Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK

KARAKTER SISWA PADA ASPEK IBADAH DI SD MUHAMMADIYAH


PK GANTIWARNO

Isro Nurul Falah Andiniharja1, Khulasoh2

1
Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Yogyakarta
2
Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Yogyakarta
* Email: infaolhiya@gmail.com1, khulasohiyoh@gmail.com2

ABSTRAK
Salah satu sikap dasar yang harus dimiliki seorang anak untuk menjadi pribadi yang baik dan
benar yaitu memiliki karakter dan akhlak yang baik sesuai ajaran agama islam, dapat dilihat
dengan cara berperilaku sebagai umat Allah, anggota keluarga dan anggota masyarakat. Pada
anak tingkat usia SD adalah saat yang tepat untuk guru meletakkan landasan Pendidikan moral
dan agama. Walaupun sebenarnya peran orang tua sangat besar dan penting untuk membangun
landasan moral dan agama kepada anak-anaknya. Akan tetapi peran guru di SD juga tidak sedikit
dalam meletakkan dasar moral dan keagamaan bagi seorang anak, karena biasanya anak usia
tersebut cenderung dapat menuruti perintah gurunya. Mendidik anak SD dengan pendidikan
akhlak dan agama yang baik bukanlah tugas yang mudah, maka guru SD harus selalu
meningkatkan pemahaman dan keterampilannya mengenai pembinaan akhlak dan ibadah pada
anak SD. Implementasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter peserta
didik melalui penerapan nilai-nilai ibadah dan akhlak. Nilai-nilai agama Islam tersebut
ditunjukkan dalam pelaksanaan shalat Dhuha dan Dzuhur berjamaah, tadarus sebelum memulai
pembelajaran, infaq setiap hari jum’at.

Kata kunci : nilai-nilai agama, ibadah dan akhlak, sekolah dasar.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses
belajar agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memperoleh
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
diri yang diperlukannya. masyarakat, bangsa dan negara. Pada tingkat nasional, pendidikan juga
bertujuan untuk mengembangkan kesempatan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain itu, Imam Ghazali berpendapat
bahwa tujuan terpenting pendidikan Islam adalah ibadah dan taqarrub kepada Allah SWT dan
kesempurnaan manusia dengan tujuan kebahagiaan dunia dan akhirat.1
1
Raden Ahmad Muhajir Ansori, “Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Peserta Didik,” Jurnal
Pusaka: Media Kajian dan Pemikiran Kalam 8 (2016): 16–18,
http://ejournal.alqolam.ac.id/index.php/jurnal_pusaka/article/view/84.
Pendidikan karakter memiliki tugas penting untuk menciptakan peserta didik yang tidak
hanya cerdas secara kognitif tetapi juga berakhlak mulia. Guru dapat mengembangkan materi
berbasis kearifan lokal dengan ragam kegiatan pembelajaran yang menarik yang diharapkan
dapat mengembangkan karakter siswa, misalnya sifat kerjasama, sikap toleransi, dan sikap
kepedulian. Siswa harus memiliki sikap arif dan bijaksana, untuk melihat kearifan lokal suatu
daerah merupakan bagian dari pengembangan pembentukan karakter sebagai proposisi
kehidupan bermasyarakat.2 Imam Al-Ghazali beranggapan bahwa karakter lebih dekat kepada
akhlak yaitu spontanitas manusia saat anda berperilaku atau melakukan tindakan tersebut begitu
terhubung dengan manusia sehingga ketika melihatnya, tidak perlu dipikirkan lagi.3 Dalam
pembentukan karakter siswa di SD agar menjadi pribadi yang baik, hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengajak siswa SD mendefinisikan, melaksanakan dan membiasakan melakukan
kegiatan yang sesuai dengan pembentukan karakter yang diharapkan dalam pembelajaran.
Dengan demikian, tugas guru dalam pembentukan karakter siswa sekolah dasar dapat terpenuhi
dengan baik.
SD Muhammadiyah PK Gantiwarno merupakan lembaga pendidikan yang memiliki visi
dan misi untuk membentuk karakter siswa yang memiliki iman dan taqwa kepada Allah SWT
serta menjadi generasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, implementasi nilai-
nilai pendidikan dalam membentuk karakter siswa pada aspek ibadah sangat penting dilakukan di
sekolah ini. Melalui implementasi nilai-nilai pendidikan dalam membentuk karakter siswa pada
aspek ibadah, siswa diharapkan dapat memahami arti dan pentingnya ibadah dalam kehidupan
sehari-hari. Implementasi nilai-nilai pendidikan dalam membentuk karakter siswa pada aspek
ibadah dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembiasaan sholat dhuha dan dzuhur
berjama’ah, membiasakan tadarus sebelum memulai pembelajaran, infaq setiap hari jum’at.
Dengan adanya implementasi nilai-nilai pendidikan pada aspek ibadah di SD
Muhammadiyah PK Gantiwarno, diharapkan siswa akan menjadi individu yang memiliki
kesadaran dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat
menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat sekitar dalam menjalankan ibadah
yang baik dan benar.

METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2005:6). 4
Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
mengenai suatu fenomena atau masalah, dengan menggali perspektif dan pengalaman
subjektif partisipan atau informan. Selain itu, penelitian kualitatif juga bertujuan untuk
2
Putri Rachmadyanti, “Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar Melalui Kearifan Lokal,” Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar 3, no. 2 (2017): 201.
3
Nur Aeni Ani, “Pendidikan Karakter Untuk Siswa SD Dalam Perspektif Islam,” Mimbar Sekolah Dasar 1, no. 1
(2014): 50–58.
4
Moleong, 2005:6
menghasilkan teori yang baru atau memperluas teori yang sudah ada, dengan
menghubungkan konsep dan tema yang muncul dari data dengan konteks yang lebih luas.
Penelitian kualitatif juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan, persamaan,
dan pola-pola dalam pengalaman atau pandangan subjektif dari partisipan atau informan,
serta menggali faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena yang diteliti.

2. Metode Pengumpulan Data


Peneliti melakukan metode pengumpulan data dengan menggunakan studi
literatur. Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan
penelitian (Zed, 2008:3).5 Peneliti ini memperoleh data tentang implementasi nilai-nilai
pendidikan dalam ibadah pada siswa di SD Muhammadiyah PK Gantiwarno melalui
pengisian angket atau kuisioner, jurnal, dan karya ilmiah. Pada pengisian angket atau
kuisioner peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yang terkait
dengan penelitian. Responden yang dipilih peneliti adalah salah satu guru di SD
Muhammadiyah PK Gantiwarno dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang
bagaimana nilai-nilai pendidikan diimplementasikan dalam membentuk karakter siswa
pada aspek ibadah

LANDASAN TEORI

HASIL PENELITIAN
Pembiasaan yang dilakukan di SD Muhammadiyah PK Gantiwarno untuk membentuk
karakter siswa melalui aspek ibadah tidak lepas dari pantauan guru.
Berdasarkan penelitian yang diperoleh peneliti dari hasil kuisinoer atau angket yang telah
disebarkan melalui link google formulir agar beberapa guru-guru yang mengajar di SD
Muhammadiyah PK Gantiwarno bisa mengisi dari beberapa pertanyaan yang telah peneliti
cantumkan di google form tersebut. Tentunya pertanyaan-pertanyaan tersebut mempunyai
keterkaitan dengan implementasi nilai-nilai Pendidikan karakter pada aspek ibadah.
Berdasarkan jawaban yang telah diperoleh adalah sebagai berikut :
a. Menurut pandangan guru yang ada di SD Muhammadiyah PK Gantiwarno
pengimplementasian nilai-nilai pendidikan dalam aspek ibadah melalui pembiasaan
shalat dhuha dan dhuhur berjamaah, tadarus sebelum pembelajaran dan infaq setiap
jum'at merupakan hal yang penting
b. Menurut pandangan guru yang ada di SD Muhammadiyah PK Gantiwarno kerjasama
antara guru dan orang tua sangat membantu dalam penerapan pembiasaan baik dirumah
maupun disekolah
c. Menurut guru di SD Muhammadiyah PK Gantiwarno dengan adanya pembiasaan shalat
dhuha dan dhuhur berjamaah, tadarus sebelum pelajaran, dan infaq setiap jum'at dapat
membuat karakter anak menjadi terbentuk

5
Zed, 2008:3
d. Menurut guru di SD Muhammadiyah PK Gantiwarno dengan adanya media dan
teknologi dapat membantu dalam proses pengimplementasian nilai-nilai pendidikan pada
siswa
e. Menurut guru di SD Muhammadiyah PK Gantiwarno dengan adanya pembiasaan shalat
dhuha dan dhuhur berjamaah dapat meningkatkan kualitas dan mutu sekolah
f. Menurut guru di SD Muhammadiyah PK Gantiwarno dengan adanya
pengimplementasian nilai-nilai pendidikan yang diterapkan dapat mempengaruhi
perilaku dan sikap siswa
Maka dari hasil jawaban dari penelitian yang telah diuraikan sebelumnya dapat diketahui
bahwa nilai-nilai Pendidikan karakter,

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Secara Luas
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan menyatakan
bahwa pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
belajar agar peserta didik secara aktif mewujudkan potensi dirinya yang memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta
mengembangkan sifat dan keterampilan yang mereka dan masyarakat butuhkan. Pengertian
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bahwa kata pendidikan berasal dari kata
"pendidikan" dan memiliki akhiran "pe" dan akhiran "an", sehingga kata ini memiliki arti
metode, cara atau tindakan memimpin. Mengajar dapat diartikan sebagai cara mengubah etika
dan perilaku individu atau masyarakat untuk mewujudkan kemandirian menuju kedewasaan atau
membawa orang menuju kedewasaan melalui pendidikan, pembelajaran, penyuluhan dan
pelatihan.
Pengertian pendidikan dalam arti luas adalah kehidupan. Ini berarti bahwa pendidikan adalah
tentang pengetahuan. belajar sepanjang hayat di segala tempat dan dalam segala situasi yang
berdampak positif bagi pertumbuhan setiap individu. Pendidikan ini berlangsung sepanjang
hayat (education for a long life). Mengajar dalam arti yang lebih luas juga merupakan proses
mengajar, dan belajar dapat berlangsung di lingkungan manapun dan kapanpun (Amirin: 2013 :
4). Pengertian pendidikan secara harfiah adalah pengajaran kepada anak didik oleh seorang guru,
dan bersama anak-anak, orang dewasa diharapkan dapat menjadi teladan, belajar, membimbing
dan meningkatkan akhlak dan moral, serta mengkaji ilmu pengetahuan setiap individu.
Pendidikan yang diterima peserta didik bukan hanya pendidikan formal yang dilakukan oleh
yang berkuasa, tetapi dalam hal ini kegiatan keluarga dan masyarakat sangat penting dan menjadi
tempat pendidikan yang menghasilkan ilmu pengetahuan dan pemahaman serta dapat
berkembang (Ab Marisyah1, Firman2, 2019).
B. Pengertian Pendidikan Secara Sempit
Pendidikan dalam arti sempit adalah sekolah. Sistem ini berlaku bagi masyarakat yang
berstatus pelajar, yaitu pelajar atau mahasiswa (lembaga pendidikan resmi). Bapak Pendidikan
Ki Hajar Dewantara terkenal dengan petuahnya yaitu “Ing Ngarso Sung Tulodo” (di depan
memberi contoh), “Ing Madyo Mangun Karso” (di tengah membangun dan memberi semangat).
Tut Wuri Handayani (di belakang motivasi) dan (Febriyanti, 2021). Memahami isi semboyan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran guru merupakan landasan dan ujung tombak untuk
mewujudkan laju pendidikan nasional. Pendidikan adalah semua efisiensi yang diusahakan oleh
lembaga pendidikan untuk memberikan harapan kepada peserta didik agar mereka memiliki
kualifikasi yang baik dan jiwa yang sadar sepenuhnya akan hubungan dan masalah sosial,
http: //repo.lain-tulagang.ac.id/4018/2/BAB1.pdf. Di sekolah atau lembaga pendidikan resmi,
masa akhir pembelajaran dibatasi atau waktu tempuh untuk mengikuti pembelajaran sangat
bervariasi, misalnya tiga tahun, enam tahun dan seterusnya.6

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Ani, Nur Aeni. “Pendidikan Karakter Untuk Siswa SD Dalam Perspektif Islam.” Mimbar
Sekolah Dasar 1, no. 1 (2014): 50–58.

Ansori, Raden Ahmad Muhajir. “Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Peserta
Didik.” Jurnal Pusaka: Media Kajian dan Pemikiran Kalam 8 (2016): 16–18.

http://ejournal.alqolam.ac.id/index.php/jurnal_pusaka/article/view/84.

Pristiwanti, D, B Badariah, S Hidayat, and R. S Dewi. “Pengertian Pendidikan.” Jurnal


Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4, no. 6 (2022): 1707–1715.

Rachmadyanti, Putri. “Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar Melalui
Kearifan Lokal.” Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar 3, no. 2 (2017): 201.

6
D Pristiwanti et al., “Pengertian Pendidikan,” Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4, no. 6 (2022): 1707–1715.

Anda mungkin juga menyukai