global (Jakarta: Grasindo,
2010), 80.
4
Moh Rifa‟i, kumpulan sholat-sholat sunnah (Semarang: CV Toha Putra, 1993), 49.
Membangun Kebiasaan Positif, Melalui program sholat Dhuha berjama'ah,
siswa juga diajarkan untuk membangun kebiasaan positif. Dengan mengikuti program
ini secara rutin, siswa akan terbiasa dengan disiplin waktu dan mempersiapkan diri
sebelum melakukan sholat. Kebiasaan positif ini kemudian dapat diterapkan siswa
sosial.
Dhuha berjama'ah merupakan salah satu bentuk kegiatan keagamaan yang dapat
membentuk karakter siswa. Selain disiplin, program ini juga dapat membantu siswa
untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah SWT. Dengan
memiliki karakter yang baik, siswa dapat menjadi individu yang mandiri,
kedisiplinan siswa. Melalui program ini, siswa diajarkan untuk disiplin dalam
mempersiapkan diri dan waktu untuk beribadah, serta membangun kebiasaan positif
sekolah, kampus, maupun komunitas keagamaan. Sholat dhuha adalah sholat sunnah
yang dianjurkan untuk dilakukan pada waktu antara terbitnya matahari hingga
sebelum waktu sholat dzuhur, dan melaksanakan sholat dhuha secara berjama'ah
diharapkan dapat memperkuat rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Pelaksanaan sholat dhuha berjama'ah juga dapat menjadi sarana untuk mempererat
tali silaturahmi dan membangun kebersamaan dalam komunitas keagamaan. Melalui
program ini, diharapkan dapat membentuk karakter dan nilai-nilai positif dalam diri
B. Fokus Penelitian
berikut:
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus masalah di atas, maka tujuan penulisan tesis ini sebagai
berikut:
D. Manfaat Penelitian
a. Teoritis
Hasil penelitian secara teoritis dapat memberikan dasar pemikiran yang kuat
dapat menjadi referensi ilmiah yang berguna bagi para akademisi, pendidik, dan
b. Praktis
atau pendidik dapat mengetahui cara yang lebih baik dalam melaksanakan
ulang dari sebelumnya. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan fakta
yang terdapat pada penelitian terdahulu terdiri dari nama peneliti, tahun,
dengan penelitian ini baik dari segi persamaan dan perbedaan untuk
sebagai berikut:
1. Hasnan Amin Hawary UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2015 dalam
Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Pakem”. Penelitian ini
baik, para siswa mengikuti kegiatan shalat dhuha dengan tertib dan disiplin di
Sekolah. Peranan shalat dhuha bagi para siswa-siswi adalah meningkatkan minat
dan prestasi belajar, sehingga tingkat pemahaman siswa dalam pelajaran agama
lebih mendalam.
2. Moh. Soleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2013 dalam skripsinya yang
dhuha berjalan dengan lancar meskipun ada sebagian siswa yang ramai dengan
pelaksanaannya. Dampak pembinaan akhlak siswa kelas IV terhadap pembiasaan
dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian bahwa usaha yang dilakukan guru
pengawasan.
Nama Peneliti,
No. Tahun dan Persamaan Perbedaan Orisinalitas
Judul
Hasnan Amin 1. Menggunakan Pada penelitian Implementasi
Hawary UIN metode terdahulu lebih kegiatan
Sunan Kalijaga penelitian menekankan pada keagamaan melalui
Yogyakarta, kualitatif prestasi belajar program sholat
2015. 2. Membahas siswa, sedangkan dhuha berjama‟ah
tentang penelitian yang
“Kebiasaan dalam
kebiasaaan dilakukan lebih
1 shalat dhuha dan shalat dhuha. menekankan pada menanamkan
peranannya kedisiplinan siswa. karakter
terhadap kedisiplinan siswa
Prestasi Belajar di SDN Jabon 1
Siswa Kelas VII kecamatan
SMP Mojoanyar
Muhammadiyah kabupaten
Pakem”. Mojokerto
Moh. Sholeh UIN 1. Menggunakan Pada penelitian
Yogyakarta, metode terdahulu
2 2013. “Pembinaan penelitian menekankan pada
Shalat Dhuha kualitatif Pembinaan Akhlak
dalam pembinaan 2. Membahas sedangkan
Akhlak Siswa tentang penelitian yang
Kelas IV di SMP Pembinaan dilakukan lebih
Maarif Candran Akhlak menekankan pada
Sidoarum Gadoan Kedisiplinan Siswa.
Yogyakarta”.
Nashrul Aziz 1. Menggunakan Pada penelitian
Universitas metode terdahulu Implementasi
Muhammadiyah deskriptif menekankan kegiatan
Surakarta, Kualitatif. Peranan Guru keagamaan
2014."Peranan 2. Peranan Guru dalam melalui program
Guru dalam dalam Meningkatkan sholat dhuha
Meningkatkan Meningkatkan Kedisiplinan berjama‟ah dalam
Kedisiplinan Kedisiplinan Ibadah Sholat menanamkan
3 Ibadah Sholat Ibadah Sholat Dhuha sedangkan
karakter
Dhuha dalam Dhuha. penelitian yang
Meningkatkan dilakukan lebih kedisiplinan siswa
Kedisiplinan menekankan pada di SDN Jabon 1
Ibadah Siswa Kedisiplinan Siswa. kecamatan
Kelas VIII-A2 Mojoanyar
Di Madrasah kabupaten
Tsanawiyah Mojokerto
Negeri Surakarta
II".
F. Definisi Istilah
Untuk memudahkan memahami konsep judul penelitian dan
pahaman tetang maksud dan isi tesis yang berjudul “implementasi kegiatan
1. Implementasi
dipelajari.”
2. Kegiatan Keagamaan
secara bersama-sama yang terdiri dari imam dan makmum dan dilakukan
4. Karakter Kedisiplinan
telah dibuat, guna mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang
lebih efektif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. IMPLEMENTASI
a. Pengertian Implementasi
“implementasi adalah suatu aktifitas dalam suatu studi tertentu yang terarah
pelaksanaan atau penerapan. Artinya yaitu yang dilakukan dan diterapkan adalah
sepenuhnya.
suatu cara pelaksanaan kegiatan yang terencana untuk memperoleh hasil yang
5
Soegerda Poerbakawatja dan A. H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan (Jakarta: Gunung Agung, 1981) , 45.
6
Syaifuddin, Design Pembelajaran dan Implementasinya (Ciputat: PT. Quantum Teaching, 2006), 100.
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ditentukan.
rencana yang dibuat secara terperinci untuk mencapai suatu tujuan. Implementasi
sekedar aktivitas saja, tetapi juga kegiatan terencana yang dilaksanakan dengan
sungguh. Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi
7
Mulyadi, Implementasi kebijakan (Jakarta: Balai Pustaka, 2015), 45.
8
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (Jakarta: Grasindo, 2002), 170.
9
Guntur Setiawan, Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan (Jakarta: Balai Pustaka, 2004), 39.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan
implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu aktifitas
untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri
namun tetap dipengaruhi objek berikutnya yaitu pada program kurikulum yang
2. KEGIATAN KEAGAMAAN
pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern yang berupa pengaruh dari dalam
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka,
2007), 12.
11
Jalaludin, Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 279.
1. Faktor Intern
a. Faktor Hereditas
b. Tingkat Usia
c. Kepribadian
yaitu hereditas dan lingkungan, dari kedua unsur tersebut para psikolog
lingkungannya.
d. Kondisi Kejiwaan
12
Jalaludin, Psikologi Agama, 279.
