Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SUNAN AMPEL

Di suusun oleh:

Hendar Saepudin Septina

XI TITLL

SMK MUHAMMADIYAH MUNGKID TAHUN 2023


KATA PENGANTAR

Kisah walisongo dari dulu hingga sekarang masih tetap memikat banyak Bagi
masyarakat Jawa, tentunya tokoh penting dalam penyebaran agama Islam
seperti Wali Songo bukanlah hal asing. Sama seperti namanya, Wali Songo
terdiri dari 9 orang yang melakukan penyebaran agama Islam di tanah Jawa.
Salah satu dari Wali Songo adalah Sunan Ampel.

Setiap wali memiliki sebutan yang disesuaikan dengan tempat tinggal dan
wilayah penyebarannya. Meski namanya sangat terkenal, tetapi belum banyak
yang tahu sejarah Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam.

Masyarakat Jawa kerap menyebut Wali Songo sebagai Sunan yang berarti
orang yang terhormat. Misalnya Sunan Ampel, Sunan Bonang, hingga Sunan
Kalijaga.Untuk lebih memahaminya simak sejarah Wali Songo dalam
menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa berikut ini yang dihimpun dari
berbagai sumber.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . II

DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .III

BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2

A.Latar belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2

B. Rumusan masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

BAB II PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5

A.Biografi Sunan Ampel. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7

B. Strategi dakwah Sunan ampel. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

BAB III PENUTUP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8

B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sunan Ampel atau Raden Rahmat adalah seorang putra paling tua dari
Maulana Malik Ibrahim. Pada masa kecilnya Sunan Ampel lebih banyak
dikenal sebagai Raden Rahmat.

Lalu Sunan Ampel lahir pada tahun 1401 M di Campa serta diperkirakan tutup
usia pada tahun 1841 di Demak. Sedangkan makam dari Sunan Ampel adalah
di bagian barat Masjid Ampel yang terletak di Kota Surabaya.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika, Sunan Ampel pada masa kecil lebih
banyak dikenal sebagai Raden Rahmat. Lalu untuk penggunaan nama Ampel
sendiri lebih banyak diidentikkan dengan nama tempat dimana beliau tinggal
yaitu daerah Ampel atau Ampel Denta. Wilayah tersebut saat ini menjadi
bagian dari Kota Surabaya.

Beberapa sumber menjelaskan jika Sunan Ampel awal masuk ke pulau Jawa
adalah pada tahun 1443 M bersama dengan Sayid Ali Murtadho yang
sejatinya adalah adik dari Sunan Ampel. Sebelum masuk ke Pulau Jawa,
Sunan Ampel dengan Sayid Ali Murtadho berada di Palembng sekitar tahun
1440.

Setelah berada di Palembang sekitar tiga tahun, mereka selanjutnya berada di


daerah gresik. Lalu pergi kembali ke wilayah Majapahit untuk menemui
bibinya. Bibi dari Sunan Ampel adalah seorang putri dari Camp bermana
Dwarawati. Dwarawati sendiri menikah dengan seorang raja dari Majapahit
bergelar Prabu Sri Kertawijaya serta pemeluk agama Hindu.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana Biografi Sunan Ampel

2. Bagaimana Strategi Dakwah Sunan Ampel


BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Sunan Ampel

Gambar 2.1 Foto Sunan Ampel

Sunan Ampel atau Raden Rahmat adalah salah satu anggota dari sembilan
wali atau lebih banyak dikenal sebagai Wali Songo.

Wali Songo sendiri adalah beberapa orang yang melakukan penyebaran ajaran
agama Islam di wilayah tanah Jawa. Sama seperti Sunan Maulana Malik
Ibrahim, Sunan Ampel juga memiliki jasa yang begitu besar terhadap
perkembangan ajaran Islam, khususnya di wilayah tanah Jawa

.Beberapa kalangan juga memiliki pendapat jika Sunan Ampel adalah bapak
dari para wali. Hal ini tak lain karena Sunan Ampel mampu melahirkan para
pendakwah nomor satu di wilayah tanah Jawa.

Selama perjalanan hidupnya, Sunan Ampel memiliki dua istri yaitu Dewi
Karimah dan Dewi Candrawati. Ketika bersama dengan istri pertamanya Dewi
Karimah, Sunan Ampel memiliki dua orang anak yaitu Dwi Murtasih yang juga
menjadi istri dari Raden Fatah.
Raden Fatah adalah sultan pertyama dari kerajaan Islam Demak Bintoro. Lalu
anak keduanya adalah Dewi Murtasimah yang menjadi permaisuri dari raden
Paku atau Sunan Giri.Sedangkan ketika bersama dengan Dewi Chandrawati,
Sunan Ampel dikaruniai lima orang anak yaitu Siti Syare’at, Siti Mutmainah,
Siti Sofiah, Raden Maulana Makdum, Ibrahim atau Sunan Bonang, serta
Syarifuddin atau Raden Kosim yang kemudian lebih banyak dikenal dengan
sebutan Sunan Drajad

B. Bagaimana strategi dakwah sunan Ampel

Hal berikutnya yang akan kita bahas bersama adalah metode dakwah yang
dilakukan oleh Sunan Ampel. Metode dakwah yang ditempuh oleh Sunan
Ampel terbilang cukup singkat dan cepat. Hal ini karena Sunan Ampel
menggunakan metode dakwah Moh Limo yang memiliki arti tidak melakukan
lima hal tercela.

Adapun filsafat metode Moh Limo milik Sunan Ampel adalah sebagai berikut
ini.

1.Moh main yang memiliki arti tidak ingin berjudi

2.Moh ngombe yang memiliki arti tidak mau mabuk

3.Moh maling yang memiliki arti tidak mau mencuri

4.Moh madat yang memiliki arti tidak mau menghisap candu

5.Moh madon yang memiliki arti tidak mau melakukan zina


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan penulis dari berbagai literatur yang
penulis baca dapat disimpulkan bahwa:

Penyebaran Islam khususnya di Pulau Jawa banyak di pegang peranannya


oleh Walisongo. Sesuai dengan namanya, Walisongo beranggotakan 9 orang,
salah satunya ialah sunan Ampel. Sunan Ampel terkenal dengan metode
dakwah falsafah Moh limo di ambil dari bahasa Jawa yang berarti tidak
mengerjakan lima hal tercela. Di antaranya, moh main (tidak berjudi), moh
ngombe (tidak mabuk-mabukan), moh maling (tidak mencuri),moh madat
(tidak mengisap candu), dan moh madon (tidak berzina).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan merujuk kepada manfaat penelitian , maka


saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pembaca dapat mengambil sisi positif dari adanya penelitian yang

berkenaan dengan perjuangan Sunan Ampel dalam penyebaran Islam.

2. Di era Globalisasi inu perlu adanya keseimbangan antara apa yang telah

diajarkan oleh Sunan Ampel dalam perjuangannya menyebarkan agama

islam yang menggunakan cara-cara yang bijaksana.

Penulis meyakini adanya kekurangan dalam pembuatan serta penggalian data


dalam penelitian ini. Oleh karena itu penulis sangat berharap kepada pembaca
untuk memberikan kontribusi berupa kritik dan saran demi peningkatan
kualitas penulis dalam penelitian berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai