Anda di halaman 1dari 4

KERAJAAN BALI (10-14)

A LOKASI
Menurut Kitab sejarah Dinasti Tangkuna, kerajaan Bali terletak disebelah Timur Ho-Ling
yaitu di Po-Li.
B SUMBER SEJARAH
Sumber sejarah yang menjelaskan keberadaan kerajaan Bali adalah sebagai berikut:
1. Kitab sejarah Dinasti tangkuna
2. Cap kecil dari tanah liat
Isi : Mantra-mantra atgam Budha dalam bahasa Sangsekerta.
3. Prasasti Pjengyang (875 Saka)
Isi : Nama Sri (Wali) Lipuram yang berarti sebuah kerajaan di Pulau Bali.
4. Prasasti Belanjong (Sanur,885 Saka)
Isi : Menyebut nama Raja Kesariwarmadewa
5. Prasasti yang berangka tahun 837, 888 Saka
Isi : menyebutkan nama raja Ugrasena/Sang Ratu Sri Ugrasena, dan menyebutkan
Panglapuan di Singhamandawa
6. Prasasti yang berangka tahun 1010, 1020, 1023 Saka
Isi : menerangkan masa pemerintahan Ratu Sri Maharaja Sri Sakalendukirana Isyana
Gunadharma Lekasmidhara Wijayatunggadewi (ditafsirkan sebagai wangsakerta/pendiri
dinasti) setelah dinasti warmadewa yang kemudian ditafsirkan dinasti Sakelendukirana).
C STRUKTUR KERAJAAN
Dalam struktur kerajaan lama, Raja raja Bali dibantu oleh badan penasehat yang disebut
Pakirakiran I Jro Makabehan yang terdiri dari beberapa Senapati dan Pendeta Syiwa yang
bergelar Dang Acaryya dan Pendeta Buddha yang bergelar Dhang Upadhyaya. Raja
didampingi oleh badan kerajaan yang disebut Pasamuan Agung yang tugasnya memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada raja mengenai jalannya pemerintahan. Raja juga dibantu
oleh Patih, Prebekel, dan Punggawa punggawa.
D KEHIDUPAN POLITIK
Raja-raja dan keadaan pemerintahannya antara lain :
1. Dharmodayana (989-1011 M)
- Memerintah bersama istrinya yang bernama Gunapriyandharmapatmi sampai dengan
tahun 1001
- Mempunyai 3 ornag putra yaitu : Airlangga ( yang menjadi raja di Medang kamulan)
Marakata dan Anak Wungsu
- Meninggal pada tahun 1011 dan di candikan di Banu Wka
2. Marakata (1011-1022 M)
- Dianggap kebenaran hokum oleh masyarakatnya karena selalu melindungi rakyatnya
sehingga selalu ditaati dan disegani olh rakyatnya.
- Untuk kepentingan rakyatnya, beliau membangun sebuah prasada/ bangunan suci didaerah
Tapak Siring.
3. Anak Wungsu (1049-1077)
- Paling banyak meninggalkan prasasti ( 28 buah prasasti)
- Keadaan Negara aman dan tentram
- Diperkirakan tidak memiliki putra dari permaisuri yang bernama Bhatari.
- Ia meninggal pada tahun 1077 dan didharmakan didaerah Tampak Siring
4. Sri Jayasakti (1113-1150 M)
- Dikeluarkan 2 kitab UU yaitu Uttara Widdhi Balawan dan Raja Wacana/Rajaniti.
- Agama Budha dan Syiwa berkembang dengan baik

E KEHIDUPAN EKONOMI
Berdasarkan prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh Anak Wungsu dapat disimpulkan bahwa
1. Kehidupan ekonomi masyarakat Bali di topang oleh pertanian dengan berbagai macam
hasil pertanian yang meliputi padi gaga, enau, pinang, bamboo dam kemiri
2. Penduduk juga memelihara berbagai macam binatang ternak seperti : Kambing kerbau,
lembu, babi, bebek, kuda dan ayam
3. Kuda merupakan binatang yang paling berharga karena digunakan untuk membawa
barang hasil pertanian maupun perdagangan. Jadi disamping bertani masyarakat Bali juga
berternak dan berdagang
F KEHIDUPAN SOSIAL-BUDAYA
Dalam kehidupan sosial, masyarakat Bali, tidak terlepas dari agama yang dianutnya yaitu
agama hindu (mempunyai pengaruh yang paling besar) dari Budha sehingga keadaan
sosialnya sebagai berikut
1. Terdapat pembagian golongan/kasta dalam masyarakat yaitu Brahmana, Ksatria dan
Waisya
2. Masing-masing golongan mempunyai tugas dan kewajiban yang tidak sama disbanding
keagamaan
3. Pada masa Anak Wungsu dikenal adanya beberapa golongan pekerja khusus yaitu pande
besi, pande emas, dan pande tembaga dengan tugas membuat alat-alat pertanian, alat-alat
rumah tangga, senjata, perhiasan dan lain-lain.
Dari ketiga hal diatas dapa kiata ambil kesimpulan sebagi berikut
1. Kehidupan sosial masyarakat Bali sudah teratur dan rapi
2. Sudah ada system pembagian kerja
Hasil budaya kerajaan Bali antara lain berupa
1. Prasasti
2. Cap Materai kecil dari tanah liat yang disimpan dalam stupa kecil
3. Arca misalnya arca durga
4. Dua kitab undang-undang yang dipakai pada masa pemerintahan Jayasakti yaitu Uttara
Widdhi Balawan dan Rajawacana/Rajaniti
5. Pada zaman Jayasakti agam Budha dan Syiwa berlambang dengan baik bahkan raja sendiri
disebut sebagai penjelmaan dewa Wisnu (airan Waisnawa)
6. Prasasti di Bali paling banyak menggunakan bahasa Jawa kuno sehingga hubungan dengan
Jawa diperkirakan terjalin dengan baik.
G. RUNTUHNYA KERAJAAN BALI
Dikisahkan seorang raja Bali yang saat itu bernama Raja Bedahulu atau yang dikenal
dengan nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki
Kebo Iwa. Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali adalah ingin
menaklukan Bali di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu
patih Majapahit itu mengajak Ki Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan
setelah sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu namun
dalam lontar Bali Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu.
Tanah dan batu yang dilemparkan ke sumur balik dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia
menyerahkan diri sampai ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat dibunuh.
Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali dapat ditaklukan oleh Gadjah Mada pada tahun 1343.

Anda mungkin juga menyukai