Anisa Yusilafita,SPd
NIM: 2223540046
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pengerahan kesadaran yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
melalui arahan, pendidikan, dan persiapan latihan, yang terjadi di mana saja sepanjang hidupnya.
Kemudian dia berkembang dan tumbuh sehingga dia dapat mengambil bagiannya dalam kegiatan
publik sesuai standar dan pedoman yang relevan. Sesuai dengan perkembangan zaman,
pendidikan sangat penting karena pendidikan merupakan salah satu penentu kemajuan suatu
negara.Maka, salah satu keunggulan suatu bangsa bukan hanya dengan melimpahnya kekayaan
alam, tetapi juga sumber daya manusia yang berkualitas.
1
Undang-Undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya, (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004), h.4
2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-progresif, (Jakarta: Kencana Media Grup, 2012), h. 1
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab
dan hikmah (as-Sunnah), dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata.”(Q.S al-Jumu’ah : 2)
Berdasarkan ayat di atas, guru dalam hal ini sebagai fasilitator dalam menambah ilmu
pengetahuan mempunyai tugas mendidik, mendidik, dan membimbing para siswa agar memiliki
informasi yang bermanfaat bagi mereka.
Guru harus mengetahui, memahami dan mengelola berbagai metode pembelajaran, serta
kelebihan dan kekurangan dari metode itu sendiri.Oleh karena itu, guru yang menggunakan
metode pembelajaran yang baik memastikan siswa berpartisipasi dengan antusias dan aktif
dalam proses pembelajaran. Selain itu, tugas guru tidak hanya berperan sebagai guru, tetapi juga
sebagai guru yang dapat mentransmisikan nilai dan standar3
Dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya, guru harus berkualitas. “Kompetensi
mengajar adalah seperangkat keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tingkat guru
profesional. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik tersebut, termasuk guru,
harus mampu memiliki keterampilan tersendiri, yang meliputi pengertian atau pemahaman
tentang dasar-dasar pendidikan, pemahaman peserta didik, pengembangan kurikulum atau
kurikulum, perencanaan pembelajaran, pembentukan dan pelaksanaan pembelajaran dialogis,
evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk meraih berbagai kesempatannya.4
Dari hasil observasi yang dilakukan di SMAN 7 Bengkulu diketahui bahwa hasil belajar siswa
masih rendah, siswa terburu-buru dan senang bermain, serta semangat rendah baik teman, siswa
dibawah maupun guru yang memberikan informasi. Dengan ini, penulis menyajikan sebuah
tulisan yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan
karakter atau moral siswa, untuk menanamkan akhlak yang baik pada siswa, seperti: baginda
Rasulullah SAW.. Maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul : “Upaya
3
Saipul Annur, Profesionalitas Guru Agama Islam: Wacana pengembangan Guru, Jurnal Ta’dib Vol. XIII. No. 1, Juni
2008, h.99
4
Fachruddin Saudagar, Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), Cet III, h. 33
Guru PAI Dalam Pembinaan Akhlak Serta Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di SMAN 7 Kota
Bengkulu”
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimanakah upaya guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMAN 7
Kota Bengkulu
2. Bagaimanakah upaya guru PAI dalam pembinaan akhlak siswa di SMAN 7 Kota
Bengkulu
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini dibatasi dengan Upaya apa saja yang bisa dilakukan dalam
meningkatkan hasil belajar dan peminaan akhalak siswa di Kelas X SMAN 7 Kota
Bengkulu
D. Pertanyaan Penelitian
Apa saja upaya yang dilakukan guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa dan pembinaan akhlak siswa di SMAN 7 Kota Bengkulu?
E. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah:
1. Bagi SMAN 7 Kota Bengkulu yang menjadi fokus penelitian ini di harapkan
bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan prestasi belajar serta akhlak
siswa
2. Bagi guru dan calon guru dapat memberikan informasi tentang pentingnya
meningkatkan prestasi belajar PAI siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang berprofesi
(mata pencaharian) mengajar, dalam bahasa arab disebut muallim dan teacher dalam bahasa
inggris mempunyai arti sederhana yaitu orang yang berprofesi mengajar orang lain, artinya guru
adalah orang yang tugasnya mengajar orang lain.
Guru pendidikan agama memiliki beban kerja yang cukup besar, yakni selain
memberikan ilmu agama, juga memberikan kontribusi bagi kemajuan kepribadian peserta didik.
Guru pendidikan agama harus memperbaiki kepribadian anak didik yang sudah rusak akibat
pendidikan keluarga. Guru pendidikan agama harus membimbing semua peserta didik menuju
perkembangan pribadi yang sehat dan baik. Setiap guru agama harus menyadari bahwa segala
sesuatu yang ada pada dirinya akan menjadi unsur dalam pendidikan anak didiknya. Guru agama
juga memiliki tugas pedagogik, yaitu melestarikan dan membimbing alam dengan menciptakan
lingkungan pendidikan yang organik untuk mencapai tujuan yang dapat dicapai dalam
pendidikan Islam, selain dari apa yang secara sadar diterapkan oleh para guru agama dalam
pendidikan anak didiknya, kepribadian, sikap dan cara hidup guru itu sendiri sangat penting dan
menentukan, bahkan cara berpakaian, mencari nafkah dan berbicara. dan menangani langsung
isu-isu yang muncul. Ini mungkin tampak tidak berhubungan dengan pengajaran, tetapi memiliki
dampak yang signifikan terhadap pendidikan dan perkembangan pribadi siswa.
Guru agama yang cerdas dan bijaksana dapat mengajarkan siswa tentang sikap positif
siswa terhadap agama. Guru agama perlu memahami bahwa siswa membutuhkan bimbingan dan
pelatihan tambahan. Dengan kata lain, guru agama harus mengecek karakter setiap siswa,
psikologi siswa dan pengetahuan yang diberikan kepada siswa harus cukup baik. Ada baiknya
membiasakan diri dengan amalan-amalan keagamaanmisalnya yang berkaitan dengan ibadah,
seperti shalat, hapalan surat pendek dan doa sehari-hari,
Dalam pengertian yang paling sederhana, kepribadian mengacu pada sifat dasar individu,
tercermin dalam sikap dan tindakan mereka yang membedakan dengan orang lain. Kata lain yang
sangat dekat dengan kepribadian adalah karakter dan identitas. Kepribadian merupakan faktor
yang sangat mempengaruhi keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya
manusia. Oleh karena itu, setiap calon guru dan guru profesional diharapkan memahami ciri-ciri
(traits) kepribadiannya sendiri yang dibutuhkannya sebagai teladan bagi siswanya.
Seorang guru Fleksibilitas kognitif (kreativitas dalam bidang kreativitas) adalah kemampuan
berpikir yang diikuti dengan tindakan yang tepat dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel
umumnya dicirikan oleh keterbukaan dan kemampuan beradaptasi ketika mengamati dan
mengenali topik atau situasi tertentu. Seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis
Faktor lain yang turut menentukan keberhasilan kerja guru adalah keterbukaan psikologis guru.
Khalifah dan Quthub mengungkapkan sifat guru Islam sebagai berikut.
Hal ini terwujud melalui keimanan kepada Allah, keimanan kepada aturan-aturan dan
kaidah-kaidah Allah, keimanan kepada nilai-nilai Islam yang abadi, menjalankan
perintah-perintah yang diwajibkan oleh agama, dan menjauhi larangan agama baik dalam
perkataan maupun perbuatan.
c) Tanpa Emosi
Sifat ini berkaitan dengan kemampuan menahan diri, meredam amarah, tetap teguh pada
sikap, menjauhi sikap sembrono, sikap tidak dilandasi pemikiran yang matang
d) Wajar
Sifat ini seperti ketangkasan, kemampuan memecahkan masalah, cerdas dan cerdik, serta
daya ingat yang kuat
e) Sosial.
adalah membangun hubungan yang baik dengan orang lain, terutama mereka yang
bertanggung jawab atas dunia pendidikan, baik di saat senang maupun susah.
f) Sehat jasmani
g) Pekerjaan
ini mencakup keinginan dan kecintaan yang tulus untuk mengajar, serta keyakinan dan
dedikasi untuk kepentingan masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas, seorang guru
yang terbuka secara psikologis ditandai dengan kemauan yang relatif tinggi untuk
berkomunikasi dengan rekan kerja dan lingkungan kerjanya. Ia mau menerima kritik
dengan terus terang, dan ia juga memiliki empati. Ketika kemalangan menimpa salah satu
muridnya, dia juga sedih, menunjukkan belas kasihan, dan berusaha mencari jalan
keluar.
Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru karena fungsi panutan mereka.
Selain itu, keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan
interpersonal antara guru dan siswa, sehingga terbentuk hubungan yang harmonis.
Dengan cara ini siswa didorong untuk berkembang secara bebas dan tanpa hambatan.
Sifat-sifat baik itulah yang menimbulkan kepribadian, sikap dan moral siswa yang baik,
yang dekat dengan nilai-nilai agama dan dapat menciptakan suasana kelas yang pada
gilirannya memudahkan peningkatan belajar siswa.
Menurut Wardiman Djojonegoro, guru yang baik setidaknya memiliki empat
kriteria utama:
3) Waktu yang dihabiskan untuk kegiatan profesional menunjukkan intensitas waktu guru
berkonsentrasi pada tugas-tugas professional
4) Kesesuaian keahlian dan pekerjaan; Guru yang berkualitas adalah mereka yang dapat
mengajar siswa secara menyeluruh, benar dan berhasil. Oleh karena itu, guru harus
memiliki keahlian baik dalam disiplin ilmu maupun metode mengajar
1) Syarat Syakhsiyah, yaitu seorang guru agama Islam harus memiliki kepribadian yang
amanah.
2) Syarat akademik seorang guru agama Islam harus memiliki pengetahuan yang luas.
3) Syarat Idhofiyah, yaitu guru agama Islam harus mengenal, menghayati dan memahami
orang-orang yang ditemuinya guna mempersatukan para santri dan membimbing mereka
menuju tujuan yang telah ditetapkan. , kesejahteraan yang memadai, pengembangan
karir, budaya kerja dan suasana kerja yang menyenangkan.
Rasa percaya diri harus dipraktikkan karena siswa dengan rasa percaya diri yang tinggi
cenderung kurang berprestasi dibandingkan dengan siswa yang percaya diri. Tingkat
pendidikan terendah adalah TK, SD, SMP, dll. Terkadang guru tidak begitu mendukung
pembelajaran siswanya sehingga kepercayaan diri siswa hancur.
Dalam konteks pembelajaran, guru harus berusaha membangun memori jangka panjang
siswa. Mengapa ini harus dilakukan? Karena memori jangka panjang tidak hilang. Guru
dapat berupaya keras untuk mengembangkan memori jangka panjang. misalnya dengan
menawarkan bahan ajar yang menarik,
Tugas dan tanggung jawab seorang guru agama Islam dalam pembelajaran
Pekerjaan seorang guru agama Islam sangat luas, yaitu meningkatkan keterampilan dan
sikap yang baik dari semua siswa yang sesuai dengan ajaran Islam. Artinya,
pengembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pada pelatihan di kelas. Dengan kata
lain, peran atau tugas guru dalam mendidik siswa tidak terbatas pada interaksi belajar
mengajar. Tugas sentral guru agama Islam adalah pendidikan. Fungsi sentral ini bekerja
secara paralel atau dalam pelaksanaan fungsi pengajaran dan penasehat, juga dalam
semua interaksi dengan siswa. Ini selalu termasuk tugas pendidikan. Agar tugas
pendidikan agama Islam dapat terpenuhi dengan baik, maka pendidikan agama Islam
harus memiliki kompetensi, yaitu profesionalisme, kompetensi keilmuan, kredibilitas
moral, dedikasi untuk menunaikan tugas kematangan spiritual dan kemampuan teknis
mengajar, serta mampu melibatkan peserta didik. melalui kegiatan pembelajaran di kelas
Motivasi untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.
2) Tugas bimbingan dan konseling sebagai guru sebagai pembimbing dan pelatih
3) Tugas administrasi
B. PEMBINAAN AKHLAK
Pada dasarnya, upaya guru agama Islam dalam mengembangkan akhlak peserta
didik sangat mempengaruhi tingkat pemahaman dan penghayatan nilai-nilai moral
tersebut, terutama bila berpengaruh pada tingkat kesadaran peserta didik dalam
mengamalkan nilai-nilai luhur, baik yang terdapat di lembaga pendidikan maupun di luar
lembaga pendidikan. Mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi
siswa. Kemudian, guru pendidikan agama Islam adalah guru yang mengajarkan ajaran
Islam dan membimbing siswa untuk mendewasakan dan mengembangkan kepribadian
Islami yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Guru Pendidikan Agama Islam melakukan beberapa upaya, antara lain.
Pertama, pemberian materi atau bahan ajar merupakan mata pelajaran yang
disampaikan melalui kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak akan
berjalan tanpa bahan ajar. Oleh karena itu, guru harus memeriksa bahan ajar yang
diberikan kepada siswa. Karena siswa merupakan subjek dan objek pengajaran yang
penting, maka belajar siswa merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan
Pendidikan. Tujuan pembelajaran di kelas adalah mendidik siswa menjadi manusia yang
memiliki hubungan baik dengan Tuhan, sesama, keluarga dan masyarakat. Keberhasilan
pembelajaran dapat dilihat ketika minat siswa terhadap pembelajaran dirangsang
sedemikian rupa sehingga pembelajaran dimulai dengan keinginan dan saran mereka
sendiri. Hubungan antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangat besar
pengaruhnya terhadap hasil belajar di kelas, sehingga diperlukan beberapa faktor
pendukung yang dapat menciptakan suasana belajar dan mengajar yang kondusif. Pada
tahap awal pendidikan akhlak siswa, metode pengajaran siswa adalah metode pengajaran
yang baik, keteladanan guru. agar dapat ditiru dan dilaksanakan.
Dalam proses pendidikan, metode keteladanan merupakan metode paling efektif
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Perilaku keteladanan memiliki dampak
yang signifikan terhadap perilaku, sikap dan kebiasaan. Dalam al-Quran kata “teladan”
disebutkan dengan kata “uswah” diikuti dengan huruf seperti “hasanah” yang artinya
“baik”. Kemudian ungkapan akrabnya adalah nassatu hasanah, yang berarti teladan yang
baik. Dalam Al-Qur'an, kata "uswah" diulang sampai tiga kali dan merujuk pada Nabi
sendiri, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, Nabi Ibrahim dan orang-
orang yang beriman kepada Allah Ta'ala. Keteladanan tidak hanya menjadi panutan bagi
siswa, tetapi juga penguatan moral dalam perilaku dan perilaku. Oleh karena itu
penerapan keteladanan di lingkungan sekolah penting untuk pembinaan akhlak siswa,
pendidikan karakter keteladanan sangat dibutuhkan. Padahal, pendidikan karakter bukan
hanya tanggung jawab guru sekolah, tetapi juga orang tua dan masyarakat.
Mempromosikan moral siswa teladan, guru harus memperhatikan pembiasaan sikap yang
baik tanpa pembiasaan dan perkembangan moral yang kurang dari yang diharapkan, dan
sebagai seorang guru, tugasnya adalah memberi contoh atau keteladanan yang baik, dan
juga membiasakan berperilaku setiap hari. Konseling pada hakekatnya adalah penyucian
diri orang yang dinasihati dari dusta.
Al-Qur'an memberikan peringatan dan nasehat yang bisa dikatakan baik adalah
nasehat yang tidak sekedar mengutamakan kepentingan duniawinya sendiri. Maka
seorang guru yang menasihati sebaiknya menjauhi perbuatan-perbuatan boros yang
mungkin akan membuat orang lain berpikir bahwa dirinya sedang melakukannya, artinya
“udang di balik batu”. Sangat penting membersihkan diri dari berbagai hal yang dapat
merusak makna keikhlasan dan kepribadian, agar tetap berwibawa dan taat kepada para
murid. Konsultasi pribadi tidak boleh dilakukan di depan banyak orang, tetapi dalam
percakapan pribadi antara guru dan siswa.
Dan ketika siswa melakukan hal-hal buruk, mereka dapat diberi nasihat. Tujuan dari
metode penyuluhan ini adalah untuk mencegah para santri melakukan perbuatan tercela
dan berbagai hal yang bertentangan dengan adat budaya dan agama Islam.
Menemukan tindakan yang buruk, guru dapat memberikan nasihat kepada siswa.
Keempat: membiasakan perilaku yang baik. Pembiasaan artinya siswa membiasakan diri
dengan hal-hal yang baik dan bernilai positif menurut ajaran Islam. Oleh karena itu
diharapkan dengan pembiasaan tersebut akan lahir perbuatan-perbuatan baik yang akan
menghasilkan akhlak yang baik pada diri setiap siswa. Selain membiasakan sekolah
melalui berbagai peraturan, para siswa juga selalu diajarkan tentang kegiatan hal-hal
baik lainnya seperti salam ketika memasuki ruang kelas atau ruang guru, berdoa sebelum
dan sesudah belajar, sopan santun dan lain-lain. Ketika Anda membuat kebiasaan
melakukan sesuatu yang baik, itu menjadi kebiasaan yang positif.
Menurut Imam Musbikin, pembiasaan adalah pembiasaan dalam bentuk proses
pembentukan kebiasaan. Padahal arti kebiasaan adalah cara melakukan sesuatu.
Membiasakan diri dengan agama berdampak positif bagi tumbuh kembang anak.
Semakin banyak pengalaman anak melalui keakraban, semakin mereka mengintegrasikan
unsur-unsur agama dan semakin mudah bagi mereka untuk memahami ajaran agama.
Tanda perilaku yang sudah menjadi kebiasaan adalah perilaku tersebut sudah mapan dan
tidak perlu berpikir terlalu tinggi untuk melakukannya. Inti dari kebiasaan adalah
pengulangan, dimana pengulangan menjadi kebiasaan. Pembiasaan harus diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari anak, terutama pembiasaan yang baik dalam beragama,
tanggung jawab dan disiplin, yang akan menjadikan anak sebagai pribadi yang baik dan
juga perilaku yang baik. Kelima, pembagian hadiah. Pemberian hadiah merupakan
bentuk apresiasi guru terhadap siswanya. Bentuk apresiasi dapat dimodifikasi sesuai
dengan keinginan guru, dapat berwujud maupun tidak berwujud. Tujuan pemberian
hadiah tersebut adalah agar siswa antusias mengikuti arahan guru. Sebagai bagian dari
psikologi manusia sebagai makhluk, siapa pun yang melakukan tugas, tanpa mengetahui,
selalu ingin menerima hadiah keenam, hukuman, bentuk hukuman, kelanjutan
pendidikan. Tujuan hukuman adalah untuk menakut-nakuti siswa agar tidak mengulangi
kesalahannya.
Keakraban guru dengan tingkah laku siswa dapat memperkuat moral siswa. Untuk
mencapai tujuan pendidikan perlu ditanamkan tanggung jawab dan disiplin yang besar
dalam belajar. Tanggung jawab dan kedisiplinan yang konsisten diperlukan dalam proses
pembelajaran, yang dapat menggunakan metode punitif untuk mengontrol pembelajaran
guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru harus bersosialisasi sebelum
memulai pembelajaran. Jika ada siswa yang melanggar peraturan atau ketentuan yang
telah ditetapkan, terutama yang berkaitan dengan kesusilaan, maka akan dikenakan
sanksi. Tujuan hukuman tidak didasari oleh kemarahan atau nilai-nilai negatif terhadap
siswa, melainkan untuk mengajarkan kepada mereka bahwa kedisiplinan dan akhlak
yang baik adalah dasar untuk kesuksesan di masa depan. Guru hendaknya memperhatikan
beberapa hal dalam menghukum siswanya, yaitu apakah pemberian itu menimbulkan
efek yang menakutkan dan situasi atau suasana di mana hukuman itu mungkin atau tidak,
yang paling penting adalah dia harus menghindari hukuman fisik dan harus menghindari
hukuman alternatif. di dadanya setelah memberikan hukuman agar dapat menjaga dan
memelihara hubungan baik antara guru dan muridnya. Nashih Ulwan mengatakan bahwa
hukuman adalah salah satu metode guru yang Islami. Metode hukuman adalah untuk
memperbaiki kesalahan siswa dan memperingatkan mereka, bukan untuk membalas
dendam secara emosional. Hukuman disebut juga dengan “Tarhib” yang artinya
disampaikan materi pendidikan yang berkaitan dengan hukuman
Di dalam kelas, upaya guru atau guru dalam dunia pendidikan sangat penting
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran guru untuk membimbing,
mengasuh, mengajar dan menanamkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat dalam
proses belajar mengajar harus dipenuhi oleh seorang guru dengan kerja keras dan
keterampilan profesional. Mentransfer ilmu kepada siswa itu mudah, tetapi membentuk
jiwa dan karakter siswa itu sulit, karena siswa yang kita jumpai adalah makhluk hidup
yang berakal dan berpotensi, tidak terpengaruh oleh agama dan pendidikan dalam ilmu
agama dan pemikiran agama perlu menjadi. tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga
melalui sikap, perilaku dan perbuatan. Bahwa guru memegang peranan yang sangat
penting dalam keberhasilan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, guru harus
berusaha untuk meningkatkan prestasi siswa
Upaya Guru dalam Pendidikan Agama Islam Tentunya upaya atau latihan tertentu harus
ada dalam kegiatan pembelajaran siswa dan guru, hal ini dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, rencana yang dapat dicapai secara optimal dan sesuai yang diinginkan dalam proses
pembelajaran. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, usaha diartikan sebagai usaha yang
mengarahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan. Usaha juga berarti usaha, akal, usaha
untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah dan mencari jalan keluar. Usaha juga
diartikan sebagai bagian atau bagian dari tugas hakiki seseorang yang harus dipenuhi.Pengertian
ini dapat dipahami sebagai usaha. Menjadi adalah sesuatu yang dilakukan seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu. Pendapat lain berpendapat bahwa berjuang adalah upaya atau usaha.
Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa usaha adalah mengerahkan tenaga dan pikiran untuk
mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Usaha dapat dipahami sebagai tindakan atau kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan oleh arah tenaga dan
pikiran. Upaya adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan atau strategi
yang diinginkan. Usaha merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) seseorang. Ketika
seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia berusaha.
Upaya entah bagaimana dijelaskan sebagai upaya (kondisi). Dapat juga digambarkan sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terencana dan terarah agar tidak meluas atau
timbul sesuatu.
Upaya tersebut juga harus dilakukan secara terus menerus hingga masalah dapat
diselesaikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Melalui upaya-upaya tersebut,
diharapkan berbagai kendala yang menghalangi pencapaian tujuan dapat diatasi. Usaha adalah
tindakan yang dilakukan seseorang untuk mencapai apa yang diinginkan secara sistematis,
terencana, terarah dan berkelanjutan. Dan untuk mencegah sesuatu yang merugikan, dalam upaya
untuk menjaga atau mempertahankan kondisi yang menguntungkan atau baik agar tidak muncul
kondisi yang buruk, dan untuk beralih dari hidup dalam masalah ke solusi masalah.
Sebagai pendidik profesional, guru memiliki komitmen implisit untuk mengambil dan
mengambil alih sebagian tanggung jawab pendidikan yang diserahkan kepada orang tua
Pendapat lain berpendapat bahwa guru adalah suatu profesi yang di dalamnya seseorang
menanamkan nilai-nilai kebajikan dalam jiwa manusia, membentuk watak dan kepribadian
seseorang, sehingga seorang guru adalah akhlak yang mulia, baik dalam tutur kata maupun
tingkah laku, yang tidak turun temurun. ada di pundaknya yang namanya sesuai. konseling
pendidikan, yaitu keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik. Di sekolah yang dikelola
guru, anak-anak menerima pengajaran dan pendidikan, dan anak-anak memperoleh berbagai
pengetahuan dan keterampilan yang nantinya digunakan dalam masyarakat untuk kehidupan
mereka sendiri. Dalam menentukan strategi belajar mengajarnya, guru sebagai pelatih tentu
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus di bidang metodologi pengajaran. Karena
gurulah yang membantu siswa untuk mendapatkan hasil yang baik. Guru adalah pelatih
profesional yang peran utamanya mendidik, mengajar, memimpin, membimbing, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik muda di sepanjang jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah.
Imam Al Gazali menuntut agar guru muslim memiliki akhlak yang baik karena anak
didiknya selalu melihat pendidikannya sebagai teladan untuk diikuti. Secara tidak langsung dapat
dipahami bahwa guru memiliki pengaruh yang besar terhadap anak didiknya dalam
melaksanakan tugasnya.Guru agama adalah orang yang memberikan bimbingan dan
kepemimpinan, termasuk juga pelajaran agama. Guru sebagai orang yang bertanggung jawab
memberikan informasi dan membimbing siswa agar memiliki kepribadian yang baik. Orang-
orang berpengetahuan dan mengajarkannya kepada orang lain memperoleh status di sisi Allah
SWT dan tempat khusus dalam masyarakat
Persyaratan Menjadi Guru Islam Islam adalah agama wahyu yang membimbing manusia
dalam segala aspek kehidupannya dan berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadits. Sebagai
agama wahyu terakhir, Islam merupakan sistem keyakinan dan syariah serta sistem moral yang
mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai aspek.Tugas utama guru adalah
melengkapi, mensucikan, mensucikan, dan membimbing hati umat agar lebih dekat dengannya.
Jika guru tidak membiasakan diri beribadah kepada muridnya, maka guru gagal dalam tugasnya,
bahkan jika muridnya mencapai prestasi akademik yang luar biasa, menandakan hubungan antara
ilmu dan amal saleh. di departemen mereka sendiri, seperti dalam kasus guru agama. Ditinjau
dari ilmu pendidikan Islam, untuk menjadi guru yang baik dan mampu menunaikan tugas yang
dibebankan kepadanya, seseorang harus bertakwa kepada Allah, berilmu dan sehat. jasmani,
moral, tanggung jawab dan berjiwa kebangsaan, yaitu Taqwa sebagai syarat untuk menjadi guru
Allah. Sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik seorang anak bertakwa
kepada Allah, jika ia tidak bertakwa kepada dirinya sendiri. Karena dia adalah panutan bagi
murid-muridnya.
Prasyarat untuk profesi guru adalah pengetahuan spesialis. Gelar bukan hanya selembar
kertas, itu adalah bukti bahwa pemegangnya memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
yang dibutuhkan untuk pekerjaan itu. Kesehatan jasmani sebagai persyaratan untuk melamar
jabatan pengajar Kesehatan jasmani sering disebut sebagai salah satu persyaratan untuk melamar
jabatan pengajar. Jika guru terkena penyakit menular tentu akan membahayakan kesehatan anak,
dan jika guru sering sakit dan harus mangkir tentu akan menghalangi anak-anak untuk
menjangkau mata pelajaran tersebut.
Perilaku yang baik seperti yang diminta oleh guru. Guru harus menjadi panutan, karena
anak adalah peniru. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama Islam Sebagaimana disebutkan di
atas, guru agama adalah orang yang berprofesi mengajar dan mendidik anak-anak yang
berpendidikan agama dan tidak dapat dipisahkan dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru
agama. Tugas dan tanggung jawab seorang guru agama meliputi:
1. Siswa, faktor siswa merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat penting, karena tanpa
faktor tersebut pendidikan tidak akan berlangsung.
2. Pendidik, faktor guru merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya karena pendidikan
bertanggung jawab terhadap perkembangan pribadi anak didik. Khususnya pendidikan agama
memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada pendidikan umum. Karena selain tanggung
jawab terhadap perkembangan kepribadian anak menurut ajaran Islam juga merupakan tanggung
jawab dihadapan Allah.
3. Tujuan pelatihan adalah pertanyaan mendasar, dengan tujuan menentukan gaya dan isi
pelatihan, yaitu.ke arah mana siswa pergi setelah pelatihan
4. Alat bantu pedagogik adalah semua perangkat atau sarana dan prasarana yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah cara atau teknik yang digunakan dalam proses penelitian. Penelitian
adalah suatu proses, yaitu serangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan
sistematis untuk menemukan pemecahan suatu masalah atau untuk memperoleh jawaban atas
klaim-klaim tertentu. Metode penelitian secara umum mengacu pada suatu kegiatan ilmiah yang
dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pendefinisian, pengumpulan dan analisis subjek,
untuk kemudian memperoleh pengertian dan pemahaman terhadap suatu subjek, gejala atau
masalah tertentu. Metode penelitian juga kadang disebut “metodologi penelitian” (sebenarnya
kurang tepat, tetapi banyak digunakan), dalam arti luas dapat berarti “rancangan” atau rancangan
penelitian. Desain ini mengacu pada perumusan objek atau topik penelitian, teknik pengumpulan
data, prosedur pengumpulan dan analisis data pada subjek masalah tertentu.
B. informan Penelitian
Informen adalah Sumber data yaitu objek dari mana bahan penelitian diperoleh. Sumber
data adalah orang-orang yang disebut sebagai narasumber penelitian, informan, partisipan, teman
dan guru. Sumber informasi dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu:
Sumber informasi primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai. Sumber data primer dikumpulkan melalui catatan tertulis atau rekaman
video/audio, foto atau film. Sumber primer yang dimaksud adalah informasi yang diambil
langsung dari sumbernya yaitu guru Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 7 Kota
Bengkulu
Sumber data sekunder adalah semua jenis dokumen baik tertulis maupun fotografi. Data
sekunder ini tidak dapat diabaikan dalam penelitian, terutama dokumen tertulis seperti buku,
jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Sumber data sekunder disebut sebagai data pendukung atau pelengkap terhadap data primer yang
digunakan oleh peneliti. Misalnya, tipe data sekunder dapat berupa gambar, dokumentasi, bagan,
manuskrip, manuskrip, dan banyak jenis dokumentasi lainnya. Mengenai sumber informasi
Teknik pengumpulan data merupakan tahapan penelitian yang paling penting karena tujuan
utama penelitian adalah untuk mendapatkan informasi.
Metode survei dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Wawancara merupakan salah satu bentuk
komunikasi langsung antara peneliti dan responden, komunikasi tersebut berbentuk tanya jawab
dalam hubungan personal, sehingga ekspresi responden merupakan model medial yang secara
verbal melengkapi kata-kata. Jenis wawancara adalah wawancara semi terstruktur, yang lebih
bebas dilakukan dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuannya adalah untuk lebih
terbuka menjelaskan masalah dengan meminta pendapat dan ide dari responden. Saat melakukan
wawancara, peneliti harus mendengarkan dengan seksama dan mencatat apa yang dikatakan
informan. Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang menjawab
pertanyaan.
Jenis-jenis wawancara dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan berdasarkan kuesioner dengan tujuan
untuk dapat mengontrol dan mengatur dimensi wawancara
2) Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang sebelumnya tidak dibuat kuesionernya.
Pewawancara hanya menangani masalah secara umum.
Wawancara campuran digunakan dalam penelitian ini, yaitu gabungan antara wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
2. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan tertulis dari berbagai tindakan atau peristiwa di masa lalu.
Pendapat lain mengatakan bahwa metode dokumentasi adalah pencarian informasi tentang
masalah atau variabel dalam bentuk catatan, salinan, buku, surat kabar, majalah, tulisan, risalah
rapat, buku besar, agenda, dll. Dokumentasi adalah kumpulan informasi yang diperoleh melalui
berbagai catatan. Metode dokumenter ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
sejarah berdirinya, visi, misi, struktur organisasi, daftar guru, daftar nama siswa, sarana dan
prasarana, dan hasil belajar siswa Kelas X SMAN 7 Bengkulu.
Menganalisis data, penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu.
Informasi yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Dan menggunakan
metode penalaran induktif, karena:
1. Proses induktif lebih mampu menemukan banyak fakta yang terkandung dalam data
2. Analisis induktif dapat membuat hubungan antara peneliti dan responden menjadi lebih jelas,
dapat dikenali dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Analisis semacam itu dapat menggambarkan situasi secara lebih komprehensif dan membuat
keputusan apakah transisi ke keadaan lain dimungkinkan atau tidak.
4. Analisis induktif lebih mampu menemukan pengaruh umum yang mempertajam hubungan;
5. Analisis semacam itu dapat mempertimbangkan nilai secara eksplisit sebagai bagian dari
struktur analitis.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penalaran induktif untuk menganalisis
data. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik analisis data induktif. Metode analisis dengan
model penalaran induktif adalah metode analisis yang mendeskripsikan dan menganalisis data
yang diperoleh dari lapangan dan tidak berangkat dari lapangan atau kesimpulan. Ini adalah cara
berpikir yang berbeda dari fakta yang diperoleh saat itu juga, yang kemudian dianalisis dan
berdasarkan data lapangan, mengarah pada kesimpulan tentang masalah.