[GuruPenyemangat.com]
Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Wah, kurang semangat jawab salamnya ini. Jamaah, saya ada pantun:
Namun demikian, seringkali kita temui orang-orang yang berkata seperti ini:
“Sudah ikhlaslah aku menolongmu.”
“Aku ikhlas kok membantumu, serius!”
Dan lain sebagainya. Intinya, meskipun seseorang sedang mengakui bahwa dirinya
sudah ikhlas, tetap saja hal tersebut belum tentu benar-benar ikhlas.
Lho, kok bisa gitu ya? Karena Allah itu yanzuru ila quluubikum wa a’maalikum. Karena
Allah itu melihat seseorang dari hati dan amalnya yang ikhlas.
Nah, tadi kalau mukhlis itu cocoknya nama untuk laki-laki ya, maka yang ini ada pula
nama yang cocok untuk perempuan. Ya, kholishoh yang artinya orang yang ikhlas dalam
beramal.
Dari hadis di atas, sejatinya Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk
senantiasa menyandarkan amalan maupun perbuatan hanya untuk mengharap rida
Allah semata. Jika berharap atau ada embel-embel lain selain Allah, maka amal
tersebut tertolak.
Apa contohnya? Contohnya seperti sholat pura-pura khusyuk agar dipandang sebagai
pribadi yang saleh dari orang lain. Sedekahnya minta namanya disebut keras-keras
agar dipandang orang sebagai ahli sedekah. Hemm, padahal akhirnya amalan tersebut
sia-sia, kan?
Itulah hakikat dan keutamaan perilaku ikhlas. Keikhlasan tidak bisa diukur melalui
perhitungan manusia, tidak pula bisa diukur dengan perhitungan Matematika,
melainkan hanya bisa dihitung menurut perhitungan Allah SWT.
Maka darinya, marilah kita senantiasa belajar menjadi orang ikhlas. Meskipun nama
kita bukan mukhlis atau kholisoh, tapi kita wajib memiliki perilaku ikhlas dalam
kehidupan sehari-hari. Ikhlas dalam beribadah, dan ikhlas dalam beramal.