Anda di halaman 1dari 19

KAPITA SELEKTA PAI

“ PROBLEMATIAKA PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH ”

Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Istikomah, M.Ag

Disusun Oleh :
Dian Dwi Lestari (172071000033)
Badiya Izza Insani (172071000054)
Hanifah Aminatus S. (172071000063)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PENDIDIKANAGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kai panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas “ KAPITA SELEKTA PAI” makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas kuliah.
Kami juga mengucapkan teria kasih kepada ibu Dr. Hj. Istikomah, M.Ag selaku dosen
pembimbing mata kuliah , kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberi pengarah dan pentunjuk untuk kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang ada di
dalamnya, oleh karena itu kami mrmbutuhkan saran dan kritik dari dosen pembimbing dan
teman-teman untuk perbaikan makalah kami.
Kepada Allah SWT, kami memohon taufik dan hidayah suapaya dalam pembuatan makalah ini
berjalan dengan baik dan senantiasa dalam keridhoannya.

Sidoarjo, 27 september 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan didalam kehidupan umat
manusia. karenanya manusia harus bisa senantiasa untuk menuntut ilmu pengetahuan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang sangat penting dan
mengharuskan manusia untuk bisa mengembangkan ilmu-ilmunya agar bisa untuk beradaptasi di
dunia modern yang dimana akan kemajuan ilmu-ilmu dan teknologi.
Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di dunia globalisasi, maka di dunia ini juga diperlukan adanya peningkatan ilmu
pengetahuan pada Pendidikanagam Islam, agar kita sebagai umat Islam senantiasa untuk selalu
berada dijalan yang diridhoi Allah SWT. Serta kita sebagai umat manusia tidak mudah untuk
terpengaruh oleh budaya dan gaya hidup orang-orang barat diamana budaya orang-orang barat
dan gaya hidupnya yang secara terang-terangan sudah mewabah kepada penduduk Islam dunia
dan secara khusus di Indonesia.
Pendidikan di Indonesia sudah mampu untuk dikatakn maju, karena hal ini bisa dilihat
dari perkembangan-perkemabangan sekolah yang semakin lama semakin bertambah kreatif
dalam menyiapkan para peserta didiknya agar bisa untuk menjadi manusia yang berguna di masa
depan. Maka dari itu kita sebagai calon pendidik harus mampu menggunakan semua kemampuan
kita, agar peserta didik bisa menyerap ilmu-ilmu yang kita berikan dengan baik, karena itu kita
sebagai calon pendidik harus bisa profesional dalam memberikan ilmu-ilmu kepada para peserta
didik, sebagaimana dalam hal menggunakan metode harus baik dan sesuai dengan materi yang
akan diajarkan kepada para peserta didik dimana dalam materi yang berbeda-beda pasti banyak
problem-problem yang dialami oleh para didik. Maka dari itu sebagai seorang pendidik kita
harus mampu untuk mengatasi problem-problem yang dihadapi para peserta didik dan yang
terutama mampu untuk menyikapi belajar anak didik kita.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian materi PAI ?
2. Bagaimana landasan yuridis materi PAI di Sekolah ?
3. Bagaimana identifikasi permasalahan pembelajaran PAI di Sekolah ?
4. Bagaimana desain pembelajaran PAI yang ideal di Sekolah ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian materi PAI
2. Mengetahui landasan yuridis materi PAI di Sekolah
3. Mengetahui identifikasi permasalahan pembelajaran PAI di Sekolah
4. Mengetahui desain pembelajaran PAI yang ideal di Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MATERI PAI
Agama Islam merupakan agama yang diwahyukan oleh Allas SWT kepada Rasulullah
Muhammad SAW. Implikasi kependidikan Islam bertujuan untuk menjadi rahmat bagi seluruh
alam. Pendidikan Islam telah menjadi disiplin ilmu yang ilmiyah dan alamiyah. Pentingnya
proses pendidikan Islam sebagai sarana pengembangan kepribadian manusia yang tersusun oleh
dampak-dampak positif dariproses berlangsungnya. Adapun susunan dari pembelajaran
pendidikan agama Islam yakni materi PAI
Materi Pendidikan Agama Islam. dimulai dari pengertian materi, materi merupakan subtansi
dari suatu proses belajar-mengajar, materi merupakan bagian dari pembelajaran. Adapun materi
pembelajaan itu merupakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta
didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi baik standart kompetensi inti, standart
kompetensi dasar maupun indikator yang disetakan.1 Adapun makna pendidikan Agama adalah
pendidikan yang diarahkan untuk menumbuh kembangkan rasa mempecayai dengan sepenuh
hati yang ada dalam diri seseorang. Sementara pengertian dari “Islam” sendiri secara etimologi
diartikan selamat, meyerah, tunduk, dan patuh, secara terminologi Islam adalah tundukdan
berserah diri kapada Allah dengan penuh, baik lahir maupun batin dengan ber-Amar Ma’ruf
Nahi Mungkar yakni melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang
diperintahkan-Nya.2
Setelah melihat pengertian diatas, dapat disimpulkan bawa materi PAI adalah materi
pelajaran bidang studi Islam yang dilakukan secara terencana untuk menyiapkan peserta didik
agar dapat membina, mengenal, memahami, menghayati, mengimani, mengamalkan dan
mendasari ajaran Islam dengan nilai-nilai agama sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam.
Sehingga peserta didik dapat mengamalkan syari’at Islam secara benar dan sesuai pengetahuan
agama. 3
Pedidikan Islam merupakan rujukan dari nilai-nilai ajaran is;am yang menjadikan Al-Qur’an
dan As-sunnah sebagai sumber rujukan yang pertama dan utama dan sember material pendidikan
agama Islam. Ruang lingkup dalam pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
manusia, dan hubungan manusia dengan makhluk dan lingkungannya. Pendidikan agama Islam
merupakan perpaduadan yang identik, saling melengkapi satu sama lain. Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam jika dilihat dari segi pembahasannya memilik ruang lingkup yang
dilaksanakan di sekolah,diantanya :

1
Alim Muhammad, Pendidikan Agama Islam ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006)
2
Abdul Rahman Saleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005). Cet. ke-1, hlm. 5
3
H. Muzayyin Arifin, Kapita Seleka Pendidikan Islam (Jakarta: PT. BumiArkasa, 2014). Cet. Ke-6 hlm. 6
a. Materi keimanan
Merupakan pengajaran tentang aspek kepercayaan, percaya kepada ajaran Islam.
Contoh : ketauhitan, rukun Islam, dll.
b. Materi akhlak
Merupakan pengajaran yang mengarah pada pembentukan watak, perilaku, sikap
dalam kesehariannya yang memiliki ourput menjadikanpeseta didikbe-Akhlaqul karimah
atau memiliki akhlak yang baik. Bentuk pembelajaran : aqidah akhlak.
c. Materi ibadah
Merupakan pengajaran dalam bentuk ibadah serta tata cara pelaksanaannya. Hal
ini ditujukan agar sisiwa mampu melaksanakan ibadah sesuai dengan yang diperintahkan
oleh Allah SWT dan dicontohkanRasulullah Muhammad SAW dalam artian baik dan
benar. Peserta didik juga diharapkan dapat mengetahuisegala bentukibadah dan
memahami arti dan tujuaan dari pelaksanaanya. Bentuk pembelajaran : pembelajaran
sholat,puasa, haji.
d. Materi fiqih
Merupakan pembelajaran mengenai segala aspek hukum Islam yang bersumber
pada Al-Qur’an, As-sunnah dan dalil-dalil syar’i. Pembelajran ini merupakan mencakup
masalah ibadah dan muamalah. Pembelajaran ini bertujuan agan peserta didik
mengeahui, mengerti, dan memahami tentang hukum-hukum Islam agartidakslah
melangkah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Bentuk materi fiqih : fiqih ibadah,
fiqih munakahat, fiqih mawaris, dll.
e. Materi Al-Qur’an
Merupakan materi tentang pembelajaran Al-Qur’an dimana hal ini mencakup dari
hal cara mebacanya, mempelajari artidan kandungannya, dll. Bentuk pengajaran : BTQ,
dan perpaduan antara pembelajaran lainyangberkaitan denganAl-Qur’an.
f. Materi sejarah
Merupakan rangkaian pertumbuhan dan perkembangan Islam dari zaman awal
munculnya agama Islam sampai pada zaman sekarang, dalam lingkup ini pembelajaran
sejara bertujuan agar peserta didik mengetahui bagaimana kondisi Islam pada masa awal
dan dapat belajar dari sejarah untuk menghadapi kondisi mendatang sehingga peserta
didik dapat mengenaldan mencintai agama Islam.4

4
http://menatap-ilmu.blogspot.com/2011/07/pengertian-dasar-fungsi-ruang-lingkup.html
B. LANDASAN YURIDIS PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH
Pendidikan Agama Islam harus dipersiapkan bagi peserta didik agar mereka bisa untuk
meyakini, memahami, dan juga mengamalkan ajaran Agama Islam. PendidikanAgama Islam ini
dilakukan melalui kegiatan bimbingan pelatihan atau pengajaran yang sudah di tentukan untuk
mencapai tujuan yang sudah di tetapkan. Dalam pelaksanaan PendidikanAgama Islam
mempunyai dasar yang kuat dan dasar tersebut ditinjau dari beberapa aspek yakni :
1. Dasar Yuniridis
Dasar Pendidikan Agama Islam berasal dari perundang-undangan dimana secara tidak
langsung Pendidikan agama dapat dijadikan peganggan untuk melaksanakan Pendidikan
Agama Islam di sekolah secara formal. Dasar Yuniridis ini terdiri atas beberapa dasar
yakni :
a. Dasar Ideal
Dasar filosofinya adalah dasar falsafah negara Pancasila, yang ada pada sila
pertama yakni, ketuhanan yang maha esa.
b. Dasar Structural atau Kontitusional
Dalam UUD Tahun 1945 bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi :
Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk kepercayaan agama masing-masing dan beribadah
menurut agama dan kepercayaannya. Dan juga terdapat pada pasal 31 UUD 1945
yang terdiri dari lima ayat :
1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
2. Setiap warga negara mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiyayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
4. Negara memproitaskan anggaran prndidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.5
c. Dalam Undang-Undang Rebuplik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang adanya
sistem Pendidikan Nasional, yakni yang terdapat pada bab V tentang peserta didik,
yang juga terdapat pada pasal 12 ayat (1) bagian a-c yang berisikan :
1. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak.

5
Ahmadi Abu dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1991
a. Mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan agama yang
dianutnya dan sudah diajarkan oleh pendidik agama yang seagama dengan
para peserta didik.
b. Mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
c. Mendapatkan beapeserta didik bagi peserta didik yang berprestasi dan
orang tuanya kurang mampu membiayai pendidikannya.
Dalam pasal 37, ayat (1) mengatakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah
wajib memuat :
a. Pendidikan agama
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bahasa
2. Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an Allah SWT menyampaikan kepada umat manusia secara
mutawatir, yang menyatakan dalam firmannya tentang dasar pendidikan agama Islam
yang mempunyai arti yakni demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-qur’an)
dengan perintah kami. Maka sebelum kamu mengetahui apakah al-kitab itu (Al-qur’an)
dan belum mengetahui apakah iman itu, akan tetapi kami telah menjadikan Al-Qur’an
itu cahaya, yang kami tunjukkan kepada hamba-hambanya, seperti yang ada dalam QS
Al-Syura ayat 42 : Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada
jalan yang lurus.
Demikian pula yang juga tertera dalam surat AL-Nahl ayat 125 yang artinya :
serulah (manusia0 kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik, karena sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat darijalannya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk darinya.
3. Sunnah
Dalam Hadits Nabi SAW, dapat dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan
pendidikan agama Islam, yakni hadits dari Adam bin Abi Dzaib bin Abdurrahman dari
Abu Hurairah r.a., berkata, bersabda Rasulullah Saw: “ setiap anak yang dilahirkan dalam
keadaan fitrah (suci), tetapi kadua orang tuanyalah yang menyebabkan Yahudi, Nasrani,
atau Majusi, sebagaimana hewan yang juga melajirkan melajirkan hewan, semua kalian
bisa merasakan di antara itu ada yang buruk mukanya.” (HR Bukhari).
Dilihat dari segi cakupannya pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang
berbeda dengan pendidikan Islam. Pendidikan Islam dilihat dari cakupannya lebih dari
pendidikan agama Islam, pendidikan Islam lebih mencakup pendidikan yang berkaitan
dengan hubungan anatara manusia dengan Tuhan dan hubungna manusia dengan
manusia, atau bisa juga disebut pendidikan yang mencakup dunia dan akhirat yang
didasarkan pada Al-qur’an dan Sunnah sebagai sumber dari acuannya. Dengan kata lain,
pendidikan Islam merupakan usaha agar anak bisa sadar dan bisa lebih terarah
pertumbuhan dan perkembangannya dengan segala potensi yang telah dianugrai Allah
Swt kepadanya agar anak bisa untuk menjaga amanah dan bertanggung jawab sebagai
khalifah Allah dibumi dalam pengabdiannya kepada Allah Swt. Maka dari itu manusia
bisa melalui proses pendidikan Islam yang memang diharapkan oleh seorang Muslim
yang beriman dan bertakwa kepada Allah, beramal, berakhlak mulia, bisa mengusai ilmu
dengan baik (ilmu dunia dan akhirat). 6
Selain itu, pendidikan agama juga diarahkan kepada umat manusia agar mereka
dapat melaksanakan hubungan yang baik dengan Tuhan melalui cara seperti,
mengimannya, menjauhi larangannya, melaksanakan segala perintahnya, menjauhi segala
larangan-larangannya, dan berakhlak mulia serta taat dalam menjalankan segala
perintahnnya, sedangkan dari penerapan pendidikannya sendiri dilakukan agar
peningkatan taqwa kepada Allah Swt dan akhlak mulia adalah manifestasi dari keimanan
yang sudah diyakini oleh setiap orang. Oleh karena itu ketakwaan dan keimanan yang
menyatu pada diri setiap orang bisa menghindarkan dari perbuatan-perbuatan yang
sifatnya bisa merusak, memfitnah, dan bisa juga membahayakan masyarakat sekitar serta
bisa membahayakan persatuan dan kesatuan bagi masa depan bangsa.

Abdul,Rohman Shaleh pendidikan agama dan pengembangan watak bangsa, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada,2005 cet 1 hal 11
C. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PAI DI SEKOLAH
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada khususnya di sekolah-sekolah umum, hingga
lahirnya UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional yang lebih menjamin
pemenuhan Pendidikan Agama kepada peserta didik. Dan diikuti dengan lahirnya peraturan-
peraturan selanjutnya sampai dengan terbitnya Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16 Tahun
2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah.
Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan terbagi menjadi tiga hal. Pertama,
Pendidikan Agama Islam sebagai lembaga, kedua, Pendidikan Agama Islam sebagai mata
pelajran yang diwajibkan dan diberikan pada tingkat dasar sampai perguruan tinggi, ketiga,
Pendidikan Agama Islam sebagai nilai (value) Islami dalam sistim Pendidikan Agama Islam.7
Sebagai seorang pendidik Pendidikan Agama Islam tidak mudah, karena banyak yang
harus dilakukan dan sebagai contoh yang baik bagi peserta didiknya, agar peserta didik suka
dengan materi pembelajaran. Dan seorang pendidik Pendidikan Agama Islam mengubah gaya
belajar yang akan diberikan kepada peserta didik sesuai dengan tingkatan mereka, sebagaimana
diketahui bahwa pendidik Pendidikan Agama Islam tidak banyak disukai oleh peserta didik
karena merasa bosan dengan pembelajaran dan gaya mengajar seorang pendidik yang monolog.
Dan ada beberapa problematika yang terjadi terhadap pembelajaran PAI di Sekolah :
1. Problem Peserta Didik
Problem yang berkaitan dengan peserta didik perlu diperhatikan, dipikirkan, dan
dipecahkan. Karena peserta didik merupakan pihak yang dibina dan dijadikan
manusia yang berperilaku yang baik dalam dikehidupan keluarga, sekolah, maupun
lingkungan masyarakat kelak. Peserta didik akan di bentuk karakternya mulai sejak
dini agar mereka bisa mengkontrol pergaulannya saat remaja tiba. Dan banyak pula
saat ini peserta didik yang mengalami adanya problem-problem dalam kehidupannya,
seprti; 1. Kurangnya ekonomi, 2. Masalah minat bakat yang dimiliki, 3. Masalah
tumbuh berkembangnya perserta didik, dll.
2. Problem Pendidik
Dalam proses pendidikan di sekolah, pendidik memegang peranan yang sangat
paling utama. Dalam konteks pendidikan Islam pendidik disebut dengan kata
muaddib, muallim, dan murabbi. Yaitu orang yang bertanggung jawab atas
perkembangan peserta didik dengan mengupayakan potensi peserta didik, baik
kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini seperti terdapat dalam firman Allah :

ٌ‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َمالَئِ َكة‬
َ ‫ِغالَظٌ ِشدَا ٌد الَ يَ ْعصُونَ هّللا َ َما أَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُونَ َما ي ُْؤ َمر‬
‫ُون‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

7
Muhaimin, MA-ABD Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Tragenda Karya, Bandung, 1993), hlm. 166.
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan
(QS. At-Tahriim Ayat 6)8
Pendidik dalam lingkungan keluarga yaitu, orang tua karena peserta didik pada masa
awal kehidupannya berada pada kedua orang tuanya dan peserta didik mendapat ilmu
pertama yaitu dari orang tua. Sedangkan pada lingkungan sekolah/ madrasah/
perguruan tinggi yaitu guru dan dosen sebagai pendidik atau sebagai pedoman bagi
peserta didik saat di lembaga pendidikan. Problem sorang pendidik adalah
keterbatasan untuk menyesuaikan kemampuan dalam mengatasi materi yang
diajarkan. Sebagai guru Agama tidak cukup jika hanya mempunyai pengetahuan yang
komprehensif untuk menjawab permasalahan, pendidik Agama Islam harus memiliki
kemampuan yang dapat merubah peserta didik juga agar menjadi pribadi yang baik
dan berguna pada lingkungan masyarakat. Selain itu, sumber daya kependidikan
secara umum merupakan masalah pokok yang di hadapi Pendidikan Agama Islam
yaitu rendahnya kualitas tenaga pendidik yang kurang dengan adanya metode atau
gaya mengajar yang monolog dan kurang menarik.
3. Problem Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang menentukan sistim pendidikan,
karena kurikulum adalah alat yang bertujuan agar mencapai suatu pedoman dalam
pelaksanaan pengajaran pada semua tingkat Pendidikan.
Dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam menekankan pada hafalan tentang
keagamaan yang sudah ada. Proses Pendidikan Agama Islam sering dapat dilakukan
dengan praktik yang kurang menarik dari materi yang diajarkan dan dalam
penyampaiannya. Maka dari itu, kurikulum Pendidikan Agama Islam banyak yang
tidak menyukai karena materi yang diajarkankurang menarik dan kurang dalam
praktik.
Amin Abdullah, salah seorang pakar keIslaman non tarbiyah juga menyoroti
kurikulum dan kegiatan Pendidikan Agama Islam yang berlangsung di sekolah, antara
lain:
a. Kurikulum Pendidikan Agama Islam lebih banyak membahas pada persoalan
teoritis keagamaan yang bersifat kognitif.
b. Kurikulum Pendidikan Agama Islam kurang terhadap persoalan bagaimana
mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan nilai yang
perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik lewat berbagai cara dan media.
c. Kurikulum Pendidikan Agama Islam lebih menitik beratkan pada aspek
korespondensi tekstual, yang lebih pada hafalan teks keagamaan yang sudah Ada.
d. Sistem evaluasi, bentuk soal ujian agama Islam menunjukkan prioritas utama
pada aspek kognitif, dan jarang pertanyaan tersebut mempunyai bobot muatan
“nilai” dan “makna“ spiritual keagamaan yang fungsional dalam kehidupann
sehari hari.9

8
Dapartemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Al-Jumanatul Ali. (Bandung : Art. 2005), hlm. 561.
9
Muhaimin, Op, Cit., hlm. 264.
4. Problem Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang sangat penting.
Dengan evaluasi, guru dapat mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang
dilaksanakan. Evaluasi yang baik adalah evaluasi yang dapat mengukur segi kognitif,
afektif dan psikomotorik peserta didik. Kebanyakan evaluasi yang dilakukan selama
ini hanyalah mengukur kognitif peserta didik saja, sedang afektif dan
psikomotoriknya terabaikan. Hasil evaluasi kognitif tersebut dimasukkan ke dalam
raport peserta didik, maka kemungkinan akan terjadi penilaian yang kurang obyektif.
Adakalanya peserta didik yang rajin beribadah lebih rendah nilainya daripada peserta
didik yang malas beribadah.
Seharusnya kegiatan evaluasi disusun secara sistematis dan lengkap oleh guru
pendidikan agama Islam. Selain tes tulis, tes lisan dan praktik yang dilakukan sebagai
alat evaluasi, maka skala sikap diperlukan untuk mengevaluasi sikap beragama
peserta didik. Namun kenyataannya masih banyak guru pendidikan agama Islam yang
belum menguasai teknik evaluasi pendidikan agama Islam secara benar.
5. Problem Manajemen
Manajemen merupakan dari kata management yang berarti pengelolaan,
management berakar dari kata to manage yang berarti mengatur, melaksanakan atau
mengelola.
Manajemen adalah pengelolaan terhadap suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
pendidik yang diatur oleh kepala sekolah agar dapat berjalan dengan sesuai prosedur
yang di berikan dan peserta didik tidak cepat bosan dengan materi yang diajarkan
oleh pendidik terutama pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Manajemen sangat penting dalam lembaga, jika tidak ada manajemen dalam lembaga,
maka tidak akan berjalan dengan baik sistim pengajaran yang dilakukan.
Penerapan manajemen berbasis sekolah juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan
minat peserta didik, pendidik, serta kebutuhan masyarakat setempat. Agar sistim yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik, dan peserta didik tidak cepat bosan. Jika, tidak
melibatkan lingkungan yang ada di sekitar sekolah atau masyarakat sistim
pembelajaran tidak dapat diterapkan langsung terhadap peserta didik, terutama pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
6. Problem Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah alat yang mudah dalam melakukan pembelajaran dan
agar berjalan dengan sistematis dan nyaman dalam belajar, seprti ruang kelas, papan
tulis, alat yang digunakan untuk praktik, dll.10
Sarana dan prasarana sangat penting dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
karena dapat digunakan untuk praktik tentang keagamaan, karena dengan praktik
peserta didik akan lebih mudah mengerti dengan materi yang diajarkan oleh pendidik.
7. Problem Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dalam kehidupan yang
berkembang. Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil
belajar. Lingkungan dapat berupa lingkungan alam dan lingkungan sosial.
10
Muhammad Surya, 2003, Psikologi pembelajaran Dan Pengajaran, (Jakarta : Mahaputra Adidaya), hlm. 118.
Lingkungan sosial mempuyai peran penting terhadap berhasil tidaknya pendidikan
agama karena perkembangan peserta didik sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkunganya. Lingkungan akan dapat menimbulkan pengaruh positif dan negatif
terhadap pertumbuhan dalam sikap maupun perasaan keagamaan. Problem
lingkungan ini mencakup:
a. Suasana keluarga yang tidak harmonis akan mengkibatkan pengaruh yang kurang
baik terhadap perkembangan peserta didik.
b. Lingkungan masyarakat yang tidak/kurang agamis akan menggangu perjalanan
proses belajar mengajar disekolah.
c. Kurangnya pemahaman orang tua akan arti nilai-nilai agama Islam akan
mempengaruhi terhadap pendidikan anak.11

11
Sumardi S. 2004, Psikologi Pendidikan (Jakarta Raja Grafindo Persada), hlm. 184.
D. DESAIN PEMBELAJARAN PAI YANG IDEAL DISEKOLAH
Desain pembelajaran sangat dibutuhkan dan berpengaruh terhadap pembentukan karakter
para peserta didik, dalam hal ini guru agama Islam mempunyai tanggung jawab yang berat dalam
merancang pelaksanaan pembelajaran untuk peserta didik sehinnga pembelajaran bisa
berlangsung dengan aktif dan juga lebih efisien. Sebagai seorang guru memang harus lebih
berhati-hati dalam merancang sebuah pembelajaran agar peserta didik bisa memahami dengan
baik, oleh karena itu desain pembelajaran ini sangat di perlukan dalam pembelajaran sehingga
guru pendidikan agama Islam bisa untuk menyusun dan juga menentukan strategi, metode, dan
menetukan evaluasi yang tepat.
Pendidikan Islam masa kini dihadapkan kepada yang jauh lebih berat dari masa permulaan
penyebaran Islam. pelu Dilakukan modifikasi atau perubahan terhadap penyampaian pendidikan
agama Islam di zaman tekhnologi ini, program pembelajaran harus lebih di proyeksikan ke masa
depan daripada masa kini aatau masa lampau. Pendidikan Islam dituntut untuk menerpakan
pendekaan yang relevan dengan perkembangan zaman, oleh karena itu kita kita dituntut untuk
kmelakukan inovasi dalam wawasan, stategi dan program-program yang berkaitan dengan
pembelajaran agama Islam sehingga mampu menjawab secara aktual dan fungsional terhadap
tantangan baru dan peka terhadap perubahan sosial . Apalagi bila diingat bahwa misi pendidikan
Islam lebih berorientasi pada nilai-nilai luhur dari Tuhan yang harus diinternalisasikan ke dalam
lubuk hati tiap pribadi manusia melalui bidang-bidang kehidupan manusia. 12 Pengetahuan
tentang apa, bagaimana, dan sejauh mana pandangan Islam tentang kependidikan yang
bersumber utamakan Al-Qur’an dapat dijadikan bahan untuk merumuskan konsepsi pendidikan
Islam, Adapun konsep pendidikan Islam perencanaan pendidik sebelum melakukan proses
belajar-mengajar dalam pendidikan Islam, antara lain :
a. Perencanaan Pendidikan
Sebelum memulai pengajaran kepada peserta didik sebagai seorang pendidik
harus melakukan perencanaan pendidikan, hal ini mencakup apa saja yang akan
dilakukan saat prosespembelajaran berlangsung. Dalam perencanaan ini pendidik harus
menyiapkan mulai dari identifikasi kebutuhan, yaitu menyelaraskan antara kebutuhan
perkembangan anak didik dngan perkembangan masyaratkat. Kebutuhan perkembangan
merupakan analisis dari kesenjangan antara hasil yang ada dengan hasil yang seharusnya
ada, yang disebut discrepancy analysis atau need assment, dalam hal ini perlu
memasukkan ttiga pemeranserta atau bisa disebut education partners kependidikan
yaitupeserta didik, orang tua atau anggota masyarakatdan para pendidik/guru sebagai
pelaksana kegiatan kependidikan. 13
Perencanaan pembelajaran PAI sebaiknyamengacu pada hal-halberikut :
1. Acuan kualitas pembelajaran PAI

12
H. Muzayyin Arifin, Kapita Seleka Pendidikan Islam (Jakarta: PT. BumiArkasa, 2014). Cet. Ke-6 hlm. 7-9
13
Ibid hlm.15
Menentukan Kualitas pembelajaan PAI untuk meningkatkan hasil belajar
diawali dengan penyusunan perencanaan pembelajaran atau biasa disbut
penyusunan RPP.
2. Acuan pada pendekatan sistem
Untuk mencapai tujuan dari proses yang sudah disusun, maka lihatlah PAI
secara utuh sebagai suatu sistem yang memiliki unsur input-proses-output
yang memiliki fungsi yang berbeda-beda, namun kompetensinya selaras.
3. Acuan teori-teori pembelajaran
Dalam pembelajaran terdapat banyak teori yang dapat dijadikan dasar dalam
mengajar, antara lain : teori behafioristik,cognitivistic,humanistic dan
constructivistic, dll.
4. Acuan belajar perseorangan (individual)
Ketik pembelajaran PAI tidak mengacu pada karakteristik perseorangan, maka
peserta didik yang lambat akan slalu kekurangan waktu untuk menyelesaikan
tugas belajar, dan sebaliknya peserta didik yang epat akan selalu kelebihan
waktu.
5. Acuan hasil belajar
Hasil belajar PAI mencakuphasil langsung, pengirig, dan pembeljaran yang
merupakan ramuan dari sejumlah peristiwa pembelajaran PAI.
6. Acuan pada kemudahan belajar
Saat merancang RPP pendidik harus mengupayakan agar pesrtadidik dapat
belajar dengan mudah,cepat, menyenangkan, mengesankan, dan menarik.
7. Acuan pada interelasi variabel pembelajaran
RPP yang baik mampu menghasilkan keefektifan, keefisienan, dan daya tarik
dalam pembelajaran.
8. Acuan dalam kualitas metode pembelajaran
Dalam menetapkan metode pembelajaran PAI yang optimal ada 3 prinsip :
a. Metode pembelajaran PAI yang unggul tidak untuk pencapaian semua
tujuan dalam semua kondisi pembelajaran artinya, pendidik harus
menyiapkan motode alternatif saat adanya ketidak serasian motode dengan
materi.
b. Strategi dan metode pembelajaran yang berbeda akan memiliki pngaruh
yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran PAI.
c. Kondisipembelajaran yang berbeda akan berpengaruh secara terhadap
hasil pembelajaran PAI14
b. Menentukan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam menentukan tujuan pendidikan Islam harus dirumuskan secara jelas dan
sama bagi seluruh umat Islam sehingga tujuannya bersifat universal atau menyeluruh.

14
Muhaimin, dkk. Paradigma Pendidikan Islam-Upaya Pengefektifan Pendidikan Agama Islam di Sekolah .
Bandung : PT.Remaja Rosydakarya, 2012. Cet ke-5, hlm. 26.
Tujuan pendidikan Islam adalah yang asiasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak
metode dan materi pendidikan agama Islam.
Tujuan pendidikan Islam yang sjalan dengan tuntunan Al-Qur’an tidak lain adalah
penyerahan diri secara total kepada Allah SWT, dalam firman Allah :

َ ‫اي َو َم َماتِي هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم‬


‫ين‬ َ ‫قُلْ إِ َّن‬
َ َ‫صاَل تِي َونُ ُس ِكي َو َمحْ ي‬
“katakanlah (Muhammad) sesungguhnya shalatku, ibadahku, kehidupanku, dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.”
(Qs. Al-An’am/ 6 : 162)
c. Menentukan Metode Pendidikan Islam
Dalam pembelajaran, seorang pendidik harus menentukan metode yang akan
dignakan dalam menyampaikan isi pembelajaran agar pelajaran yang disampaikan dapat
berfungsi secara efektif dalam oroses pencapaian tujuan pendidikan Islam.
Komperhensifitas dari tujuan pendidikan Islam yang disampaikan haris paralel atau
sejalan dengan keanekaragaman metode, mulai dari metode verbalistik-simblisme
sampai pada berintaraksi lasngsung dengan situasi belajar-mengajar, misal dalam proses
kegiatan belajar dengan berdiskusi atau tanya-jawab dengan guru.15
Ada beberapa metode daam pembelajran PAI, diantaranya :
1. Metode Ceramah
Metode ini merupakan metode yang cara penyampaian materinya tentang
ilmu pengetahuan kepada peserta didik melalui proses secara lisan.
2. Metode Tanya Jawab
Metode ini merupakan suatu metode mengajukan pertanyaan kepada peserta
didik atau bisa juga sebaliknya, adapun maksud dari metode ini agar peserta
didik mampu untuk merangsang, berpikir, dan membimbingnya untuk
mencapai kebenaran dalam proses belajar.
3. Metode Tulisan
Metode ini merupakan metode mendidik dengan menggunakan huruf atau
simbol-simbol yang berbentuk tulisan, hal ini adalah suatu yang sangat
penting dan menjadi jembatan untuk mengetahui segala sesuatu yang
sebelumnya belum diketahui oleh peserta didik.
4. Metode Diskusi
Metode ini merupakan salah satu cara untuk mendidik yang berusaha untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, baik dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang masing-masing dari peserta didik mengajukan argumentasinya
untuk bisa memperkuat pendapatnya.
5. Metode perintah Berbuat Baik dan saling Menasehati
15
Muhaimin, dkk. Paradigma Pendidikan Islam-Upaya Pengefektifan Pendidikan Agama Islam di Sekolah .
Bandung : PT.Remaja Rosydakarya, 2012. Cet ke-5, hlm. 29.
Dengan adanya metode ini maka peserta didik diperintahkan untuk
melakukan perbuatan baik dan saling manasehati antar sesama peserta didik
agar berlaku baik dan meninggalkan yang salah.
6. Metode Suri Tauladan
Metode ini merupakan suatu metode yang baik dan beberapa metode yang
ada karena dengan adanya metode suri tauladan peserta didik akan mudah
untuk meniru perbuatan yang baik sehingga mereka akhirnya akan mudah
untuk termotivasi dan metode ini juga sangat bermanfaat terutama jika
berkaitan dengan pembentuklan sikap dan sifat anak didik.16
d. Menyelaraskan Irama Gerak Antara Metode Dan Tujuan
Dalam proses pembelajaan bila tanpa kehadiran nilai atau ide akan mengalami
vakum. Konsepsi Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan, tidak membedakan-bedakan
antara ilmu agama dengan ilmu umum. Ke-dua jenis pengetahuan ini merupakan
kesataun yang tidakdapat dipisahkan, karena semua ilmu itu merupakan manifestasi dari
ilmu pengetahuan yang satu, yaitu ilmu pengetahuan Allah. Bukti bahwa semua ilmu
pengetahuan berasal dari Allah, dala Qs. Ar-Rahman ayat 1-4 (Allah mengajarkan Al-
Qur’an dan bahasa), Al-Baqarah ayat 31 (mengajarkan nama-nama benda dan segala
sesuatu), Al-Alaq ayat 4-5 (mengajarkan mengajarkan ilmu pengetahuan yang tidak
iaketahui), Al-Baqarah ayat 282 (Allah mengajarkan administrasi dan
pembukuankeuangan), Allah mengajarkan bagaimana berfikir, mengamati, dan
merenungkan gejala alamiah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang beranekaragam
dsb.17
e. Menentukan Model Pembelajaran Yang Efektif
Berikut adalah salah satu contoh model pembelajaran.
1. Model pembelajaran berbasis masalah
Model pemblajaran ini menggunakan pengajaran berdasarkan masalah
proses berfikir yang tinggidengan menggunakan pendekatan yang efeitif untuk
berfikir tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik menyusun
pengetahuan yang sudah diketaui dan menyusan pengetahuan tentang dunia
sosial dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut : Pengajuan pertanyaan atau masalah; berfokus
pada keterkaitan antar diiplin; penyelidikan autentik; menghasilkan produk;
dan kolaborasi.
Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan,
kelibihan metode ini diantaranya :
a. Realistik

16
Muhammad Paosse Heemboo,Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Ma’had Darul Ma’arif Patani
Thailand Slatan, (Malang, Skripsi.2015).
17
Muhaimin, dkk. Paradigma Pendidikan Islam-Upaya Pengefektifan Pendidikan Agama Islam di Sekolah .
Bandung : PT.Remaja Rosydakarya, 2012. Cet ke-5, hlm. 32
b. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa
c. Menumbuhkan sifat mandiri pada peserta didik
d. Persepsi terhadap konsep menjadi kuat
e. Menumbuhkan kemampuan problem solving.
Adapun kekurangan metode ini, diantaranya :
a. persiapanpembelajaran (alat,problem, konsep) yang kompleks.
b. Sulit mencari solusi yang sesuai
c. Sering terjadi miss konsesi
d. Memerlukan waktu yang panjang.
Adapun langkah-langkah sebelum mengaplikasikan metode ini, diantaranya :
a. Pengenalan masalah kepada siswa,dengan menjelaskan tujuan
pmbelajaran, logistik yang dibutuhkan, memberikan wacana tentang
fenomena atau cerita untuk memunculkan masalah, dan memotivasi siswa
agar terlibat dalam masalah.
b. Mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi.
c. Membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai dalam pelaksanakan untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah.
d. Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, vidio, dan model serta membantu berbagi tugas.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
2. Model ROPES, ( Review, Overview, Presentation, Exsercise, Summary )
dengan langakh-langak sebagai berikut:
a. Review : kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan dalam waktu
yang sekitar 1 sampai 5 menit untuk mengkur kesiapan peserta didik untuk
bisa mempelajari bahan ajar dengan melihat pegalaman yang sebelumnya
yang sudah dimiliki oleh peserta didik untuk memahami bahan yang sudah
disampaikan hari itu.
b. Overview : kegaiatan ini dilakukan tidak terlalu lama berkisar anatra 2
sampai 5 menit, guru menjelaskan tentang program pembelajaran yang
akan dilaksanakan pada hari itu dengan meyampaikan isi dari pemelajaran
itu secara singkat dan strategis yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
c. Presentation : pada tahap ini merupakan ini dari proses kegiatan belajar
mengajar, karena disini guru sudah tidak memberikan penjelasan-
penjelasan secara singkat agar bisa masuk dalam proses telling shoing dan
doing, diamna proses tersebut sangat diperlukan untuk bisa meningkatkan
daya serap dan daya ingat peserta didik tentang pelajaran yang sudah
mereka dapatkan selama proses pembelajaran.
d. Exsercise : kegiatan ini merupakan proses untuk bisa memberikan
kesempatan pada peserta didik mempraktekkan apa yang mereka telah
pahami. Hal ini dimaksudkan agar bisamemberikan pengalaman langsung
kepada siwa sehingga hasil yang mereka capai lebih bermakna.
e. Summary : kegiatan ini merupakan proses memperkuat apa yang telah
mereka fahami dalam proses pembelajaran. Hal ini seringkali tertinggal
oleh guru karena mereka terlalu disibukkan dengan adanya presentase, dan
mungkin guru tidak pernah membuat Summary (kesimpulan) dari apa yang
sudah mereka ajarkan.18

18
Gunarto, Model danMetode Pembelajaran di Sekolah. (Semarang: Unissula Press, 2013). Cet ke-1
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
1991

Abdul, Rohman Shaleh. pendidikan agama dan pengembangan watak bangsa, PT Raja
Grafindo, Jakarta Persada 2005

Muhammad, Alim. 2006. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Saleh, Abdul Rahman. 2005. Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

Arifin, H. Muzayyin. 2014. Kapita Seleka Pendidikan Islam. Jakarta: PT. BumiArkasa.

Muhaimin, dkk. 2012. Paradigma Pendidikan Islam-Upaya Pengefektifan Pendidikan Agama


Islam di Sekolah. Bandung : PT.Remaja Rosydakarya.

Muhammad,Alim. 2006. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://menatap-ilmu.blogspot.com/2011/07/pengertian-dasar-fungsi-ruang-lingkup.html

Dapartemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung. .

Sumardi S. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Surya, Muhammad. 2003, Psikologi pembelajaran Dan Pengajaran. Jakarta : Mahaputra


Adidaya

Heemboo, Muhammad Paosse. 2015. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Ma’had
Darul Ma’arif Patani Thailand Slatan, Malang, Skripsi.

Gunarto, 2013. Model danMetode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: Unissula Press

Anda mungkin juga menyukai