Anda di halaman 1dari 4

MENSYUKURI NIKMAT ALLAH SWT

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia di antara makhluk-makhluk lainnya.
Kemuliaan itu dikarenakan manusia oleh Allah dibekali dengan berbagai sarana untuk bisa bersaing
dengan makhluk-makhluk lain. Sarana yang paling berharga yang dimiliki oleh manusia adalah
akal dan pikirannya. Dengan akal dan pikiran inilah manusia dapat mempelajari berbagai ilmu dan
juga membekalinya dengan ajaran agama sehingga manusia dapat menjadi khalifah di muka bumi
dan melaksanakan ibadah kepada Allah Swt. Karena itulah manusia wajib bersyukur kepada Allah
Swt. yang telah memberikan akal kepadanya. Syukur berarti berterima kasih dan memuji kepada
yang telah memberi kenikmatan atau kebaikan.
Orang yang bersyukur kepada Allah Swt. berarti orang yang berterima kasih kepada Allah
Swt. dengan memuji-Nya atas kenikmatan yang telah diterimanya dari-Nya. Syukur merupakan
akibat dari adanya nikmat yang telah diterima dari pemberi nikmat, sedang pujian merupakan sifat
mulia yang melekat pada diri yang dipuji. Sebagai contoh, “Saya memuji Nabi Muhammad saw.
karena keluhuran budinya dan saya memuji Ali bin Abi Thalib karena keberaniannya.” Syukur
harus dilakukan dengan tiga hal, yaitu lisan, hati, dan anggota badan sebagaimana iman. Orang
yang bersyukur kepada Allah Swt. atas kenikmatan yang diterima, maka ia harus mengakui
kenikmatan itu dalam hatinya, kemudian lisannya mengucapkan kalimat alhamdulillah atau
memberitahukannya kepada orang lain, dan anggota badannya tergerak untuk lebih taat kepada
Allah Swt. dan memberikan sebagian kenikmatan itu kepada orang lain yang membutuhkan

Pengungkapan rasa syukur meliputi tiga hal yaitu :

1. Mengakui nikmat dalam batin. Artinya kita meyakini bahwa apa saja yang telah kita
rasakan, baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, itu adalah dari Allah SWT.
2. Membicarakan secara lahir atau lisan yang artinya kita senantiasa mengingat dan menyebut-
nyebut kemurahan dan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita. Hal ini sesuai
firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ad-Dhuha ayat 11 yang bunyinya

ِ ‫” َواَ ّما َ بِنِ ْع َم‬


“ ‫ت َربِّكَ فَ َحدِّث‬
yang artinya ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya.”
Teman-teman ingin tahu yang terakhir?
3. Menjadikan nikmat karunia Allah sebagai sarana taat kepada Allah. Faktor pertama dan
kedua belum mencapai nilai haqiqi apabila faktor yang ketiga ini dapat direalisasikan. Dan
hanya orang-orang yang berimanlah yang bisa bersyukur dengan sebaik-baiknya.
Merekalah yang tahu hakikat syukur yang sebenarnya.

Kalau kita lihat dan perhatikan di sekitar kita, betapa banyak nikmat Allah yang telah
dikaruniakan kepada hamba-hamba-Nya. Dari nikmat hidup, sarana prasarana penunjang, sampai
nikmat yang terbesar yaitu nikmat Iman dan Islam. Dan kalaulah kita hitung nikmat Allah niscaya
kita takkan mampu menghitungya. Hal itu karena nikmat Allah sangatlah banyak, sebagaimana
Allah berfirman “Wa inn ta’udduu ni’matallallohi laatuhsyuuhaa” yang artinya dan jikalau kamu
menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu takkan dapat menghitungnya.”
Oleh karenanya sepantasnyalah kita selaku hamba Allah yang begitu banyak mendapatkan
fasilitas nikmat ini untuk pandai bersyukur atas anugerahnya. Bahkan rasulullah pun tak henti-
hentinya untuk selalu berdo’a dan berusaha untuk menjadi hamba yang selalu bersyukur.
Hal itu mencontohkan, hendaknya seorang hamba selalu bersyukur atas apa yang dianugerahkan
Allah kepadanya.
Untuk mendorong para hamba-Nya untuk selalu bersykur, Allah menjanjikan akan
menambah dengan tambahan yng berlipat ganda dan sebaliknya Allah akan memberikan adzab
yang pedih bagi mereka yang mengingkari nikmat Allah SWT.
Janji Allah ini dapat kita baca pada firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7 yang
berbunyi :

‫آلز َدنَّ ُكم‬


ِ ‫” َولَئِ ْن َكفَرْ تُ ْم اِ َّن َع َذ بِي لَ َش ِدي ْد “لَئِ ْن َش َكرْ تُ ْم‬

“Sungguh bila kamu bersyukur atas nikmat-Ku akan Aku tambah nikmat-Ku
kepadamu namun apabila kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya adzab-Ku
amat pedih”
Bersyukur kepada Allah adalah sifat yang sangat terpuji dan orang yang bersyukur akan
memperoleh hikmah yang banyak, di antaranya adalah:
1. Allah akan melipatgandakan nikmat-Nya kepada orang yang mau bersyukur kepada-Nya.
Sebaliknya, Allah akan memberikan azab-Nya yang sangat pedih kepada orang yang tidak
mau bersyukur kepada-Nya. Allah Swt berfirman :

2. Allah berjanji akan memberikan balasan kepada orang yang bersyukur. Allah Swt.
berfirman:

3. Orang yang selalu bersyukur akan mendapatkan surga yang penuh dengan segala
kenikmatan. Orang yang selalu bersyukur dalam keadaan apa pun, baik mendapat nikmat
atau musibah, dialah yang nantinya akan mendapatkan kenikmatan yang hakiki di surga.

Dengan demikian, jika kita dapat mengamalkan firman Allah tersebut, Allah pasti akan
melipatgandakan nikmat-Nya dan menjauhkan azab-Nya.
Dapat kita simpulkan bahwa mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan, adalah salah satu
bentuk tanda berterima kasih kita kepada sang pencipta, dengan adanya kita bersyukur kepada
Allah senantiasanya, Allah SWT, memberikan yang lebih bahkan berlipat ganda kepada kita,
bersyukur dengan apa adanya, tidak mengeluh dengan kekurangan dan tidak berputus asa dengan
apa yang tidak dimilikinya, inilah yang dinamakan dengan Mensyukuri Nikmat Allah. Begitulah
bahwa syukur merupakan sifat mulia yang harus kita biasakan sehingga menjadi karakter kita
semua. Hanya dengan syukurlah manusia akan dihargai oleh Allah dan juga oleh orang lain,
sebaliknya tanpa syukur manusia tidak akan mendapatkan penghargaan dari orang lain, apalagi dari
Allah Swt. Karena itulah, marilah kita selalu bersyukur kepada Allah atas semua kenikmatan yang
telah diberikan kepada kita semua. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan hidayah-Nya
kepada kita semua sehingga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur kepada-Nya.

Demikianlah pidato saya yang singkat ini, semoga dengan pidato ini kita dapat
mengintropeksi diri terutama bagi saya sendiri yang menyampaikannnya dan kepada seluruh para
hadirin dan hadirat yang berbahagia, kiranya saya mohon maaf juga dimana ada kesilapan dan
kekurangan, baik dalam tingkah laku, sopan santun dan etika dalam menyampaikan pidato ini.

Jika pedang lukai tubuh

Masih ada harapan sembuh

Jika lidah lukai hati

Entah kemana obat dicari

Wabillahi taufik wal hidayah, Wasalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai