Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN :

M. Fattah Firdaus, M. Pd.

Di susun oleh :

Aninda Salsabila
Marsiah

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH INSIDA

JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena
hanya dengan berkat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat
serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam gelap ke alam yang terang benderang, dari alam
jahiliyah ke alamyang penuh berkah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada
Bapak M. Fattah Firdaus, M. Pd selaku dosen mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan
Islam. Dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman yang
telah membantu, karena tanpa bantuan tersebut saya tidak mungkin dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh
dan semampunya. Saya berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan
pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi siapa saja yang
membacanya.Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas Agama Islam Makalah ini
saya buat satu jilid yang berisi tentang“ Isu-isu Pendidikan Islam Di Sekolah Umum”
Dalam tiap sub bab yang dibahas merupakan informasi yang sesuai dengan
materi yang sedang dibahas.Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula
dengan makalah ini. Jauhdari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 14 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................  i
Daftar Isi............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah... ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum.................... 2  
B. Tujuan da Ruang Lingkup Pendidikan Islam...................................... 3
C. Problematika Pengajaran PAI di Sekolah Umum................................ 4
D. Kelemahan Pendidikan Islam di Sekolah Umum……………………. 5
E. Solusi Problematika dan Kelemahan Pendidikan Islam……………... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 8
B. Saran-saran ........................................................................................... 8
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan umat
manusia. Karenanya manusia harus senantiasa mencari dan menuntut ilmu
pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu
factor penting yang mengharuskan manusia untuk selalu mengembangkan
keilmuannya agar dapat beradaptasi di dunia modern yang kaya akan kemajuan ilmu
dan teknologi.
Sekolah merupakan sarana dan tempat menuntut ilmu bagi para peserta didik, juga
tempat memperkaya dan memperluas keilmuan peserta didik.[1]
Pendidikan agama islam di sekolah umum hingga saat ini, masih menghadapi
berbagai persoalan dan tantangan serta kritikan dari berbagai pihak, baik dalam
lingkup internal maupun eksternal.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas, kami membuat suatu
rumusan masalah tentang isu-isu pendidikan agama Islam di sekolah umum, yang
meliputi :
1. Apa pengertian pendidikan islam di sekolah umum?
2. Uraikan tujuan dam ruang ligkup pendidikan agama islam!
3. Apa problematika pengajaran PAI di sekolah umum?
4. Apa saja kelemahan dari pendidikan islam di sekolah umum?
5. Bagaimana solusi dari problematika pendidikan Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Pengertian pendidikan islam di sekolah umum
2. Tujuan dan ruang lingkup pendidikan agama islam
3. Problematika pengajaran PAI di sekolah umum
4. Kelemahan pendidikan islam di sekolah
5. Solusi problematika pendidikan islam

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum
Mendefinisikan pengertian pendidikan ditinjau dari berbagai tokoh tentu
memiliki berbagai perbedaan, tetapi untuk memahami pengertian pendidikakn paling
tidak dibutuhkan dua pengertian :
Menurut Ngalim Purwanto yang dikutip oleh Akmal Hawi Pendidikan adalah
pimpinan yang diberikan denga sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi
masyarakat.
Menurut Hasan Langgulung dikutip oleh Akmal Hawi Pendidikan merupakan
proses pemindahan nilai pada suatu masyarakat kepada setiap individu yang ada di
dalamnya dan proses pemindahan niali-nilai budaya itu melalui pengajaran dan
indoktrinasi.[2]
Jadi, Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang
untuk membantu seorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup. [3]

Istilah islam dapat dimaknai sebagai islam wahyu. Islam wahyu meliputi Al-
Qur’an hadis-hadis Nabi.[4]

Yusuf al- Qardhawy memberikan pengertian bahwa,´pendidikan islam adalah


pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya.[5]
Menurut Prof. Dr. Jalaluddin yang di kutip oleh Akmal Hawi, pendidikan Islam
yaitu usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi manusia secara optimal
agar dapat menjadi pengabdi Allah yang setia, berdasarkan dan dengan pertimbangan
latar belakang perbedaan individu, tingkat usaha, jenis kelamin, dan lingkungan
masing-masing.

