Anda di halaman 1dari 13

HAKIKAT PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. H. Darmu’in, M.Ag.

Disusun oleh Kelompok 5 PAI 3E


Fadlilatul Khusna 2203016170
Annisa Isti Azarra 2203016172
Hanbal Ahmad Zoelva 2203016199

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakekatnya pendidik adalah orang yang telah mendapatkan amanat
dan mempunyai tanggung jawab dunia akherat dalam mendidik, membimbing,
mengarahkan dan mengantarkan peserta didik ke gerbang kesuksesan baik dunia
maupun akhirat. Oleh karena itu untuk menjadi pendidik yang berkualitas dan
profesional harus memiliki kriteria dan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi
dalam rangka pencapaian tujuan hidup, dan juga sifat-sifat yang menghiasi
pribadinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik dalam
pandangan Islam. Pendidik merupakan komponen terpenting dan utama dalam
dunia pendidikan, tanpa adanya kurikulum, ruang kelas dan lainnya, kegiatan
pendidikan akan tetap berjalan dengan adanya pendidik. Melihat vitalnya peran
pendidik dalam mendidik peserta didik, diperlukan peningkatan kualitas
kompetensi pendidik agar mampu menciptakan peserta didik yang berkualitas dan
berdaya saing.
Menjadi seorang pendidik merupakan aktifitas yang sangat mulia, karena
pendidik tidak sekedar mencerdaskan peserta didiknya dalam bidang kognitif dan
afektifnya, namun juga psikomotoriknya. Maka tidak heran jika seorang guru atau
pendidik disebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa. Akan tetapi, pada saat ini
belum semua pendidik mampu merealisasikannya secara keseluruhan. Dengan
demikian, dalam makalah ini kami mencoba untuk memaparkan lebih lanjut hal-hal
yang berkaitan dengan hakikat pendidik dalam sudut pandang pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi pendidik dalam pendidikan Islam?
2. Apa saja fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan Islam?
3. Apa saja syarat pendidik dalam pendidikan Islam?
4. Apa saja kompetensi pendidik dalam pendidikan Islam?
5. Bagaimana sifat pendidik dalam pendidikan Islam?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pendidik dalam pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui syarat pendidik dalam pendidikan Islam
4. Untuk mengetahui kompetensi pendidik dalam pendidikan Islam
5. Untuk mengetahui sifat pendidik dalam pendidikan Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Pendidik dalam Pendidikan Islam


Secara etimologi pendidik adalah orang yang mendidik. Ditinjau dari segi
terminologi, pendidik adalah orang yang memberikan pengetahuan, keterampilan
serta pengalaman kepada anak didik. Pendidik berarti juga orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan. Jadi
disimpulkan bahwa, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab memberikan
pengetahuan, keterampilan serta pengalaman kepada anak didik dan memberi
pertolongan dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat
kedewasaan. Secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan
berupaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif,
kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. 1 Tujuannya
adalah supaya anak didik mencapai tingkat kedewasaannya, mandiri dalam
melaksanakan tugasnya selaku makhluk individual maupun sosial serta memahami
hakikat dan melaksanakan tugasnya di bumi sebagai hamba Allah SWT.
Dalam konteks pendidikan Islam, istilah pendidik sering disebut dengan
murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid. Kelima istilah tersebut
mempunyai tempat tersendiri menurut peristilahan yang dipakai dalam pendidikan
dalam konteks Islam. Adapun yang dimaksud dengan kelima istilah tersebut yaitu:
a. Murabbi adalah seseorang yang memiliki tugas mendidik dalam arti
pencipta, pemelihara, pengatur, pengurus dan memperbaiki kondisi peserta
didik agar potensinya berkembang.
b. Mu’allim yang artinya orang yang berilmu pengetahuan luas dan mampu
menjelaskan/ mengajarkan atau mentransfer ilmunya kepada peserta didik,
sehingga peserta didik mampu mengamalkannya dalam kehidupan.

1
Ramayulis, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 19.

3
c. Mu’addib artinya seorang yang memiliki kedisiplinan kerja yang dilandasi
dengan etika, moral dan sikap yang santun serta mampu menanamkannya
kepada peserta didik melalui peneladanan dalam kehidupan.
d. Mudarris adalah orang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual lebih
dan berusaha membantu menghilangkan, menghapus kebodohan peseta
didik dengan cara melatih intelektualnya melalui proses pembelajaran,
sehingga peserta didik memiliki kecerdasan intelektual dan keterampilan.
e. Mursyid artinya orang yang memiliki kedalaman spiritual, memiliki
ketaatan dalam menjalankan ibadah, serta berakhlak mulia, kemudian
berusaha untuk mempengaruhi peserta didik agar mengikuti jejak
kepribadiannya melalui kegiatan pendidikan.2
Dari beberapa penjelasan di atas dapat menunjukan berbagai perbedaan ruang
gerak dan lingkungan dimana ilmu pengetahuan dan keterampilan diberikan.
Misalnya, pendidik dalam lingkungan sekolah disebut dengan guru, diperguruan
tinggi disebut dengan dosen, dirumah- rumah secara pribadi disebut dengan tutor,
di pusat-pusat latihan disebut instruktur atau trainer dan di lembaga pendidikan
khususnya yang mengajarkan agama disebut dengan guru agama.3
2. Fungsi dan Tugas Pendidik dalam Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, tugas seorang pendidik merupakan tugas yang sangat
mulia, hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menempatkan orang yang beriman
dan berilmu lebih tinggi derajatnya bila dibandingkan dengan manusia lainnya.
Imam Al-Ghazali mengemukakan bahwa tugas seorang pendidik adalah
menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawa hati manusia
untuk ber taqarrab kepada Allah SWT. Hal tersebut karena pendidikan adalah
upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.4

2
Khoirul Anam dan Amri, Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam, Akademika: Jurnal
Keagamaan dan Pendidikan, Vol. 16 No. 1, 2020, hlm. 88.
3
Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam: Menuju Pembentukan Karakter Menghadapi Arus
Global, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2014), hlm. 203.
4
Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kultura GP Press Group, 2008), hlm.
64.

4
Secara umum fungsi dan tugas seorang pendidik adalah mendidik dalam artian
seorang pendidik melakukan kegiatan belajar mengajar, baik memberikan ilmu,
memberi contoh, memuji, memberikan dorongan, menghukum, dan lain
sebagainya. Berikut adalah beberapa fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan
Islam yaitu:
a. Membimbing dan mengenali kebutuhan atau kemampuan peserta didik.
b. Menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses pendidikan.
c. Menambah dan mengembangkan ilmu yang dimiliki untuk
ditransformasikan kepada siswa.
d. Selalu membuka diri terhadap segala kelemahan atau kekurangan yang
dimiliki peserta didik.
e. Menanamkan pendidikan Islam sejak dini agar dapat mempengaruhi
pandangan hidup peserta didik saat mereka tumbuh dewasa dan dapat
dijadikan pegangan hidup saat mereka bergaul di lingkungan masyarakat
yang lebih luas agar tidak mudah terpengaruh oleh perbuatan negatif.
f. Mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik yang meliputi
potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk mencapai kedewasaan
jasmani dan rohani serta dapat berdiri sendiri memenuhi kewajiban sebagai
hamba Allah, makhluk sosial, dan makhluk individu. 5
g. Menumbuhkan, membina, mengembangkan bakat, minat, kecerdasan,
akhlak, moral, pengalaman, wawasan, dan keterampilan peserta didik.
h. Menjadi pengarah (director of learning), pengelola belajar (manager of
learning), dan perencana masa depan masyarakat (the planner of future
society).
i. Menguasai ilmu-ilmu bantu yang dibutuhkan, seperti ilmu pendidikan,
psikologi pendidikan/pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi
pendidikan, dan lainnya.
Dapat kita lihat bahwa fungsi dan tugas pendidik itu sangat penting dalam
sistem pendidikan dan pembelajaran, karena pendidik, tidak hanya sekedar

5
Hasruddin Date dan Zaidir, Pendidik dalam Pendidikan Islam pada Masyarakat, Jurnal Kajian
Agama Hukum dan Pendidikan Islam, Vol. 3 No. 1, 2021, hlm. 39.

5
mengajar memberikan materi di dalam kelas setelah itu pulang, tetapi pendidik juga
sebagai motivator, fasilitator, administrator kelas dan juga sebagai orangtua kedua
peserta didiknya ketika disekolah. Oleh karenanya pendidik harus benar-benar bisa
membina dan membimbing peserta didiknya dalam kegiatan belajar mengajar untuk
mengembangkan potensi menjadi lebih baik lagi dan semakin dipahami.6
3. Syarat Pendidik dalam Pendidikan Islam
Untuk menjadi seorang pendidik tidaklah mudah, diperlukan banyak
persyaratan yang dituntut untuk bisa menjalankan tugas kependidikannya dengan
optimal. Adapun beberapa syarat dalam menjadi pendidik dalam pendidikan Islam
ialah sebagai berikut:
a. Tentang umur, harus sudah dewasa
Tugas mendidik adalah tugas yang amat penting karena menyangkut
perkembangan seseorang. Oleh karena itu, tugas itu harus dilakukan secara
bertanggung-jawab. Itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah dewasa.
b. Kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani
Jasmani dan rohani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan
pendidikan, bahkan dapat membahayakan anak didik bila mempunyai penyakit
menular.
c. Keahlian, harus menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu
mendidik (termasuk ilmu mengajar)
Hal ini penting sekali bagi pendidik, termasuk guru. Orangtua di rumah
sebenarnya perlu sekali mempelajari teori-teori ilmu pendidikan. Dengan
pengetahuannya diharapkan ia akan lebih berkemampuan menyelenggarakan
pendidikan bagi anak-anaknya di rumah.
d. Harus berkepribadian muslim, berkesusilaan dan berdedikasi tinggi
Syarat ini amat penting dimiliki untuk melaksanakan tugas-tugas mendidik
selain mengajar. Dedikasi tinggi tidak hanya diperlukan dalam meningkatkan
mutu mengajar. 7

6
Besse Tantri Eka dan Muhammad Hasan Baidlawie, Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam,
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 5 No. 2, 2018, hlm. 51.
7
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 80.

6
4. Kompetensi Pendidik dalam Pendidikan Islam
Salah satu komponen dalam pendidikan (pendidikan Islam) adalah kompetensi
pendidik. Kompetensi guru (pendidik) adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompetensi
guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latarbelakang pendidikan,
pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar.
Dalam pendidikan Islam seorang pendidik itu haruslah memiliki pengetahuan
dan kemampuan lebih dan mampu mengimplisitkan nilai relevan (dalam ilmu
pengetahuan itu), yakni sebagai penganut Islam yang patut dicontoh dalam ajaran
Islam yang diajarkan dan bersedia mentransfer pengetahuan Islam serta nilai-nilai
pendidikan yang diajarkan. Namun demikian untuk menjadi pendidik yang
professional masih diperlukan persyaratan yang lebih dari itu. Berikut ini adalah
kompetensi pendidik dalam pendidikan Islam:
a. Kompetensi Personal-Religius
Kemampuan dasar (kompetensi) yang pertama bagi pendidik adalah
menyangkut kepribadian agamis, artinya pada dirinya melekat nilai-nilai lebih
yang akan diinternalisasikan kepada peserta didiknya. Misalnya nilai kejujuran,
musyawarah, kebersihan, keindahan, kedisiplinan, ketertiban dan sebagainya.
Nilai tersebut perlu dimiliki pendidik sehingga akan terjadi transinternalisasi
(pemindahan penghayatan nilai-nilai) antara pendidik dan anak didik baik
langsung maupun tidak langsung atau setidak-tidaknya terjadi transaksi (alih
tindakan) antara keduanya.
b. Kompetensi Sosial-Religius
Kemampuan dasar kedua bagi pendidik adalah menyangkut kepeduliannya
terhadap masalah-masalah sosial selaras dengan ajaran Islam. Sikap gotong
royong, tolong menolong, egalitarian (persamaan derajat antara sesama
manusia), sikap toleransi dan sebagainya juga perlu dimiliki oleh pendidik
untuk selanjutnya diciptakan dlam suasana pendidikan Islam dalam rangka
transinternalisasi sosial atau transaksi sosial antara pendidik dan anak didik.

7
c. Kompetensi Profesional-Religius
Kemampuan dasar yang ketiga ini menyangkut kemampuan untuk
menjalankan tugasnya secara professional dalam arti mampu membuat
keputusan keahlian atas beragamnya kasus serta mampu mempertanggung
jawabkan berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam perspektif Islam.8
Dalam pasal 28 ayat 3 PP RI No. 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pendidik sebagai agen pembelajaran harus memiliki empat jenis
kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial. Namun dalam pendidikan Islam (Kemenag)
mendapat tambahan yaitu kompetensi kepemimpinan. Adapun penjelasan
kompetensi guru tersebut sebagai agen pembelajaran yaitu meliputi:
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah pemahaman guru terhadap anak didik,
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan anak didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang
dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian, berupa kepribadian yang mantap dan stabil,
dewasa arif, berwibawa dan berakhlak mulia, sehingga dapat menjadi teladan.
Bagi seorang guru hal ini merupakan modal dasar untuk menjalankan tugasnya
secara profesional.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional menurut ahli pendidikan, sebuah pekerjaan
dikatakan profesi jika dilakukan untuk mencari nafkah, sekaligus dilakukan
dengan tingkat keahlian yang tinggi. Dalam konteks profesionalisme mengajar,
menurut J.B. Situmorang dan Winarno mengemukakan secara umum seorang
guru dikatakan profesional paling tidak harus menguasai dua hal yaitu: Pertama,
menguasai materi dan ilmu pengetahuan yang diajarkan atau yang menjadi
tanggung jawabnya. Kedua, menguasai cara mengajar dengan baik.

8
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 123.

8
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi, menjalin
kerjasama dan berinteraksi secara efektif dan efisien, baik itu dengan anak
didik, sesama pendidik, orang tua/wali, maupun dengan masyarakat sekitar.
e. Kompetensi Kepemimpinan
Kompetensi kepemimpinan memuat kemampuan seorang guru dalam
membuat perencanaan, mengorganisasikan potensi unsur sekolah, kemampuan
menjadi innovator, pembimbing dan konselor, serta kemampuan menjaga dan
mengendalikan pengamalan ajaran agama dalam komunitas sekolah.
Dari kelima kompetensi yang telah diuraikan tersebut, tentunya pendidik akan
berhasil menjalankan tugasnya apabila memiliki kompetensi tersebut dan akan
menciptakan kualitas yang baik. Kompetensi tersebut masih mencerminkan standar
kompetensi guru yang masih bersifat umum dan perlu dikemas untuk menempatkan
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang beriman dan
bertakwa dan sebagai warga negara Indonesia yang memiliki kesadaran akan
pentingnya memperkuat identitas dan semangat kebangsaan, sikap demokratis dan
tanggung jawab.9

5. Sifat-sifat Pendidik dalam Pendidikan Islam


Menurut M. ‘Athiyah al-Abrasyi seorang pendidik harus memiliki sifat-sifat
tertentu agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sifat-sifat itu antara lain:
a. Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena
keridhaan Allah SWT semata.
b. Seorang pendidik harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa besar, sifat riya'
(mencari nama), dengki, permusuhan, perselisihan, dan lain-lain sifat yang
tercela.
c. Ikhlas dalam pekerjaan, keikhlasan dan kejujuran seorang pendidik di dalam
pekerjaannya merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya di dalam tugas dan
sukses peserta didiknya.

9
J.B.Situmorang dan Winarno. Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Pendidik (Kompetensi
Paedagogik, Kepribadian, Profesional dan Sosial), (Klaten: Saka Mitra Kompetensi, 2009), hlm.
18.

9
d. Seorang pendidik harus bersikap pemaaf terhadap peserta didiknya, ia sanggup
menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar, dan jangan
pemarah karena sebab-sebab kecil, berkepribadian dan mempunyai harga diri.
e. Seorang pendidik harus mencintai peserta didiknya seperti cintanya terhadap
anak-anaknya sendiri, dan memikirkan keadaan mereka seperti ia memikirkan
keadaan anak-anaknya sendiri.
f. Seorang pendidik harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat, kebiasaan, rasa,
dan pemikiran peserta didiknya agar ia tidak keliru dalam mendidik.
g. Seorang pendidik harus menguasai mata pelajaran yang akan diberikannya,
serta memperdalam pengetahuannya tentang itu, sehingga mata pelajaran itu
tidak akan bersifat dangkal. 10
Selain itu, menurut Abdurrahman an-Nahlawy seperti dikutip Basuki dan M.
Miftahul Ulum menyarankan agar pendidik dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik supaya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Tingkah laku dan pola pikir pendidik harus bersikap rabbani
b. Pendidik seorang yang ikhlas
c. Pendidik harus bersabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada
peserta didik
d. Pendidik harus jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya
e. Pendidik senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaan membiasakan
untuk mengkajinya
f. Pendidik mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi
g. Pendidik mampu mengelola peserta didik, tegas dalam bertindak serta
meletakkan berbagai perkataan secara proporsional
h. Pendidik mempelajari kehidupan psikis para pelajar selaras dengan masa
perkembangannya
i. Pendidik harus bersikap adil 11

10
Halid Hanafi, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 150.
11
Moh. Hailami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), hlm. 148-149.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan materi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidik dalam
pendidikan Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
anak didik dengan berupaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik
potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik dengan nilai-nilai ajaran Islam. Dan
tugas seorang pendidik merupakan tugas yang sangat mulia, karena sesuai dengan
ajaran Islam yang menempatkan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi
derajatnya bila dibandingkan dengan manusia lainnya.
Dalam pendidikan Islam seorang pendidik itu haruslah memiliki pengetahuan
dan kemampuan lebih dan mampu mengimplisitkan nilai relevan dalam ilmu
pengetahuan itu, yakni sebagai penganut Islam yang patut dicontoh dalam ajaran
Islam yang diajarkan dan bersedia mentransfer pengetahuan Islam serta nilai-nilai
pendidikan yang diajarkan. Adapun syarat menjadi seorang pendidik yaitu dewasa,
sehat jasmani dan rohani, menguasai ilmu mendidik, dan berkepribadian muslim.
Serta sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pendidik diantaranya, memilliki sifat
zuhud dan bersikap ikhlas dalam pengajaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anam, Khoirul dan Amri. 2020. Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam.
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan. Vol. 16 No. 1.
Arif, Arifuddin. 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kultura GP Press
Group.
Date, Hasruddin dan Zaidir. 2021. Pendidik dalam Pendidikan Islam pada
Masyarakat. Jurnal Kajian Agama Hukum dan Pendidikan Islam.Vol. 3 No.
1.
Eka, Besse Tantri dan Muhammad Hasan Baidlawie. 2018. Pendidik dalam
Perspektif Pendidikan Islam. Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol. 5
No. 2.
Hanafi, Halid dkk. 2018. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Deepublish.
Maragustam. 2014. Filsafat Pendidikan Islam: Menuju Pembentukan Karakter
Menghadapi Arus Global. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta. Cet. 1.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Salim, Moh. Hailami dan Syamsul Kurniawan. 2016. Studi Ilmu Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Situmorang, J.B. dan Winarno. 2009. Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Pendidik
(Kompetensi Paedagogik, Kepribadian, Profesional dan Sosial). Klaten:
Saka Mitra Kompetensi.
Tafsir, Ahmad. 2011. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai