Anda di halaman 1dari 4

Teks Ceramah Singkat Tentang Ikhlas Beserta Dalilnya, Lengkap dengan Pantun

[GuruPenyemangat.com]

Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Wah, kurang semangat jawab salamnya ini. Jamaah, saya ada pantun:

Sore-sore jajan es serikaya


Siapa sangka dapatnya malah es kelapa muda
Siapa yang jawab salam dari saya
Semoga pahalanya berlipat ganda

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin. Assalatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa ‘ala alihi wa


sohbihi wa mawwalah. Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ‘ala sayyidina
Muhammad.

Bapak, Ibu, serta teman-teman yang insyaAllah dimuliakan Allah SWT;


Pertama di atas segalanya marilah kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat,
terutama nikmat Islam, nikmat iman, nikmat kesempatan dan kesehatan hingganya
kita bisa terus bersemangat untuk hadir di majelis ilmu.
Shalawat berbingkaikan salam marilah kita sampaikan kepada Nabiyullah Muhammad
SAW. Beliau adalah manusia pilihan Allah, kekasih Allah yang pada hari kiamat nanti
akan menjadi orang yang paling sibuk dan paling peduli kepada umatnya.
Semoga kita menjadi salah satu dari umat yang tercatat sebagai orang yang
senantiasa bershalawat kepada beliau.

Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia;


Apakah selama ini kita pernah memperhatikan Surah Al-Ikhlas? Iya. Bila diamati
dengan seksama, darilah ayat pertama, kedua, ketiga, dan keempat tidak ada satu
pun kita temukan kata ikhlas.
Berbeda dengan Surah An-Naas. Di setiap ayatnya selalu ada kata An-Naas.
Berbeda dengan Surah Al-Falaq, di awal ayatnya ada kata Falaq. Pun demikian
dengan Surah-surah lainnya.
Nah, dari ini agaknya kita mulai menyadari bahwa ikhlas itu tidak perlu ditulis,
dikatakan, atau disampaikan, bukan? Hehehe.

Namun demikian, seringkali kita temui orang-orang yang berkata seperti ini:
“Sudah ikhlaslah aku menolongmu.”
“Aku ikhlas kok membantumu, serius!”
Dan lain sebagainya. Intinya, meskipun seseorang sedang mengakui bahwa dirinya
sudah ikhlas, tetap saja hal tersebut belum tentu benar-benar ikhlas.
Lho, kok bisa gitu ya? Karena Allah itu yanzuru ila quluubikum wa a’maalikum. Karena
Allah itu melihat seseorang dari hati dan amalnya yang ikhlas.

Bapak, Ibu, dan teman-teman rahimakumullah;


Ikhlas artinya rela, tulus, dan murni. Dalam kehidupan yang singkat ini, ikhlas adalah
rahasia hati yang hanya Allah yang mengetahuinya.
Allah SWT berfirman:
َ ُ َٰ َ ۡ َ َ ۡ َ َ َ ‫َ َ ُ د‬ ُۡ َ‫َ ۡ ُ ْ ه‬
.‫ره ٱلكفِرون‬ ِ ‫صني َل ٱلِين ولو ك‬
ِ ِ ‫فٱدعوا ٱَّلل ُمل‬
Bacaan Latin:
Fad’ullaaha mukhlishiina lahud-diina wa lau karihal kaafiruun.
Artinya:
Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang
kafir tidak menyukai(nya). [Surah Ghafir Ayat 14]

Hadirin yang berbahagia;


Pada ayat tadi ada kata mukhlisinaa lahud-diin. Adakah salah satu di antara jamaah
di sini yang punya nama mukhlisin atau mukhlis? Tidak ada, ya. Atau, adakah dari
Bapak, Tetangga, atau Kerabat kita yang namanya mukhlis?
Wah, syukurlah kalau ada ya, alhamdulillah. Mukhlisin atau mukhlis artinya orang yang
ikhlas. Mukhlisiina lahud-diin berarti orang yang ikhlas beribadah hanya kepada Allah,
orang yang memurnikah ibadahnya kepada Allah dan senantiasa mengharap rida Allah
semata.
Bukan rida teman, bukan rida atasan, bukan rida tetangga, atau rida makhluk-Nya.
Bapak, Ibu, dan teman-teman yang dirahmati oleh Allah;
Lalu, apakah kita harus ikhlas saat beribadah kepada Allah semata? Tentu saja tidak.
Dalam kehidupan sehari-hari kita harus senantiasa meningkatkan kerelaan diri.
Saat menuntut ilmu kita harus ikh----las
Saat membantu orang lain kita harus ikh----las
Saat bersedekah kita harus ikh----las
Saat mendengar ceramah kita juga harus ikh----las mendengarkan dan menyimak.
Karena amalan bakal tertolak jikalau seseorang tidak ikhlas. Saya serius lho. Nabi
SAW yang berkalam:
ِ ِ ِ ِ
ُ‫صا َواْبتُغ َي بِه َو ْج ُهه‬
ً ‫إِ َّن هللاَ الَ يَ ْقبَ ُل م َن الْ َع َم ِل إِالَّ َما َكا َن لَهُ َخال‬
Bacaan Latin:
Innallaaha laa yaqtbalu minal-‘amali illaa maa kaana lahu khoolishon wabtughiya bihi
wajhuhu.
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan, kecuali (amalan) yang ikhlas
dan mengharapkan wajah Allah semata. (Hadis Riwayat an-Nasai no. 3140)

Nah, tadi kalau mukhlis itu cocoknya nama untuk laki-laki ya, maka yang ini ada pula
nama yang cocok untuk perempuan. Ya, kholishoh yang artinya orang yang ikhlas dalam
beramal.
Dari hadis di atas, sejatinya Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk
senantiasa menyandarkan amalan maupun perbuatan hanya untuk mengharap rida
Allah semata. Jika berharap atau ada embel-embel lain selain Allah, maka amal
tersebut tertolak.

Apa contohnya? Contohnya seperti sholat pura-pura khusyuk agar dipandang sebagai
pribadi yang saleh dari orang lain. Sedekahnya minta namanya disebut keras-keras
agar dipandang orang sebagai ahli sedekah. Hemm, padahal akhirnya amalan tersebut
sia-sia, kan?

Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berbahagia;


Sebenarnya dalam pelajaran Matematika, perilaku ikhlas itu ada rumusnya lho! Mau
tahu, nggak?
Nah, misalkan ya, Bapak, Ibu:
Kalau saya sedekah 100ribu, kemudian saya berharap mendapat uang dua kali lipat,
maka yang saya dapatkan cuma setengah. 100 dibagi 200. 0,5 kan?
Kalau saya sedekah 100ribu dan berharap uang itu kembali, maka yang saya dapatkan
adalah 1. 100 dibagi 100.
Tapi kalau saya sedekah 100ribu kemudian ikhlas dan tidak berharap apa-apa, maka
berapa hasilnya? Mari kita ambil hape lalu buka kalkulator. Coba kita bagi 100.000
dengan nol. Berapa hasilnya Bapak Ibu?
Ya, 100ribu dibagi nol hasilnya sama dengan “Tak terhingga”, “Tak terjangkau” atau
“Tak bisa dibagi”. MasyaAllah, wal Hamdulillah, Allahu Akbar.

Itulah hakikat dan keutamaan perilaku ikhlas. Keikhlasan tidak bisa diukur melalui
perhitungan manusia, tidak pula bisa diukur dengan perhitungan Matematika,
melainkan hanya bisa dihitung menurut perhitungan Allah SWT.
Maka darinya, marilah kita senantiasa belajar menjadi orang ikhlas. Meskipun nama
kita bukan mukhlis atau kholisoh, tapi kita wajib memiliki perilaku ikhlas dalam
kehidupan sehari-hari. Ikhlas dalam beribadah, dan ikhlas dalam beramal.

Bapak, Ibu, dan teman-teman yang dimuliakan oleh Allah SWT;


Demikianlah ceramah singkat yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Mohon
maaf atas segala khilaf dan salah.
Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu alla ilaha illa anta, astagfiruka wa atubu
ilaik.
Saya tutup dengan pantun:

Ada tukang tambal ban ada tukang las


Tukang lasnya sedang menambal bola
Ayo kita jadi orang ikhlas
Agar amal diri tercatat sebagai pahala

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai