A. Pengertian Pembaruan
Pembaruan dalam Islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan
Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Dalam bahasa Arab, gerakan pembaruan Islam disebut tajdid, pelakunya
disebut mujaddid.
Istilah tajdid itu sendiri memiliki arti lain yang lebih luas, di antaranya adalah
reformasi, purifikasi, modernisme dan sebagainya.
Islam sebenarnya telah memiliki tradisi pembaruan karena ketika menemukan masalah
baru, kaum muslim segera memberikan jawaban yang didasarkan atas doktrin-doktrin dasar
kitab dan sunnah. Rasulullah Pernah mengisyaratkan bahwa “Sesungguhnya Allah akan
mengutus kepada umat ini (Islam) pada permulaan setiap abad orang-orang yang akan
memperbaiki, memperbaharui agamanya” (HR. Abu Daud).
Istilah pembaruan populer menyusul kontak politik dan intelektual dengan Barat.
tepatnya abad XVIII, pada waktu itu baik secara politis maupun secara intelektual, Islam
telah mengalami kemunduran, sedangkan Barat dianggap telah maju dan modern. Kondisi
seperti itu menuntut umat Islam untuk melakukan pembaruan dalam berbagai bidang.
Modernisasi dalam Islam atau yang kemudian terkenal dengan Pembaruan Islam
muncul sebagai hasil dari interaksi dunia Islam dan dunia Barat. Dengan adanya kontak
antara Islam dan Barat, umat Islam menyadari bahwa ternyata Barat telah melesat menjadi
bangsa yang lebih maju dalam berbagai bidang, baik dari sisi politik, ekonomi, sains dan ilmu
pengetahuan.
Jauh sebelum Barat menjadi bangsa yang modern, Islam telah terlebih dahulu tampil
sebagai bangsa yang maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Para ilmuwan-
ilmuwan muslim telah membuat bangsa Barat berbondong-bondong belajar terhadap
ilmuwan muslim. Namun di abad XIX, dunia Islam dikejutkan oleh kehebatan sains dan
industri yang dimiliki oleh Barat.
D. Ibrah (Pelajaran)
Dengan memahami adanya gerakan pembaruan Islam telah melewati sejarah panjang,
maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai berikut :
1. Memiliki semangat ukhuwah kebangsaan dan keislaman, dalam menjalin hubungan
silaturrahim dengan sesama masyarakat muslim di seluruh dunia.
2. Memiliki sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
3. Menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar,
tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
4. Pembaruan Islam diwujudkan dalam bentuk memperbaharui lembaga-lembaga
pendidikan yang mampu mencetak generasi baru yang berwawasan luas dan rasional
dalam memahami agama sehingga mampu menghadapi tantangan zaman.
5. Meningkatkan peranan wanita dalam bidang pendidikan, sosial dan pembangunan
sumberdaya manusia.
6. Mengembangkan budaya literasi, yaitu dengan membiasakan membaca berbagai bacaan
yang memberikan ilmu dan kebaikan, khususnya tentang ilmu sejarah peradaban Islam.
BAB VII
PENGARUH PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA
4. Muhammadiyah (1912 M)
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman
Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912. Kelahiran dan
keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan manifestasi dari
gagasan pemikiran dan amal perjuangan KH. Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis).
Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada
tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan
pembaruan itu diperoleh setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di
Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai
Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang; juga setelah membaca
pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil
Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.