Puji syukur kami Ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Mensyukuri
Nikmat” pada mata kuliah Pendidikan Karakter.
Kami harap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada
beliau yang telah memberikan bantuan , dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah , Amin Yaa Robbal ‘Alamin .
Dalam penulisan makalah ini mungkin masih ada kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi yang disampaikan, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kebaikan kedepannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nikmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia, merupakan pemberian
yang terus menerus, dengan bermacam-macam bentuk lahir dan batin. Hanya
manusia sajalah yang kurang pandai memelihara nikmat, sehingga ia merasa
seolah-olah belum diberikan sesuatupun oleh Allah. Disebabkan ia tidak
bersyukur kepada Allah dan tidak merasakan bahwa Allah telah memberi
kepadanya sangat banyak dari permintannya.
Nikmat yang sangat besar bagi manusia adalah nikmat iman. Termasuk
orang yang menyia-nyiakan nikmat Allah adalah orang yang menggunakan
nikmat Allah tidak pada tempatnya, atau menggunakan nikmat Allah untuk
kemaksiatan. Termasuk sifat yang angkuh terhadap Allah Swt jika ia merasa
bahwa semua yang ada padanya adalah karena kepandaian dan keistimewaan diri
manusia itu sendiri. Perasaan seperti ini memudarkan Tauhid dari dalam jiwanya.
Oleh karena itu, kita sebagai makhluk Allah yang senantiasa mengharapkan
keridhoan-Nya diharapkan diberi kesadaran dalam mensyukuri nikmat yang
sungguh besar yang telah Allah berikan kepada kita.
B. Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai penjelasan tentang
Mensyukuri Nikmat.
C. Batasan Masalah
1. Pengertian dan Penjelasan Mensyukuri Nikmat
2. Dalil / Hadits
3. Kisah Nyata tentang Mensyukuri Nikmat
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa tahun kemudian unta, sapi, dan kambing yang telah diberikan
kepada orang miskin yang sakit kusta, gundul, dan buta telah berkembang
biak. Dari hari kehari binatang ternak itu selalu bertambah. Orang yang
semula berpenyakit kusta, sekarang telah menjadi orang kaya yang memiliki
peternakan unta. Orang yang semula berpenyakit gundul, telah menjadi
seorang peternak sapi yang kaya raya. Sedangkan orang yang semula buta
telah menjadi peternak kambing yang sukses. Pada suatu hari datanglah
seorang malaikat yang menjelma menjadi orang yang berpenyakit kusta.
malaikat itu berkata, "Tuan saya ini orang miskin yang kehabisan bekal di
jalan. Tolonglah saya, tuan...!! Berikanlah saya bekal untuk melanjutkan
perjalanan!" Orang kaya yang dulunya berpenyakit kusta itu menjawab, "Maaf
saya sedang tidak bisa membantu, saya sedang banyak utang." Malaikat itu
berkata pula, "Rasa-rasanya saya pernah kenal tuan. Bukankah dulu tuan
orang miskin yang berpenyakit kusta menjijikkan?" Orang itu menyangkal,
"Tidak! itu tidak benar! Harta ini semata-mata dari ayah dan kakekku."
Malaikat pun berkata, "Apabila tuan berdusta, semoga Allah menjadikan tuan
seperti semula." Setelah itu malaikat mendatangi orang kaya yang dulunya
orang miskin yang berpenyakit gundul. Kepadanya malaikat berpura - pura
memohon bantuan sebagaimana dikatakan kepada orang kaya yang pertama
tadi. Jawaban yang diterima malaikat, sama dengan orang yang pertama, yaitu
penolakan dan ingkar. Malaikat pun berkata, "Apabila tuan berdusta dan
ingkar, semoga Allah menjadikan tuan seperti keadaan tuan semula."
Terakhir, malaikat datang kepada orang kaya yang dulunya ia miskin dan
menderita penyakit buta. malaikat pun mengutarakan maksudnya sebagaimana
diutarakan kepada orang kaya yang pertama dan kedua. Orang yang dulunya
buta menjawab, "Betul, dulunya saya ini buta, kemudian Allah
mengembalikan penglihatan saya. Untuk itu saya bersyukur kepada Allah.
Ambillah harta saya ini sekehendakmu. Sisakanlah untuk saya sekehendakmu
pula. Saya ikhlas memberikannya." Malaikat berkata, "Peliharalah hartamu,
saya tidak akan mengambilnya. Saya hanya menguji. Ternyata kamu lulus
ujian ini. dengan demikian kamu diridhai Allah dan kedua temanmu dibenci-
Nya."
Demikianlah kisah tiga orang yang sama - sama menderita, sama-sama
berjanji akan berbuat baik manakala penderitaannya sudah berganti dengan
kesenangan. Akan tetapi, ternyata yang dua orang tidak bersyukur terhadap
nikmat yang diberikan Allah. Allah membenci kedua orang yang ingkar atau
kufur nikmat itu dan mengembalikannya seperti keadaan semula. Sebaliknya,
orang yang mensyukuri nikmat Allah akan mendapat Ridha-Nya dan
ditambahkan rizkinya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bersyukur berarti kita mensyukuri apa yang diberikan ALLAH SWT
kepada kita dengan kekuatan iman dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak
ada yang sia- sia. Kita dapat mensyukuri nikmat dengan cara berdzikir, dengan
lisan kita dapat mengucapkan alhamdulilla, dengan hati yaitu meyakini bahwa
segala bentuk nikmat & berkah datangnya semata hanya dari ALLAH
SWT dan kita dapat mensyukuri nikmat ALLAH SWT dengan perbuatan kita
dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Segala bentuk syukur kita merupakan rasa terimakasih kita kepada
ALLAH SWT, dan manusia yang tidak mau bersyukur maka ia akan rugi
karena ALLAH SWT tidak membutuhkan rasa syukurpun dia tidak akan
dirugikan yang pada dasarnya ALLAH SWT maha kaya akan sesuatu
melainkan orang yang bersyukur ia mensyukuri untuk dirinya sendiri.
B. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan
maupun dosen pembimbing dalam upaya penyempurnaan makalah ini.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya,
karena saya adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, alfa dan lupa.