Tari saman merupakan tarian yang berasal dari suku hayo yang berada di Aceh. Tari
saman ini mulai diperkenalkan secara umum sejak abad ke 14 oleh syekh saman
yang merupakan seorang ulama besar pada masanya. Tarian ini pada awalnya
hanya sekadar permainan rakyat yang sebelumnya diberikan nama Pok Ane.
Tari saman mulai diperkenalkan secara umum sejak abad ke 14 oleh syekh saman,
yang merupakan seorang ulama besar di aceh.
Sedikit demi sedikit adat Islam juga mampu mengubah sebagian gerakan tari
saman. Dari mulai gerakan tepukan tangan hingga perubahan tempat duduknya.
Bahkan hingga orang luar negeri banyak lebih mengenal tari saman dibandingkan
tari pendet atau kecak yang asalnya dari Bali. Tari saman sendiri merupakan salah
satu tarian yang unik dari pada tari pada umumnya. Karena tarian ini hanya
menampilkan gerakan tepuk tangan dan gerakan lainnya. Seperti gerak lingang,
kirep, surang – saring, yang menggunakan bahasa Gayo.
D. Penari Tari Saman
Dalam setiap pertunjukan, tari saman dimainkan oleh belasan hingga puluhan laki-
laki. Namun yang pasti jumlahnya pemainnya tetap ganjil, meskipun ada juga
anggapan lain yang mengatakan, tari ini dilaksanakan kurang lebih sebanyak 10
orang. Dengan 8 orang berperan sebagai penari dan 2 orang lainnya sebagai
pemberi aba-aba sambil lalu tarik suara.
Di era modern ini nyanyian secara tak lantas menerangkan bahwa sebuah tarian
akan semakin menarik sekiranya ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih
banyak lagi. Jumlah penari tari saman berjumlah 10 orang dengan 8 penari dan 2
orang sebagai pemandu. Supaya para penarinya dapat mengontrol gerakannya,
maka diadakan pemeran khusus yang mempunyai tugas sebagai penyanyi syair-
syair lagu saman.
Dulu tari saman ditampilkan dalam acara-acara adat tertentu, seperti ketika ada
acara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, dan acara – acara religius
lainnya. Selai itu tari saman juga dipertunjukkan dalam acara-acara yang sifatnya
legal, contohnya seperti ada kunjungan tamu-tamu antar kabupaten. Atau juga pada
saat pembukaan sebuah festival dan acara-acara penting lainnya. Sekarang karena
semakin berkembangnya zaman hingga masuk era modern ini, tari saman semakin
semarak, dan tarian ini juga mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dengan
menambahkan jumlah penari lebih dari 10 orang. Disamping itu, para wanita yang
awalnya tidak diperbolehkan untuk memainkan sekarang sudah diperbolehkan. Tari
saman punya gerakan khusus yang unik dari pada tarian lainnya, karena gerakan
tari saman ini terbagi menjadi 2 faktor gerakan, yaitu gerakan tepukan dada serta
gerakan tepukan tangan.
Kemudian juga ada gerak kirep, guncang, lingang, surang-saring, nama-nama unik
dari gerakan ini berasal dari bahasa Gayo, bahasa salah satu daerah di aceh. Tarian
ini terbentuk dengan sempurna dengan perpaduan antara iringan lagu yang
dikombinasikan dengan gerakan dari para penari.
Dalam tari saman dikenal 5 macam alunan lagu khas diantaranya adalah:
1. Ayo pergi
Merupakan alunan lagu yang berasal dari suara auman yang diawali oleng
pengangkat.
2. Dering
Merupakan rengum dari tarian yang disertai dengan suara dari semua penari.
3. Syekh
Syekh merupakan alunan lagua yang dinyanyikan oleh seorang penari saman
dengan menampakkan suara panjang yang tinggi melengking, biasanya
dijadikan penanda dilaksanakannya perubahan gerak.
4. Saur
Lagu saur merupakan bagian dari lagu tari saman yang diulangi secara
berbarengan oleh semua penari setelah sebelumnya dinyanyikan oleh penari
solo.
Namun, akhir-akhir ini muncul beberapa fakta menarik perihal tari saman yang dapat
anda jumpai, hal-hal menarik sehubungan dengan fakta tari saman diantarannya
sebagai berikut.
1. Tari Saman Dianggap Sama dengan Tari Ratoeh Datuk
Bagi sebagian orang, tari saman sering kali dianggap sama dengan Tari
Ratoeh Datuk, meskipun faktanya, kedua tari ini sangatlah berbeda.
Perbedaannya dapat dilihat dari para penarinya, tari saman dimainkan oleh
penari pria dengan jumlah yang ganjil, sedangkan tari ratoeh datuk dimainkan
oleh para penari perempuan dengan jumlah yang genap. Perbedaan lainnya
juga dapat dilihat dari segi bajunya, dimana pada tari saman menggunakan
pakaian dengan kantong yang bermotif, sedang tari ratoeh datuk
menngunakan pakaian polos yang dipadukan dengan songket Aceh.
Perbedaannya juga terdapat dari segi bahasa yang digunakannya dimana tari
ratoeh datuk menggunakan snyair dari bahasa Aceh, sementara tari saman
menerapkan syair dalam bahasa Gayo.
Untuk mendapatkan tarian yang sempurna, para penari saman dituntut untuk
meningkatkan konsentrasi yang tinggi serta latihan yang serius, biasanya tarian ini
lebih bagus jika ditampilkan oleh laki-laki. Sebelumnya tari saman hanya digelar pas
ada acara – acara khusus saja, seperti pada acara maulid nabi, serta khusus dalam
konteks kontemporer. Tari saman juga ditampilkan dalam acara-acara karakter
resmi, seperti kehadiran tamu antar-distrik , atau pada pembukaan festival atau
acara penting lainnya.
Agar mendapat kekompakan dalam tarian ini, biasanya ada 2 syekh yang
memimpin. Syekh berperan sebagai pengatur jalannya ritme gerakan sekaligus
menjadi pemandu untuk lagu dan syair dalam iringan tarian saman. Dalam
prakteknya gerakannya, tari saman ini terbagi menjadi 2 elemen gerakan, pertama
adalah gerakan tepukan dada serta gerakan tepukan tangan.
Kemudian gerak kirep, guncang, lingang, surang-saring. Mungkin bagi sebagian
orang kedengarannya nama gerakan ini cukup unik kerena berasal dari bahasa lokal
Gayo, tempat lahirnya tari saman.