2. Faktor Ekstern
a. Faktor Keluarga
cenderung anak juga memiliki kelakuan baik. Orang tua sangat berperan
b. Lingkungan Institusional
keagamaan, baik intitusi formal maupun non formal, seperti organisasi dan
komunitas.
c. Lingkungan Masyarakat
intern dan ekstern. Faktor intern berasal dari individu itu sendiri baik dari
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai
menjelang waktu dhuhur. Afdhalnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari
sedang naik / kira-kira jam 09.00. Sholat Dhuha adalah shalat sunnah yang
dilakukan seorang muslim ketika waktu Dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika
matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi)
hingga waktu dzuhur. Jumlah raka‟at shalat dhuha bisa dengan 2, 4, 8, atau 12
Selanjutnya, shalat jama‟ah adalah shalat yang dilakukan oleh lebih dari satu
orang dimana seorang berdiri di depan untuk menjadi imam dan yang lainnya
dilaksanakan secara bersama-sama yang terdiri dari imam dan makmum dan
dilakukan setiap hari pada waktu matahari terbit sekurang-kurangnya dua raka‟at
13
Moh Rifa‟i, kumpulan sholat-sholat sunnah, (Semarang : CV Toha Putra, 1993), 49.
Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi
oleh ibadah lainnya. Shalat merupakan tiang agama. Sholat adalah ibadah pertama
yang diwajibkan Allah swt. yang perintahnya disampaikan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril as. Shalat merupakan inti dari pokok
ajaran agama Islam dengan kata lain, apabila Shalat tidak didirikan maka hilanglah
yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Banyak penjelasan para ulama,
keutamaan dan keistimewaan yang dimiliki dalam Shalat Dhuha bagi mereka yang
dasarnya tidak hanya terdiri dari dimensi lahiriyyah fisik maupun psikis saja,
melainkan juga dimensi batin dan juga spiritual. Oleh karena itu, salah satu
keutamaan dari Shalat dhuha adalah untuk memenuhi kebutuhan kedua dimensi
tersebut.
Dalam agama Shalat dibagi menjadi dua macam, yaitu: Shalat Fardhu dan
Shalat Sunnah. Shalat fardhu adalah Shalat yang harus dilaksanakan, hukumnya
14
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006) cet. 1, 125- 126.
wajib. Shalat lima waktu, yaitu: Shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya‟ dan Subuh.
Sedangkan Shalat Sunnah adalah shalat yang hanya dikerjakan di luar Shalat Fardhu
Hukum shalat Dhuha adalah sunnah muakkad sebagaimana yang telah penulis
paparkan di atas pada sub bab sebelumnya, dan secara pelaksanaannya shalat Dhuha
dilakukan secara munfarid (sendiri), namun ada hadist yang membolehkan bahwa
diriwayatkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqolani ketika menjelaskan hadist Ibnu „Abbas
yang berada di rumah Maimunah dan melaksanakan shalat malam bersama Nabi
berjamaah.”16
Shalat dhuha yaitu Salah satu Shalat Sunnah yang dianjurkan. Sebagaimana
Artinya: “Kekasihku Rasullah SAW. Mewasiatkan tiga hal kepadaku (yang aku
tidak akan meninggalkannya sampai aku mati kelak), yaitu puasa tiga hari
pada setiap bulan, dua rakaat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur."
(HR. Bukhari dan Muslim).
SAW. Pun tidak pernah meninggalkan Shalat Dhuha sampai beliau wafat. Hal ini
dalam Shalat Dhuha tersebut akan membentuk kedisiplinan peserta didik atau siswa
15
Imroatul Fatihah, Manajemen Pembelajaran Agama Melalui Pembiasaan Shalat Dhuha Di SDN Mega
Eltra, (Jurnal: JIEM Journal of Islamic Education Manajemen ) Vol. 3, No. 1, 50-51.
16
Abdul Rahman, Energi Positif Shalat Berjamaah, (Jakarta: Mizan Publika, 2013), 4.
17
Titing Umikar, Ahmad Subekti, Qurroti ‟ayun, Pembiasaan Shalat Dhuha Dalam Pembentukan Karakter
Religius Siswa di Madrasah Tsanawiyah Ahmad Yani JabungMalang, (VICRATINA: Jurnal Pendidikan
Islam, 2021), Vol. 6, No. 4, 124.
dan merupakan salah satu program rutin setiap hari yang dilaksanakan pagi hari
pesat seperti zaman sekarang ini, proses pendidikan tidak hanya melalui pendidikan
yang dilakukan melalui tatap muka saja. Akan tetapi, bisa juga melalui pendidikan
pembiasaan sejak usia dini, harus selalu mengajarkan anak untuk taat beribadah
dengan menjalankan shalat wajib maupun sunnah. Kadang sebagai orang tua hanya
bisa membimbing anak untuk taat beribadah pada waktu di rumah saja, ketika
berada di sekolah yang akan di bimbing oleh para guru-guru atau pendidik.18
hanya untuk beribadah kepada-Nya. Sebagaimana Firman Allah dalam Qur‟an Surat
Ad-Dzariyat (51): 56
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.” (QS. Ad-Dzariyat (51): 56)
Shalat dhuha merupakan salah satu shalat sunnah yang sering di lupakan
sebagian orang, yang ternyata justru memiliki keutamaan yang tidak bisa diukur
keamanan kehidupan pada hari itu dan menjauhkan dari segala bentuk
18
Erni Sri Ulyani, Hunainah, Pembiasaan Shalat Dhuha Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa, (Jurnal
Qathruna: Juni 2021) Vol. 8, No. 1, 2-3.
keburukan. Dengan izin-Nya pada hari itu tidak ada yang mengganggu, tidak ada
yang menyakiti, bahkan tidak akan kekurangan rezeki. Ada saja jalan yang di
kepentingan dunia dan juga akhirat, antara kepentingan terhadap manusia dan
keduanya dimana shalat merupakan wujud ibadah kepada Tuhan dan shalat
dhuha juga merupakan ibadah yang mampu mempermudah datangnya rezeki dan
Jika dihitung secara materi, mungkin kita tidak mampu melakukannya, apalagi
jika kondisi ekonomi pas-pasan. Sungguh, suatu usaha yang berat untuk
menjalankannya. Namun, tidak usah takut, karena semua itu bisa digantikan
d. Penghapus Dosa
bandingannya. Setiap saat manusia pasti melakukan dosa kepada Allah. Baik
dosa yang tampak maupun dosa yang tersembunyi atau dosa yang secara sengaja
maupun tidak sengaja. Oleh karena begitu seringnya manusia berbuat dosa
kepada Allah, maka manusia dianjurkan untuk selalu memohon ampun kepada
19
Pakih Sati, Dahsyatnya Tahajud, Dhuha, Sedekah, (Surakarta: Al-Qudwah, 2013), 56.
20
Imam Ghozali, Bertambah Kaya Lewat Sholat Dhuha Ritual Halal Menjemput Rejeki, (Jakarta: Mitrapess,
2008), 143.
Allah, dengan istighfar kepada Allah agar Dia berkenan mengampuni dosa-
dosanya.21
Menurut Muhammad Tahalib, Maksud dari fungsi shalat dhuha di sini adalah
manfaat yang dapat di rasakan dari shalat dhuha tersebut dalam kehidupan di dunia,
jiwa berupa kepuasan, qana‟ah (merasa cukup dengan yang di karuniakan Allah)
1. Kecerdasan Fisikal
tubuh dan kebugaran fisik. Shalat dhuha merupakan alternatif olahraga yang
efektif dan efisien karena dilakukan pada pagi hari ketika sinar matahari pagi
masih baik untuk kesehatan dan kondisi udara yang bersih. Penelitian mutakhir
menjelaskan bahwa bukan olahraga berat dan mahal yang efektif untuk menjaga
kebugaran tubuh. Namun, olahraga ringan dan tidak beresiko cedera serta
dilakukan dengan senang hati yang terbukti mampu menjaga kebugaran tubuh.
21
Abdul Hakim El-Hamidy, The Secret Of 1/3 Tahajud, Fajar, Subuh, & Dhuha, (Depok: Kaysa Media,
2013), 192.
22
Muhammad Thalib, Shalat Sunnah (Fungsi Fadilah & Tata Caranya), (Surakarta: Kaafah Media, 2005),
53.
23
M. Kalilirrahman Al Mahfani, Berkah Shalat Dhuha, (Jakarta: PT. Wahyu Media, 2008), 160.
2. Kecerdasan Emosional Spiritual
Tentunya kita mengawali aktivitas pada pagi hari dengan optimisme tinggi.
depan mata melayang dan hasil tidak sesuai prediksi. Kita diharapkan tidak
bersedih, cemas, dan kecewa. Melaksanakan shalat dhuha pada pagi hari sebelum
ketentuan dan takdir Allah, dapat menghindarkan diri dari berkeluh-kesah dan
Kita menyadari bahwa Allah pemberi rezeki. Dialah yang mengatur rezeki
semua makhluk. Kita juga kerap berhadapan dengan silaunya godaan harta.
antara yang baik dengan yang buruk. Sudah pasti hal ini akan merusak niat suci
kita untuk bekerja meraih karunia Allah. Disinilah shalat dhuha berfungsi untuk
menghilang kembali niat ikhlas kita dalam bekerja sehingga kita tidak terjerumus
3. Kecerdasan Intelektual
kecerdasan intelektual:
a. Pertama, hakikat ilmu adalah cahaya Allah. Cahaya Allah tidak diberikan
kepada para pelaku kejahatan dan pengabdi kemaksiatan. Cahaya Allah hanya
diberikan kepada orang yang senantiasa ingat kepada Allah, baik pada waktu
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-
Ra‟d: 28).24
ke otak. Salah satu gerakan shalat, yakni sujud membantu mengalirkan darah
secara maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan asupan darah dan
C. KARAKTER KEDISIPLINAN
1. Pengertian Karakter
karakteristik, gaya, sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari
24
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Surakarta: Media Insani Publishing, 2007), 185.
25
Sri Narwanti, Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Dalam Mata Pelajaran, (Yogyakarta: Familia,
2011), 1.
bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga
bentuk jamak dari akhlak. Kondisi batiniah (dalam) bukan kondisi luar
dasar yang khas, satu sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dan
26
A. Doni Koesoema, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global, (Jakarta: Grasindo,
2010), 80.
27
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 45.
28
Agus Zainul Fitri, Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah
(Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2012), 40-43.
tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, dan golongan, serta
lain.
individu.
siswa.
organik dan non organik, menyediakan kamar mandi, air bersih, dan
atau sumbangan.
secara bersama.
Menurut The Liang Gie sebagaimana dikutip oleh Ali Imron dalam
dan hadiah.29
dalam setiap hal, maka itu akan menjadi kebiasaan. Dan kebiasaan
29
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 172.
30
Eka S. Ariananda, dkk, Pengaruh Kedisiplinan Siswa Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Teknik
Pendingin, Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2, Desember 2014.
disiplin akan membangun kepribadian yang baik bagi seseorang.
a. Pembiasaan
dengan disiplin, tertib, dan teratur, maka akan tertanam dalam dirinya
dan tauladan serupa dari pendidik atau orang tua maka akan timbul
berontak dari diri anak dan disiplin pun akan sulit tertanam dalam diri
peserta didik.
c. Pengawasan
31
Moch. Yasyakur, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Kedisiplinan Beribadah
Sholat Lima Waktu”, Jurnal Pendidikan Islam, 2018 ISSN (p): 2614-4018: ISSN (e): 2614-8846 Volume 5
Nomor 09, 2016, 197 (http;// jurnal.staialhidayah bogor.ac.id/index.php/ei/article/view/86 pdf). Diakses
pada 22 Maret 2023, Pukul 16.00 WIB.
Reisman and Payne mengemukakan strategi umum
1. Disiplin Otoriter
3. Disiplin Demokratis
diharapkan.32
dan berperilaku sesuai dengan peraturan dan tata tertib, sehingga peserta
berikut:
a. Teladan Pemimpin
32
Chorun Nisak Aulina, “Penanaman Disiplin Pada Anak Usia Dini”, Jurnal Pedagogia Vol. 2, No.1,
Februari 2013, 37. Diakses pada 23 Maret 2023, Pukul 08.00 WIB.
menuntut guru untuk membekali diri dengan pribadi yang berkualitas
b. Pengawasan
pendidikan.
d. Pembiasaan Shalat
dan ditanamkan kepada peserta didik secara terus menerus. Potensi ruh
keimanan manusia yang berada dalam pribadi bisa berubah-ubah,
ibadah.
keberhasilan dirinya.
salah satu unsur yang menentukan sah tidaknya suatu 26 ibadah. Shalat
pasti dan telah menjadi bagian yang mutlak dari ajaran Islam dalam
pelaksanaan syariatnya.
kebiasaan secara terus menerus dan tertib dalam waktu yang cukup
panjang.
a. Pola asuh dan kontrol yang dilakukan oleh orang tua (orang dewasa)
terhadap perilaku.
berperasaan, dan bertindak. Orang tua yang dari awal mengajarkan dan
mendorong anak untuk mematuhi aturan. Pada sisi lain anak yang tidak
apa yang dilakukan oleh diri sendiri agar hidup menjadi lebih nyaman,
33
Daryanto, Surayatri, Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), 49-
50.
D. KERANGKA BERPIKIR
METODE PENELITIAN
menghasilkan data deskriptif baik berupa tulisan maupun lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati dalam penelitian kualitatif metode yang bisa
dan dokumentasi.34
Dalam hal ini, lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan pengamatan
34
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017), 2.
35
Husaini Usman dkk, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 5.
B. Kehadiran Peneliti
awal sekaligus untuk mengetahui hal-hal yang terkait dengan aturan khusus
yang ditetapkan oleh lembaga untuk peneliti dan juga berguna untuk
yang digunakan oleh peneliti untuk mencari data dari responden yang sudah
kepada Kepala Sekolah SDN Jabon 1 Mojokerto dan guru mata pelajaran
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2013), 306.
C. Latar Penelitian
di Jalan Raya Jabon No. 85, Kec. Mojoanyar, Kab. Mojokerto, Jawa Timur.
Lokasi tersebut peneliti pilih atas dasar pertimbangan bahwa di SDN Jabon 1
tertulis dan foto, kata-kata dan tindakan yang dimaksud yaitu kata-kata dan
tindakan orang yang diamati atau diwawancarai. Sumber data ini dicatat
melalui catatan tertulis dan pengambilan foto, sedangkan sumber data tertulis
1. Guru PAI
2. Waka Kurikulum
3. Siswa
Selain itu sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari:
E. Pengumpulan Data
karena suatu fenomena itu akan dimengerti maknanya secara baik, apabila
tersebut berlangsung.
1. Observasi
etis dianjurkan untuk terus terang, kecuali dalam keadaan tertentu yang
37
Wayan Suwendra, Metodologi Penelitian Kualitatif: Dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan, dan
Keagamaan (Bedung: Nilacakara, 2018 ), 84.
atau dirancang, pada penelitian kualitatif hanya menggunakan observasi
2. Wawancara
juga dapat menggunakan alat bantu seperti: tape recorder, gambar, brosur
a. Guru PAI
b. Waka Kurikulum
c. Siswa
38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2013), 319.
3. Dokumentasi
luas, yaitu meliputi semua sumber baik, baik sumber tertulis maupun
lisan. Kedua dalam arti sempit yaitu meliputi semua sumber tertulis saja.
Ketiga, dalam arti spesifik yaitu hanya meliputi surat-surat resmi dan
sebagainya.39
dari seseorang. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih
dapat dipercaya jika didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik
39
Umar Sidiq dan Moh. Miftahul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan, (Ponorogo: CV.
Nata Karya, 2019), 72.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 329.
f. Dokumen pelaksanaan kegiatan dalam menerapkan sholat dhuha
berjama‟ah.
F. Analisis Data
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain, sehingga mudah difahami oleh peneliti maupun
orang lain.41
Adapun analisis data yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah
Adapun analisis data yang dilakukan menurut Miles dan Hubermen dalam
kondensasi data ini seluruh data yang diperoleh disesuaikan tanpa harus
mengurangi data.
41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), 334.
2. Penyajian Data (Data Display)
ini, Miles dan Hubermen menyatakan bahwa yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif, artinya
uraian-uraian.42
akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
G. Keabsahan Data
data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan, serta untuk membuktikan
bahwa hasil data yang diperoleh oleh peneliti sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dilapangan. Untuk menguji suatu data yang diperoleh itu valid
trianggulasi teknik.
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), 339.
Trianggulasi sumber yaitu digunakan untuk menguji kreadibilitas data
yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama pada
informan yang berbeda. Dalam hal ini sumber datanya yaitu Kepala Sekolah,
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda.43 Dalam hal ini peneliti menanyakan hal yang sama dengan teknik
yang berbeda, peneliti mendapatkan data yang sama melalui teknik observasi,
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 308.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim El-Hamidy. The Secret Of 1/3 Tahajud, Fajar, Subuh, & Dhuha. Depok:
Abdul Mujib. Kepribadian dalam Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Abdul Rahman. Energi Positif Shalat Berjamaah. Jakarta: Mizan Publika, 2013.
Agus Zainul Fitri. Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan
Ali Imron. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Chorun Nisak Aulina. “Penanaman Disiplin Pada Anak Usia Dini”, Jurnal Pedagogia Vol.
Media, 2013.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemah. Surakarta: Media Insani Publishing,
2007.
Erni Sri Ulyani, Hunainah. Pembiasaan Shalat Dhuha Untuk Meningkatkan Disiplin
2004.
Husaini Usman dkk. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Ika Ernawati. Pengaruh Layanan Informasi dan Bimbingan Pribadi Terhadap Kedisiplinan
Imam Ghozali. Bertambah Kaya Lewat Sholat Dhuha Ritual Halal Menjemput Rejeki.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017.
M. Kalilirrahman Al Mahfani. Berkah Shalat Dhuha. Jakarta: PT. Wahyu Media, 2008.
Kedisiplinan Beribadah Sholat Lima Waktu”, Jurnal Pendidikan Islam, 2018 ISSN
Muhammad Thalib. Shalat Sunnah (Fungsi Fadilah & Tata Caranya). Surakarta: Kaafah
Media, 2005.
Agung, 1981.
Alfabeta, 2017.
2006.
Titing Umikar, Ahmad Subekti, Qurroti ‟ayun. Pembiasaan Shalat Dhuha Dalam
Umar Sidiq dan Moh. Miftahul Choiri. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan.
1. Mulai tahun berapa program sholat dhuha berjama‟ah diadakan di SDN Jabon 1
Mojokerto?
Mojokerto?
3. Apa tujuan dari program sholat dhuha berjama‟ah di SDN Jabon 1 Mojokerto?
7. Apakah seluruh peserta didik di wajibkan mengikuti kegiatan sholat dhuha berjama‟ah?
10. Apakah ada dampak dari program sholat dhuha berjama‟ah pada siswa?