Anda di halaman 1dari 4

Artikel Peristiwa Sejarah Sumpah Pemuda

Lengkap
Michael Putra

via www.serempak.id

Sayanda.com – Artikel Peristiwa Sejarah Sumpah Pemuda Lengkap

Salah satu tonggak utama pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah Sumpah
Pemuda. Peristiwa ini dapat dimaknai sebagai momentum awal dari bulatnya tekad pemuda
Indonesia untuk mengakhiri masa ketertindasan yang telah berjalan selama beratus-ratus
tahun.

Momen ini juga dapat diartikan sebagai titik kumpul dari perjuangan rakyat yang sebelumnya
hanya berbasis kedaerahan dan kurang terkoordinasi.

Sesuai dengan nama “Sumpah Pemuda”, peristiwa ini merupakan sebuah momen ketika para
pemuda Indonesia mengucapkan ikrar bahwa mereka bertanah air satu, berbangsa satu, dan
berbahasa satu yaitu Indonesia. Ikrar ini merupakan kristalisasi dari semangat rakyat
Indonesia –yang diwakili oleh kaum pemuda—untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan
berdirinya Negara Indonesia.

Ikrar yang diucapkan pada tanggal 28 Oktober 1928 ini, kemudian selalu diperingati sebagai
Hari Sumpah Pemuda. Nah tentunya, makna peringatan ini bukan hanya sekadar upacara
seremonial, melainkan juga bagaimana kita mampu memetik banyak pelajaran dan semangat
dari sejarah Sumpah Pemuda.

Miliarder Indonesia mengekspos cara dia mendapatkan 10 juta per hari

Wanita berusia 64 ini tidak memiliki keriput dan semua orang ingin tahu RESEPNYA

Langsing tanpa biaya! Dari 79 kg menjadi 60 kg dalam sebulan! Rebuslah segelas

Perutmu semakin besar? Minum ini setiap pagi dan lemak langsung hilang

Sejarah Menuju Lahirnya Sumpah Pemuda


Sejatinya, proses panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah terbagi
menjadi dua fase, yaitu sebelum tahun 1908 dan sesudahnya. Sebelum tahun 1908,
perjuangan rakyat Indonesia masih terpusat pada perjuangan fisik dengan perlengkapan
senjata yang sangat sederhana. Perjuangan ini pun masih bersifat kedaerahan sehingga sangat
mudah untuk digagalkan.

Kemudian, di awal tahun 1908, perjuangan mulai beralih pada ranah organisasi sosial dan
politik. Arena perjuangan ini umumnya dimotori oleh kalangan pemuda dan pelajar
Indonesia. Sebut saja, organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan
lainnya. Masa ini menjadi awal dari mantapnya arah perjuangan bangsa Indonesia, yakni
mewujudkan persatuan demi kemerdekaan.

<="" ins="" data-adsbygoogle-status="done">

Sejak tahun itu pulalah, nama “Indonesia” digunakan sebagai nama organisasi yang didirikan
oleh pelajar Indonesia di negeri Belanda, yaitu Perhimpunan Indonesia yang sebelumnya
bernama Indische Vereeniging.

Para tokoh dan pahlawan seperti Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Budi Utomo,
juga senantiasa mempopulerkan istilah ‘Indonesia’ guna mengimbangi istilah ‘Hindia
Belanda’ yang merupakan sebutan dari pemerintah kolonial Belanda.
Kongres Pemuda I
Jika sebelumnya di negeri Belanda telah berdiri organisasi pelajar ‘Perhimpunan Indonesia’,
maka di Indonesia pada tahun 1925 juga didirikan organisasi pelajar ‘Perhimpunan Pelajar –
pelajar Indonesia (PPPI)”. Organisasi yang baru diresmikan di tahun 1926 ini, terdiri dari
pelajar-pelajar yang ada di Jakarta dan Bandung, yang dalam perkembangannya juga diikuti
oleh pelajar di seluruh Indonesia. Di antaranya seperti Moh. Yamin, Sugondo Djojopuspito,
A.K. Gani, Sigit, Abdul Sjukur, Sumitro, dan lainnya.

Tujuan dibentuknya organisasi ini senada dengan tujuan Perhimpunan Indonesia, yakni demi
persatuan dan kesatuan, serta menghilangkan sifat-sifat berbau kedaerahan. Hingga akhirnya,
mereka memutuskan untuk mengadakan Kongres Pemuda yang berlangsung sejak tanggal 30
April-2 Mei 1926 di Jakarta. Adapun hasil utama dari Kongres Pemuda I ini antara lain;

<="" ins="" data-adsbygoogle-status="done">

1. Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia

2. Usaha untuk menghilangkan pandangan adat dan kedaerahan yang kolot, dan
lainnya. .

Kongres Pemuda II
Nyatanya, pelaksanaan Kongres Pemuda I masih menuai banyak masalah dan polemik. Di
antaranya seperti perumusan cita-cita persatuan yang masih samar dan belum jelas, serta
masih lekatnya unsur kedaerahan dalam beberapa organisasi kepemudaan seperti Jong Java,
Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Pemuda Kaum Betawi, Jong Islamieten Bond,
Studerence Minahasa, dan lainnya.

Masalah perbedaan bahasa dan fanatisme budaya, serta ketidakhadiran para anggota
Perhimpunan Indonesia (PI) juga menambah panjang deret kelemahan pelaksanaan Kongres
Pemuda I ini. Akhirnya, mereka pun sepakat untuk kembali menyelenggarakan Kongres
Pemuda II, dengan persiapan yang jauh lebih matang.

Kongres Pemuda II ini diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26-28 Oktober 1928, serta
dilaksanakan dalam tiga sesi di tiga tempat yang berbeda. Sesi pertama dimulai pada hari
Sabtu, 27 Oktober 1928 bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB),
Waterlooplein atau sekarang dikenal dengan Lapangan Banteng.

Pada acara ini, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito dalam sambutannya berharap kongres ini
dapat memperkuat semangat persatuan pemuda Indonesia. Kemudian, Moehammad Yamin
pun turut menguraikan tentang arti persatuan, dan lima faktor yang bisa memperkuat
persatuan Indonesia. Yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Di hari kedua, rapat diselenggarakan di Gedung Oost-Java Bioscoop dengan fokus


pembahasan pada masalah pendidikan. Pembicara dalam sesi ini adalah Poernomowoelan dan
Sarmidi Mangoensarkoro. Keduanya berpendapat bahwa anak Indonesia harus mendapat
pendidikan kebangsaan, demi tumbuhnya rasa cinta tanah air dan persatuan. Pentingnya
pendidikan yang humanis dan demokratis juga ditegaskan dalam sesi ini.

Di hari yang sama, rapat juga diadakan di gedung Indonesische Clubgebouw yang berlokasi
di Jl. Kramat Raya 106. Pada rapat ini, materi dan orasi dipaparkan oleh Sunario dan
Ramelan. Sunario menjelaskan tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi, sedangkan
Ramelan mengemukakan tentang gerakan kepanduan yang tidak bisa dipisahkan dari
pergerakan nasional.

Gerakan kepanduan ini adalah gerakan yang mendidik anak-anak sejak dini untuk disiplin
dan mandiri, serta hal atau keterampilan lain yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Acara-acara ini kemudian diakhiri dengan pembacaan “Sumpah Pemuda” sebagai landasan
untuk mencapai sebuah kemerdekaan. Ikrar ini menandai bahwa semangat nasionalisme para
pemuda telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Adapun teks sejarah Sumpah Pemuda pada Kongres Pemuda II ini adalah;

 PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang
Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah
Yang Satu, Tanah Indonesia).

 KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe,
Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu,
Bangsa Indonesia).

 KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean,


Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan,
Bahasa Indonesia).

Rumusan isi Sumpah Pemuda ini ditulis oleh Moehammad Yamin ketika Sunario –sebagai
utusan kepanduan– tengah berpidato tentang nasionalisme di sesi terakhir kongres. Yang
kemudian, rumusan isi ini dibacakan oleh Soegondo dan dijelaskan secara detail dan
menyeluruh oleh Moehammad Yamin.

Pada momen bersejarah ini pulalah, lagu kebangsaan Indonesia Raya karya W.R. Soepratman
diperdengarkan untuk pertama kali. Setelah sebelumnya, di tahun yang sama lagu ini juga
telah dipublikasikan pada media cetak ‘surat kabar Sin Po’.

***

Itulah sejarah Sumpah Pemuda yang wajib Anda ketahui. Jika Anda ingin mengetahui lebih
jauh lagi, Anda bisa mengunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung
Sekretariat PPI di Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat.

Sahabat Sayanda.com, jangan sungkan untuk meninggalkan pertanyaan!

Anda mungkin juga menyukai