Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR PENTINGNYA

PROYEKSI BAGI
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
Jimmy Rachman, SE, MM
Kasubdit Pemanfaatan Perencanaan Pengendalian Penduduk
Bekasi, 24 Juli 2019
UU 52/2009
Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga
Pasal 32, Pasal 37, dan Pasal 52
Pemerintah dan pemerintah daerah
melakukan pengumpulan data, analisis,
dan proyeksi angka kematian, mobilitas TUGAS
dan angka kelahiran sebagai bagian dari BKKBN
pengelolaan kependudukan dan
pembangunan keluarga.
RUANG LINGKUP PEMBAGIAN
URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK & KELUARGA
BERENCANA
BERDASARKAN UU NOMOR 23 THN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

Antara Pemerintah Pusat, Prov., & Kab./Kota terdiri dr 4 (empat) Sub Urusan :

1 Pengendalian Penduduk (PP)

2 Keluarga Berencana (KB)

3 Keluarga Sejahtera (KS)

4 Standardisasi dan Sertifikasi


LAMPIRAN 1.N. UU NO. 23 THN 2014
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 2. 3. 4. 5.
1. Pengendalian a.Pemaduan & a. Pemaduan & a.Pemaduan &
Penduduk sinkronisasi sinkronisasi kebijakan sinkronisasi kebijakan
kebijakan pemerintah dg pemerintah daerah
pengendalian pemerintah daerah prov. dg pemerintah
kuantitas provinsi dlm rangka daerah kab/kota dlm
penduduk. pengendalian rangka pengendalian
kuantitas penduduk. kuantitas penduduk.
b.Penetapan b. Pemetaan perkiraan b.Pemetaan perkiraan
perkiraan pengendalian penduduk pengendalian
pengendalian cakupan wilayah prov. penduduk
penduduk cakupan wilayah
secara nasional. kab/kota.
“….mengetahui proyeksi penduduk sangatlah penting. Hal itu karena
keseluruhan data akan digunakan sebagai pertimbangan untuk
mengambil kebijakan pemerintah di masa depan. Sebaliknya, saat
suatu negara tak memiliki proyeksi penduduk kerugian untuk negara
bisa sangat panjang, dan sudah tentu akan menghambat
pembangunan nasional. Proyeksi penduduk itu bermanfaat sebagai
basis data dan target penentuan kebijakan untuk pembangunan
sektoral dan pengambilan keputusan kebijakan ke depan.”

Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, SE., MA


Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
(29 Jan 2014)
Peranan Data Penduduk
1. Sebagai Data Dasar (Untuk Perkiraan Dan Proyeksi)
2. Sebagai Alat Monitoring (Fungsi Kontrol)
3. Sebagai Dasar Perumusan Kebijakan Dan Perencanaan (Fungsi
Planning)
4. Sebagai Alat Untuk Evaluasi Kinerja (Fungsi Efisiensi)
5. Sebagai Indikator Keberhasilan Yang Dicapai (Fungsi
Targetting)
Proyeksi Penduduk
Bukan ramalan jumlah penduduk, tapi suatu
perhitungan dan pendekatan ilmiah tentang jumlah
penduduk pada masa akan datang, baik metode
matematis maupun komponen

Menggunakan asumsi-asumsi
Manfaat Proyeksi Penduduk
 Mengetahui dinamika dan karakteristik kependudukan
di masa mendatang, yaitu berkaitan dengan
perencanaan daerah berwawasan kependudukan

 Mengetahui pengaruh berbagai kejadian tehadap


keadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang.
Proyeksi Penduduk untuk
Perencanaan Pembangunan
1. Di Bidang pangan :
menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta susunan penduduk menurut umur.
2. Di bidang kesehatan :
menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit yang diperlukan
selama periode proyeksi.
3. Di bidang Tenaga Kerja :
menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang erat hubunganya dengan proyeksi
tentang kemungkinan perencanaan untuk memperhitungkan perubahan tingkat pendidikan, skilled dan
pengalaman dari tenaga kerja.
4. Di bidang Pendidikan :
proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah, jumlah
murid, jumlah guru gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan datang.
5. Di bidang Produksi Barang dan Jasa :
dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubunganya dengan data mengenai produktivitas merupakan
dasar estimasi produksi barang-barang dan jasa dimasa mendatang
Proyeksi Penduduk Tahun 2015-2045
Pembangunan Keluarga Memasuki Era Baru

6.0
Perkembangan TFR dan Proyeksi TFR 2015-2045 • Perkembangan jumlah anak
seperti negara berkembang
5.5 (dan maju) lainnya converge
pada 2 anak setiap satu orang
5.0 perempuan.
Sensus/ SUPAS SDKI
4.5 • Namun, dengan terbatasnya
Proyeksi 2010-2035 Proyeksi 2015-2045
distribusi alat kontrasepsi di
4.0
antara masyarakat kelompok
Axis Title
3.5 ekonomi terendah dan
terpencil, kecenderungan TFR
3.0
naik (SDKI 2017).
2.5 • Trade-off antara kualitas dan
kuantitas menjadi salah satu
2.0
pertimbangan dalam
1.5 merencanakan jumlah anak.
9 71 976 980 985 990 991 994 995 997 000 002 005 007 010 012 015 017 020 025 030 035 040 045
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
ASFR Observasi dan Asumsi Indonesia
ASFR kedua skenario menunjukkan
perbedaan pola untuk setiap
kelompok umur wanita. Pada
skenario A, dikarenakan TFR
stagnan sebesar 2,1 mulai tahun
2020 sehingga ASFR setiap
kelompok umur wanita pun juga
stagnan mulai dari tahun 2020
sampai dengan tahun 2045.
Sedangkan pada skenario B,
tingkat fertilitas pada setiap
kelompok umur wanita usia subur
umumnya menurun dari tahun
2015 sampai dengan 2045, namun
pada kelompok umur 40-44 dan 45-
49 tingkat fertilitas mulai meningkat
pada tahun 2020. Untuk kedua
skenario, tingkat fertilitas tertinggi
terjadi pada kelompok umur 25-29
Periode 2020-2024: Penduduk Memasuki Penuaan (Ageing)
dan Puncak Bonus Demografi

2020 2024

65+ “Population Ageing” 65+


7% 8% 0-14
0-14
24% 23%

Penduduk desa 43% Penduduk desa 40%


Indonesia Timur 54,4 jt Indonesia Timur 56,8 jt
15-64 15-64
69% 69%

Total 269,6 jt Total 279,9 jt

• Penduduk usia produktif 174-180 juta pada Pembangunan manusia berdasarkan pendekatan siklus hidup secara
2020-2024, paling banyak di wilayah Asia menyeluruh untuk mempersiapkan:
Tenggara. ‐ Sumber Daya Manusia berdaya saing: tenaga kerja yang
handal dan adaptif, serta wirausaha yang adaptif, kreatif,
• Urbanisasi berjalan pesat dengan pertumbuhan inovatif
penduduk perkotaan bertambah 0,7% per tahun. ‐ Penduduk lanjut usia (Aged Population) yang sehat dan
produktif
13
Kunci Pengendalian Penduduk
 Proyeksi penduduk itu bermanfaat sebagai basis
data dan target penentuan kebijakan untuk
pembangunan sektoral.
 Dinamika penduduk terkait jumlah dan penyebaran
penduduk. Di mana hal itu akan mempengaruhi
ekonomi, perlindungan sosial, keberlanjutan
lingkungan hidup, pangan, energi, sampai seberapa
bisa masyarakat mengakses Pendidikan.
 Dinamika penduduk salah satu kuncinya terletak pada
Paparan Dr. Sudibyo Alimoeso, M.Sc.
PENGENDALIAN KEPENDUDUKAN, melalui dalam Seminar IPADI
PROGRAM KKBPK 8 Nov 2018
Total Fertility Rate (TFR) Per Provinsi
NTT 3.4
Papua 3.3
Maluku 3.3
Papua Barat 3.2
Maluku Utara 2.9
Riau 2.9
Sumatera Utara 2.9 • Terdapat kesenjangan TFR antar
Sulawesi Tenggara 2.8
Kalimantan Utara 2.8 provinsi
Sulawesi Barat 2.7
Sulawesi Tengah 2.7 • Harus ada pertimbangan kebijakan
Kalimantan Timur 2.7 bagaimana proyeksi TFR di Provinsi-
Kailmantan Barat 2.7
Aceh 2.7 provinsi tersebut.
Sumatera Selatan 2.6 • Untuk Provinsi dengan TFR yang relatif
Gorontalo 2.5
Kalimantan Tengah 2.5 tinggi seperti Malut, Papua Barat,
NTB 2.5
Sumatera Barat 2.5 Maluku, Papua, NTT  apakah akan
Indonesia 2.4 tetap menargetkan TFR 2,1 di tahun
Sulawesi Selatan 2.4
Kalimantan Selatan 2.4 2020/2025? Bagaimana upaya untuk
Jawa Barat 2.4 mengejar agar mencapai TFR 2,1?
Banten 2.3
Jawa Tengah 2.3 • Untuk Provinsi yang telah mencapai
Bangka Belitung 2.3
Lampung 2.3 TFR=2,1 bagaimana target untuk
Bengkulu 2.3 proyeksi ke depan?
Jambi 2.3
Sumber : Sulawesi Utara 2.2
SDKI 2017 D.I Yogyakarta 2.2
DKI Jakarta 2.2
Kepulauan Riau 2.2
Bali 2.1 15
Jawa Timur 2.1
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
CPR Cara Modern (Modern Method) Per Provinsi (%)
Kalimantan Tengah 69.4
Lampung 65.7
Kalimantan Selatan 64.4
Bengkulu 64.4
Jambi 63.5
Jawa Timur 63.1
Bangka Belitung 62.2
Sumatera Selatan 61.4
Sulawesi Utara 61
Kalimantan Barat 61
Gorontalo 59.6 • Terdapat kesenjangan CPR antar
59.5
Jawa Tengah
Jawa Barat 59.5 provinsi
Sulawesi Tengah 59.3 • Harus ada pertimbangan kebijakan
Kalimantan Timur 59.3
D.I Yogyakarta 57.8 mengenai CPR di Provinsi-provinsi
57.3
Banten
Indonesia 57.2
tersebut dengan mempertimbangkan
Bali 54.8 kearifan lokal
NTB 50.8
Riau 50.7 • Untuk Provinsi dengan CPR modern
50.5
DKI Jakarta
Sumatera Barat 50.1
yang relatif tinggi namun TFR masih
Maluku Utara 50 belum mencapai target. Bagaimana
Sulawesi Selatan 48.7
Sulawesi Barat 48.6 kebijakannya?
Kepulauan Riau
Kalimantan Utara
47.4
46.9
• Untuk Provinsi dengan CPR
Sulawesi Tenggara 46.5 modernrendah bagaimana kebijakan
Aceh 46.4
Sumatera Utara 43.9 untuk ke depan menggenjot
NTT
Maluku
41.2
39.2
pencapaian TFR?
Sumber : Papua 35.9
Papua Barat 35.9 16
SDKI 2017
-5 5 15 25 35 45 55 65 75
Terima Kasih

www.bkkbn.go.id

Anda mungkin juga menyukai