Jadi, pengertian tersebut akan terlihat jelas bahwa Islam menekankan


pendidikan pada tujuan utamanya yaitu pengabdian kepada Allah secara optimal.
Dengan berbekal ketaatan itu, diharapkan manusia itu dapat menempatkan garis
kehidupannya sejalan dengan pedoman yang telah ditentukan sang pencipta.
Kehidupan yang demikian itu akan memberi pengaruh kepada diri manusia, baik
selaku pribadi maupun sebagai makhluk sosial, yaitu berupa dorongan untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang aman, damai, sejahtera dan berkualitas di
lingkungannya

2
Di dalam UUSPN No. 2/1989 Pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi kurikulum
setiap jenis, dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain pendididkan agama.
Dan dalam penjelasannya dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha
untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang berangkutan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan
antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Dalam konsep Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus


diaktualisasikan dalam bentuk amal saleh, sehingga mengahasilkan prestasi rohani
(iman) yang disebut takwa. Amal saleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan
hubungan manusia dan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk
kesalehan pribadi, hubungan manusia dengan sesamanya yang membentuk kesalehan
terhadap alam sekitar. Kualitas amal saleh ini akan menentukan derajat ketakwaan
(prestasi rohani/iman) seseorang dihadapan Allah Swt.[6]

Dalam arti keyakinan beragama, (sebagai hasil pendidikan agama) diharapkan


mampu memperkuat upaya penguasaan dan pengembagan iptek, dan sebaliknya,
pengembagan iptek berkeyakinan beragama. Sedangkan agamalah yang bisa menuntut
manusia untuk memilih mana yang patut, bisa, benar, dan baik untuk dijalankan dan
dikembangkan. Disinila letak peranan pendidikan agama islam dan sekaligus
pendidikan (GPAI disekolah) dan mengantisipikasi perkembangan kemajuan iptek.
Dalam arti mampukah guru pendidikan agama islam menegakan landasan akhlakul
karimah yang menjadi tiang utama ajaran agama islam, tatkala dominasi temuan iptek
sudah demikian hebat dan menguasai segala perbuatan dan pikiran umat manusia.[7]

Antara ilmu pengetahuan dan pendidikan islam tidak dapat dipisahkan karena
perkembangan masyarakat islam, serta tuntutannya dalam membagun manusia
seutuhnya (jasmani dan rohani) sangat ditentukan oleh kualitas ilmu pengetahuan
yang dicerna melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tidak hanya menggali dan
mengembangkan sains, tetapi juga dan lebih penting lagi dapat yaitu dapat
menemukan konsep baru ilmu pengetahuan yang utuh, sehingga dapat membagun
masyarakat islam sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang diperlukan.[8]

B. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


Tujuan pendidikan ialah pembangunan manusia seutuhnya. Manusia seutuhnya
mencakup unsur-unsur jasmani dan rohani. Oleh karna itu, perkembangan lahiriah dan
batiniyah yang selaras, serasi, dan seimbang harus tercapai.[9]

3
Seperti halnya dasar pendidikannya maka tujuan pendidikan Islam juga identik
dengan tujuan Islam itu sendiri. Hal ini sempat menimbulkan pandangan yang
beragam daripada ahli didik terhadap pendidikan Islam.

Menurut Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk


manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Selama hidupnya dan matinya
pun tetap dalam keadaan muslim. Pendapat ini berdasarkan firman Allah dala Q.S. Ali
Imran ayat 102 :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar benarnya
takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan musim”.

Secara umum tujuan pendidikan agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan


keimanan, penghayatam, dan pengalaman peserta didik tentang agama, Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup materi PAI (kurikulum
1994) pada dasarnya mencakup delapan unsur pokok, yaitu Al-Qur’an Hadis,
keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak dan tarikh (sejarah Islam) yang
menekankan pada perkrmbangan politik. Pada kurikulum tahun 1999 di dapat menjadi
empat unsur pokok yaitu Al-Qur’an Hadis, Aqidah akhlak, fiqh atau bimbingan
ibadah, serta tarikh atau sejarah Islam yang menekankan pada perkembangan ajaran
agama Islam, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.[10]

C. Problematika Pengajaran PAI di Sekolah Umum


Menurut Ahmadi yang dikutip oleh Akmal Hawi, pendidikan adalah suatu aktivitas
yang merupakan proses itu banyak dijumapai probelema yang memerlukan pemikiran
dan pemecahannya. Proses problematika yang menyangkut proses pendidikan yaitu
5W 1H:
a. Problematika Who
Dalam pendidikan, problematika Who adalah masalah pendidikan (Subyek) yang
melaksanalkan aktivitas pendidikan dan masalah anak didik (Obyek) yang dikenai
sasaran aktivitas pendidikan.
 Problem Pendidikan
 Problem anak didik
 Minat Siswa
 Perhatian Siswa
 Cara Belajar Siswa

4
b. Problematika Why
Dalam proses pendidikan, tidak semua pelaksanannya bisa berjalan dengan lancar,
tetapi juga akan dijumpai rintangan-rintangan/hambatan. Kesulitan tersebut bisa
terdapat pada semua faktor pendidikan yang menghabat jalannya proses pendidikan.

c. Problematika Where (Pola Pendidikan Islam dalam Keluarga)


Ada tiga tempat pendidikan bagi seorang anak yaitu, keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Sistem pendidikan pada masing-masing tempat tersebut tidak sama dan
modelnya pun berbeda. Problem pendidikan sebagai pendidikan anak-anak antara lain
situasi keluarga itu sendiri dan letak dan kualitas keluarga itu betada dimana.

d. Problematika When
Masalah when (kapan) yaitu kapan bagusnya saat yang tepat untuk memberikan
suatu pujian bagi tingkat perilaku anak didik yang positif, pemberian tugas. Berkenaan
dengan usia anak sebaiknya harus tahu kapan waktu-waktunya untuk memberikan
berbagai model pendidikan kepada anak sesuai tingkat usianya.

e. Problematika What
Problem What (apa) menyangkut dasar, tujuan, bahan/materi, sarana, prasarana,
dan media.

f. Problematika How
Masalah how (bagaimana) berkenaan dengan cara didik/metode yang digunakan
dalam proses pendidikan. Anak didik mempunyai bakat yang berbeda-beda.
Pendidikan harus mengakui adanya perbedaan itu.

D. Kelemahan Pendidikan Islam di Sekolah Umum


Beberapa kelemahan dari pendidikan agama islam disekolah, baik dalam
pemahaman materi pendidikan agama islam maupun dalam pelaksanaannya, yaitu:
 Dalam bidang teologi, ada kecendrungan mengarah pada paham patalisti
 Bidang akhlak yang berorientasi pada urusan sopan santun dan belum dipahami
sebagian keseluruhan peribadi manusia beragama
 Dalam ibadah diajarkan sebagai kegiatan rutin agama dan kurang ditekankan
sebagai proses pembentukan keperibadian

5
 Dalam bidang hukum cendrung dipelajari sebagai tata turan yang tidak akan
berubah sepanjang masa dan kurang memahami dinamikan dan jiwa hukum
islam.
 Agama islam cendrung diajarkan dogma dan kurang mengembangkan
raionalitas secara kecintaan ada kemajuan pengetahuan.

Salah satu masalah yang sering dikemukakan para pengamat pendidikan Islam
adalah adanya kekurangan jam pelajaran untuk pengajaran agama Islam yang
disediakan di sekolah-sekolah umum. Masalah inilah yang dianggap sebagai penyebab
utama timbulnya kekurangan para pelajar dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran agama.

E. Solusi dari Problematika dan Kelemahan Pengajaran PAI


Upaya yang dapat dilakukan untuk melaksanak dan mengembangkan kurikulum
PAI di SMP dan SMA pada masa yang akan datang, menurut Abdurahmansya dan M.
Fauzi yang dikutip oleh Akmal Hawi adalah:

1) Pelaksanaan pendidikan agama Islam harus lebih etensif dengan lebih


menekankan pada pendidikan akhlak.
2) Penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam pada masa
yang akan datang harus menggunakan pendekatan intersipliner yaitu dengan
melibatkan para pakar dalam bidang ilmu yang lain.
3) Agar pelaksanaan kurikulum pendidikan agama Islam dapat berjalan dengan
baik dan mencapai hasil maksimal maka jam pelajarannya perlu di tambah dari
2jam/minggu menjadi 4jam/minggu.
4) Pendekatan ekstrakulikuler pengajaran PAI harus di bawa ketatanan realitas
sosial, tidak hanya sebatas teori dan berlangsung dalam kelas semata.
5) Evaluasi yang harus dikembangkanadalah mengukur sikap prilaku
keberagaman.
6) Perlunya meningkatkan fasilitas, kualitas keilmuan dan kesejahteraan guru
agama serta menciptakan pendidikan yang lebih kondusif dan agamis.[11]

Abuddin Nata dalam bukunya Manajemen Pendidikan memberikan solusi. Solusi


tersebut yaitu :
a) Mengubah orientasi dan fokus pengajaran agama yang semula berpusat pada
pemberian pengetahuan agama dalam arti memahami dan menghafal ajaran
agama sesuai kurikulum, menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada
pengalaman dan pembentukan sikap keagamaan melalui pembiasaan hidup
sesuai dengan agama.

