Anda di halaman 1dari 18

KEJUJURAN MEMBAWA KEBAIKAN

Penyusun :

Riza Ayu Ratnasari

XII IPA 4 / 25

SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Pertama-tama, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahakan Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik tanpa halangan yang berarti. Tanpa pertolongan dan
petunjuk-Nya, penyusun tidak akan dapat menyelesaikan tugas ujian praktik ini dengan baik.
Tugas ini disusun untuk memenuhi syarat mengikuti ujian praktik serta memberikan
informasi agar pembaca dapat memahami tentang pentingnya sikap dan sifat jujur dalam Islam.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada bapak /ibu guru serta teman-teman yang telah
banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.Semoga tugas ujian
praktik yang sederhana ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.
Penyusun menyadari tugas ujian praktik ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga
penyusun masih mengharap kritik dan saran dari para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Temanggung , 22 Februari 2017

Penyusun
KEJUJURAN MEMBAWA KEBAIKAN

Kejujuran adalah harta yang tak ternilai harganya, karena kelangkaannyalah orang jujur
sangat sulit untuk kita jumpai. Terutama di pasar-pasar yang kebanyakaan pembeli dan
pedagangnya sudah melalaikan kejujuran dalam urusan jual beli dikarenakan ingin mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dan sang pembeli ketika dalam keadaan tawar menawar berpura-
pura cuma bawang uang paspasan, padahal si pembeli hanya ingin mendapatkan barang yang ia
beli dengan harga yang sangat murah. Maka tidak salah sebuah hadis mengatakan bahwa tempat
yang paling jelek adalah pasar dan di anjurkan pula membaca doa ketika memasuki pasar, agar
terhindar dari kejelekan-kejelekan yang ada di pasar.
Bagi sahabat semua yang ingin meraih kesuksesan, namun hanya memiliki modal yang
paspasan. Maka jadikanlah sifat jujur sebagai modal utama dan terbesar yang anda jadikan modal
dalam hidup anda, karena kejujuran adalah harta berharga yang tidak akan pernah habis.
Kejujuran merupakan satu kata yang amat sederhana namun di zaman sekarang menjadi sesuatu
yang langka dan sangat tinggi harganya. Memang ketika kita merasa senang dan segalanya
berjalan lancar, mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, namun pada saat sebuah
nilai kejujuran yang kita pegang bertolak belakang dengan perasaan, kita mulai tergoncang
apakah akan tetap berpegang teguh, atau membiarkan tergilas oleh suatu keadaan.
Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik dibandingkan
makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini.Manusia lebih sempurna dibandingkan dengan
binatang.Berbeda dengan binatang, manusia diberi oleh Allah berupa fitriyah, khawasiyah, dan
akliyah.Dengan menggunakan akliyah manusia dapat membedakan baik dan buruk sehingga
dapat memilikib ahlak yang terpuji dan ahlak yang tercela.
Sebagai manusia yang sempurna dan sebagai khalifah di muka bumi ini maka manusia di
tuntut untuk beraklak terpuji karena dengan aklak terpuji maka manusia akan selamat di dunia
dan akhirat dan hendaklah berakhlak terpuji dimanapun berada dimulai dengan berbuat baik
terhadap diri sendiri ,lingkungan keluarga dan masyarakat, dan salah satu akhlak terpuji yang
harus dimiliki setiap manusia adalah besikap jujur karena kejujuran itu membawa kebaikan
sebagaimana sabda Nabi SAW:


:
.
Berkata Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Muadz r.a., Rasulullah saw.
Bersabda: Bertaqwalah pada Allah di mana saja kamu berada dan ikutkanlah keburukan itu
dengan kebaikan yang akan menghapuskannya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang
baik. (H.R. Tirmidzi)

