Anda di halaman 1dari 11

KONSEP GURU DALAM PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Disusun sebagai tugas
Pada Matakuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dengan Dosen Pengampu H. Siswadi, M. Ag.

Disusun Oleh:
Delfi Florida Beauty

(1423305053)

Farida Umu Marifah

(1423305057)

Markhamah Waliya

(1423305067)

Tazqia Nur Tristanti

(1423305000)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
berhasil merubah wajah dunia menjadi dunia tanpa batas.
Akses kebutuhan manusia di zaman ini dengan demikian
menjadi serba mudah berkat bantuan teknologi canggih.
Walaupun demikian globalisasi juga menyisakan efek negatif.
Degradasi

moral,

penyimpangan

individualisme

fungsi

agama

dan

dalam

adanya

gejala

kehidupan.

untuk

mengatasi masalah-masalah tersebut pastinya dibutuhkan


orang untuk bisa membentengi penerus-penerus bangsa.
Islam merupakan agama keselamatan. Agama yang
membahas bagimana hal baik atau hal buruk. Sedangkan guru
atau pendidik mempunyai peran penting dalam membentuk
karakter peserta didik. Dalam dunia pendiidkan berbasis
islampun juga memliki peran yang sama.Maka dari itu kita
perlu mengetahui siapakah guru, apa tugas-tugasnya dan apa
karakteristik dan kompetensinya sebagai pendidik yang mana
kita akan lihat dari sudut pandang pendidikan islam.
B. Rumusan Maslah
Setelah

melihat

latarbelakang

di

atas

dapat

diambil

bebrapa rumusan masalah sebagai berikut,


1. Apa konsep guru dalam pendidikan islam?
2. Apa tugas pendidik dalam pendidikan islam?
3. Apa karakteristikdan kompetensi pendidik dalam pendidikan
islam?
C. Tujuan
Setelah melihat rumusan maslah, dapat diambil beberapa
tujuan dari pembuatan makalah ini.

1. Untuk mengetahui konsep guru dalam pendidikan islam


2. Untuk mengetahui tugas pendidik dalam pendidikan islam
3. Untuk mengetahui karakteristikdan kompetensi pendidik
dalam pendidikan islam

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Guru dalam Pendidikan Islam
Guru sama maknanya dengan pendidik. Guru berasal dari
bahasa India dengan kosa kata yang sama yaitu guru yang
artinya adalah orang yang mengajarkan tentang kelepasan
dari sengsara.1 Dalam konteks pendidikan islam guru biasa
disebut murabbi (memelihara),mualim (mengajarkan), dan
muaddid (mendidik). Jadi dapat dikatakan bahwa guru adalah
orang

yang

mempunyai

tugas

mendidik,

memelihara,

mengajarkan dan juag sebagai fasilitator agar siswa dapat


belajar

atau

mengembangkan

potensi

dasar

dan

kemampuanya secara maksimal.


Pendidik adalah salahsatu unsur penting dalam proses
pendidikan. Pendidik mempunyai tanggung jawab yang amat
besar, yaitu bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta
didik baik spiritual, intelektual, moral, atau kebutuhan fisik
pesrta didik.2 Secara umum, pendidik adalah orang yang
memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara
khusus pendidik dalam prespektif pendidikan islam adalah
1 Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat, 2006), hlm. 9.
2 Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: kultura,
2008), hlm. 61.

orang yang bertanggung jawab untuk mendidik peserta didik


dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta
didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psiko motorik
sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.3
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pendidik
dalam

prespektif

pendidikan

islam

adalah

orang

ang

brtanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani dan


peserta

didik

agar

mampu

menjalankan

tugas-tugas

kemanusiaanya baik sebagai kholifah maupun hamba sesuai


dengan ajaran islam. Oleh karena itu pendidik dalam konteks
ini

bukan hanya orang-orang yang bertugas di sekolah saja

tetapi semua pihak yang terlibat dalam proses pendiidkan


anak mulai sejak dalam kandungan sampai meninggal.4
Islam mengajarkan bahwa pendidik pertama dan paling
utama adalah orang tua sendiri. Mereka yang bertanggung
jawab penuh terhadap perkembangan anak kandungnya.
Karena

keterbatasan

orang

tua

dalam

memberikan

pedidikan di rumah karena harus mencari nafkah untuk


memenuhi seluruh kebutuhan keluarga, maka orang tua
menyerahkan anaknya kepada pendidik (guru) disekolah untuk
mendidik.

Walaupun

pendidikan

anak

sudah

diserahkan

kepada lembaga-lembaga formal, orang tua tidaklah lepas dari


tanggung jawab mereka sebagai pendidik, yakni mereka harus
terus memantau perkembangan jasmani dan rohani anak-anak
mereka.
B. Tugas Pendidikan dalam pendidikan Islam
3 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 74.
4Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: kultura,
2008), hlm. 62.

Dalam islam tugas seorang pendidikan dipandang sebagai suatu yang


dipandang mulia posisi ini menyebabkan mengapa islam menempatkan orang
orang yang berimn dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila
dibandingkan dengan manusia lainnya. Hujjatul islam imam al-ghozali
mengemukakan bahwa tugas utama pendidik adalah menyempurnakan
membersihkan menyucikan serta membwakan hati manusia untuk bertakarub
kepada allah SWT. Hal tersebut karena pendidikan adalah uapaya untuk
mendekatkan diri kepada allah. Perkenaan dengan konsep ini an-Nahlawi
menyimpulkan bahwa selain bertugas mengalihkan berbagai pengetahuan dan
keterampilan kepada peserta didik, tugas utama yang perl dilakukan pendidik
adalah tazkiyan An-Nafs yaitu mengembangkan, membersihkan, menyangkal
jiwa peserta didik kepada kholiqnya. Menjauhkan . Dan menjaganya agar
tetap berada fitrahnya yang hanif.
Secara umum tugas pendidik dalah mendidik dalam operasionalisasinya,
pendidik merupakan rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan,
memuji, menghukum, memberi contoh, membisakan dan lain sebagainya.
Batasan ini bukan hanya sekedar mengajar, sebagaimana pendapat kebanyakan
orang. Disamping itu pendidik juga bertugas sebagai motifator dan fasilisator
dalam proses belajar mengajar sehingga seluuh potensi pendidik dapat
teraktualisasi secara baik dan dinamis.
Menurut Ahmad D.Marimba, tugas pendidikan dalam pendidikan islam
adalah membimbing dan mengenal kebutuhan dan kesanggupan peserta didik,
menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses pendidikan.
menambah dan mengembangkan pengetahuan yang di miliki guna di
transformasikan kepada peserta didik, peserta senantiasa membuka diri
terhadap seluruh kelemahan atau kekurangan. Sementra dalam batasan lain,
tugas pendidik dapat di jabarkan dalam beberapa pokok pikiran yaitu :
a. Sebagai pengajar (instruksional yang bertugas merencanakan program
yang di susun dan akhirnya dalam pelaksanaan penilaian setelah program
tersebut di laksanakan

b. Sebagai pendidikan ( educator ) yang mengarahkan peserta didik pada


tingkat kedewasaan kepribadian semburna ( insan kamil ). Seiring dengaan
tujuan penciptaan-Nya .
c. Sebagai pemimpin ( Managerial ) yang memimpin dan mengeendalikan
diri ( baik diri sendiri, peserta didik, maupun masyarakat. Upaca
pengerahan,

pengawasan,

mengorganisasikan,

pengontrilan,

dan

partisipasi atas program yang di lakuakan.


Berdasarkan uraian diatas maka dapat di simpulkan bahwa tugas
pendidik dalam islam ialah dapat mendidik muridnya, dengan cara mengajar
dan dengan cra-cara lainnya. Menuju tercapainya perkembangan maksimal
sesuai dengan nilai-nilai islam.5

C. Karakteristik

dan

kompetensi-kompetensi

pendidik

dalam pendidikan islam


Dalam pendiidkan islam seorang pendidik hendaknya
memiliki karakteristik yang dapat membedakan dari yang lain.
Dalam hal ini an-Nawawi memabagi karakteristik pendidik
menjadi bebrapa bentuk.
1. Mempunyai watak dan sifat rabbaniyah yang terwujud
dalam tujuan, tingkah laku, dan pada pikirnya
2. Bersifat

ikhlas,

melaksanakan

tugasnya

sebagai

pendidik semata-mata untuk mencari keridhoan Allah


SWT dan menegakan kebenaran
3. Bersifat

sabar

dalam

mengajarkan

berbagai

ilmu

pengetahuan kepada peserta didik.


4. Jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya
5. Senantiasa membekali diri dengan ilmu, kesedian diri
untuk terus mendalami dan mengkaji lebih lanjut

5Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kultura,


2008), hlm. 61.

6. Mampu

menggunakan

bervariasi,

sesuai

metode

dengan

mengajar

prisip-prisip

secara

penggunaan

metode pendidikan
7. Mampu mengola kelas dan peserta didik, tegas dalam
bertindak dan profesional
8. Mengetahui kehidupan psikis pederta didik
9. Tanggap terhadap bergagai kondisi dan perkembangan
dunia yang dapat pmempengaruhi jiwa, keyakinan atau
pada berpikir pesrta diidk
Sementara itu, dalam criteria yang sama Al-Abrassy
memberikan batasan tentang karakteristik itu adalah:
a. Seorang pendidik hendaknya memiliki sifat zuhud, yaitu
melaksanakan tugas bukan semata-mata karena materi,
akan tetapi lebih dari itu, adalah karena mencari keridhoan
Allah SWT.
b. Seorang pendidik hendaknya bersih fisiknya dari segala
macam kotoran dan bersih jiwanya dari segala macam
tercela.
c. Seorang pendidik hendaknya ikhlas dan tidak ria dalam
melaksanakan tugasnya.
d. Seorang

pendidik

memaafkan

hendaknya

kesalahan

orang

bersifat
lain.

pemaaf

(terutama

dan
dalam

menangani peserta didik), sabar dan sanggup menahan


amarah,

senantiasa

membuka

diri

dan

menjaga

kehormatannya.
e. Seorang oendidik hendaknya mampu mencintai peserta
didiknya sebagaimana ia mencintai anaknya sendiri.\

f. Seorang pendidik hendaknya mengetahui karakter peserta


didiknya, sperti pembawaan, kebiasaan, perasaan, dan
berbagai potensi yang dimilikinya.
g. Seorang pendidik hendaknya menguasai pelajaran yang
diajarkannya dengan baik dan professional.
Dari uraian diatas terlihat jelas bahawa menjadi seorang
pendidik tidaklah mudah, maka dari itu dapat dipahami
bahwa pendidikan Islam yang professional harus memiliki
kompetensi-kompetensi sebagai berikut:
a. Penguasaan materi al-Islam yang komprehensif serta
wawasan dan bahan pengayaan, terutama pada bidangbidang yang menjadi tugasnya.
b. Penguasaan strategi mencakup pendekatan, metode dan
teknik pendidikan Islam, termasuk evaluasinya penguasaan
ilmu dan wawasan kependidikan.
c. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan pada umumnya guna keperluan pengembangan
pendidikan Islam.
d. Memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung
atau

tidak

langsung

yang

mendukung

maka

asumsi

kepentingan

tuganya.
Atas

dasar

itulah

yang

melandasi

keberhasilan pendidikan Islam dapat diformulasikan sebagai


berikut:

Penduduk muslim akan berhasil menjalankan tugas


kependidikan bila mana dia memiliki kompetensi personalan
religius dan kompetensi professional religius.6

a. Kompetensi Religius
Kemampua

dasar

(kompetensi)

yang

pertama

bagi

pendidik adalah menyangkut kepribadian agamis, artinya


pada

dirinya

melekat

nilai-nilai

lebih

yang

hendak

ditransinternalisasikan kepada peserta didik, keikhlasan,


kejujuran, keadilan, musyawarah, kebersihan, keindahan,
kedisiplinan, ketertiban, dan sebagainya. Nilai tersebut
perlu

dimiliki

transinternalisasi

pendidik

sehingga

(pemindahan

akan

penghayatan

terjadi
nilai-nilai)

antara anak didik dan pendidik baik langsung maupun


tidak langsung, atau setidak-tidaknya terjadi interaksi di
atara keduanya.
b. Kompetensi Profesional Religius
Kemampuan dasar ini menyangkut kemampuan untuk
menjalankan tugasnya secara professional, dalam arti
mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya
kasus

serta

berdasarkan

teori

mampu
dan

mempertanggungjawabkan
wawasan

keahliannya

dalam

perspektif Islam. Dengan mempertimbangkan berbagai


tantangan pendidikan dewasa ini, baik yang bersifat
internal maupun eksternal, serta identifikasi profil atau
6 Arifuddin Arif, 2008, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:
Kultura, hlm 63.

karakteristik dari kompetensi pendidikan diatas, maka


pendidikan

Islam

dapat

mengembangkan

strategi

penyelenggaraan pendidikan Islam guna mengantisipasi


berbagai tantangan tersebut, dengan cara sebagai berikut:
(1) mengoptimalkan fungsi pendidikan Islam di rumah,
sekolah, dan masyarakat. (2) Memanfaatkan pendidikan
agama

Islam

Meningkatakan

sebagai

program

profesionalisme

pendidikan.

dalam

(3)

pengelolaan

pendidikan Islam di lembaga-lembaga pendidikan (Islam).


(4) Melaksanakan dan memanfaatkan dari hasil penelitian,
Sebagai

implikasinya

terhadap

tuntutan

pendidikan

tersebut, para pendidik perlu meningkatkan studi lanjut,


mengikuti kegiatan-kegiatan diskusi, seminar, palatihan
dan

sebagainya,

yang

mendukung

pengembangan

profesionalisme.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah ini, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Guru dalam konteks pendidikan disebut murabbi
mualim

dan

muadzin.

Guru

adalah

orang

yang

mempunyai tugas mendidik, memelihara, mengajarkan,


dan juga sebagai fasilitator agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi yang mereka miliki sesuai
dengan nilai ajaran Islam.

2. Tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah mendidik


peserta didiknya dengan cara mengajar dan dengan
cara

lainnya

menuju

tercapainya

perkembangan

maksimal sesuai dengan nilai-nilai islam.


3. Pendidik

muslim

akan

berhasil

menjalankan

tugas

kependidikan bilamana mereka memiliki kompetensi


personal religius dan kompetensi religius.
B. Saran
Setelah melakukan penulisan terkait dengan konsep
guru dalam pendidikan Islam, maka penulis memberikan
saran penting. Bagi mahasiswa, mereka disarankan untuk
menjadikan makalah ini sebagai referensi.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Arifudin, 2008, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:


Kultura.
Supartan, 2006, Guru sebagai Profesi, Yogyakarta: Hidayat
Tafsir, Ahmad, 1992, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam.
Bandung: Rodakarya.

Anda mungkin juga menyukai