Anda di halaman 1dari 9

SENI TARI

A. Pengertian Seni Tari


Seni tari adalah ungkapan jiwa yang mengandung unsur keindahan dalam bentuk gerakan
yang teratur sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari adalah keindahan gerak anggota-
anggota tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa yang harmonis.
Ada tiga unsur utama dalam tari, yaitu wiraga (fisik), wirama (iringan musik), dan wirasa
(penjiwaan atau ekspresi). Gerak tari dan gerak biasa memiliki perbedaan dalam hal kehalusan,
dinamika (irama dan tempo), dan iringan.

B. Jenis Tari
Jenis Tari Tradisional
Tari tradisional adalah tari yang berkembang di daerah tertentu yang berpijak dan
berpedoman luas pada adaptasi kebiasaan turun-temurun dan dianut oleh masyarakat pemilik tari
tersebut. Tari tradisional dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Tari tradisional klasik
Ciri-ciri tari tradisional klasik adalah sebagai berikut.
Pola-pola gerak sudah ditentukan.
Memiliki nilai seni yang tinggi.
Gerak yang diciptakan melampaui kebutuhan minimal yang dibutuhkan oleh konteksnya.
Tumbuh dan berkembang dari kalangan bangsawan.
Ukuran-ukuran keindahannya melampaui batas-batas daerah.
Contoh tari tradisional klasik adalah Tari Bedaya Ketawang dari Jawa Tengah.

2. Tari tradisional folkasik (tari rakyat)
Ciri-ciri tari tradisional folkasik (tari rakyat) adalah sebagai berikut.
Pola-pola gerak sangat ditentukan dengan konteksnya, sehingga tari rakyat biasanya memiliki
tema tertentu.
Bersifat sosial dan memiliki nilai seni yang sedang.
Perbendaharaan geraknya terbatas sekadar cukup untuk memberikan aksen kepada peristiwa-
peristiwa adat yang khas dari suku bangsa yang bersangkutan.
Berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Terbatas pada wilayah adat tertentu.
Contoh tarian ini adalah Tari Tayub dari Jawa Tengah.


Jenis Tari Kreasi
Tari kreasi adalah tari yang memiliki ciri gerak yang tidak lagi mengikuti pola-pola dan
ramuan-ramuan yang menetap. Tari kreasi berasal dari tari tradisional yang sudah dkembangkan.
Contohnya Tari Oleg Tambulilingan dari Bali dan dan Tari Kipas dari Sumatra. Tari kreasi
dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Tari modern
Ciri-ciri tari modern adalah sebagai berikut.
Pola-pola gerak yang lebih bebas tetapi masih memperhatikan keindahan.
Gerak yang digunakan masih memberi penekanan pada gerak yang tumbuh dari gerak tari
tradisional.
Masih tetap berada dalam kerangka tradisi tari suatu suku bangsa.
Contoh tari modern adalah Tari Merak dari Jawa Barat.

2. Tari kontemporer
Ciri-ciri tari kontemporer adalah sebagai berikut.
Pola-pola geraknya lebih bebas dari tari modern.
Gerak yang digunakan tidak lagi mendasarkan pada gerak tari tradisional.
Tata tari diciptakan sesuai suasana saat itu.
Contoh tari kontemporer adalah tari ciptaan Boy G. Sakti, Tom, Ibnur, Sardono W. Kusuma.

Jenis Tari pertunjukan
Tari pertunjukan sengaja digarap untuk dipertontonkan dan memerlukan penggarapan yang
mantap. Namun, tari pertunjukan ada juga yang semula berfungsi sebagai tari upacara atau
hiburan, kemudian berubah menjadi tari pertunjukan. Berikut ini beberapa contoh tari
pertunjukan : Tari Pendet dari Bali, Tari Tayuban dari Jawa Barat, dan Tari Ngremo dari Jawa
tImur. Berdasarkan bentuk penyajian, tari dibagi menjadi empat macam, yaitu tari tunggal, tari
berpasangan, tari massal, dan drama tari.
Tari tunggal
Tari tunggal adalah jenis tari yang dimainkan oleh seorang penari. Contoh tari tunggal yaitu
Tari Gatotkaca, Tari Topeng Klana, dan Tari Panji.
Tari berpasangan
Tari berpasangan adalah jenis tari yang dimainkan oleh dua penari yang satu dengan lainnya
saling melengkapi. Dua penari itu bisa wanita semua atau laki-laki semua, bias satu wanita
yang lainnya laki-laki. Jenis tari ini ada yang terdiri dari beberapa pasangan. Contoh tari yang
dibawakan oleh sepasang penari, yaitu Tari Damarwulan, Tari Rara Mendut, dan Tari Perang
Sugriwo-Subali.
Tari massal
Tari massal adalah tarian yang dibawakan oleh lebih dari satu orang penari tanpa ada unsur
saling melengkapi. Beberapa contoh tari massal, yaitu Tari Gambyong dari Surakarta, Tari
Golek dari Yogyakarta, dan Tari Mafia dari Irian Jaya.
Drama tari
Drama tari dibawakan oleh beberapa orang penari. Drama tari disajikan dalam bentuk cerita
yang terbagi atas babak-babak atau adegan-adegan. Beberpa contoh drama tari yaitu Wayang
Wong dari Jawa Tengah, Wayang Topeng dari Cirebon, dan Randai dan Makyong dari
Sumatra.

C. Komposisi Tari
1. Bentuk (pose)
Bentuk (pose) adalah posisi tubuh sebelum bergerak. Terbagi menjadi empat, yaitu terbuka,
tertutup, asimetris, dan simetris.
2. Gerak
Gerak adalah posisi tubuh menggerakkan bentuk.
3. Pola lantai
Pola lantai adalah arah atau garis langkah yang dilalui oleh penari. Pola lantai terbagi
menjadi dua, lurus dan lengkung.
4. Arah hadap
Arah hadap adalah arah posisi tubuh penari.
5. Tataran atau level
Tataran atau level adalah tingkatan posisi tubuh penari. Terbagi menjadi tiga, bawah,
tengah, dan atas.
6. Ekspresi atau penjiwaan

D. Peranan Tari
Tari sebagai alat pemersatu bangsa.
Sebagai contoh pagelaran festival tari nasional daerah, dan festival isen mulang.
Tari sebagai media ekspres.
Tari dapat menciptakan rangkaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap
sesuatu yang ada dan yang terjadi di sekitarnya.
Tari sebagai penyaluran terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan kepada penyandang cacat fisik atau cacat mental. Pada
masyarakat timur, jenis tarian ini menjadi pantangan karena rasa tak sampai hati.
Tari sebagai media komunikasi
Penampilan tari menyampaikan pesan yang ada dalam setiap gerakannya. Contohnya adalah
Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan yang digunakan untuk mengucapkan selamat dating
kepada para tamu.
Tari sebagai media berpikir kreatif
Kecerdasan manusia meliputi tujuh aspek, yaitu logika, bahasa, visual, kinestik, musik,
intrapersonal, dan interpersonal. Ketujuh aspek itu perlu mendapat perhatian yang seimbang
dalam pendidikan sehingga siswa akan bisa lebih berpikir kreatif. Seni tari, ebagai salah satu
pendidikan seni di sekolah, dapat mengembangkan kemampuan dalam aspek kinestik. Seni
tari bisa menjadi alat untuk bias berpikir kreatif.
Tari sebagai media mengembangkan bakat
Di sekolah diadakan pendidikan seni, yang salah satu aspeknya adalah seni tari. Pendidikan
seni tari ini dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan bakat.
Tari sebagai hiburan
Tari sebagai hiburan harus bervariasi agar tidak menjemukan dan membosankan. Oleh
karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi
lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan dengan cara
yang menarik.
Tari sebagai media pergaulan
Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena
itu, kegiata tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan. Kegiatan tari, seperti latihan tari
yang rutin atau pementasan bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.











Asal Usul Tari Saman



Tari Saman adalah sebuah kesenian tari dari suku Gayo (Gayo Lues) yang ada di
daerah Aceh. Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman
karena diciptakan oleh seorang Ulama Gayo bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV
Masehi, dari dataran tinggi Gayo Aceh Tenggara. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa
permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-
syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-
tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.
Pada mulanya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane.
Tari Saman juga ditampilkan untuk event-event tertentu, khususnya pada saat merayakan
Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW. Biasanya, Tari Saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis
surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang
hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat
digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan
waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan
yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau
perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah,
lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya
disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta
gerakan yang kompak dan harmonis. Makna dan Fungsi Tari Saman dijadikan sebagai media
dakwah. Sebelum Saman dimulai, tampil pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat.
Pemuka adat memberikan nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Syair-syair yang di antunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.
Berikut contoh sepenggal syair dalam tari Saman:
Reno tewa ni beras padi, manuk kedidi mulu menjadi rempulis bunge.
Artinya:
Betapa indahnya padi di sawah dihembus angin yang lemah gemulai. Namun begitu, burung
kedidi yang lebih dulu sebagai calon pengantin serta membawa nama yang harum.
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian
saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, Syekh
saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang
disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks
kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk
menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Karena tari saman di mainkan tanpa alat musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan
tangan dan badan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
1. Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat.
2. Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat.
3. Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang.
4. Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.

Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan sangat dominan dalam tari saman.
Karena dia berfungsi sebagai gerak sekaligus musik. Ada yang disebut cerkop yaitu kedua
tangan berhimpit dan searah. Ada juga cilok, yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan
mengambil sesuatu benda ringan seperti garam. Dan tepok yang dilakukan dalam berbagai
posisi (horizontal / bolak-balik / seperti baling-baling). Gerakan kepala seperti mengangguk
dalam tempo lamban sampai cepat (anguk) dan kepala berputar seperti baling-baling (girek)
juga merupakan ragam gerak saman. Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah
keindahan dan keharmonisan dalam gerak tari saman.
Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki tetapi
jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan
oleh kaum perempuan. Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang,
dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun,
perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak
apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di sinilah peran Syekh, ia
harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair tari Saman.
Dan nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Dimana cara
menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari
pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi
melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh
penari solo.
Dalam setiap pertunjukan semuanya itu di sinergikan sehingga mengahasilkan suatu
gerak tarian yang mengagumkan. Jadi kekuatan tari Saman tidak hanya terletak pada syairnya
saja namun gerak yang kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud dari
kepatuhan para penarinya dalam memainkan perannya masing-masing.

























SENI BUDAYA
TARI SAMAN


Oleh :
Apreza Triana
Noptriani

XII IPA D



SMAN 2 KOTA BENGKULU
Th. 2013/2014

Anda mungkin juga menyukai