Jujur adalah sebuah kata yang telah dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang telah
mengenal kata jujur mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur tersebut. Dengan
memahami makna kata jujur ini maka mereka akan dapat menyikapinya. Namun masih banyak
yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya tahu maknanya secara samar-samar. Indikator
kearah itu sangat mudah ditemukan yakni masih saja banyak orang belum jujur jika
dibandingkan dengan orang yang telah jujur. Berikut ini saya akan mencoba memberikan
penjelasan sebatas kemampuan saya tetang makna dari kata jujur ini.
Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Jika ada
seseorang berhadapan dengan sesuatu atau fenomena maka orang itu akan memperoleh
gambaran tentang sesuatu atau fenomena tersebut. Jika orang itu menceritakan informasi
tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada perobahan (sesuai dengan
realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.
Kejujuran merupakan suatu pondasi yang mendasari iman seseorang, karena
sesungguhnya iman itu adalah membenarkan dalam hati akan adanya Allah. Jika dari hal yang
kecil saja ia sudah terlatih untuk jujur maka untuk urusan yang lebih besar ia pun terbiasa untuk
jujur.
Menjadi orang jujur atau pendusta merupakan pilihan bagi setiap orang, dan masing-
masing pilihan memiliki konsekuensinya sendiri. Bagi orang yang memilih menjalani hidupnya
dengan penuh kejujuran dalam segala aspek kehidupannya, maka ia akan memiliki citra yang
baik di mata orang-orang yang mengenalnya. Ketika seseorang selalu berkata jujur dan berbuat
benar, maka akan diterima ucapannya di hadapan orang-orang dan diterima kesaksiannya di
hadapan para hakim serta disenangi pembicaraanya. Sebaliknya, bagi mereka yang selalu berlaku
dusta dalam hidupnya, maka ia tidak akan memliki pandangan yang baik oleh orang-orang di
sekitarnya.
Seorang muslim adalah orang yang jujur, mencintai kebenaran dan senantiasa menetapi
kebenaran, lahir maupun batin, di dalam berkata dan berbuat, karena kebenararn itu
menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga, sedangkan surga itu
puncak citi-cita tertinggi seorang muslim dan angan-anganya yang terjauh. Sedangkan kedustaan
menunjukkan ke neraka, dan neraka itu seburuk-buruk tempat yang ditakuti setiap muslim dan
menjaga diri darinya.Seorang muslim memandang kejujuran bukan sekedar akhlak yang utama
saja yang wajib dilakukan tanpa lainnya,akan tetapi ia memandangnya lebih jauh daripada itu, ia
berpendapat bahwa kejujuran adalah penyempurna imannya, penyempurna islamnya, sebab
Allah k yang memerintahkan demikian, seraya memuji hamba yang menyandang sifat ini.

Sebagaimana Rasulullah menganjurkan dan mengajak kepadanya. Allah SWT berfirman


di dalam memerintahkan kejujuran,










Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada Allah,dan hendaklah kamu bersama


orang-orang yang benar.

(At Taubah 119).

Nabi SAW menjadikan kejujuran sebagai asas dari setiap kebaikan, sebagaimana sabdanya:




Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan
kebaikan membawa ke sorga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis
oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa
kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan
mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong

(HR. Muslim)

Bisyr Al Hafy berkata, Barangsiapa bermuamalah dengan Allah secara jujur, maka
orang-orang akan merasa enggan padanya.

Ketahuilah bahwa istilah jujur bisa berlaku untuk beberapa makna,di antaranya :

Jujur dalam perkataan.Setiap orang harus menjaga perkataannya,tidak berkata kecuali


yang benar dan secara jujur. Jujur dalam perkataan merupakan jenis jujur yang paling terkenal
dan jelas.Dia harus menghindari perkataan yang dibuat-buat,karena hal itu termasuk jenis dusta,
kecuali jika ada keperluan yang mendorongnya berbuat begitu dan dalam kondisi tertentu yang
bisa mendatangkan maslahat.

Jujur dalam niat dan kehendak. Hal ini dikembalikan kepada ikhlas.Jika amalannya
ternodai bagian-bagian nafsu,maka gugurlah kejujuran niatnya dan pelakunya bisa di kategorikan
orang yang berdusta seperti yang disebutkan dalam hadits tentang tiga orang, yaitu orang
berilmu, pembaca Al-Quran dan mujahid. Pembaca Al Quran berkata, Aku sudah membaca Al-
Quran sampai akhir. Dustanya terletak pada kehendak dan niatnya,bukan pada bacaannya,
begitu pula yang terjadi pada dua orang lainnya.

Jujur dalam hasrat dan pemenuhan hasrat itu. Contoh yang pertama seperti berucap,
Jika Allah menganugerahkan harta benda kepadaku, maka aku akan menshadaqahkan
semuanya. Boleh jadi hasrat ini jujur dan boleh jadi ada keraguan di dalamnya. Contoh yang
kedua,seperti jujur dalam hasrat dan berjanji di dalam diri sendiri. Sampai disini tidak ada yang
sulit dan berat. Hanya saja hal ini perlu dibuktikan jika benar-benar terjadi, apakah hasrat itu
benar ataukah justru dia dikuasai nafsu. Karena itu Allah berfirman :








Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur, dan diantara mereka ada (pula)
yang menuggu-nunggu dan mereka tidak sedikitpun tidak merubah (janjinya).

(Al Ahzab 23).











Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, Sesungguhnya jika Allah
memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami,pastilah kami akan bersedekah dan pastilah
kami termasuk orang-orang yang shalih. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka
sebagian dari karunia-Nya mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling dan mereka
memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan
kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah,karena mereka
telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena
mereka selalu berdusta.(At Taubah;75-77).

Jujur dalam amal perbuatan. Artinya harus menyelaraskan antara yang tersembunyi dan
yang tampak, agar amalan-amalannya yang zhahir tidak terlalu menampakkan kekusyuan atau
sejenisnya, dengan mengalahkan apa yang ada didalam hatinya.Tapi untuk batin harus
kebalikannya. Mutharif berkata, Jika apa yang tersembunyi di dalam hati seseorang selaras
daengan apa yang tampak, maka Allah berfirman, Inilah hambaKu yang sebenarnya.

Jujur dalam merealisasikan perintah agama.Ini merupakan derajat jujur yang paling tinggi,
seperti jujur dalam rasa takut, mengharap, zuhud, riddha, cinta, tawakal, dan lain-lainnya.Semua
masalah ini memiliki prinsip-prinsip yang menjadi dasar di gunakannya beerbagai istilah
tersebut, yang juga mepunyai tujuan dan hakikat. Orang yang jujur dan mencari hakikat, tentu
akan mendapat hakikat itu.









Bukanlah menghadapkan wajah kalian kearah timur dan barat itu suatu kebaikan, akan
tetapi sesungguhnya kebaikan itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir, dan orang- orang yang meminta-minta, memerdekakan
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-ornag yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang
yag bertaqwa. (Al Baqarah: 177)

Sesungguhya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada


Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak radu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwa mereka di jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (Al Hujurat: 15).
DALIL TENTANG KEJUJURAN

Dalam hadits dari sahabat 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu juga dijelaskan
keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta. Ibnu Masud menuturkan bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,




Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan
pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang
senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai
orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan
mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika
seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah
sebagai pendusta.

Begitu pula dalam hadits dari Al Hasan bin Ali, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,




Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya
kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.[2]
Jujur adalah suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah suatu kejelekan.Yang namanya
kebaikan pasti selalu mendatangkan ketenangan, sebaliknya kejelekan selalu membawa
kegelisahan dalam jiwa.

Hadits tentang kejujuran membawa kebaikan,





( )
Dari Ibnu Masud ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda: sesungguhnya shidq (kejujuran) itu
membawa kepada kebaikan, Dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan selalu
bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai orang yang jujur. Dan
sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu membawa ke neraka.
Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai pendusta.
(Muttafaqun Alaih)

:





.

Abdullah bin Masud berkata: Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena sesungguhnya
jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang
senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang
jujur.Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada
keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan
berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta
(HR Muslim) Shohih Muslim hadits no : 6586

Mengapa kita harus jujur ?


Sudah di tegaskan dalm Al Quran tentang kewajiban berkata jujur , maka kita harus menaati
pedoman tersebut.
Alasan mengapa kita harus jujur :
1. Anda tidak akan terperangkap dalam kebohongan jika anda berkata jujur
2. Berkata jujur berarti tidak ada orang lain yang akan disalahkan gara-gara perbuatan anda
3. Membantu anda merasa lebih tenang di dalam hati
4. Kebohongan adalah sebuah jebakan
5. Kebenaran adalah argument yang paling kuat

Ada dua faktor penyebab kebohongan yaitu:


1. faktor internal
a. Menutupi kelemahan yang ada pada dirinya
b. Ingin dianggap wah oleh orang lain
c. Bertujuan menipu orang lain
2. faktor eksternal
a. Pengaruh kebohongan
b. Alasan bisnis
c. Karena basa-basi
d. Karena profesi

Kejujuran Membawa Kebaikan

:

{ }
Dari Abdullah bin Masud dari Nabi SAW, Beliau bersabda; Sesungguhnya kejujuran
itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang
membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi AllahSWT sebagai orang
yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan(kemaksiatan) dan keburukan itu
membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya berdusta sehingga ia tercatat disisi
Alloh sebagai pendusta. (HR. Bukhari Muslim)
Sesuai dengan hakikat hidup bahwa setiap hal yang kita lakukan , maka akan
mendapatkan balasan yang sesuai dengan apa yang kita kerjakan. Maka dari itu , kita harus
senantiasa melakukan hal hal positif agar dapat menuai hal yang positif pula. Sama halnya
dengan jujur , dengan kejujuran kita akan menuai keberkahan dari Allah SWT karena jujur
merupakan akhlak mahmudah yang harus dimiliki oleh setiap kaum muslim.
Jika ada yang menanyakan mengenai arti kejujuran yang hakiki.Maka jawaban atas semua itu
adalah kebaikan.Kejujuran memang pembuka pintu gerbang dari keberkahan.Kejujuran adalah
teman sejati kebaikan.
Karakter ini sangat sulit untuk dibangun, contohnya mendapatkan kepercayaan dari orang
terdekat, mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan kepercayaannya, tapi hanya
perlu waktu sekejap saja untuk menghancurkannya.Maka dari itu, kejujuran membutuhkan
sebuah kontinuitas juga konsistenitas.Tidak ada fluktuasi naik turun dan tidak mengenal tempat
maupun waktu.Kejujuran tidak mengenal kata "lupa".

Banyak kisah mengharukan menyentuh hati berkat seseorang yang berprilaku jujur.Akibat dari
kejujurannya selalu saja berdampak pada kebaikan.
Contohnya kisah dibawah ini :
Di antara tanda-tanda kejujuran adalah takut kepada Allah dan zuhud dalam urusan
dunia.Orang yang jujur dalam urusan dunia.orang yang takut dalam keyakinannya akan takut
memakan barang-barang haram. Dia lebih memikul kemiskinan dan kesulitan demi mengharap
surga.Jika dia berdosa, maka dia tidak tidur hingga dia kembali kepada Tuhannya dan berlepas
diri dari dosanya.
Ibnu Jarir ath-Thabari berkata, Pada musim haji aku berada di Mekah.Aku melihat seorang laki-
laki dari Khurasan mengumumkan Wahai para jamaah haji, wahai penduduk Mekah, di kota
maupun di pedesaan, aku kehilangan sebuah kantong berisi seribu dinar.Siapa yang
mengembalikannya kepadaku, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan dan
membebaskannya dari neraka, serta dia mendapat pahala balasan pada hari kiamat.
Berdirilah seorang laki-laki tua dari penduduk Mekah.Dia berkata, Wahai orang Khurasan,
negeri kami ini tabiatnya keras, musim haji adalah waktu yang terbatas, hari-harinya terhitung,
dan pintu-pintu usaha tertutup. Mungkin hartamu itu ditemukan oleh seorang mukmin yang
miskin atau orang lanjut usia dan dia mendapatkan janjimu. Seandainya dia mengembalikannya
padamu, apakah kamu bersedia memberinya sedikit harta yang halal?
Khurasani menjawab, Berapa jumlah hadiah yang dia inginkan?
Orang tua menjawab, Sepuluh persen, seratus dinar.
orang Khurasan itu tidak mau. Dia berkata, Tidak, tetapi aku menyerahkan urusannya kepada
Allah dan akan aku adukan dia pada hari dimana kita semua meghadap kepada-Nya.Dialah yang
mencukupi kita dan sebaik-baik pelindung.
Ibnu Jarir berkata, Hatiku berkata bahwa orang tua itu adalah orang miskin.Dialah penemu
kantong dinar tersebut dan ingin memperoleh sedikit darinya.Aku menguntitnya sampai dia tiba
di rumahnya.Ternyata dugaanku benar, aku mendengarnya memanggil, Wahai Lubabah.Istrinya
menjawab, Baik Abu Ghiyats.Orang itu berkata lagi, Baru saja aku berjumpa dengan pemiliki
kantong yang mengumumkan kehilangan kantong ini, tetapi dia tidak mau memberi penemunya
sedikit pun. Aku telah mengatakan kepadanya untuk memberi seratus dinar, tapi ia menolak dan
menyerahkan urusannya kepada Allah. Apa yang harus aku lakukan wahai Abu Lubabah?
Haruskah dikembalikan?Aku takut kepada Allah.Aku takut dosaku bertumpuk-tumpuk.
Lubabah, istrinya menjawab, Suamiku, kita telah menderita kemiskinan selama 50 tahun.Kamu
mempunyai empat anak perempuan, dua saudara perempuan, aku istrimu dan juga ibuku, lalu
kamu yang kesempbilan. Kita tidak mempunyai kambing, tidak ada padang gembala. Ambil
semua uangnya.Kenyangkan kami, karena kami semua lapar.Beli pakaian untuk kami.Kamu
lebih mengerti tentang keadaan kita.Dan semoga Allah membuatmu kaya sesudah itu.Maka
kamu bisa mengembalikan uang itu setelah kamu memberi makan keluargamu, atau Allah
melunasi utangmu ini di hari kiamat.
Pak tua itu berkata pada istrinya, Apakah aku makan barang haram setelah aku menjalani hidup
selama 86 tahun?Aku membakar perutku dengan neraka setelah sekian lama aku bersabar atas
kemiskinanku dan mengundang kemarahan Allah, padahal aku sudah di ambang pintu
kubur.Demi Allah aku tidak akan melakukannya.
Ibnu Jarir berkata, Aku pergi dengan terheran-heran terhadap bapak tua itu dan
istrinya.Keesokan harinya pada waktu yang sama dengan kemarin, aku mendengar pemiliki dinar
mengumumkan, Wahai penduduk Mekah, wahai para jamaah haji, wahai tamu-tamu Allah dari
desa maupun dari kota, siapa yang menemukan sebuah kantong berisi seribu dinar, maka
hendaknya dia mengembalikannya kepadaku dan baginya balasan pahala dari Allah.
Bapak tua itu berdiri dan berkata, Hai orang Khurasan, kemarin aku telah mengatakan
kepadamu, aku telah memberimu saran. Di kota kami ini, demi Allah, tumbuh-tumbuhan dan
ternaknya sedikit. Bermurah hatilah sedikit kepada penemu kantong itu sehingga dia tidak
melanggar syariat.Aku telah mengatakan kepadamu untuk memberi orang yang menemukan
kantong tersebut seratus dinar, tetapi kau menolaknya.Jika uang tersebut ditemukan oleh
seseorang yang takut kepada Allah, apakah sudi kau memberinya sepuluh dinar saja, bukan
seratus dinar?Agar bisa menjadi penutup dan pelindung baginya dalam kebutuhannya sehari-
hari.
Orang Khurasan itu menjawab, Tidak.Aku berharap pahala hartaku di sisi Allah dan
mengadukannya pada saat kita bertemu dengan-Nya.Dialah yang mencukupi kami dan Dialah
sebaik-baik penolong.
Orang tua itu menariknya sambil berkata, Kemarilah kamu.Ambillah dinarmu dan biarkan aku
tidur di malah hari.Aku tidak pernah tenang sejak menemukan harta itu.
Ibnu Jarir berkata, Orang tua itu pergi bersama pemiliki dinar.Aku membuntuti keduanya
hingga orang tua itu masuk rumahnya.Dia menggali tanah dan mengeluarkan dinar itu.Dia
berkata, Ambil uangmu.Aku memohon kepada Allah agar memaafkanku dan memberiku rezeki
dari karunia-Nya.
Orang Khurasan itu mengambil dinarnya, dan ketika dia hendak keluar, ia kembali bertanya,
Pak tua, bapakku wafat -semoga Allah merahmatinya- dan meninggalkan untukku tiga ribu
dinar. Dia mewasiatkan kepadaku, Ambil sepertiganya dan berikan kepada orang yang paling
berhak menerimanya menurutmu.Maka aku menyimpannya di kantong ini sampai aku
memberikannya kepada yang berhak. Demi Allah, sejak aku berangkat dari Khurasan sampai di
sini aku tidak melihat seseorang yang lebih berhak untuk menerimanya kecuali dirimu.
Ambillah! Semoga Allah memberkahimu.Semoga Allah membalas kebaikan untukmu atas
amanahmu dan membalas kesabaranmu atas kemiskinanmu.Lalu dia pergi dan meninggalkan
dirinya.
Bapak tua itu menangis.Dia berdoa kepada Allah, Semoga Allah memberi rahmat kepada
pemiliki harta di kuburnya.Dan semoga Allah memberi berkah kepada anaknya.
Ibnu Jarir berkata, Maka aku pun meninggalkan tempat itu dengan berjalan di belakang orang
Khurasan itu, tetapi Abu Ghiyats menyusulku dan meminta kembali.Dia berkata kepadaku,
Duduklah, aku melihatmu mengikutiku sejak hari pertama.Kamu mengetahui berita ini kemarin
dan hari ini. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda kepada Umar dan Ali radhiallahu anhuma, Apabila Allah memberi kalian berdua
hadiah tanpa meminta dan tanpa mengharapkan, maka terimalah dan jangan menolaknya. Karena
jika demikian, maka kalian berdua telah menolaknya kepada Allah.Dan ini adalah hadiah dari
Allah bagi siapa saja yang hadir.
Abu Ghiyats lalu memanggil, Wahai Lubabah, wahai Fulanah, wahai Fulanah.Dia memanggil
putri-putrinya, dua saudara perempuannya, istrinya dan mertuanya.Dia duduk dan memintaku
untuk duduk.Kami semua bersepuluh.Dia membuka kantong dan berkata, Beberkan pengakuan
kalian.Maka aku membeberkan pengakuanku. Adapun mereka, karena tidak memiliki pakaian,
maka mereka tidak bisa membentangkan pengakuan mereka.Mereka menadahkan tangan
mereka.Pak tua itu mulai menghitung dinar demi dinar, sampai pada dinar kesepuluh dia
memberikannya kepadaku sambil berkata, Kamu dapat dinar.Isi kantongnya yang seribu dinar
itu pun habis dan aku diberinya seratus dinar.
Ibnu Jarir berkata, Kebahagian mereka atas karunia Allah lebih membahagiakan diriku daripada
mendapatkan 100 dinar ini.Manakala aku hendak pergia, dia berkata kepadaku, Anak muda,
kamu penuh berkah.Aku tidak pernah melihat uang ini dan juga tidak pernah
memimpikannya.Aku berpesan kepadamu bahwa harta itu halal, maka jagalah dengan
baik.Ketahuilah, sebelum ini aku shalat subuh dengan baju usang ini.Kemudia aku melepasnya
sehingga anakku satu per satu bisa memakainya untuk shalat.Lalu aku pergi bekerja antara zuhur
dan asar. Pada petang hari aku pulang dengan membawa rezeki yang diberikan Allah Subhanahu
wa Taala kepadaku, kurma dan beberapa potong roti. Kemudian aku melepas pakaian usang ini
untuk digunakan shalat zuhur dan asar oleh putri-putriku. Begitu pula shalat maghrib dan isya.
Kami tidak pernah membayangkan melihat dinar-dinar ini. Semoga harta ini bermanfaat, dan
semoga apa yang aku dan kamu ambil juga bermanfaat. Semoga Allah merahmati pemiliknya di
kuburnya, melipatgandakan pahala bagi anaknya, dan berterima kasih kepadanya.
Ibnu Jarir berkata, Aku berpamitan dengannya.Aku telah mengantongi seratus dinar.Aku
menggunakannya untuk biaya mencari ilmu selama dua tahun.Aku memenuhi kebutuhanku
sehari-hari.Aku membeli kertas, bepergian dan membayar ongkosnya dengan uang itu.Enam
belas tahun kemudian aku kembali ke Mekah.Aku bertanya tentang bapak tua itu dan ternyata
dia telah wafat beberapa bulan setelah peristiwa itu.Begitu pula istrinya, mertuanya, dan dua
saudara perempuanya, semuanya telah wafat kecuali putri-putrinya.Aku bertanya tentang
mereka.Ternyata mereka telah menikah dengan para gubernur dan raja.Hal itu karena berita
kebaikan orang tuanya yang menyebar di seantero negeri.Aku singgah di rumah suami-suami
mereka dan mereka menyambutku dengan baik, memuliakanku, hingga Allah mewafatkan
mereka.Semoga Allah memberkahi mereka dengan apa yang mereka dapat.
Firman Allah Taala, Demikianlah diberi pengajaran kepada orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat. Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka.Dan barangsiapa bertawakkal
kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.
Lihatlah bagaimana rezeki yang didapatkan Abu Ghiyats, rezeki yang Allah tetapkan tidak
berkurang karena kejujuran dan tidak pula bertambah dengan kebohongan atau dusta demikian
pula jatah rezeki tersebut tidak bertambah dengan Korupsi.

MUTIARA HIKMAH

Jika jujur merupakan sikap mulia dan dusta suatu sikap yang hina-dina, betapa pentingnya
kita memahami bahwa kejujuran adalah timbangan allah untuk mengukur nilai keadilan. Adapun
dusta adalah timbangan setan yang mengajak kepada kedhaliman.Para alim ulama dan ahli zuhud
serta ahli hikmah sangat anti terhadap kedustaan karena mengurangi harga diri dan merendahkan
jati diri.Oleh sebab itu Ibnu Samak berkata,Saya tidak mengira bila diriku bisa disewa untuk
kedustaan karena saya meninggalkannya dengan penuh ketidak sukaan kepadanya.

Sebagian yang lain berkata,Tidak mungkin seorang yang berakal berdusta sebab hal itu merusak
muruah, apalagi melakukan dosa dan maksiat.

Imam Syabi berkata:Tetaplah kalian berada diatas kejujuran meskipun terlihat merugikan maka
ketahuilah suatu ketika berguana bagimu. Dan hati-hatilah dari berdusta meskipun terlihat
menguntungkan ketahuilah suatu saat akan merugikan kamu.
Sebagian orang jujur berkata:Kejujuran bukti ketakwaan,keindahan dalam bicara dan
kesempurnan perkara agama dan dunia.

Dalam kata-kata mutiara berbunyi:Segala sesuatu memiliki hiasan dan hiasan pembicaraan
adalah kejujuran.

Ahli hikmah berkata:Barang siapa yang jujur tutur katanya maka akan selalu benar hujjah-
hujjahnya.

Dari Muhalab bin Abu Shafrah bekata:Tidak ada pedang di tangan ksatria yang lebih hebat dari
pada kejujuran.

Sebagian ahli adap berkata:Sebaik-baik perkataan adalah orang yang bearkata jujur dan orang
yang mearndengar mengambil manfaat.

Sebagian mereka berkata, Mati membawa kejujuran lebih baik daripada hidup bersama
kedusaan.

Di antara kata-kata mutiara adalah ucapan sebagian ahli balaghah, Bila dilukiskan maka
kejujuran adalah laksana singa yang meraung dan kedustaan adalah serigala yang menguak.
Kamu berada di kandang singa yang gagah maka itu lebih baik daripada kamu berada dikandang
serigala.

Semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang senantiasa berbuat jujur,
baik dalam perkataan dan perbuatan kita. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurrah
kepada Nabi Muhammad beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang tsiqah dala mengikuti
manhaj beliau sampai hari kiamat.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas , maka dapat kita simpulkan bahawa islam merupakan agama
paling sempurna dan sebagai penyempurna ajaran ajaran tauhid sebelum Rasulullah SAW.
Dalam islam , kita selalu daiajarkan dan menjadikan suatu keharusan untuk senantiasa berbuat
baik kepada diri sendiri mauaoun orang lain . salah satunya adalah perilaku jujur. Setiap umat
islam harus mempunyai perilaku jujur dalam segala hal. Karena telah dijelaskan dalam firman
ALLAH SWT maupun sunnah bahwa terdapat keberkahan dalam setiap kejujuran . karena
dalam jujur kita dilatih untuk berperilaku terbuak , baik dan mamu mengikhlaskan hal yang
terkadang begitu berharg a bagi kita . dengan sifat dan sikap yang jujur pula maka akan
dibukakan oleh Allah SWT pintu pintu rahmat dan keberkahan. Maka dari itu , kita sebagai
umat islam harus senantiasa berperilaku jujur dan fastabihul khairat.

B. Saran

Hindari sikap dusta karena itu merupakan awal dari kehancuran umat manusia. Mari kita
jujur dalam segala hal dan keadaan ,jangan sampai terprofokasiyang jujur ga makan itu tidak
benar.

Akuilah dan jujur bahwa Allah adalah Tuhan kita.Kita adalah hambanya maka marilah kita
beribadah dengan sepenuh jiwa, ikhlas hanya karena mengharap ridho-Nya.Mulailah bersikap
jujur dari sekarang.Selalu bersikap jujurlah walau itu pahit. Karena dengan tidak jujur, masalah
tidak akan selesai. Justru akan menambah masalah pada kita.Ingatlah bahwa Allah selalu tahu,
walaupun itu tak tampak.

Anda mungkin juga menyukai