Anda di halaman 1dari 2

CERITAKU TENTANG BUKU

REVIEW BUKU HATTA : JEJAK YANG MELAMPAUI BATAS

Selama libur semester aku hanya menghabiskan waktu dengan berleha-leha,


mengurus rumah, main gadget, mengasuh keponakan dan sesekali menjemur padi,
bosan tapi asik juga. Tidak sengaja aku membuka grup organisasi keagamaan di
kampus dan ada salah satu anggota yang membagikan link google drive yang isinya
ebook- ebook yang bagus banget, setelah melihat-lihat akhirnya aku men-donwload
e-book biografi Bapak Proklamator Indonesia, Muhammad Hatta.

Kesan pertama terhadap e-book ini, sangat senang ya, karena sudah lama sekali
aku ingin membaca buku tentang Muhammad Hatta yang terkenal sekali
kedisiplinan dan anti korupsi nya.

Hatta : Jejak yang Melampaui Zaman

Seri buku TEMPO : BAPAK BANGSA

Well, setelah menghatamkan buku ini, rasa kagumku terhadap sosok yang satu ini
semakin menjadi-jadi, e-book yang hanya setebal 83 halaman dengan 20 sub-bab
didalamnya cukup menggambarkan bagaimana sebenarnya kehidupan Bung Hatta.
Buku ini disusun dengan data-data yang dikumpulkan selama dua tahun dan
didapatkan dari setiap tulisan-tulisan tentang Hatta ataupun tulisan Hatta
sendiri, dengan mendatangi setiap orang dan tempat-tempat yang berhubungan
langsung dengan dirinya. Buku ini dibuat dalam rangka memeringati 100 tahun
kelahiran Bapak Koperasi tersebut.

Usia 17 tahun adalah pertama kalinya Hatta menginjakan kaki di Batavia, tinggal
bersama pamannya yang merupakan saudagar besar membuat Hatta banyak
belajar cara berdagang, hingga akhirnya melanjutkan studi bidang ekonomi di
Belanda. Sedari kecil Hatta sangat mencintai buku dan menjadikan membaca
sebagai hobinya, bacaannya pun beragam dari ekonomi, poitik, hukum bahkan
ideologi. Satu hal keren yang membuat aku speechless banget adalah ketika Bung
Hatta di asingkan oleh Belanda sebagai tahanan politik di Banda, beliau ikut serta
membawa 16 peti yang isinya buku semua. Saat umurnya yang ke 19 tahun Hatta
merantau ke Belanda, selain belajar ilmu ekonomi Ia juga disibukkan dengan
berbagai aktivitas pergerakan dengan memimpin organisasi pelajar Tanah Air di
Eropa, Indonesisch Vereeniging organisasi yang mulanya bersifat sosial menjadi
politik perlawanan bersama teman-teman Indonesia yang lain, bahkan Hatta
sampai di tahan pada 1927 karena tulisan-tulisanya yang tajam mengkritik
pemerintah kolonial. Pledoi yang disampaikan Bung Hatta di pengadilan di Den
Hagg “Hanya satu tanah air yang dapat disebut tanah airku. Ia tumbuh dengan
usaha, dan usaha itu adalah usahaku” sungguh menggambarkan jiwa nasionalis
yang Ia miliki. Penguasaan Bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, Jerman, dan
Prancis membuat pemahaman Hatta dari buku-buku yang Ia baca menjadi
semakin luas dan mendalam. Hatta adalah orator ulung melalui tulisan-tulisannya
yang tajam dan menggetarkan, kebebasan berserikat dan berkumpul, penguasaan
Negara terhadap sumber daya, politik luar negeri bebas aktif, hingga ekonomi
koperasi adalah buah pemikiran cemerang Hatta dalam pembangunan pondasi
negeri.

Sesuai dengan janji dan tekadnya ia baru akan menikah setelah Indonesia
mencapai kemerdekaan, maka pada november 1945 Hatta menikahi istrinya. Hatta
memang tidak seperti Soekarno yang bak casanova yang mampu menjerat setiap
wanita, Hatta setia pada satu wanita dan itu adalah istrinya.

Hatta adalah seorang yang hemat dan santun dalam berbicara juga sangat disiplin
waktu. Dibesarkan di lingkungan masyarakat Minangkabau dan berbekal
pengajaran agama yang saban hari ia pelajari di Surau dekat tempat tinggalnya,
Hatta tumbuh menjadi sosok religius yang memahami Islam dengan baik yang
tercermin dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan. Ia tidak keras membela Islam,
tetapi setiap pendapat dan gagasan yang Ia sampaikan salalu selaras dengan
tuntunan Islam. Misalnya ketika Beliau mengusulkan mengganti sila pertama
pancasila yang saat itu “Menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluknya”
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kalimat ini mengakui akan keesaan atau
ketunggalan dari Tuhan yang maknanya bertauhid. Tauhid hanya diajarkan dalam
agama Islam. Begitulah seorang Hatta menerapkan ajaran Islam dalam setiap
sendi kehidupannya

Sampai akhirnya aku baca halaman 83 dari e-book tersebut, rasanya tidak rela
kisah Bung Hatta harus berakhir dan semenjak itu aku jadi curious sekali tentang
kehidupan Bung Hatta yang aku yakin sekali ada begitu banyak hal-hal positif
yang bisa aku pelajari dari situ. Sekian ceritaku, sampai ketemu di sesi buku
berikutnya….

Anda mungkin juga menyukai