Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang mungkin sangat sederhana.

Makalah ini berisikan tentang pengertian seni budaya dan pengertian


seni tari, musik, teater dan seni rupa serta cabang seni rupa yaitu seni rupa
murni dan terapan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman


yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Pedamaran, 22 Februari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Tari adalah gerak tubuh seseorang secara birama yang dilakukan di
tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan
perasaan, maksud dan pikiran. Sebuah tarian sebenarnya merupakan
perpaduan dari beberapa buah unsur, yaitu wiraga (raga), wirama (irama),
dan wirasa (rasa). ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang
harmonis. Menurut jenisnya tari digolongkan menjadi tiga yaitu : Tari
Rakyat, Tari Klasik, dan Tari Kreasi Baru. Pada tulisan ini hanya akan
membahas tentang tari kreasi.
Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari
perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik.
Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain
bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil
modifikasi tari tradisi. Beberapa contoh tari kreasi antara lain : tari oleg
tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji semirang (Bali), tari
kijang, tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (Jawa), tari pattenung, tari
padendang, tari bosara, tari lebonna (Sulsel).

B.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian tari kreasi
2.      Untuk mengetahui gerakan tari kreasi
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis tari kreasi
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Tari Kreasi


Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari
perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik.
Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain
bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil
modifikasi tari tradisi. Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari
pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas lagu
dan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak
beraturan tapi terkonsep).
Contoh: tari oleg tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji
semirang (Bali), tari kijang, tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (Jawa),
tari pattenung, tari padendang, tari bosara, tari lebonna (Sulawesi Selatan).
Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yang dikembangkan sesuai dengan
perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Tari kreasi baru
merupakan salah satu rumpun tari yang mengalami pembaharuan dari tari
sebelumnya. Jenis tarian ini dapat dikatakan pula sebagai tarian yang
memiliki kebebasan dalam penciptaannya. Saat menciptakan tarian ini,
para koreografer akan mengacu pada tari tradisi di daerah setempatnya.
Beberapa koreografer bahkan ada yang mengambil gerakan tari dari daerah-
daerah lain dan mengkombinasikannya sebagai gerak tari yang lepas dari
ikatan-ikatan tradisi. Gerakan tari yang lepas dari ikatan tradisi ini sering
disebut dengan gerakan modern.
Endang Caturwati mengatakan, kreasi baru merupakan karya yang
dihasilkan atas kreativitas indvidual atau kelompok, sebagai karya yang
ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru. Selain itu, pengertian tentang
tari kreasi baru juga dipaparkan oleh Arthur S Nalan sebagai berikut:
Hasil ciptaan – ciptaan tari yang muncul sekitar tahun 1950-an kerap kali
disebut dengan tari kreasi baru. Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru
merupakan wujud garapan tari yang hidup relatif masih muda, lahir setelah
tari tradisi berkembang cukup lama, serta tampak dalam garapan tariannya
itu telah ditandai adanya pembaharuan-pembaharuan.
A. Merangkai Gerak Tari Kreasi
Para pencipta tari merupakan orang-orang yang memiliki kreativitas
tinggi dalam bidang seni. Kreativitas gerak setiap pencipta tari tentu
berbeda dan menjadi ciri khas tarian tersebut. Setiap orang dapat
menciptakan tari kreasi sesuai dengan kemampuannya.
Di dalam pengembangkan gerak tari kreasi juga harus diikuti pola
lantai, properti tari dan iringan tari. Namun hal yang penting dalam
mengembangkan tari kreasi untuk dapat dirangkai menjadi suatu tarian
adalah gerak. Pada perkembangannya ada tari kreasi yang diciptakan
dengan gaya komikus tetapi tetap berpijak pada tari gaya tradisional. Gaya
komunikus ini menekankan pada teatrikal dalam menari. Pada saat tertentu
melakukan gerakan rampak tetapi pada saat tertentu melakukan gerak
masing- masing hampir mirip gerak improvisasi. Pada gaya ini tari
ditampilkan lebih jenaka atau lucu tetapi tidak lepas dari tradisi. Pada
penampilan tari selain dilakukan dengan gaya kreasi komikus sering juga
dilakukan secara kolaboratif.
Pada gaya ini biasanya dilakukan oleh beberapa kelompok penari
yang menari sesuai dengan gaya kreasi daerah tertentu tetapi kemudian
mereka menari bersama-sama gaya kreasi dari daerah lain dalam irama
musik yang sama. Jadi merangkai gerak tari gaya kreasi dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara.

B. Properti Tari Gaya Kreasi


Properti seni tari adalah segala kelengkapan dan peralatan dalam
penampilan atau peragaan menari. Properti pada tari memiliki peran
penting. Properti dapat berfungsi sebagai simbol tari.
Properti payung, pada tari daerah tertentu merupakan simbol sebagai
perlindungan atau pengayoman laki- laki pada perempuan. Properti payung
juga dapat bermakna kelembutan karena sering digunakan oleh perempuan.
Properti tari dapat juga berupa senjata seperti keris, tombak, tameng,
bahkan pistol.Tari Serimpi Pandelori dari keraton Mangkunegaran
Surakarta menggunakan pistol sebagai properti tari. Properti tari juga dapat
berupa selendang, kipas, bakul, sapu tangan, bulu-bulu burung atau
properti lain sesuai dengan tema dan judul tari.
Ada properti tari yang sekaligus dapat dijadikan sebagai alat pengiring
tariannya. Tari tifa menggunakan tifa sebagai musik iringan tari sekaligus
sebagai properti. Tarian ini dapat kita jumpai di daerah Nusa Tenggara dan
juga Papua.

C. Iringan Tari Gaya Kreasi


Musik iringan tari merupakan musik yang berfungsi sebagai pengiring
dari sebuah tarian Tari gaya tradisional selain dicirikan melalui keunikan
gerak dapat juga dicirikan iringannya. Setiap tari berbeda-beda iringan yang
digunakan sesuai dengan tema dan judul tari. Iringan dengan musik
instrumen tradisional sering digunakan pada tari. Beberapa contoh iringan
musik pada tari tradisional :

 Musik Sampek sering untuk mengiringi tari yang berkembang di


daerah Kalimantan,
 Seperangkat gamelan sering untuk mengiringi tari Jawa, Bali, Sunda.
 Musik Gondang untuk mengiringi tari Batak terutama Tor-tor.
 Musik Talempong untuk mengiringi tari daerah Minang.
 Musik gambus sering untuk mengiringi tari Melayu

Di dalam penciptaan karya tari memiliki prinsip ada kesesuaian antara


gerak tari tradisional yang dikembangkan dengan iringan yang digunakan.
Jika gerak yang dikembangkan mengacu pada tari daerah Sulawesi maka
iringan yang digunakan juga instrumen iringan tari dari daerah tersebut.
Iringan tari dapat juga menggunakan lagu-lagu dari kaset yang banyak
beredar di pasaran. Pilihlah lagu atau musik instrumen yang sesuai dengan
tema dan judul tari yang akan dikembangkan. Atau juga dapat membuat
iringan tari sederhana dengan menggunakan alat-alat musik perkusi yang
tersedia seperti galon air, botol yang diberi air, botol yang diberi isi pasir,
tamborin, rebana, dan alat perkusi lainnya.

Iringan pada tari memiliki fungsi sebagai berikut :


Sebagai iringan penyajian tari
Menambah semarak dan dinamisnya tari
Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari
Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak
Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir tari

D. Berlatih Merangkai Gerak Tari Gaya Kreasi dengan Hitungan


1. Gerakan berjalan sambil memukul tongkat kecil
Hitungan satu-dua kedua tangan memukul tongkat ke kecil ke
samping kanan kaki melangkah atau berjalan.
Hitungan tiga-empat kedua tangan memukul tongkat kecil ke samping kiri
kaki melangkah atau berjalan.
Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
Lakukan 4 x 8 hitungan .

2. Gerak ditempat sambil memukul tongkat kecil dan kaki diangkat Gerak
di tempat sambil memukul tongkat kecil dan kaki di angkat

 Hitungan satu-dua kaki kanan diangkat kedua tangan memukul


kedua tongkat kecil.
 Hitungan tiga-empat kedua tangan memukul tongkat kecil di depan
dada.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan.

3. Gerak saling berhadapan dengan memukul tongkat

 Hitungan satu-dua kedua tangan memukul tongkat kecil di depan


dada.
 Hitungan tiga-empat saling memukul tongkat kecil dengan teman
saling berhadapan.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan.

4. Gerak melangkah ke samping dan pergelangan tangan digerak atas


bawah

 Hitungan satu-dua kaki kanan melangkah ke samping kanan diikuti


kaki kiri dan merapat dan kedua tangan merentang ke samping
pergelangan tangan digerakkan
 Hitungan tiga-empat kaki kiri melangkah ke samping kiri diikuti kaki
kanan dan merapat dan kedua tangan merentang ke samping
pergelangan tangan digerakkan
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat
 Lakukan 4 x 8 hitungan

E.   Tokoh Tari Kreasi Indonesia


Tokoh tari kreasi Indonesia antara lain Bagong Kusudiarjo, Didik Nini
Thowok, Retno Maruti, Sardono W. Kusumo, dan Eko Supriyanto. Contoh
tari kreasi nusantara adalah tari Oleg Tambulilingan (Bali), tari Jaran
Goyang (Jawa Timur), tari Karonsih (Jawa Tengah), tari Kipas Parentak
(Jambi) dan tari Loliyana (Maluku).

F.   Perbedaan Tari Kreasi


Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1.   Tari kreasi berpolakan tradisi
Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari
tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias,
maupun tata teknik pentasnya.walaupun ada pengembangan tidak
menghilangkan esensiketradisiannya.

2.   Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)


Merupakan tari yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola
tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana maupun tata
teknik pentasnya.
Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak
berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi mungkin
saja menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapannya.
tarian ini juga disebut tarian modern yang berasal dari kata ''modo'' yang
berarti baru saja.

H.  Ragam Tari Kreasi Nusantara


Tari kreasi baru adalah tari klasik yang diaransemen ulang dan
dikembangkan kembali sesuai perkembangan zaman, namun tetap
mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tari kreasi baru
umumnya diciptakan oleh para pakar tari. Beberapa tari kreasi dapat kita
lihat pada karya-karya Bagong Kusudiarjo dan Sauti. Nah, berikut ini
adalah beberapa contoh tari kreasi baru tersebut.
1. Tari Nguri, Sumbawa
Tari Nguri adalah contoh tari kreasi baru yang lahir dari lingkungan
kerajaan Sumbawa. Tarian ini merupakan tarian yang dipentaskan untuk
tujuan menghibur. Saat sang raja Sumbawa ditimpa kesulitan, tarian ini
akan dimainkan para wanita istana untuk mengurangi kedukaan sang raja.
Tari nguri kini sering dipertunjukan sebagai tarian penyambut tamu. Saat
menerima kunjungan kerja dari pejabat terpandang dari Pusat, tari ini pasti
akan dimainkan sebagai bentuk penghormatan.
2. Tari kuntulan
adalah contoh tari kreasi baru yang lahir di awal abad 20-an dari
kebudayaan masyarakat Pemalang, Jawa Tengah. Gerakan pada tarian ini
identik dengan gerakan pencak silat bernuansa Islami karena memang
terlahir di masa perjuangan kemerdekaan. Saat ini tari kuntulan masih
sering dipentaskan pada acara-acara hajat atau saat upacara hari besar
nasional.

3. Tari Merak, Jawa Barat


Contoh tari kreasi baru selanjutnya adalah tari merak. Tarian ini
adalah tari yang mengekspresikan keindahan burung merak. Berbagai
gerakan di dalamnya diambil dari gerakan-gerakan burung merak wanita.
Tarian ini diciptakan oleh Seniman Sunda, Raden Tjetje Somantri pada
pertengahan abad ke-19.

4. Tari Rara Ngigel, Yogyakarta


Tari Rara Ngigel adalah contoh tari kreasi baru yang diciptakan oleh
Ida Wibowo, putri seniman tari kenamaan Bagong Kusudiarjo. Tarian yang
menceritakan tumbuhnya seorang gadis yang beranjak dewasa ini juga
merupakan contoh tari berpasangan, karena dalam pementasannya tarian
ini diperagakan oleh sepasang pria dan wanita.

5. Tari Kupu-kupu, Bali


Tari kupu-kupu adalah tari kreasi baru asal Bali yang
mengekspresikan kehidupan kupu-kupu biru tua. Tarian ini sudah sangat
dikenal oleh masyarakat mancanegara karena sering dipentaskan dalam
festival-festival tari dunia. Dimainkan secara berkelompok oleh 5 orang
wanita, tarian ini tampak begitu eksotis karena mengaplikasikan teknik
gerakan gemulai dan pewarnaan eye catching pada busana yang digunakan.

6. Tari Manipuren, Jawa Tengah


Tari manipuren adalah contoh tari kreasi baru yang dikembangkan
dari koreografi dan gerakan tari Manipuri yang berasal dari daerah Manipur
di India Timur. Tarian ini diciptakan oleh S. Maridi setelah ia berkunjung ke
India dan menyaksikan pola kehidupan gadis-gadis desa yang tinggal di
sekitar aliran sungai Gangga.

7. Tari Yapong, Jakarta


Contoh tari kreasi baru selanjutnya berasal dari Jakarta. Tari Yapong,
begitu ia disebut, merupakan tari yang sengaja diciptakan Bagong
Kusudiarjo untuk dipentaskan dalam acara ulang tahun Jakarta yang ke
450 atau pada sekitar tahun 1977. Tarian yang mengekspresikan
kehidupan masyarakat Betawi ini hingga kini masih sering dipentaskan
dalam acara dan kegiatan serupa.

8. Tari Manuk Rawa, Bali


Tari manuk rawa adalah tari kreasi baru yang dikembangkan dari
bagian sendratari Mahabarata dalam lakon Bale Sigale-gale. Tari yang
diciptakan oleh koreografer I Wayan Dibia dan komposer I Wayan Beratha
pada tahun 1981 ini menggambarkan kehidupan burung rawa khas cerita
Wanaparwa dalam Epos Mahabrata.

9. Tari Garuda Nusantara, -


Contoh tari kreasi baru selanjutnya adalah tarian yang menceritakan
keagungan, kegagahan, keindahan, dan kelincahan seekor burung garuda,
lambang negara Indonesia. Tari Garuda Nusantara –begitu biasa disebut,
adalah tari yang sarat dengan simbol ketegasan dan kewibawaan

10. Tari Banjar Kemuning, Jawa Timur


Tari Banjar Kemuning adalah tari kreasi baru yang diciptakan oleh
Agustinus, S.Sn karena terinspirasi dari kehidupan masyarakat sebuah
desa di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur, Desa Banjar Kemuning. Tari Banjar
kemuning mengekspresikan kehidupan istri-istri nelayan di desa itu.
Ketegaran, kekuatan, dan keluesan menghadapi kehidupan yang sulit saat
ditinggal suami berlayar tersirat jelas dalam setiap gerakannya.
Bentuk Tari Kreasi (Tari Kreasi dari Tradisi dan Nontradisi
Pola tari kreasi berasal dari beberapa hal. Jenis kreasi tari yang
berkembang di masyarakat tidak terlepas dari pengaruh era globalisasi yang
menyelinap di sela kehidupan bermasyarakat, baik melalui media
komunikasi maupun internet yang mampu mencapai tempat terpencil
sekalipun. Gaya-gaya baru yang unik dan tetap memperlihatkan
kekhasannya, seperti tarian yang bersifat kedaerahan dengan sentuhan
barupun bermunculan. Bentuk baru tersebut menjadi gaya yang dimiliki
perseorangan, bahkan mewakili daerah setempat.
Bermunculannya jenis tari dengan kekhasannya yang beragam
merupakan hasil kreativitas kreasi para seniman tari yang dikenali dari
karyanya maupun dikenali karena tokohnya. Pada zaman dahulu, banyak
orang yang mewujudkan gagasan orisinalitasnya ke dalam karya seni tari
tanpa didasarkan tujuan material atau profit oriented. Semua kreasi hanya
sebagai sarana mengungkapkan gagasan dan ekspresi jiwa.
Pengembangan pola-pola gerak tradisi menjadi tari kreasi telah
mendapat sentuhan kreativitas dari tangan koreogafernya. Misalnya, tari
yang melahirkan gaya dan keunikan yang dianggap baru dan hasilnya
diterima masyarakat pada masa itu. Dengan demikian, untuk jenis tari yang
lahir dengan gagasan baru dan unik dari tangan para koreografer Indonesia
pada sebuah masa tertentu sering kali disebut sebagai Tari Kreasi Baru
(karya cipta hasil kreativitas yang baru).
Keunikan karya individual itu kemudian mengalami perjalanan
panjang, dan bergerak bersamaan dengan munculnya tari kreasi lainnya.
Oleh karena itu, dalam kurun waktu tertentu, tari kreasi baru ini bergeser
karena kembali akan mengkristal menjadi sebuah tari tradisi.

Gagasan kreativitas tari kreasi merupakan:


a. hasil kreativitas pengembangan pada salah satu elemen atau unsur tari
dan pendukung lainnya;
b. kreativitas dalam mengungkapkan ide atau gagasan original dalam
bentuk karya seni tari.

a. Pola Tari Kreasi Bersumber dari Tari Tradisi


Jenis tari kreasi yang berpola garapan tari tradisi adalah kreasi tarian
yang mengambil sumber pengembangan sebuah tari kreasi dari tari
tradisional daerah setempat. Susunan gerak atau koreografinya pun
berdasarkan gaya tari daerahnya sendiri. Penggambaran tarian diambil dari
latar belakang cerita, legenda, dongeng, dan mitos daerahnya. Isi tarian
menunjukkan sifat dan karakter masyarakatnya.
Di Minang, Sumatra Barat, pada zaman dulu, koreografer Huriah
Adam yang menampilkan tarian dengan gaya pencak silat Melayu menjadi
sebuah tari kreasi yang diminati dan diberikan penghargaan sebagai bentuk
sikap apresiatif insan seni kepadanya. Namun, kini orang tetap
menyebutnya sebagai Tari Kreasi Baru. Tari karya Huriah Adam menjadi
sebuah karya tari yang baru dalam tradisi karena kurun waktu tumbuh
kembangnya yang lama.
Di Jawa Barat, insan tari mengenal tokoh tari kreasi R. Tjetje
Somantri yang hingga kini tariannya masih diminati masyarakat, dan masih
dipertahankan oleh muridnya yang paling menonjol, yaitu Indrawati
Lukman dan Irawati Durban pada karya tari seperti Tari Merak, Tari Topeng
Koncaran, dan Tari Kandagan. Tokoh tari kreasi lainadalah Enoch
Atmadibrata yang menciptakan Tari Kreasi Cendrawasih. Nugraha
Suradireja menciptakan Tari Topeng Tumenggung Priangan dan Tari
Kencana Wungu.
Demikian pula yang dilakukan para koreografer yang namanya
dikenal di hampir seluruh wilayah Indonesia, seperti Gusmiati Suid (Tari
Piring dan Tari Galombang dari Sumatra Barat), I Mario pada karya Kebyar
Duduk (Bali), dan Bagong Kusudiarjo (dari Yogyakarta) yang terkenal
dengan Tari Yapong tahun 80-an.
Pada masanya, mereka menciptakan tari-tarian kreasi dengan
berpijak pada tari tradisional daerah mereka sendiri. Terobosan mereka
pada saat itu adalah memadukan gerak dari akar sumber gerak tradisional
dengan bentuk yang baru. Bahkan, hingga kini karya tarinya diminati
banyak orang.
Karyanya dianggap mewakili kebaruan tanpa melepaskan ciri khas
daerahnya. Dulu, media komunikasi sulit diperoleh. Transportasi pun
kondisinya tak jauh berbeda. Kini, televisi dan internet menjadi jendela
dunia bagi semua manusia di dunia sehingga kita bisa memperoleh
informasi apa pun dan dari mana pun di seluruh belahan dunia. Hal ini
memberi kemudahan kepada koreografer untuk membuka mata, pikiran,
dan wawasan terhadap perkembangan seni tari dari daerah, bahkan dari
negara lainnya.
Perbedaan berkembangnya tari yang bersumber dari tradisi dengan
yang nontradisi sebenarnya juga tidak terlalu jauh karena seni tradisional
pada beberapa daerah telah mendapat tempat yang cukup baik. Buktinya,
masyarakat berlomba-lomba menampilkan seni tradisional pada acara
bergengsi. Seperti pada acara penghargaan untuk insan musik Indonesia,
banyak yang memilih menyajikan Tari Saman dari Nanggroe Aceh
Darussalam sebagai pembukaan.
Hal itu menunjukkan apresiasi yang baik menuju perubahan sikap
dan mental bangsa. Belum lagi pada event yang khusus disajikan bagi
kalangan tertentu. Sebenarnya, kalangan negarawan sejak lama telah
menempatkan tari tradisional sebagai sajian klasik eksklusif di kalangan
istana. Namun, sayangnya hal itu tidak diikuti oleh peran serta generasi
mudanya.
b. Pola Tari Kreasi Nontradisi
Dalam penggarapan tari kreasi nontradisi, yang diandalkan hanya
kebebasan berekspresi dengan mengeskplorasi gerak sebanyak-banyaknya,
kemudian menyusunnya menjadi sebuah pola gerak. Pola gerak yang
dikumpulkan dari hasil eksplorasi gerak tadi menjadi sebuah gerak yang
nantinya dikelompokkan, kemudian disusun menjadi sebuah ragam gerak
yang terstruktur secara koreografi.
Tari kreasi sebagai media untuk mengungkapkan perasaan,
keinginan, dan pandangan, kadang-kadang terwujud dengan gerakan yang
sangat abstrak. Gerak yang tidak bermakna pada setiap elemen geraknya,
benar-benar dilakukan dari dalam batin, lepas dari sumber pijakan tradisi.
Contohnya, tari Hip Hop, tari yang oleh masyarakat disebut tari modern.
Agar terdengar tidak ketinggalan zaman, masyarakat menyimpulkan tari
dengan indikator keanehan, ketidaklaziman, kebaruan alat dan kemodernan
teknologi yang diserapkan pada properti, bentuk gerak, setting pentas,
busana, dan rias wajah fantastic sebagai kelompok tari modern.
BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah
dengan melalui stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan demikian
tari dalam memenuhi kebutuhan individu dan social merupakan alat yang
digunakan untuk penyampaian ekspresi jiwa dalam kaitannya dengan
kepentingan lingkungan. Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai
pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia dalam
kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 3
antara lain :tari sebagai upacara , tari sebagai sarana hiburan dan tari
sebagai sarana pertunjukkan
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat
dipisahkan.Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang
membangunnya yakni unsur gerak, tenaga dan waktu.
Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari
perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik.
Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain
bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil
modifikasi tari tradisi. Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari
pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas lagu
dan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak
beraturan tapi terkonsep).
DAFTAR PUSTAKA

https://thefikkar.blogspot.com/2016/09/makalah-tari-kreasi.html
http://chacalidiyah.blogspot.com/2012/11/pengertian-tari-kreasi.html.
http://www.jatikom.com/2015/11/kumpulan-tari-tradisional-
indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai