Anda di halaman 1dari 12

Tari Saman

tari tradisional dari Aceh, Indonesia

Tari Saman merupakan salah satu media


untuk menyampaikan pesan atau
dakwah. Tarian ini mencerminkan
pendidikan, keagamaan, sopan santun,
kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan.
Pertunjukan tari Saman di sekitar candi Borobudur.

Sebelum saman dimulai yaitu sebagai


mukaddimah atau pembukaan, tampil
seorang tua cerdik pandai atau pemuka
adat untuk mewakili masyarakat
setempat (keketar) atau nasihat-nasihat
yang berguna kepada para pemain dan
penonton.

Lagu dan syair pengungkapannya secara


bersama dan berkesinambungan,
pemainnya terdiri dari pria-pria yang
masih muda-muda dengan memakai
pakaian adat. Penyajian tarian tersebut
dapat juga dipentaskan, dipertandingkan
antara grup tamu dengan grup
sepangkalan (dua grup). Penilaian dititik
beratkan pada kemampuan masing-
masing grup dalam mengikuti gerak, tari
dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak
lawan.

Nyanyian
Nyanyian para penari menambah
kedinamisan dari tarian saman. Cara
menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman
dibagi dalam 5 macam:

1. Rengum, yaitu auman yang diawali


oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu rengum yang segera
diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan
suara pendek yang dinyanyikan oleh
seorang penari pada bagian tengah
tari.
4. Syekh, yaitu lagu yang dinyanyikan
oleh seorang penari dengan suara
panjang tinggi melengking, biasanya
sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang
bersama oleh seluruh penari setelah
dinyanyikan oleh penari solo.

Gerakan
Tarian Saman menggunakan dua unsur
gerak yang menjadi unsur dasar dalam
tarian saman, yakni tepuk tangan dan
tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan
agama Islam, Syekh Saman mempelajari
tarian Melayu kuno, kemudian
menghadirkan kembali lewat gerak yang
disertai dengan syair-syair dakwah islam
demi memudahkan dakwahnya.
Dalamam konteks kekinian, tarian ritual
yang bersifat religius ini masih digunakan
sebagai media untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwah melalui
pertunjukan-pertunjukan.

Tari Saman termasuk salah satu tarian


yang cukup unik, karena hanya
menampilkan gerak tepuk tangan dan
gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak
guncang, kirep, lingang, surang-saring
(semua gerak ini menggunakan bahasa
Bahasa Gayo).

Penari
Pada umumnya, tarian saman dimainkan
oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi
jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain
mengatakan tarian ini ditarikan kurang
lebih dari 10 orang, dengan rincian 8
penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-
aba sambil bernyanyi. Namun, dalam
perkembangan pada era modern yang
menghendaki bahwa suatu tarian itu akan
semakin semarak apabila ditarikan oleh
penari dengan jumlah yang lebih banyak.
Untuk mengatur berbagai gerakannya
ditunjuklah seorang pemimpin yang
disebut syekh. Selain mengatur gerakan
para penari, syekh juga bertugas
menyanyikan syair-syair lagu saman,
yaitu ganit.

Galeri
Tari Saman di Lokop pada zaman Hindia
Belanda

Tari Saman di Lokop pada zaman Hindia


Belanda
Tari Saman di Kota Bukittinggi

Tari Saman dengan 12.262 penari.


Tari Saman di TMII

Murid SMP melakukan pertunjukan tari


Saman

Lihat pula
Tari Didong Tari Likok Pulo
Tari Rapa'i Geleng Tari Seudati
Tari Rateb Tari Ula-ula
Meuseukat Lembing
Tari Ratoh Duek Tari Bines

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media
mengenai Saman dance.

Video (https://www.youtube.com/watc
h?v=fG9wrdSeJ-c) di YouTube
(Inggris) Saman dance (https://www.yo
utube.com/watch?v=E2RZaxW_-A0&ab
_channel=UNESCO) - UNESCO: List of
Intangible Cultural Heritage in Need of
Urgent Safeguarding - 2011
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Tari_Saman&oldid=22552078"

Halaman ini terakhir diubah pada 5 Januari


2023, pukul 02.31. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai