Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENSYUKURI NIKMAT

OLEH :

1. Widya putri 4.Lia agustina 7.Aulia

2. Moh alparizi 5.Deswita 8.Rodian

3. Rifka Fadia 6.Indira 9.ulfiatun

SMA NEGERI 1 AIKMEL

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami Ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Mensyukuri
Nikmat”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk


menyelesaikan tugas yang telah di berikan pak guru kepada kami.

Kami harap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada
beliau yang telah memberikan bantuan , dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah , Amin Yaa Robbal ‘Alamin .

Dalam penulisan makalah ini mungkin masih ada kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi yang disampaikan, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kebaikan kedepannya.

Aikmel, 5 September 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nikmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia, merupakan pemberian
yang terus menerus, dengan bermacam-macam bentuk lahir dan batin. Hanya
manusia sajalah yang kurang pandai memelihara nikmat, sehingga ia merasa
seolah-olah belum diberikan sesuatupun oleh Allah. Disebabkan ia tidak
bersyukur kepada Allah dan tidak merasakan bahwa Allah telah memberi
kepadanya sangat banyak dari permintannya.
Nikmat yang sangat besar bagi manusia adalah nikmat iman. Termasuk
orang yang menyia-nyiakan nikmat Allah adalah orang yang menggunakan
nikmat Allah tidak pada tempatnya, atau menggunakan nikmat Allah untuk
kemaksiatan. Termasuk sifat yang angkuh terhadap Allah Swt jika ia merasa
bahwa semua yang ada padanya adalah karena kepandaian dan keistimewaan diri
manusia itu sendiri. Perasaan seperti ini memudarkan Tauhid dari dalam jiwanya.
Oleh karena itu, kita sebagai makhluk Allah yang senantiasa mengharapkan
keridhoan-Nya diharapkan diberi kesadaran dalam mensyukuri nikmat yang
sungguh besar yang telah Allah berikan kepada kita.

B. Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai penjelasan tentang
Mensyukuri Nikmat.

C. Batasan Masalah
1. Pengertian dan Penjelasan Mensyukuri Nikmat
2. Dalil / Hadits
3. Kisah Nyata tentang Mensyukuri Nikmat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Penjelas Mensyukuri Nikmat


1. Pengertian Bersyukur
Bersyukur kepada Allah pada hakikatnya adalah mengakui bahwasannya
segala kenikmatan yang ada pada diri kita dan semua makhluk ciptaanNya
adalah berasal dari Allah Ta'ala. Dalam bahasa mudahnya bersyukur adalah
berterima kasih. Kita seringkali berterima kasih kepada sesama manusia, tetapi
melupakan satu hal yang justru harus kita lakukan yaitu mensyukuri nikmat
Allah yang ada pada diri kita semuanya.
Dalam agama pengertian bersyukur bahwa syukur adalah menunjukkan
adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian
dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan
melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota
badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah". Ini adalah pengertian
syukur menurut Ibnul Qayyim. Dan 3 hal di atas adalah cara mensyukuri
nikmat Allah atas diri kita.
Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan atau tidak mau
untuk menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan
adalah dari Allah Ta’ala. Kita berlindung kepada Allah dari sifat kufur nikmat
ini aamiin. Bila kita pandai dalam mensyukuri nikmat Allah maka hal ini akan
mendatangkan nikmat-nikmat Allah lainnya.
2. Tanda-Tanda Orang yang Bersyukur
a) Mengakui, memahami, serta menyadari bahwa Allah-lah yang
telah memberikan nikmat. Pengertiannya di sini adalah bahwa segala
nikmat pada dasarnya Allah yang memberikan kepada kita. Manusia
adalah juga merupakan perantara dari Pemberi Nikmat yang
sesungguhnya yaitu Allah. Orang yang bersyukur senantiasa
menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah Ta’ala,
bukan kepada makhluk atau pun lainnya.

b) Orang bersyukur akan menunjukkan dalam bentuk ketaatan


kepada Allah. Jadi tanda mensyukuri nikmat Allah adalah
menggunakan nikmat tersebut dengan beribadah dan taat menjalankan
ajaran agama. Keanehan bila orang mengakui nikmat Allah, tetapi
tidak mau menjalankan ajaran agama seperti halnya sholat, enggan
belajar agama dan sejenisnya.

3. Bentuk atau wujud rasa syukur itu dapat dilakukan antara lain dengan
beberapa cara:
a) Bersyukur dengan hati dan perasaan. Maksudnya adalah dengan
mengakui, mengimani dan meyakini bahwa segala bentuk kenikmatan
ini datangnya hanya dari Allah SWT semata.
b) Bersyukur dengan lisan. Caranya adalah dengan kita memperbanyak
ucapan Alhamdulillah (segala puji milik Allah) wasysyukru lillah (dan
segala bentuk syukur juga milik Allah).
c) Bersyukur dengan perbuatan. Yaitu perbuatan dalam bentuk ketaatan
kita menjalankan segala apa yang diperintah dan menjauhi segala apa
yang dilarangNya.
d) Bersyukur dengan harta benda.

Dengan mensyukuri nikmat Allah SWT manusia akan mendapat berkah


dan karunia yang lebih banyak lagi dariNYA, sebagaimana QS Ad-Dhuha ayat
11 : "Dan terhadap Nikmat Tuhanmua, maka hendaklah kamu menyebutNYA
(dengan bersyukur)".Demikian pula QS. Ar-Rahman berkali-kali
menyebutkan : "maka Nikmat Rabb yang manalagi yang kamu dustakan". Bila
masih ada Pertanyaan tentang adanya keraguan kita untuk tidak mensyukuri
nikmat Allah, baiknya anda berhenti sejenak dari kesibukan dunia untuk
menyadari segeralah bersyukur. Semoga Allah senantiasa meridhoi langkah
hidup kita semua.
4. Hakikat bersyukur
Manusia adalah makhluk ALLAH SWT yang diciptakan dalam bentuk
yang sebaik-baiknya dan diciptakan untuk menyembah hanya kepada-Nya
seraya bersyukur atas hidup untuk mencapai kedudukan yang tertinggi di
akhirat kelak. Jika kita fikir dahulunya kita tercipta dengan ilmu pengetahuan
yang sedikit dan hanya bisa sedikit berbuat, kini kita memiliki banyak ilmu
pengetahuan serta nikmat yang banyak. Lantas bagaimana kita tidak
bersyukur? Sementara balasan yang dijanjikan ALLAH SWT apabila
hambanya mensyukuri nikmat-Nya, adalah kenikmaatannya akan ditambah
dan dilipat gandakan nikmat–nikmatnya yang lain.

B. Dalil / Hadits mengenai Mensyukuri Nikmat


1. ‫َو ِإْذ َتَأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئْن َشَكْر ُتْم َأَلِزيَد َّنُك ْم َو َلِئْن َكَفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبي َلَش ِد يٌد‬
Artinya:Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih. (Qs. Ibrahim:7).
2. ‫َتْكُفُروِن َو اَل ِلي َو اْشُك ُروا َأْذ ُك ْر ُك ْم اْذ ُك ُروِني َف‬
Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku. (QS: Al-Baqarah Ayat: 152)
3. ‫َباِن ُتَك ّذ َر ِّبُك َم ا آاَل ِء َفِبَأِّي‬
Artinya: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS: Ar-Rahmaan Ayat: 18).
4. “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik” kepada dua
orang ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya
kepada-Kulah kamu akan kembali.” QS. Luqman : 14.
5. “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya
adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang
mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang
demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa
kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan
kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999
dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu)

C. Kisah Nyata Mensyukuri Nikmat


Kisah Orang Yang Mensyukuri dan Tidak Mensyukuri Nikmat Allah

Ada tiga orang Bani Israil yang telah diuji oleh Allah SWT. Ketiga orang
tersebut masing- masing menderita penyakit, ada yang menderita penyakit
kusta, ada yang menderita penyakit gundul (tidak berambut), dan yang
terakhir menderita penyakit buta. Ketika itu Allah mengutus malaikat untuk
menemui mereka. Pertama, malaikat bertanya kepada orang yang sakit kusta,
"Apa yang engkau inginkan?". "Aku ingin rupa yang bagus dan kulit yang
halus, sehingga orang tidak jijik kepadaku", jawab orang yang berpenyakit
kusta. Malaikat mengusap tubuh orang itu. seketika lenyaplah penyakit yang
menjijikkan dari tubuh orang itu. Malaikat bertanya lagi, "harta apa yang
engkau inginkan?".

"unta", jawab orang itu. Lalu diberi unta yang sedang mengandung kepada
orang itu.

Selanjutnya malaikat bertanya kepada orang yang berpenyakit gundul,


"Apa yang engkau inginkan?". "Rambut", jawab orang gundul itu. Malaikat
menyapu kepala orang itu. seketika tumbuhlah rambut di kepala orang yang
gundul itu. Malaikat bertanya pula, "harta apa yang engkau inginkan?" "Aku
menginginkan sapi", jawab orang itu. Maka diberikan kepada orang itu seekor
sapi yang sedang mengandung.

Setelah itu malaikat datang kepada orang yang buta dan bertanya, "Apa yang
engkau inginkan?" Orang buta itu menjawab, "Saya ingin melihat kembali."
Malaikat pun mengusap muka orang buta itu. seketika itu pula orang buta itu
dapat melihat kembali. Kemudian malaikat bertanya lagi, "Harta apa yang
engkau inginkan?" "Kambing", jawab orang itu, Maka diberi kepada orang itu
seekor kambing yang sedang mengandung.

Beberapa tahun kemudian unta, sapi, dan kambing yang telah diberikan
kepada orang miskin yang sakit kusta, gundul, dan buta telah berkembang
biak. Dari hari kehari binatang ternak itu selalu bertambah. Orang yang
semula berpenyakit kusta, sekarang telah menjadi orang kaya yang memiliki
peternakan unta. Orang yang semula berpenyakit gundul, telah menjadi
seorang peternak sapi yang kaya raya. Sedangkan orang yang semula buta
telah menjadi peternak kambing yang sukses. Pada suatu hari datanglah
seorang malaikat yang menjelma menjadi orang yang berpenyakit kusta.
malaikat itu berkata, "Tuan saya ini orang miskin yang kehabisan bekal di
jalan. Tolonglah saya, tuan...!! Berikanlah saya bekal untuk melanjutkan
perjalanan!" Orang kaya yang dulunya berpenyakit kusta itu menjawab, "Maaf
saya sedang tidak bisa membantu, saya sedang banyak utang." Malaikat itu
berkata pula, "Rasa-rasanya saya pernah kenal tuan. Bukankah dulu tuan
orang miskin yang berpenyakit kusta menjijikkan?" Orang itu menyangkal,
"Tidak! itu tidak benar! Harta ini semata-mata dari ayah dan kakekku."
Malaikat pun berkata, "Apabila tuan berdusta, semoga Allah menjadikan tuan
seperti semula." Setelah itu malaikat mendatangi orang kaya yang dulunya
orang miskin yang berpenyakit gundul. Kepadanya malaikat berpura - pura
memohon bantuan sebagaimana dikatakan kepada orang kaya yang pertama
tadi. Jawaban yang diterima malaikat, sama dengan orang yang pertama, yaitu
penolakan dan ingkar. Malaikat pun berkata, "Apabila tuan berdusta dan
ingkar, semoga Allah menjadikan tuan seperti keadaan tuan semula."

Terakhir, malaikat datang kepada orang kaya yang dulunya ia miskin dan
menderita penyakit buta. malaikat pun mengutarakan maksudnya sebagaimana
diutarakan kepada orang kaya yang pertama dan kedua. Orang yang dulunya
buta menjawab, "Betul, dulunya saya ini buta, kemudian Allah
mengembalikan penglihatan saya. Untuk itu saya bersyukur kepada Allah.
Ambillah harta saya ini sekehendakmu. Sisakanlah untuk saya sekehendakmu
pula. Saya ikhlas memberikannya." Malaikat berkata, "Peliharalah hartamu,
saya tidak akan mengambilnya. Saya hanya menguji. Ternyata kamu lulus
ujian ini. dengan demikian kamu diridhai Allah dan kedua temanmu dibenci-
Nya."

Demikianlah kisah tiga orang yang sama - sama menderita, sama-sama


berjanji akan berbuat baik manakala penderitaannya sudah berganti dengan
kesenangan. Akan tetapi, ternyata yang dua orang tidak bersyukur terhadap
nikmat yang diberikan Allah. Allah membenci kedua orang yang ingkar atau

kufur nikmat itu dan mengembalikannya seperti keadaan semula. Sebaliknya,


orang yang mensyukuri nikmat Allah akan mendapat Ridha-Nya dan
ditambahkan rizkinya.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Bersyukur berarti kita mensyukuri apa yang diberikan ALLAH SWT
kepada kita dengan kekuatan iman dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak
ada yang sia- sia. Kita dapat mensyukuri nikmat dengan cara berdzikir, dengan
lisan kita dapat mengucapkan alhamdulilla, dengan hati yaitu meyakini bahwa
segala bentuk nikmat & berkah datangnya semata hanya dari ALLAH
SWT dan kita dapat mensyukuri nikmat ALLAH SWT dengan perbuatan kita
dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Segala bentuk syukur kita merupakan rasa terimakasih kita kepada
ALLAH SWT, dan manusia yang tidak mau bersyukur maka ia akan rugi
karena ALLAH SWT tidak membutuhkan rasa syukurpun dia tidak akan
dirugikan yang pada dasarnya ALLAH SWT maha kaya akan sesuatu
melainkan orang yang bersyukur ia mensyukuri untuk dirinya sendiri.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan
maupun guru dalam upaya penyempurnaan makalah ini. Apabila ada terdapat
kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena saya adalah
hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, alfa dan lupa.

Anda mungkin juga menyukai