Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TARI KREASI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tari adalah gerak tubuh seseorang secara birama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran. Sebuah tarian sebenarnya
merupakan perpaduan dari beberapa buah unsur, yaitu wiraga (raga), wirama (irama), dan wirasa (rasa).
ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis. Menurut jenisnya tari digolongkan
menjadi tiga yaitu : Tari Rakyat, Tari Klasik, dan Tari Kreasi Baru. Pada tulisan ini hanya akan membahas
tentang tari kreasi.

Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan
dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain
bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Beberapa
contoh tari kreasi antara lain : tari oleg tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji semirang (Bali),
tari kijang, tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (Jawa), tari pattenung, tari padendang, tari bosara, tari
lebonna (Sulsel).

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian tari kreasi

2. Untuk mengetahui gerakan tari kreasi

3. Untuk mengetahui jenis-jenis tari kreasi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tari Kreasi

Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan
dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain
bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk tari
yang lebih baru lagi misalnya tari pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas
lagu dan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi terkonsep).

Contoh: tari oleg tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji semirang (Bali), tari kijang, tari angsa,
tari kupu-kupu, tari merak (Jawa), tari pattenung, tari padendang, tari bosara, tari lebonna (Sulawesi
Selatan).

Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman dan
diberi nafas Indonesia baru. Tari kreasi baru merupakan salah satu rumpun tari yang mengalami
pembaharuan dari tari sebelumnya. Jenis tarian ini dapat dikatakan pula sebagai tarian yang memiliki
kebebasan dalam penciptaannya. Saat menciptakan tarian ini, para koreografer akan mengacu pada tari
tradisi di daerah setempatnya. Beberapa koreografer bahkan ada yang mengambil gerakan tari dari
daerah-daerah lain dan mengkombinasikannya sebagai gerak tari yang lepas dari ikatan-ikatan tradisi.
Gerakan tari yang lepas dari ikatan tradisi ini sering disebut dengan gerakan modern.

Endang Caturwati mengatakan, kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan atas kreativitas indvidual
atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru. Selain itu, pengertian
tentang tari kreasi baru juga dipaparkan oleh Arthur S Nalan sebagai berikut:

Hasil ciptaan – ciptaan tari yang muncul sekitar tahun 1950-an kerap kali disebut dengan tari kreasi baru.
Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru merupakan wujud garapan tari yang hidup relatif masih muda, lahir
setelah tari tradisi berkembang cukup lama, serta tampak dalam garapan tariannya itu telah ditandai
adanya pembaharuan-pembaharuan.

A. Merangkai Gerak Tari Kreasi

Para pencipta tari merupakan orang-orang yang memiliki kreativitas tinggi dalam bidang seni. Kreativitas
gerak setiap pencipta tari tentu berbeda dan menjadi ciri khas tarian tersebut. Setiap orang dapat
menciptakan tari kreasi sesuai dengan kemampuannya. Beberapa tokoh pencipta tari kreasi di Indonesia
antara lain :Di dalam pengembangkan gerak tari kreasi juga harus diikuti pola lantai, properti tari dan
iringan tari. Namun hal yang penting dalam mengembangkan tari kreasi untuk dapat dirangkai menjadi
suatu tarian adalah gerak. Pada perkembangannya ada tari kreasi yang diciptakan dengan gaya komikus
tetapi tetap berpijak pada tari gaya tradisional. Gaya komunikus ini menekankan pada teatrikal dalam
menari. Pada saat tertentu melakukan gerakan rampak tetapi pada saat tertentu melakukan gerak
masing- masing hampir mirip gerak improvisasi. Pada gaya ini tari ditampilkan lebih jenaka atau lucu
tetapi tidak lepas dari tradisi. Pada penampilan tari selain dilakukan dengan gaya kreasi komikus sering
juga dilakukan secara kolaboratif.

Pada gaya ini biasanya dilakukan oleh beberapa kelompok penari yang menari sesuai dengan gaya kreasi
daerah tertentu tetapi kemudian mereka menari bersama-sama gaya kreasi dari daerah lain dalam
irama musik yang sama. Jadi merangkai gerak tari gaya kreasi dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara.
B. Properti Tari Gaya Kreasi

Properti seni tari adalah segala kelengkapan dan peralatan dalam penampilan atau peragaan menari.
Properti pada tari memiliki peran penting. Properti dapat berfungsi sebagai simbol tari.

Properti payung, pada tari daerah tertentu merupakan simbol sebagai perlindungan atau pengayoman
laki- laki pada perempuan. Properti payung juga dapat bermakna kelembutan karena sering digunakan
oleh perempuan.

Properti tari dapat juga berupa senjata seperti keris, tombak, tameng, bahkan pistol.Tari Serimpi
Pandelori dari keraton Mangkunegaran Surakarta menggunakan pistol sebagai properti tari. Properti tari
juga dapat berupa selendang, kipas, bakul, sapu tangan, bulu-bulu burung atau properti lain sesuai
dengan tema dan judul tari.

Ada properti tari yang sekaligus dapat dijadikan sebagai alat pengiring tariannya. Tari tifa menggunakan
tifa sebagai musik iringan tari sekaligus sebagai properti. Tarian ini dapat kita jumpai di daerah Nusa
Tenggara dan juga Papua.

C. Iringan Tari Gaya Kreasi

Musik iringan tari merupakan musik yang berfungsi sebagai pengiring dari sebuah tarian Tari gaya
tradisional selain dicirikan melalui keunikan gerak dapat juga dicirikan iringannya. Setiap tari berbeda-
beda iringan yang digunakan sesuai dengan tema dan judul tari. Iringan dengan musik instrumen
tradisional sering digunakan pada tari. Beberapa contoh iringan musik pada tari tradisional :

 Musik Sampek sering untuk mengiringi tari yang berkembang di daerah Kalimantan,
 Seperangkat gamelan sering untuk mengiringi tari Jawa, Bali, Sunda.
 Musik Gondang untuk mengiringi tari Batak terutama Tor-tor.
 Musik Talempong untuk mengiringi tari daerah Minang.
 Musik gambus sering untuk mengiringi tari Melayu
 Di dalam penciptaan karya tari memiliki prinsip ada kesesuaian antara gerak tari tradisional yang
dikembangkan dengan iringan yang digunakan. Jika gerak yang dikembangkan mengacu pada
tari daerah Sulawesi maka iringan yang digunakan juga instrumen iringan tari dari daerah
tersebut. Iringan tari dapat juga menggunakan lagu-lagu dari kaset yang banyak beredar di
pasaran. Pilihlah lagu atau musik instrumen yang sesuai dengan tema dan judul tari yang akan
dikembangkan. Atau juga dapat membuat iringan tari sederhana dengan menggunakan alat-alat
musik perkusi yang tersedia seperti galon air, botol yang diberi air, botol yang diberi isi pasir,
tamborin, rebana, dan alat perkusi lainnya.

Iringan pada tari memiliki fungsi sebagai berikut :

Sebagai iringan penyajian tari

Menambah semarak dan dinamisnya tari

Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari

Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak

Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir tari

D. Berlatih Merangkai Gerak Tari Gaya Kreasi dengan Hitungan

1. Gerakan berjalan sambil memukul tongkat kecil

Hitungan satu-dua kedua tangan memukul tongkat ke kecil ke samping kanan kaki melangkah atau
berjalan.

Hitungan tiga-empat kedua tangan memukul tongkat kecil ke samping kiri kaki melangkah atau berjalan.

Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.

Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.

Lakukan 4 x 8 hitungan .

3. Gerak saling berhadapan dengan memukul tongkat

Hitungan satu-dua kedua tangan memukul tongkat kecil di depan dada.

Hitungan tiga-empat saling memukul tongkat kecil dengan teman saling berhadapan.

Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.

Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.

Lakukan 4 x 8 hitungan.

4. Gerak melangkah ke samping dan pergelangan tangan digerak atas bawah

Hitungan satu-dua kaki kanan melangkah ke samping kanan diikuti kaki kiri dan merapat dan kedua
tangan merentang ke samping pergelangan tangan digerakkan
Hitungan tiga-empat kaki kiri melangkah ke samping kiri diikuti kaki kanan dan merapat dan kedua
tangan merentang ke samping pergelangan tangan digerakkan

Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua

Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat

Lakukan 4 x 8 hitungan

E. Tokoh Tari Kreasi Indonesia

Tokoh tari kreasi Indonesia antara lain Bagong Kusudiarjo, Didik Nini Thowok, Retno Maruti, Sardono W.
Kusumo, dan Eko Supriyanto. Contoh tari kreasi nusantara adalah tari Oleg Tambulilingan (Bali), tari
Jaran Goyang (Jawa Timur), tari Karonsih (Jawa Tengah), tari Kipas Parentak (Jambi) dan tari Loliyana
(Maluku).

F. Perbedaan Tari Kreasi

Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :

1. Tari kreasi berpolakan tradisi

Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi,
musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya.walaupun ada pengembangan
tidak menghilangkan esensiketradisiannya.

2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)

Merupakan tari yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik,
rias dan busana maupun tata teknik pentasnya.

Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan
unsur-unsur tari tradisi mungkin saja menggunakannya tergantung pada konsep gagasan
penggarapannya. tarian ini juga disebut tarian modern yang berasal dari kata ''modo'' yang berarti baru
saja.

H. Ragam Tari Kreasi Nusantara

Tari kreasi baru adalah tari klasik yang diaransemen ulang dan dikembangkan kembali sesuai
perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tari
kreasi baru umumnya diciptakan oleh para pakar tari. Beberapa tari kreasi dapat kita lihat pada karya-
karya Bagong Kusudiarjo dan Sauti. Nah, berikut ini adalah beberapa contoh tari kreasi baru tersebut.

.
1. Tari Nguri, Sumbawa

Tari Nguri adalah contoh tari kreasi baru yang lahir dari lingkungan kerajaan Sumbawa. Tarian ini
merupakan tarian yang dipentaskan untuk tujuan menghibur. Saat sang raja Sumbawa ditimpa kesulitan,
tarian ini akan dimainkan para wanita istana untuk mengurangi kedukaan sang raja. Tari nguri kini sering
dipertunjukan sebagai tarian penyambut tamu. Saat menerima kunjungan kerja dari pejabat terpandang
dari Pusat, tari ini pasti akan dimainkan sebagai bentuk penghormatan.

2. Tari kuntulan

adalah contoh tari kreasi baru yang lahir di awal abad 20-an dari kebudayaan masyarakat Pemalang,
Jawa Tengah. Gerakan pada tarian ini identik dengan gerakan pencak silat bernuansa Islami karena
memang terlahir di masa perjuangan kemerdekaan. Saat ini tari kuntulan masih sering dipentaskan pada
acara-acara hajat atau saat upacara hari besar nasional.

3.Tari Merak, Jawa Barat

Contoh tari kreasi baru selanjutnya adalah tari merak. Tarian ini adalah tari yang mengekspresikan
keindahan burung merak. Berbagai gerakan di dalamnya diambil dari gerakan-gerakan burung merak
wanita. Tarian ini diciptakan oleh Seniman Sunda, Raden Tjetje Somantri pada pertengahan abad ke-19.

4.Tari Rara Ngigel, Yogyakarta

Tari Rara Ngigel adalah contoh tari kreasi baru yang diciptakan oleh Ida Wibowo, putri seniman tari
kenamaan Bagong Kusudiarjo. Tarian yang menceritakan tumbuhnya seorang gadis yang beranjak
dewasa ini juga merupakan contoh tari berpasangan, karena dalam pementasannya tarian ini
diperagakan oleh sepasang pria dan wanita.

5. Tari Kupu-kupu, Bali

Tari kupu-kupu adalah tari kreasi baru asal Bali yang mengekspresikan kehidupan kupu-kupu biru tua.
Tarian ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat mancanegara karena sering dipentaskan dalam festival-
festival tari dunia. Dimainkan secara berkelompok oleh 5 orang wanita, tarian ini tampak begitu eksotis
karena mengaplikasikan teknik gerakan gemulai dan pewarnaan eye catching pada busana yang
digunakan.

6. Tari Manipuren, Jawa Tengah

Tari manipuren adalah contoh tari kreasi baru yang dikembangkan dari koreografi dan gerakan tari
Manipuri yang berasal dari daerah Manipur di India Timur. Tarian ini diciptakan oleh S. Maridi setelah ia
berkunjung ke India dan menyaksikan pola kehidupan gadis-gadis desa yang tinggal di sekitar aliran
sungai Gangga.

7. Tari Yapong, Jakarta


Contoh tari kreasi baru selanjutnya berasal dari Jakarta. Tari Yapong, begitu ia disebut, merupakan tari
yang sengaja diciptakan Bagong Kusudiarjo untuk dipentaskan dalam acara ulang tahun Jakarta yang ke
450 atau pada sekitar tahun 1977. Tarian yang mengekspresikan kehidupan masyarakat Betawi ini
hingga kini masih sering dipentaskan dalam acara dan kegiatan serupa.

8. Tari Manuk Rawa, Bali

Tari manuk rawa adalah tari kreasi baru yang dikembangkan dari bagian sendratari Mahabarata dalam
lakon Bale Sigale-gale. Tari yang diciptakan oleh koreografer I Wayan Dibia dan komposer I Wayan
Beratha pada tahun 1981 ini menggambarkan kehidupan burung rawa khas cerita Wanaparwa dalam
Epos Mahabrata.

9. Tari Garuda Nusantara, -

Contoh tari kreasi baru selanjutnya adalah tarian yang menceritakan keagungan, kegagahan, keindahan,
dan kelincahan seekor burung garuda, lambang negara Indonesia. Tari Garuda Nusantara –begitu biasa
disebut, adalah tari yang sarat dengan simbol ketegasan dan kewibawaan

10. Tari Banjar Kemuning, Jawa Timur

Tari Banjar Kemuning adalah tari kreasi baru yang diciptakan oleh Agustinus, S.Sn karena terinspirasi dari
kehidupan masyarakat sebuah desa di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur, Desa Banjar Kemuning. Tari Banjar
kemuning mengekspresikan kehidupan istri-istri nelayan di desa itu. Ketegaran, kekuatan, dan keluesan
menghadapi kehidupan yang sulit saat ditinggal suami berlayar tersirat jelas dalam setiap gerakannya.

Bentuk Tari Kreasi (Tari Kreasi dari Tradisi dan Nontradisi

Pola tari kreasi berasal dari beberapa hal. Jenis kreasi tari yang berkembang di masyarakat tidak terlepas
dari pengaruh era globalisasi yang menyelinap di sela kehidupan bermasyarakat, baik melalui media
komunikasi maupun internet yang mampu mencapai tempat terpencil sekalipun. Gaya-gaya baru yang
unik dan tetap memperlihatkan kekhasannya, seperti tarian yang bersifat kedaerahan dengan sentuhan
barupun bermunculan. Bentuk baru tersebut menjadi gaya yang dimiliki perseorangan, bahkan mewakili
daerah setempat.

Bermunculannya jenis tari dengan kekhasannya yang beragam merupakan hasil kreativitas kreasi para
seniman tari yang dikenali dari karyanya maupun dikenali karena tokohnya. Pada zaman dahulu, banyak
orang yang mewujudkan gagasan orisinalitasnya ke dalam karya seni tari tanpa didasarkan tujuan
material atau profit oriented. Semua kreasi hanya sebagai sarana mengungkapkan gagasan dan ekspresi
jiwa.
Pengembangan pola-pola gerak tradisi menjadi tari kreasi telah mendapat sentuhan kreativitas dari
tangan koreogafernya. Misalnya, tari yang melahirkan gaya dan keunikan yang dianggap baru dan
hasilnya diterima masyarakat pada masa itu. Dengan demikian, untuk jenis tari yang lahir dengan
gagasan baru dan unik dari tangan para koreografer Indonesia pada sebuah masa tertentu sering kali
disebut sebagai Tari Kreasi Baru (karya cipta hasil kreativitas yang baru).

Keunikan karya individual itu kemudian mengalami perjalanan panjang, dan bergerak bersamaan
dengan munculnya tari kreasi lainnya. Oleh karena itu, dalam kurun waktu tertentu, tari kreasi baru ini
bergeser karena kembali akan mengkristal menjadi sebuah tari tradisi.

Gagasan kreativitas tari kreasi merupakan:

a. hasil kreativitas pengembangan pada salah satu elemen atau unsur tari dan pendukung lainnya;

b. kreativitas dalam mengungkapkan ide atau gagasan original dalam bentuk karya seni tari.

a. Pola Tari Kreasi Bersumber dari Tari Tradisi

Jenis tari kreasi yang berpola garapan tari tradisi adalah kreasi tarian yang mengambil sumber
pengembangan sebuah tari kreasi dari tari tradisional daerah setempat. Susunan gerak atau
koreografinya pun berdasarkan gaya tari daerahnya sendiri. Penggambaran tarian diambil dari latar
belakang cerita, legenda, dongeng, dan mitos daerahnya. Isi tarian menunjukkan sifat dan karakter
masyarakatnya.

Di Minang, Sumatra Barat, pada zaman dulu, koreografer Huriah Adam yang menampilkan tarian dengan
gaya pencak silat Melayu menjadi sebuah tari kreasi yang diminati dan diberikan penghargaan sebagai
bentuk sikap apresiatif insan seni kepadanya. Namun, kini orang tetap menyebutnya sebagai Tari Kreasi
Baru. Tari karya Huriah Adam menjadi sebuah karya tari yang baru dalam tradisi karena kurun waktu
tumbuh kembangnya yang lama.

Di Jawa Barat, insan tari mengenal tokoh tari kreasi R. Tjetje Somantri yang hingga kini tariannya masih
diminati masyarakat, dan masih dipertahankan oleh muridnya yang paling menonjol, yaitu Indrawati
Lukman dan Irawati Durban pada karya tari seperti Tari Merak, Tari Topeng Koncaran, dan Tari
Kandagan. Tokoh tari kreasi lainadalah Enoch Atmadibrata yang menciptakan Tari Kreasi Cendrawasih.
Nugraha Suradireja menciptakan Tari Topeng Tumenggung Priangan dan Tari Kencana Wungu.
Demikian pula yang dilakukan para koreografer yang namanya dikenal di hampir seluruh wilayah
Indonesia, seperti Gusmiati Suid (Tari Piring dan Tari Galombang dari Sumatra Barat), I Mario pada karya
Kebyar Duduk (Bali), dan Bagong Kusudiarjo (dari Yogyakarta) yang terkenal dengan Tari Yapong tahun
80-an.

Pada masanya, mereka menciptakan tari-tarian kreasi dengan berpijak pada tari tradisional daerah
mereka sendiri. Terobosan mereka pada saat itu adalah memadukan gerak dari akar sumber gerak
tradisional dengan bentuk yang baru. Bahkan, hingga kini karya tarinya diminati banyak orang.

Karyanya dianggap mewakili kebaruan tanpa melepaskan ciri khas daerahnya. Dulu, media komunikasi
sulit diperoleh. Transportasi pun kondisinya tak jauh berbeda. Kini, televisi dan internet menjadi jendela
dunia bagi semua manusia di dunia sehingga kita bisa memperoleh informasi apa pun dan dari mana
pun di seluruh belahan dunia. Hal ini memberi kemudahan kepada koreografer untuk membuka mata,
pikiran, dan wawasan terhadap perkembangan seni tari dari daerah, bahkan dari negara lainnya.

Perbedaan berkembangnya tari yang bersumber dari tradisi dengan yang nontradisi sebenarnya juga
tidak terlalu jauh karena seni tradisional pada beberapa daerah telah mendapat tempat yang cukup
baik. Buktinya, masyarakat berlomba-lomba menampilkan seni tradisional pada acara bergengsi. Seperti
pada acara penghargaan untuk insan musik Indonesia, banyak yang memilih menyajikan Tari Saman dari
Nanggroe Aceh Darussalam sebagai pembukaan.

Hal itu menunjukkan apresiasi yang baik menuju perubahan sikap dan mental bangsa. Belum lagi pada
event yang khusus disajikan bagi kalangan tertentu. Sebenarnya, kalangan negarawan sejak lama telah
menempatkan tari tradisional sebagai sajian klasik eksklusif di kalangan istana. Namun, sayangnya hal
itu tidak diikuti oleh peran serta generasi mudanya.

b. Pola Tari Kreasi Nontradisi

Dalam penggarapan tari kreasi nontradisi, yang diandalkan hanya kebebasan berekspresi dengan
mengeskplorasi gerak sebanyak-banyaknya, kemudian menyusunnya menjadi sebuah pola gerak. Pola
gerak yang dikumpulkan dari hasil eksplorasi gerak tadi menjadi sebuah gerak yang nantinya
dikelompokkan, kemudian disusun menjadi sebuah ragam gerak yang terstruktur secara koreografi.
Tari kreasi sebagai media untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pandangan, kadang-kadang
terwujud dengan gerakan yang sangat abstrak. Gerak yang tidak bermakna pada setiap elemen
geraknya, benar-benar dilakukan dari dalam batin, lepas dari sumber pijakan tradisi. Contohnya, tari Hip
Hop, tari yang oleh masyarakat disebut tari modern. Agar terdengar tidak ketinggalan zaman,
masyarakat menyimpulkan tari dengan indikator keanehan, ketidaklaziman, kebaruan alat dan
kemodernan teknologi yang diserapkan pada properti, bentuk gerak, setting pentas, busana, dan rias
wajah fantastic sebagai kelompok tari modern.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan individu,
social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam memenuhi kebutuhan individu dan social
merupakan alat yang digunakan untuk penyampaian ekspresi jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan
lingkungan. Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan
batin manusia dalam kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 3 antara
lain :tari sebagai upacara , tari sebagai sarana hiburan dan tari sebagai sarana pertunjukkan

Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat dipisahkan.Dalam sebuah tarian
terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga dan waktu.

Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan
dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain
bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk tari
yang lebih baru lagi misalnya tari pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas
lagu dan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi terkonsep).

Anda mungkin juga menyukai