Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KAPITA SELEKTA PAI

Konsep Pembelajaran PAI di Sekolah di Era Industri 4.0

Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Istikomah, M.Ag

Di susun oleh :
1. Sofia Annajah Syamsi ( 172071000004 )
2. Mochammad Rizky ( 172071000012 )
3. Siswati ( 172071000018 )

FAKULTAS TARBIYAH DAN MUAMALAH


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2019
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepad kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. adapun yang menjadi judul makalah kami adalah
“Konsep Pembelajaran PAI di Sekolah di Era Industri 4.0”.
Tujuan kami menulis makalh ini yang utama untuk memenuhi tugas dosen
pengampu kami yang bernama Dr. Hj. Istikomah, M.Ag.
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai kesalahan dan
kekurangan, maka kepada para pembaca penulis memohon maaf sebesar-besarnya
atas koreksi-koreksi yang dilakukan. Hal tersebut semata-mata sebagai suatu
evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat
berua ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Sidoarjo, 04 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang ........................................................................................ iii
2. Rumusan masalah .................................................................................. iii
3. Tujuan ..................................................................................................... iii
BAB II ISI
a. Pengertian PAI ....................................................................................... 1
b. Kedudukan PAI dalam muatan Kurikulum Nasional ........................... 1
c. Konten Kurikulum PAI di sekolah ........................................................ 2
d. Model pembelajaran PAI ....................................................................... 5
e. Implementasi model pembelajaran PAI berbasis IT............................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan


pendidik dalam mempersiapkan pesertadidik untuk meyakini, memahami,
dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
atau pelatihan yang telah dirancang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan1.Dalam perkembangannya pendidikan agama islam di sekolah-
sekolah kurang mendapatkan minat murid dalam mempelajarinya, karena
dalam sistem mengajarnya guru lebih kepada membahas teoritis saja.

Pada dasarnya pendidikan agama islam tidak hanya diajarakan


dengan metode ceeramah saja hal mendasar seperti memberi contoh
dalam ke agamaan dalam kehidupan sehari-hari terlupakan. Seperti yang
sudah di sebutkan diatas bahwasanya pendidikan agama islam termasuk
mengamalkan selain memehamai dan meyakini. Oleh sebab itu melalui
makalah ini kami akan membedah ulang dimulai dari pengertian
Pendidikan agama Islam itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam?
2. Kedudukan PAI dalam lingkup muatan kurikulum nasinal?
3. Konten kurukulum PAI di sekolah ?
4. Model pembelajaran PAI ?
5. Implementasi model pembeljaran PAI berbasis IT?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian lebih lanjut menegenai Pendidikan
Agama Islam.
2. Untuk mengetahu kedudukan PAI dalam lingkup muatan kurikulum
Nasional.
3. Untuk mengetahui konten PAI di sekolah.
4. Untuk mengetahui model pembelajaran PAI.
5. Untuk mengetahui implementasi model PAI pembelajaran berbasis
IT.

1
1Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 13

iii
BAB II
ISI

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Indonesia sebagai sebuah negara memiliki beberapa agama didalamnya.


Bahkan pancasila yang memiiki posisi sebagai dasar negara menyebut kata
‘’Tuhan’’ sebagai sila pertama. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas
muslim terbesar di dunia memeiliki tanggung jawab untuk menajarkan agama
islam. Maka dari itu instansi pedidikan dimanapun pasti mengajarkan
pendidikan agama islam di dalamnya.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 Bab I pasal 2
menyebutkan Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan, membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik
dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan2

B. Kedukdukan PAI dalam Lingkup Kurikulum Nasional

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, tersebut dalam Bab


Vi Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan pada Bagian ke Sembilan Pendidikan
Keagamaan Pasal 30 isinya:
1. Pendidikan agama di selenggarakan oleh pemerintah dan/ atau
kelompok masyarakat dari pemeluk agama tersebut.
2. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan
nilai-nilai ajaran agamanya dan/menjadi ahli ilmu agama.
3. Pendidikan keagamaan dapat di selenggarakan pada jalur
pendidikan formal, informal dan non formal.
4. Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren,
pasraman,pabhaja samanera dan bentuk lain yang sejenis.
5. Ketentuan mengenai pendidikan keagmaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1,2,3 dan 4 diatur lebih lanjut dengan Peraturan
pemerintah.
Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 diatas sudah dapat memberingan
ruangg yang jelas mengenai posisi Pendidikan agama Islam di lingkup
Nasional.

C. Konten Kurikulum PAI di Sekolah

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007, Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan
2

Keagamaan Bab I, pasal 2, ayat (1)

1
1. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Kurikulum dalam pendidikan agama Islam memang sangat melekat
dan tidak bisa dipisahkan. Karena kurikulum merupakan suatu komponen
yang sudah terencana dan tertata dengan baik yang tidak bisa ditinggalkan
dalam suatu proses pembelajaran. Kurikulum juga merupakan bentuk dari
suatu tindakan formal yang dimana guna untuk mencapai tujuan
pendidikan agama Islam yang diinginkan, serta dalam kedudukan dan
peranan yang bertujuan membentuk karakter peserta didik.
Di lembaga pendidikan Islam terdapat suatu bagian yang tidak
terpisahkan. Yaitu didalamnya ada termasuk kedalam masalah-masalah
yang ada dalam pendidikan, guru, peserta didik, kurikulum, tujuan,
evaluasi untuk apakah pembelajaran sesui dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Kurikulum pendidikan agama Islam merupakan
kumpulan silabus yang tercetak dan tersusun secara sistematis,
menengenai mata pelajaran yang disertai dengan pengantar dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan, serta ikhtiar singkat mengenai tujuan
setiap mata pelajaran dilembaga pendidikan Islam.3
Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam perlu untuk
dilakukan penyesuaikan kondisi serta situasi terhadap anak didik, supaya
anak didik tidak merasa bosan dan jenuh hingga mengakibatkan turunnya
semangat belajar terutama pada era revolusi industri 4.0. dan pada era ini
guru hendaknya mampu mengikuti sesuai dengan berkembangnya zaman.
Kurikulum pendidikan agama Islam pada era revolusi industri 4.0
pada hakikatnya yaitu suatu usaha sadar dan guna untuk mencapai tujuan
pendidikan agama Islam membentuk kepribadian yang baik. Sebelum
kurikulum berkembang, lingkup pembelajran hanya meliputi (fiqih, al-
Qur’an dan Hadits, akidah akhlak, bahasa Arab, dan sejarah kebudayaan
Islam).
Namum seiring berkembangnya zaman pengembangan kurikulum
ini mulai dilakukan sehingga menghasilkan variasi yaitu antara lain;
(imla’, tahfidzul Qur’an, mahfudzot, dll).

2. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

3
Lukman Hakim, Model Integrasi Pendidikan Anti Korupsi dalam Kurikulum Pendidikan Islam,
Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol 10, No. 2, 2012, hal.150.

2
Kurikulum pendidikan agama Islam mempunyai peran untuk
membentuk serta mempersiapkan dan juga mengembangkan peserta didik
agar dapat menjalankan kehidupan yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan yang dibutukan peserta didik untuk masa yang akan datang.4
Dalam menyusun kurikulum memperhatikan prinsip-prinsip yang
dijadikan sebgai suatu landasan atau pedoman dalam menegmbangkan
kurikulum tersebut, yaitu diantara lain sebagai berikut:

a. Prinsip relevasi, hendaknya dalam mengembangkan kurikulum


pendidikan agama Islam lebih memperhatikan situasi dan
kondisi yang ada dilingkungan sekitar, sesuai yang dibutuhkan
oleh peserta didik agar dlam penerapan kurikulum bisa
bermanfaat bagi dirinya dimasa datang.
b. Prinsip fleksibelitas, yaitu prinsip dimana dalam
mengembangkan kurikulum lebih memperhatikan dari latar
belakang setiap peserta didiknya.
c. Prinsip kontiunitas, yaitu dalam mengembangkan kurikulum
pendidikan agama Islam dengan cara memahami dengan detail
bahwa proses belajar mengajar itu bersifat kesinambungan dan
kurikulum harus bersifat terus menerus dikembangkan sesuai
dengan jenjang dinamika perubahan sosial, tingakatan, dan
kebutuhan peserta.
d. Prinsip efisiensi, yaitu dimana konteks dalam mengembangkan
kurikulum pendidikan agama Islam harus bisa untuk menjawab
suatu tujuan kurikulum, dan dalam hal ini keterlibatan guru dan
pesera didik sangat dibutuhkan.
e. Prinsip praktis, yaitu diman konteks pengembangan
kurikulum pendidikan agama Islam tentunya membutuhkan
waktu, biaya, alat peraga, dan tenaga, maka dalam
pengembangannya, tidaklah hanya berfokuskan kepada
kesempuranaan, melainkan harus praktis yang disesuaikan
dengan kemajuan dan perkembangn ilmu pengetahuan dan
teknologi dimasa yang akan datang.5

Perubahan pada kurikulum disuatu negara adalah sebuah


keniscayaan. Hal tersebut merupakan hal upaya perbaikan pendidikan di
4
Azyumardi Azra, Eei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, hal. 3
5
Haidar Putra, Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hal 12

3
sekolah juga bagian dari inovasi kurikulum yang disesuaikan dengan
tuntutan dan perkembangan zaman, teermasuk dalam pendidikan agama
Islam, karena kurikulum buakn sesuatu yang sekali jadi, maka kurikulum
harus bersifat fleksibel, dinamis, dan dapat dikembangkan sesuai dengan
kondisi sekolah, karakteristik peserta didik, kondisi sosial budaya
masyarakat, dan dengan memperhatikan kearifan lokal.6
Salah satu bentuk tindakan Indonesia tentang adanya
perkembangan kurikulum di era industry 4.0 ini yaitu dengan merubah dan
memperbaiki kurikulum lama menjadi kurikulum yang bisa mengikuti
dengan perkembnagn zaman. Kurikulum yang dimaksud adalah K13 yang
sudah diberlakukan sejak 2013/2014. Kurikulum tersebut memenihi dua
dimensi kurikulum. Pertama, kurikulum adalah rencana dan pengaturan
melalui tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Kedua, cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menyiapkan manusia
Indonesia agar memliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.7
Kurikulum K13 ini memliki beberapa ciri khas, diataranya:
pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dari ciri-ciri tersebut
memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Untuk
pengembangan sikap diperoleh melalui hasil aktivitas menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkannya. Sedangkan
pengetahuan diperoleh dari melalui aktivitas mengikat, memahami,
menerapkan, menganilisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Dan yang
terakhir adalah keterampilan diperoleh dari aktivitas mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyanyi, dan menciptakan.
Pendidikan agam Islam (PAI) didalam K13 mempunyai
karakteristik diantaranya, yaitu:
1. Pendidiakn agama Islam merupakan mata pelajaran yang
dikembangkan dari materi pokok pendidikan agama Islam yang
meliputi al-Qur’an, Hadits, aqidah akhlak, fiqih, dan sejarah
peradaban Islam.

2. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, pendidikan gama


Islam adalah mata pelajaran yg tidak bisa dipisahkan dengan
mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral
dan kepribadian peserta didik.
6
Rahmad Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam: Pengembangan Kurikulum dan
pembelajarannya, (Yogyakarta: Baituna Publishing, 2010)
7
Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

4
3. Mata pelajaran PAI bertujuan untuk membentuk pesera didik
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.berbudi pekerti
yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki penegtahuan
yang cukup tentang agama Islam.
4. Tujuan pendidikan agama Islam tidak hanya kepada
penguasaan materi saja, melaikan juga agar dapat
mepraktekkannya dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-
hari di tengah-tengah masyarakat.
5. Tujuan terakhir dari mata pelajaran pendidikan agama Islam
adalah terbentuknya peserta didik yang memliki akhlak yang
mulia (budi pekerti yang luhur).

D. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran


Istilah model sering dijumpai ketika membahas suatu bidang ilmu.
Biasanya kata ini bersinggungan dengan metode. Model dapat diartikan
sebagai acuan untuk emnjadi dasar atau rujukan hal tertentu. Menurut
Kamus Besat Bahasa Indonesia model diartikan sebagai gambaran
sederhana yang dapat menjelaskan objek, sistem atau suatu konsep dari
sebuah hal yang akan dibuat atau dihasilkan.. jadi. Model ini sebuah
contoh yang paling baik dan dapat mewakili suatu objek. 8
Pembelajaran dapat diartikan sebagai usha sadar dari seseorang
guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan
sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapakan.
Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua
arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana anatara keduanya terjadi
komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target
yang telah ditetapkan sebelumnya.9
Ciri-ciri khusus model pembelajaran yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode, atau prosedur, yaitu antara lain :
1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2) Landasan tentang pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan berhasil.

8
Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Difa Publisher, 2008), hlm 572.
9
Triantono Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Konseptual, (Jakarta: Prena media Group, 2014), hlm. 19.

5
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
itu dapat tercapai.10

2. Macam Model Pembelajaran


Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan
uraian dibawah ini:
a. Pertama, tujuan pembelajarannya, sebagai contoh
pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran
langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk
membantu anak mempelajari keterampilan dasar seperti tabel
perkalian atau untuk topic-topik yang berkaitan dengan
penggunaan alat.
b. Kedua, sintaks (pola urutannya) adalah pola yang
menggambarkan urutan disertai dengan serangkaian kegiatan
pembelajaran.
c. Ketiga, sifat lingkungan belajarnya, atrinya setiap model
pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajara yang sedikit berbeda.11
Dalam pelaksanaan model pembelajaran yang berbasis kompetensi,
yang usdah dikembangkan pula model pembelajaran seperti learning
strategis (strategi-strategi belajar), pembelajaran berbasis inkuiri, active
learning, quantum learning, dan masih banyak lagi model lainyang semua
dapat digunakan untuk memeperkaya pelaksanaan pembelajaran berbasis
kompetensi di kelas.12
Pemendikbut Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standart Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah ditegaskan:
1. Dalam rangka mencapai proses pembelajaran yang mengacu
kepada standart proses-prses pembelajaran dari K13
menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dan
mengadopsi model pembelajaran tematik terpadu.
2. Guan untuk memeperkuat pendekatan ilmiah (saintifik),
tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran), dan tematik
(dalam suatu mata pelajaran) diterapkan pembelajaran berbasis
menyikapi/penelitian (discovery/inkuiky learning).
3. Mendorong kemampouan perserta didik untuk dapat
menghasilkan suatu karya konseptual, baik secara individu
maupun berkelompok. Maka disarankan untuk menggunakan
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecah masalah (project based learning).
10
Ibid. Hal 23.
11
Ibid, hal. 23-24.
12
Ibid, hal. 26-27

6
Dengan demikian merupakan hal-hal yang penting baginpara
pengajar untuk memepelajari dan menambah wawasan tentang model
pembelajaran yang telah diketahui sebelumya. Karena dengan menguasai
beberpa model pembelajaran, maka seorang guru akan merasakan adanya
kemudahan didalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, sehingga tujuan
pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat
tercapai dan tuntas dengan yang diharapkan,13
E. Implementasi model pembelajaran PAI berbasis IT

Dalam konteks Pendidikan Agama Islam ( PAI ) IT memberikan banyak


ruang untuk Guru dalam hal mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis IT, seperti halnya model pembelajaran menggunakan
E-Learning, Blog, E-dukasinet ( pembelajaran berbasis internet ),
pembelajaran melalui komik dan video conference. Namun setiap piliha dari
model pembelajaran berbasi IT tersebut ada konsekuensinya masing-masing.
Karena bahan-bahan ajar yang dibutuh dari setiap masing-masing model
pembelajaran IT ini saling berhubungan dengan Madrasah/Sekolah, termasuk
juga yang dimiliki sendiri oleh Guru PAI. Namun secara umum bahan ajar
yang bisa dapat dipilih yaitu14 :
1) Bahan ajar pandang (audio) terdiri atas : bahan cetak (printed), seperti
handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leafet, wallchart,
foto/gambar, dan non cetak ( non printed ) seperti model/maket
2) Bahan ajardengan ( audio ) seperti radio, kaset, piringan hitam,dan
compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengan ( audio visul) seprti bideo compact disk dan
film
4) Bahan ajar multimedia interaktif ( interactive teaching material ) seperti
compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, computer Assited
intruction (CAI) dan bahan ajarberbasis Web ( Web based learning
materials).

Dari penjelasan di atas, maka perlu di rumuskan konteks strategi


pembelajaran PAI dalam pemanfaatan IT menuju hasil pembelajaran Pai yang
berkualitas. Strategi tersebut antara lain15 :
a. Guru menyunsun dan membuat pelaksanaan instrumen pembelajaran PAI
seperti ( silabus, RPP, modul bahan ajar, sistem, dan analisis instrumen

13
Ibid, hal. 27-28

14
http://yayususanti.blogspot.com/2016/01/pembelajaran-pai-berbasis-internet_17.html. ( di akses
pada tanggal 3 oktober 2019 pukul 19:27 )

15
Ibid

7
penilaian ). Kemudian semua instrumen tersebut di input ke dalam
komputer.
b. Guru memilih media Ityang sesuai dengan karakteristik dan kondisi
sekolah yang meliputi bahan ajar pandang visual maupun Audio atau
menggunakan bahan ajar multimedia interaktif ( interactive teaching
materials ).

Sebenarnya dalam tingkatan implementasi, jika kita kondisiyang nyat


dilapangan sudah banyak guru PAI yang mahir atau menguasai IT namun saja
mereka belum maksimal dalam menggunakannya. Dalam praktek IT
dipembelajaran PAI secara sederhana dapat digambarkan melalui kegiatan
berikut16 :
1) Dalam proses pembelajaran PAI dikelas Guru bisa menggunakan program
power point dalam proses pembelajarannya. Dengan menggunakan
program tersebut Guru bisa langsung menulis point-point penting dalam
materi yang akan di sampaikan. Agar proses pembelajarnya bisa lebih
menarik .
2) Dalam proses pembelajaran PAI di kelas Guru bisa juga menggunakan
penggunaaan media Email untuk menginput atau mengumpulkan tugas
dari peserta didik. Karena dalam mengumpulkan tugas, Guru biasanya
masih menggunakan media buku atau kertas dalam pengumpulan
tugasnya. Maka demikian menggunakan media Email untuk
mengumpulakn tugas bisa sekaligus mendidik siswa untuk mengurangi
global warming ( pemanasan global )
3) Dalam proses belajar PAI Guru bisa menggunakan media mailing list
( percakapan WA grup ) untuk disukusi kelas antara Guru dengan siswa
mengenai sebuah materi yang akan diajarkan. Melalui media ini Guru bisa
berkomunikasi langsung dengan Siswa bisa dari satu kelas ataupun dari
satu sekolah. Dan melaui media ini seorang Guru bisa menginformasikan
sebuah materi pembelajaran yang akan diajarkan dan siswa akan dari
masing-masing grup tersebut bisa mengetahui secara bersamaan.
4) Dalam proses belajar PAI Guru bisa menggunaka sebuah media Web blog
yang mana media ini bisa juga dilakukan baik didalam maupun diluar
kelas. Melalui media ini seorang Guru bisa langsung menampilan sebuah
karya tulisnya kepada siswa yang mana hal tersebut bisa memotivasi siswa
untuk semangat belajar.

16
http://yayususanti.blogspot.com/2016/01/pembelajaran-pai-berbasis-internet_17.html. ( di akses
pada tanggal 3 oktober 2019 pukul 19:27 )

8
Dari keempat penggunaan IT yang bisa dilakukan oleh Guru PAI dalam
proses belajar akan berdampak positif yang menimbulkan suatu ketertarikan
dari siswa terhadap mata pelajaran PAI di sekolah. Sehingga siswa dalam
mengikuti mata pelajaran PAI tidak ada kesan terpaksa melainkan muncul dari
kesadaran diri sendiri yang bisa membuat pembelajaran menjaadi bermakna.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

9
Pendidikan agama Islam merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar
oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas, tersebut dalam Bab Vi Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan
pada Bagian ke Sembilan Pendidikan Keagamaan Pasal 30 isinya, pendidikan
agama di selenggarakan oleh pemerintah dan/ atau kelompok masyarakat dari
pemeluk agama tersebut.
Konten kurikulum PAI disekolah dalam pengembangannya perlu
memperhatikan prinsip-prinsip yang ada. Diatara lain adalah, prisip relevasi,
prinsip fleksibel, prinsip kontiunitas, prinsip efisiensi, dan prinsip praktis.
Model pembelajaran yang berbasis kompetensi, yang usdah dikembangkan
pula model pembelajaran seperti learning strategis, pembelajaran berbasis
inkuiri, active learning, quantum learning, dan masih banyak lagi model
lainyang semua dapat digunakan untuk memeperkaya pelaksanaan
pembelajaran.
Implementasi penggunaan IT yang bisa dilakukan oleh guru PAI dalam
proses belajar akan berdampak positif yang menimbulkan suatu ketertarikan
dari siswa terhadap mata pelajaran PAI di sekolah. Sehingga siswa dalam
mengikuti mata pelajaran PAI tidak ada kesan terpaksa melainkan munucl dari
kesadaran diri sendiri yang bisa membuat pembelajaran menjaadi bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Haidar. 2004. Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

10
Al- Tabany, Badar, Ibnu, Triantono. 2014. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif, Progresif, dan Konseptual. Jakarta: Prena Media Group.

Yayu Susanti, Pembelajaran PAI Berbasis Internet dalam


http://yayususanti.blogspot.com/2016/01/pembelajaran-pai-berbasis-
internet_17.html. ( di akses pada tanggal 3 oktober 2019 pukul 19:27 )

Hery Nugroho, Pembelajaran PAI Berbasis ICT dalam


https://herynugrohoyes.wordpress.com/2012/08/11/pembelajaran-pai-
berbasis-ict/. ( di akses pada tanggal 3 oktober 2019 pukul 19:35 )

11

Anda mungkin juga menyukai