Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

METODE PENGAJARAN AGAMA


Peluang dan Tantangan Pembelajaran PAI
DOSEN PENGAMPU : Dra. Zakiyah

Disusun Oleh :

Alfina Damayanti (1906010016)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PURWOKWRTO

2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan hidayahnya,kita
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW.

Dalam makalah “Peluang dan Tantangan Pembelajaran PAI” kita bermaksud menjelaskan
materi ini. Adapun tujuan selanjutnya adalah untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah
Metode penajaran agama.

Akhir kata tak ada gading yang tak retak,kita mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan kita dalam menyelesaikan tugas ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................................. 2


B. Peluang dan Tantangan Pendidikan Agama Islam......................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 6

DAFTAR PUSAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
terutama pada penjelasan pasal 31 Ayat (1) bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan YME serta
berakhlak mulia. Untuk membentuknya diperlukan pengembangan ketiga dimensi berikut secara
terpadu, yaitu Moral knowing dan Humality ketiga, moral action, yang mencakup: (1) competence
(2) will (3)
habit (Lickona, 1990).
Pada tautan moral action, agar peserta didik terbiasa (habit) memiliki kemauan (will) dan
kompeten (competence) dalam mewujudkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia tersebut,
maka diperlukan pembinaan terpadu. Oleh sebab itu maka tidak salah dalam pasal 37 Undang-
Undang sisdiknas menempatkan pendidikan agama disemua jenjang pendidikan sebagai salah satu
mata pelajaran wajib. Bahkan dalam penjelasan umum ditegaskan bahwa strategi pertama dalam
melaksanakan pembaharuan sistem Pendidikan Nasional adalah “pelaksanaan pendidikan agama
dan akhlak mulia.”
Pelaksanaan pendidikan agama dan akhlak mulia yang salah satunya diimplementasikan
dalam bentuk mata pelajaran pendidikan agama islam (PAI) di semua jenjang pendidikan,
mengandung tantangan untuk segera dijawab dengan perbaikan mutu pendidikan dan usaha-usaha
antisipasi tehadap dampak yang muncul.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian pendidikan agama islam?
2. Jelaskan peluang dan tantangan pemselajaran PAI disekolah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan agama islam
2. Untuk mengetahui peluang dan tantangan pemselajaran PAI disekolah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa arab “tarbiyah” dengan kata kerja “rabba”.
Kata pengajaran dalam bahasa arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerja “’alama”. Pendidikan
dan pengajaran dalam bahasa arabnya “tarbiyah wa ta’lim”. Sedangkan Pendidikan Islam dalam
bahasa arabnya adalah “tarbiyah Islamiya. Pendidikan menurut istilah Drs. Ahmad D. Marimba
dalam bukunya pengantar filsafat pendidikan memberikan definisi pendidikan adalah bimbingan
atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju kepribadian yang utama. Pengertian Pendidikan Agama dapat diartikan sebagai bimbingan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Oleh sebab itu pendidikan dipandang sebagai salah satu
aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian
yang utama.
Secara sederhana, istilah Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan sebagai pendidikan
menurut Islam atau Pendidikan Islam, yakni Pendidikan yang dipahami dan dikembangkan, dan
diajarkan dalam nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya yaitu, Al Qur’an
dan Al Hadits. Dalam pengertian ini Pendidikan Agama Islam dapat berwujud pemikiran dan teori
pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun dan dikembangkan dari sumber sumber dasar
tersebut.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hakekat Pendidikan Agama Islam tersebut
konsep dasarnya dapat dipahami dan dianalisis serta dikembangkan dari Al Qur’an dan Al Hadits,
konsep operasionalnya dapat dipahami, dianalisis, dan dikembangkan dari proses pemberdayaan
pewarisan dan pengembangan ajaran-ajaran agama, budaya dan peradaban Islam dari segi generasi
ke generasi, sedangkan secara praktis dapat dipahami, dianalisis dan dikembangkan dari proses
pembinaan dan pengembangan (pendidikan) pribadi muslim pada setiap generasi dalam sejarah
umat Islam.

2
Dasar ideal pelaksanaan pendidikan agama di Indonesia ialah falsafah negara pancasila
dimana sila yang pertama ialah Ketuhanan Yang Maha Esa, ini menunjukan bahwa seluruh warga
Negara Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yanag Maha Esa yang berarti semua bangsa
Indonesia harus beragama.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dalam bab 6, bagian 9 : pasal 30 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5 memuat tentang pendidikan
keagamaan, yang berbunyi :
a. Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat dari pemeluk agama
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memahami dan mengamalkan nilai- nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.
c. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan dalam jalur pendidikan formal, non formal,
informal.
d. Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, asrama, dan bentuk lain yang
sejenis.
e. Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagai mana dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, ayat
3 dan ayat 4 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
1. Tujuan Pendidikan Agama (Islam)
Pada dasarnya kehidupan manusia di dunia ini mempunyai tujuan, baik kebahagiaan di
dunia maupun di akhirat kelak. Demikian juga tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan yang
pada hakekatnya adalah suatu perwujudan nilai-nilai ideal, yang terbentuk dari pribadi manusia
yang diinginkan. Nilai-nilai tersebut mempengaruhi dan mewarnai pola kepribadian manusia,
sehingga terwujud dalam prilaku lahiriah.
Dalam metodologi pengajaran agama Islam dikatakan bahwa tujuan pendidikan agama
Islam adalah kepribadian muslim yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh
ajaran agama Islam. Orang yang kepribadian muslim dalam Al Qur’an disebut muttaqien karena
itu pendidikan agama Islam berarti juga pembentukan manusia yang bertaqwa.

3
B. Peluang dan Tantangan Pendidikan Agama Islam

1. Peluang pembelajaran PAI


Yaitu untuk mengembangkan akhlak dari peserta didik. Karena seperti sekarang ini
menghadapi era globalisasi semakin pesat, jadi disinilah peluang materi pendidikan agama islam
untuk membangun akhlak para peserta didik.Sekolah memiliki peluang yang sangat besar untuk
menarik minat masyarakat. Ketika mendengar nama tersebut, maka masyarakat akan berbondong-
bondong untuk memasukkan anaknya ke sekolah tersebut, karna dalam benak mereka yang ada
adalah bahwa sekolah akan mendidik anak-anak mereka menjadi anak-anak yang berprestasi,
bukan hanya dalam bidang akademik, namun juga non-akademik.
2. Tantangan pembelajaran PAI
Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Agama, khususnya Pendidikan Agama Islam
sebagai sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan agama Islam
bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan
peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan demikian materi
pendidikan agama bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana
membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan
kehidupannya senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada, dan dalam
posisi apapun mereka bekerja. Maka saat ini yang mendesak adalah bagaimana usaha-usaha yang
harus dilakukan oleh para guru Pendidikan Agama Islam untuk mengembangkan metode-metode
pembelajaran yang dapat memperluas pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran
agamanya, mendorong mereka untuk mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk akhlak
dan kepribadiannya.
Tantangan tersebut dapat dikelompokan dalam dua tantangan pokok, yaitu tantangan eksternal
(makro) dan tantangan internal (mikro).
Tantangan eksternal (makro) berupa tantangan yang sifanya luas, yaitu meningkatkan kualitas
SDM dalam menghadapi percaturan dunia global dengan segala manfaat, roblem dan tantangan-
tantangan yang menyertainya, termasuk kebutuhan life skills. Berupa kecenderungan global yang
perlu diantisipasi oleh dunia pendidikan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia
pendidikan khususnya pendidikan islam dalam menjawab berbagai permasalahan yang timbul

4
dengan mengupayakan sedini mungkin bentuk pembelajaran yang dapat meningkatkan life
skills dalam mempersiapkan anak yang berkarakter.
Sedangkan tantangan internal (mikro) berupa tantangan yang sifatnya terbatas, yaitu yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran PAI dikelas yang dilakukan guru dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran. Tantangan yang harus dihadapi adalah beberapa
problematika, sebagaimana dikemukakan buchori(1992:8), yang menunjukan bahwa praktik
pembelajaran PAI selama ini hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan
kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek efektif, yakni kemauandan
tekad untuk mengamalkan Nilai-nilai ajaran agama.ketidak seimbangan itu mengakibatkan terjadi
kesenjangan antara pengetahuan dan pengalaman, antara teori dan praktek dalam kehidupan nilai
agama atau dalam praktik pendidikan agama berubah menjadi pengajaran agama, sehingga tidak
mampu membentuk pribadi-pribadi bermoral, padahal intsari dari pendidikan agama adalah
pendidikan moral.

5
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN

Dari segi bahasa pendidikan berasal dari bahasa arab “tarbiyah” dengan kata kerja “rabba”.
Kata pengajaran dalam bahasa arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerja “’alama”. Pendidikan
dan pengajaran dalam bahasa arabnya “tarbiyah wa ta’lim”. Sedangkan Pendidikan Islam dalam
bahasa arabnya adalah “tarbiyah Islamiya
Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Agama, khususnya Pendidikan Agama Islam
sebagai sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan agama Islam
bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan
peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia.

6
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta:
Logos, 1999
Maimun, Agus, dan Agus Zaenul Fitri, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan
Alternatif di Era Kompettitf, Malang : UIN-MALIKI PRESS, 2010
Moedjiarto, Sekolah Unggul, Surabaya: Duta Graha Pustaka, 2002
http://tutorialkhen.blogspot.com/2016/02/makalah-makalah-peluang-dan-tantangan.html

Anda mungkin juga menyukai