Anda di halaman 1dari 6

5 FAKTA DI BALIK PERISTIWA SUMPAH PEMUDA YANG DIPERINGATI SETIAP 28 OKTOBER

Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tahunnya di Indonesia pada tanggal 28 Oktober. Pada tanggal 28 Oktober 2018 mendatang, peringatan Sumpah
Pemuda telah menginjak tahun ke-90. Ditetapkannya tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda rupanya tak lepas dari peristiwa bersejarah
lainnya yaitu gelaran Kongres Pemuda II. Kongres Pemuda II merupakan kongres pergerakan pemuda Indonesia yang digelar di Batavia (Jakarta) pada
27-28 Oktober 1928.
Kongres ini menjadi salah satu hari bersejarah yang dikenang karena telah melahirkan sebuah ikrar pemersatu bangsa Indonesia yang kini dikenal
sebagai  Sumpah Pemuda. Ikrar Sumpah Pemuda yang disusun pada Kongres Pemuda II berisikan 3 kalimat yang berbunyi sebagai berikut.
"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia."
 
1. Diikuti sekitar 700 peserta dari berbagai suku di Indonesia
Kongres Pemuda II yang menjadi cikal bakal Sumpah Pemuda diikuti oleh peserta yang jumlahnya mencapai 700 orang dari berbagai suku di
Indonesia.Para peserta Kongres Pemuda II berasal dari berbagai organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, di antaranya Jong Java, Jong Ambon,
Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), dan Pemuda Kaum
Betawi.

Namun dari sekian banyak peserta, tercatat hanya ada 6 pemudi yang ikut serta dalam peristiwa bersejarah ini. mereka di antaranya Dien Patow,
Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Sundari.
2. Awalnya tak disebut sebagai Sumpah Pemuda

Iikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan dalam Kongres Pemuda II dirumuskan oleh Mohammad Yamin.
Pada kongres tersebut, Yamin bertugas sebagai sekretaris sekaligus perumus tunggal dari naskah Sumpah Pemuda. Akan tetapi pada waktu itu,
baik peristiwa maupun rumusan ikrar tersebut tak memiliki sebutan atau judul tertentu seperti yang kita kenal sekarang. Penyebutan istilah Sumpah
Pemuda baru diberlakukan resmi sejak tahun 1959 dengan dikeluarkannya Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 yang
menetapkan Hari Sumpah Pemuda sebagai Hari Nasional.
 
3. Lagu Indonesia Raya diperdengarkan tanpa syair

Lagu kebangsaan Indonesia Raya memiliki kaitan erat dengan peristiwa Sumpah Pemuda karena pada hari itu lagu ini diperdengarkan untuk
pertama kalinya di hadapan para peserta Kongres Pemuda II. Lagu ini diciptakan dan dibawakan oleh Wage Rudolf Supratman atau yang dikenal
sebagai WR Supratman. Mengingat Kongres Pemuda II mendapat pengawasan ketat dari polisi Belanda, lagu ini akhirnya hanya
dimainkan dengan instrumen biola tanpa menggunakan syair.
4. Para peserta Kongres Pemuda II justru masih menggunakan bahasa Belanda

Dalam rumusan Sumpah Pemuda terdapat pernyataan untuk menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Akan tetapi, selama berlangsungnya
Kongres Pemuda II ternyata penggunaan bahasa Belanda masih mendominasi. Misalnya, Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam
kongres tersebut dalam bahasa Belanda. Tak hanya pembicara, para notulen rapat pun diketahui menulis catatan menggunakan bahasa Belanda.
Meskipun demikian, ada pula yang mahir berbahasa Melayu, yakni sang perumus ikrar Sumpah Pemuda, Mohammad Yamin.
5. Dijaga ketat polisi Belanda dan peserta dilarang mengucap kata merdeka

Kongres Pemuda II memang berhasil digelar, namun bukan berarti penyelenggaraannya tak mendapat halangan dari penjajah Belanda yang
menguasai Indonesia pada masa itu. acara Kongres Pemuda II ternyata berlangsung dengan penjagaan ketat dari para polisi Belanda. Tak hanya
itu, para pemuda dilarang keras untuk mengucapkan kata merdeka. Meskipun begitu, para pemuda sangat cerdik untuk menyiasati keterbatasan
tersebut. Buktinya, mereka mampu menyusun ikrar Sumpah Pemuda untuk menyatukan bangsa Indonesia tanpa perlu menyebut kata merdeka di
dalamnya. Fakta-fakta tersebut menjadi bukti besarnya pengorbanan para pemuda dan pemudi Indonesia pada masa itu agar dapat mengikrarkan
Sumpah Pemuda. Oleh karenanya, kita sebagai generasi muda tak menganggap sepele peringatan Hari Sumpah Pemuda dan hendaknya
menjadikan momen ini sebagai motivasi untuk terus berkarya bagi negara ini.

Anda mungkin juga menyukai