Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja kehadirat Allah SWT, yaitu Allah yang Maha
Kuasa, Allah yang telah menciptakan alam semesta dan seisinya, termasuk di dalamnya ada manusia dari ibu-
ibu dan bapak2, para pemudi dan para pemuda, dari tukang tahu sampai tukang calana.
Syukur yang agung marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang Agung, Allah yang telah menciptkan manusia
dari mulai orang kota sampai orang kampong, dari orang yang pesek sampai orang mancung, dari mulai orang
pendek sampai orang jangkung, dari mulai orang yang gendut sampai orang yang rengkung.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam, yang senantiasa akan menjadi
rahmatullil ‘alam, dan cahaya bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad SAW.
Artinya :
“ Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar. Merekalah orang – orang yang beruntung”.
Kita kaum muslimin selalu diperintahkan supaya taqwa kepada Allah. Dan jalan menuju
taqwa itu banyak sekali, salah satu diantaranya ialah amar ma’ruf dan nahi munkar. Amar ma’ruf
artinya mengajak orang berbuat baik, berbuat kebajikan, berbuat sesuatu yang diridhai oleh Allah
swt. Sedangkan, Nahi munkar adalah mencegah atau melarang orang berbuat kejahatan, berbuat
kemaksiatan, atau berbuat sesuatu yang tidak diridhai Allah.
Dalam suatu hadis dijelaskan bahwasanya:
“Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia merubah dengan
tangannya. Bila ia tak mampu maka hendaklah dengan lisannya. Dan bila ia masih belum mampu,
maka hendaklah dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah – lemahnya iman”.
Teman- teman sekalian yang berbahagia,
Hadis tersebut memberikan petunjuk kepada kita bahwa meski dalam keadaan bagaimanapun
kita diperintahkan untuk beramar ma’ruf dan nahi munkar. Jika ternyata kemunkaran itu sudah berani
menentang sedang kita mampu membasminya, maka sudah merupakan kewajiban untuk kita untuk
membasminya dengan tangan atau dengan lidah. Akan tetapi bila dikhawatirkan malah akan
menimbulkan bahaya yang lebih besar terhadap kaum Muslimin, maka cukuplah kita ingkar di dalam
hati.
Teman- teman sekalian yang berbahagia,
Pada suatu hari Rasulullah Saw masuk kadalam rumahnya sendiri dalam ketakutan, seraya
memperingatkan kepada umatnya akan datangnya suatu masa dimana iman akan diuji. Yaitu
kekuatan akhlak akan melawan arus kerusakan moral yang dibawa oleh orang – orang yang anti
agama. Para sahabat yang mendengar keterangan beliau itu lalu bertanya : “Wahai Rasulullah,
mungkinkah kami akan binasa padahal masih ada orang – orang yang salih di tengah –tengah kita?”.
“Beliau lalu menjawab: “Ya, apabila kejahatan kelewat banyak.
Teman- teman sekalian yang berbahagia,
Cerita tersebut merupakan suatu isyarat kepada kita, bahwa kalau kita tidak mau lagi beramar
ma’ruf dan nahi munkar, sudah pasti kejahatan akan merajalela, sehingga kita akan binasa ditelan
oleh kejahatan itu.---> (isi)
Dan akhirnya marilah kita sekalian berdo’a kepada Allah semoga kita selalu diberi ingat
melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar yang kita laksanakan bisa membawa pengaruh besar
di dalam syi’arnya agama islam dan sirnanya kemungkaran dan kejahatan. Aamiiin YRA. --->
(Kesimpulan yang disampaikan)
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Pertama-tama marilah kita haturkan rasa syukur kita kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih berkenan
memberikan banyak nikmat pada kita, sehingga kita bisa beribadah kepada-Nya dengan lebih baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda besar, Nabi Muhammad SAW yang telah bekerja
keras dengan harta, kedudukan bahkan nyawa demi menyebarkan agama islam yang rahmatan lil a’lamin ini
hingga sampai pada kita hari ini, dan juga kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman
nanti.
Hadirin yang Allah muliakan,
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas Kultum Singkat Tentang Syukur. Syukur dalam aplikasinya
mempunyai banyak dimensi dan warna yang berbeda. Syukur dalam agama kita mempunyai peranan yang
penting dalam mengatur tindakan yang berangkat dari hati.
Kalau kita mau melihat fenomena kekacauan yang terjadi pada akhir zaman ini, kita akan mendapati bahwa
salah satu akar masalah dari kekacauan tadi adalah kurangnya rasa syukur yang dimiliki oleh manusia dan jauh
dari mengingat kematian. Syukur yang benar pasti akan melahirkan perilaku yang baik dan tepat.
Allah berfirman tentang keharusan bersyukur dalam surat Al-Baqarah ayat 152 dan 172, bunyinya seperti ini:
Artinya: “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah
kamu ingkar”
Dalam ayat satunya Allah berfirman seperti ini:
Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada
kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya”
Dua ayat diatas jelas ya, memerintahkan kita untuk bersyukur atas apa saja yang Allah beri.
Hadirin yang Allah muliakan,
Seorang khalifah Umar bin Khattab pernah berkata tentang syukur ini, seperti juga yang pernah Rasulullah
SAW katakan bahwasanya urusan seorang muslim itu selalu baik. Apakah ia sedang tertimpa musibah atau
sedang dalam keadaan senang. Kemudian, apa yang membuat urusan nya selalu baik? Jawabannya adalah,
apabila ia ditimpa musibah ia bersabar, dan apabila ia ditimpa kesenangan atau kenikmatan ia bersyukur.
Jadi sebenarnya tidak ada yang rugi bila seseorang menjadi muslim, karena dalam setiap keadaan ia mempunyai
pilihan sikap yang Allah ridhoi, yaitu dengan bersyukur atau bersabar.
Mengenai ini, Rasulullah SAW bersabda: ” “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya
adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan
kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa
kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan pula baginya.” (HR. Muslim)
Dalam ayat yang lain surat An-Nisa’ dan Ibrahim Allah juga berfirman:
Artinya: “Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha
Mengetahui”
Pada surat Ibrahim bunyinya seperti ini:
Artinya: “Dan ingatlah ketika tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan
menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”
Dari dua dalil Al-quran diatas, jelas bagi kita pelajaran yang dapat dipetik, yaitu untuk selalu bersyukur disetiap
keadaan yang menimpa kita. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang mengingkari nikmat, sehingga
mendapatkan azab dari Allah.
Hadirin yang Allah muliakan,
Ciri-ciri orang yang tidak bersyukur adalah dia selalu merasa kurang dengan apa yang Allah beri kepadanya,
selalu merasa bahwa Allah tidak adil dalam membagikan rezeki dan lain-lain. Sifat seperti ini hendaknya kita
hindari sebisa mungkin, karena apapun yang terjadi pada kita Allah lah yang berkehendak dan yang
mengaturnya.
Saya kira cukup sampai di sini Kultum Singkat Tentang Syukur ini, semoga kita bisa mengamalkan syukur ini
dalam setiap sendi kehidupan kita. Amiin
Wabillahi taufiq wal hidayah, Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakaatuh
Kultum Singkat Tentang Ikhlas
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala yang telah dan masih memberi kita banyak sekali nikmat sehingga dengan nikmat-nikmat itu kita masih
bisa melaksanakan perintahnya dengan baik.
Yang kedua, semoga sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang dengan perjuangan beliau dan para sahabatnya kita bisa merasakan manisnya iman dan
indahnya islam. Dan juga kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman kelak, amiin ya
Rabbal a’lamiin.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan Kultum Singkat Tentang Ikhlas. Ikhlas dalam
arti yang sering kita pahami adalah, melakukan sesuatu tanpa mengharap imbalan apa-apa. Pengertian ini
sedikit banyak sudah benar, hanya saja kurang tepat.
Dalam agama kita, ikhlas adalah melakukan sesuatu karena Allah Subhanahu wa ta’ala. ikhlas sendiri
mempunyai banyak sekali dimensi dalam kehidupan sehari-hari kita. Contoh, ikhlas dalam bekerja, ikhlas
dalam beramal, ikhlas dalam mengajar, ikhlas dalam beribadah, dll.
Nah, contohnya apabila kita masukkan dalam konteks ibadah, maka ikhlas berarti melakukan ibadah karena
Allah SWT, bukan yang lain, bukan karena ingin dipuji, bukan karena ingin terlihat soleh, tapi benar-benar
semata-mata hanya karena Allah.
Allah berfirman dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 yang artinya: ” Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk
mengikhlaskan agama untuk-Nya.”
Ayat diatas menerangkan pada kita tentang berlaku ikhlas dalam beragama. Agama apabila tidak dilandasi
dengan ikhlas dan kejujuran akan runyam dan seolah tak berbekas. Orang sibuk memikirkan kepentingan diri
sendiri tanpa sedikitpun menempatkan agama dalam prioritas hidupnya.
Fenomena diatas banyak sekali terjadi disekitar kita, bahkan mungkin tanpa sadar kita termasuk dalam arus
masyarakat yang seperti itu, Naudzubillahimindzalik. Semoga kita dihindarkan oleh Allah dari sifat seperti itu.
Ikhlas dalam beragama menjadi sangat penting untuk pupuk dalam diri karena dengannya semua urusan
menjadi lebih terang dan mudah untuk dijalankan.
Ikhlas juga menjadi penting untuk dipraktik kan karena setiap amalan yang kita lakukan tidak sah di mata Allah
apabila tidak tanpa nya. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahih muslim,
diceritakan tentang suatu perkara yang akan terjadi nanti pada hari akhir dihadapan Allah.
Saya kutip satu kisahnya, dikatakan nanti dihadapan Allah: Ada seorang hamba ditanya oleh Allah “Apa yang
telah kamu lakukan di dunia wahai hamba-Ku?” Ia menjawab, “Saya berjuang dan berperang demi Engkau ya
Allah, sehingga saya mati syahid.” Allah berkata “Dusta kamu! Sebenarnya kamu berperang bukan karena-Ku,
melainkan agar disebut orang yang berani. Kini kamu telah menyandang gelar tersebut.” Kemudian Allah
memerintahkan agar dia dicampakkan dan dilempar ke neraka.
Kutipan hadist shahih diatas adalah contoh orang yang beribadah dengan tidak ikhlas dan mengharap selain-
Nya. Kisah ini menjadi tamparan keras bagi kita yang masih sering beribadah atau melakukan sesuatu bukan
karena-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang Allah lindungi dari hal-hal seperti itu
Hadirin yang dirahmati oleh Allah,
Dalam beramal juga ikhlas menjadi barometer sebesar apa pahala yang kita dapat. Semakin ikhlas seseorang
dalam beramal semakin besar juga balasan yang diterima, semakin murni karena Allah dia melakukan sesuatu,
maka semakin bernilai amalan itu di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala.
Nah, setelah memahami urgensi berlaku ikhlas, maka hendaknya kita mulai memupuk dan melatih diri kita
untuk ikhlas dalam segala hal. Sehingga apa yang telah Rasulullah siratkan dalam hadist nya tidak terjadi pada
kita. Amiin
Saya kira cukup dulu Kultum Singkat Tentang Ikhlas ini, semoga apa yang telah saya sampaikan bisa
bermanfaat bagi anda semua.
wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ya diatas adalah contoh kultum yang bisa anda jadikan referensi dalam menyampaikan kultum dihadapan
jamaah, semoga bermanfaat.
Kultum Singkat Tentang Sedekah