6
b) Melakukan kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang sesuai dengan kebutuhan
dengan penekanan utamanya pada pengamalan agama dalam kehidupan sehari-
hari.
c) Meningkatkan perhatian, kasih sayang, bimbingan dan pengawasan yang
diberikan oleh orang tuanya di rumah dan guru di sekolah.
d) Melaksanakan tradisi keislaman yang didasarkan pada al Qur’an dan as-sunnah
yang disertai dengan penghayatan dan pesan moral yang terkandung di
dalamnya pembinaan sikap keagamaan melalui media informasi dan
komunikasi.[12]

7
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hati,
rohani dan jasmani, akhlak dan keterampilannya. Pengertian tersebut akan terlihat
jelas bahwa Islam menekankan pendidikan pada tujuan utamanya yaitu pengabdian
kepada Allah secara optimal.
Problematika yang menyangkut proses pengajaran PAI yaitu 5W 1H:
Problematika Who
Problematika When
Problematika Where
Problematika What
Problematika Why
Problematika How

Solusi dari Problematika Pengajaran PAI:


 Pelaksanaan pendidikan agama Islam harus lebih etensif dengan lebih
menekankan pada pendidikan akhlak.
 Penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam pada masa
yang akan datang harus menggunakan pendekatan intersipliner yaitu dengan
melibatkan para pakar dalam bidang ilmu yang lain.
 Agar pelaksanaan kurikulum pendidikan agama Islam dapat berjalan dengan
baik dan mencapai hasil maksimal maka jam pelajarannya perlu di tambah dari
2jam/minggu menjadi 4jam/minggu.
 Pendekatan ekstrakulikuler pengajaran PAI harus di bawa ketatanan realitas
sosial, tidak hanya sebatas teori dan berlangsung dalam kelas semata.
 Evaluasi yang harus dikembangkan adalah mengukur sikap prilaku
keberagaman.
 Perlunya meningkatkan fasilitas, kualitas keilmuan dan kesejahteraan guru.

B. Saran-saran
Sebelum terlambat, sekolah umum disarankan untuk lebih memperhatikan masalah
kualitas pendidikan islam ini bagi para siswa-siswinya

8
9
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, 1999, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persada: Jakarta
Hawi, Akmal, 2008, Kapita Selekta Pendidikan Islam, IAIN Raden Fatah Pers:
Palembang
http://www.scribd.com/doc/38626958/Tugas-Kapita-Selekta-Pendidikan di akses,
Jum’at, 20 Juli 2012, jam 09.30
http://abdwahidhoriz.wordpress.com/2012/07/14/pendidikan-agama-di-sekolah-
umum/ di akses, Jum’at, 20 Juli 2012, jam 09.45
Qomar, Mujamil, 2007, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga:Malang
Sagala, Syaiful, 2009, Administrasi Pendidikan Kontenporer, Alfabeta: Bandung
Sutingkir, 1985, Membina Siswa, Mutiara Sumber Widia: Jakarta
[1]http://abdwahidhoriz.wordpress.com/2012/07/14/pendidikan-agama-di-sekolah-
umum/
[2] Akmal Hawi, Kapita Selekta Pendidikan Islam , (IAIN Raden Fatah Pers:
Palembang, 2008) Hlm. 54-55
[3] Syaiful Sagaala, Administrasi Pendidikan Kontenporer, (Alfabeta: Bandung, 2009)
Hlm. 1
[4] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Erlangga: Malang, 2007 ) Hlm.
15
[5] http://www.scribd.com/doc/38626958/Tugas-Kapita-Selekta-Pendidikan
[6] Akmal Hawi, Op Cit., Hlm. 54-56
[7] Akmal Hawi, Ibid., Hlm. 65
[8] Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam ,(Raja Grafindo Persada: Jakarta,
1999) Hlm 6
[9] Sutingkir, Membina Siswa, (Mutiara Sumber Widia: Jakarta, 1985) Hlm. 22
[10] Akmal Hawi, Op Cit., Hlm. 56-61

[11] Akmal Hawi, Op Cit., Hlm. 70-89

[12]http://abdwahidhoriz.wordpress.com/2012/07/14/pendidikan-agama-di-sekolah-
umum/

10

Anda mungkin juga menyukai