Alat Musik Petik Tradisional MENDUT Ini, Terbuat Dari Bambu. Seruas Bambu
Betung Yang Memiliki Panjang Sekitar 40 cm, Dimana Salah Satu Dari Kedua
Ujung Ruas Bambu Tersebut Tetap Dibiarkan Utuh. Sedangkan Ujung Satunya
Lagi Dari Ruas Bambu Tersebut Dilubangi. Adapun Cara Pembuatannya Adalah
Dengan Melubangi Bagian Tengah Dari Ruas Bambu Tersebut Dengan Bentuk
Persegi Empat, Dengan Masing-Masing Ukuran Lubangnnya Sekitar 5 x 4 cm.
Dibagian Samping Kiri Dan Kanan Dari Lubang Tadi, Sebagian Kulit Bambunya
Dicungkil Kemudian Diganjal Dengan Menggunakan Batangan Bambu, Yang
Nantinya Berfungsi Sebagai Dawai
Adapun Cara Memainkan Alat Musik Petik Tradisional MENDUT Ini Adalah
Dengan Cara Dipetik Atau Dapat Juga Dengan Dipukul-Pukul Menggunakan
Sepotong Kayu Yang Berukuran Kecil.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB
Beri Komentar
Alat Musik Tradisional THOBO Ini Terbuat Dari Bambu. Ruas Bambu Betung
Yang Buku Bagian Bawahnya Dibiarkan Tetap Tertutup, Sedangkan Pada Bagian
Atasnya Dilubangi.
Adapun Cara Memainkan Alat Musik Tradisional KNOBE OH Ini, Adalah Dengan
Cara Ditumbukan Ke Lantai Atau Tanah [ Seperti Menumbuk Padi ]. Alat Musik
Ini Berfungsi Sebagai Bass Dalam Mengiringi Musik Foy Doa.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB
Alat Musik Tradisional KNOBE OH Ini Terbuat Dari Bambu Yang Mulai Dari
Pertengahan Ruasnya Dikerat Memanjang Menuju Ke Salah Satu Ujungnya Yang
makin Lama Bentuk Keratannya Makin Mengecil. Pengeratan Dalam
Pembuatan Alat Musik Tradisional KNOBE OH Ini Sedemikian Rupa, Sehingga
Mampu Menimbulkan Efek Vibra Pada Alat Musik Tradisional KNOBE OH Yang
Telah Jadi Nantinya.
Bunyi Atau Nada Yang Dihasilkan Dari Alat Musik Tradisional KNOBE OH Ini,
Amat Mengandalkan Efek Resonansi Yang Terjadi Didalam Rongga Tabung Bambu
Yang Tersisa Pada Alat Musik Tradisional KNOBE OH, Ketika Tali Yang
Terikat Pada Pangkal Alat Musik Tradisional KNOBE OH Itu Ditarik.
Alat Musik Tradisional KNOBE OH, Adalah Salah Satu Contoh Alat Musik
Tradisional NTT Yang Masih Amat Sederhana Dalam Proses Penentuan Tinggi
Rendahnya Nada Atau Variasi Nada Yang Dihasilkan Oleh Alat Musik
Berikut ini adalah alat-alat musik dan bunyi-bunyian yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur,
alat-alat musik ini memiliki ciri khas khusus dan bunyi yang sangat menarik
Alat
Musi
k
Tiup
FOY DOA
Alat musik tiup dari bambu ini dahulunya berfungsi untuk mengiringi lagulagu tandak seperti halnya musik Foy Doa.
Dalam perkembangannya waditra ini selalu berpasangan dengan musik
Foy Doa. Nada-nada yang diproduksi oleh Foy Pai : do, re, mi, fa, sol.
FOY PAY
Masyarakat Dawan peraya bahwa alat musik Knobe Kbetas telah ada
sejak nenek moyang mereka berumah di gua-gua. Bentuk alat musik ini
sama dengan busur panah. Cara memainkannya ialah, salah satu bagian
ujung busur ditempelkan di antara bibir atas dan bibir bawah, dan
kemudian udara dikeluarkan dari kerongkongan, sementara tali busur
dipetik dengan jari. Meripakan kebiasaaan masyarakat dawan di pedesaan
apabila pergi berook tanam atau mengembala hewan mereka selalu
membawa alat-alat musik seperti Leku, Heo, Knobe Kbetas, Knobe Oh,
dan Feku. Sambil mengawasi kebun atau mengawasi hewan-hewan, maka
musik digunakan untuk melepas kesepian. Selain digunakan untuk
hiburan pribadi, alat musik ini digunakan juga untuk upacara adat seperti,
Napoitan Li'ana (anak umur 40), yaitu bayi yang baru dilahirkan tidak
diperkenankan untuk keluar rumah sebelum 40 hari. Untuk menyonsong
bayi tersebut keluar rumah setelah berumur 40 hari, maka diadakan
pesta adat (Napoitan Li'ana).
KNOBE KHABETAS
Nama alat musik yang terbuat dari kilit bambu dengan ukuran panjang
lebih kurang 12,5 cm. ditengah-tengahnya sebagian dikerat menjadi
belahan bambu yang memanjang (semacam lidah) sedemikian halusnya,
sehingga dapat berfungsi sebagai vibrator (penggetar). Apabila pangkal
ujungnya ditarik dengan untaian tali yang terkait erat pada pangkalujung
terseut maka timbul bunyi melalui proses rongga mulut yang berfungsi
sebagai resonator.
KNOBE OH
NUREN
Alat musik ini terdapat di Solor Barat. Orang Talibura di Sikka Timur
menyebut alat musik ini dengan nama Sason, apabula disebut seara puitis
menjadi Sason Nuren. Secara etimologi Sason berarti jantan, dan Nuren
berarti perempuan. Sason Nuren merupakan dua buha suling yang
dimainkan oleh seorang sendirian, merupakan sebutan keramat, sakral,
kesayangan, alat hiburan. Menurut cerita tua, seorang tokoh legendaris
Solor Barat konon berkepala dua sekaligus memiliki rmulut dua. Orang
Solor Barat menyebutnya dengan nama Edoreo sedangkan di bagian
tengah Solor Barat menyebutnya dengan nama Labaama Kaha. Konon
menurut erita ia pernah hidup 3-4 abad yang lalu. Konon menurut erita
pula ia mampu meminkan Sason Nuren sekaligus, sehingga apabila
sedang maminkan lat musik ini orang mengira ada dua pribadi yang
sedang memainkan Sason Nuren. Menurut keperayaan penduduk
setempat Sason Nuren merupakan suara para peri (nitun).
SUNDING
TONGKENG
Nama alat musik tiup ini berhubungan dengan bentuk serta ara
memainkannya, yaitu seruas bambu atau buluh yang panjangnya kira-kira
30 cm. Buku salah satu ujung jari dari ruas bambu dibiarkan. Lubang
suara berjumlah 6 buah dan bmbu berbuku. Sebagian lubang peniutp
dililitkan searik daun tala. Cara memainkan alat musik ini seperti
memainkan flute. Karena posisi meniup yang tegak itu orang Manggarai
menyebutnya Tongkeng, sedangkan sunding adalah suling., sehingga alat
musik ini disebut dengan nama Sunding Tongkeng. Alat musik ini bisanya
digunakan pada waktu malam hari sewaktu menjaga babi hutan di kebun.
Memainkan alat musik ini tidak ada pantsngan, keuali lagu memanggil roh
halus yaitu Ratu Dita
Alat bunyi-bunyian dari Manggarai ini terbuat dari seruas bambu keil
sekeil pensil yang panjangnya kira-kira 15 cm. Buku ruas bagian bawah
dibiarkan tertutup, tetapi bagian atasnya dipotong untuk tempat meniup.
Buku ruaw bagian bawah dibelah untuk menyaluirkan udara tiupan mulut
dari tabung bambu bagian atas, sekaligus bagian belahan bambu itu
untuk melilit daun pandan sehingga menyerupai orong terompet yang
berfungsi memperbesar suaranya. Alat musik ini selain digunakan untuk
hiburan pribadi, juga digunakan untuk mengiringi musik gong gendang
pada permainan penak silat rakyat setempat. Nada-nada yang dihasilkan
adalah do dan re, sehingga nama alat ini disebut Prere.
PRERE
Umumnya seluruh kabupaten yang ada di NTT memiliki instrumen suling
bambu, seperti di Sumba terdapat suling hidung. Namanya demikian
karena suling ini ditiup dari hidung. Kalau di Kabupaten Belu terdapat
orkes suling dengan jumlah pemain ( 40 orang. Orkes suling ini terdiri
dari suling pembawa melodi (suling keil), dan suling pengiring yang
berbentuk silinder yaitu, suling alto, tenor, dan bass. Suling pengiring ini
terdiri dari 2 bambu yang berbentuk silinder yaitu, bambu peniup
berukuran keil dan bambu pengatur nada berbentuk besar.
Suling melodi bernada 1 oktaf lebih, suling pengiring bernada 2 oktaf.
Dengan demikian untuk meniptakan harmoni atau akord, maka suling alto
bernada mi, tenor bernada sol, dan bass bernada do, atau suling alto
bernada sol, tenor mi,dan dan bass bernada do.
Cara memainkan : suling sopran atau pembawa melodi seperti
memainkan suling pada umumnya, dan suling pengiring sementar bambu
peniup dibunyikan, maka bambu pengatur nada digerakkan turun dan
naik, yaitu sesuai dengan nada yang dipilih. Keualui pada sulign bass,
bambu peniup yang digerakkan turun dan naik.
Fungsi alat musik suling ini untuk menyambut tamu atau untuk
memeriahkan hari-hari nasional.
SULING
Alat
Musi
k
Petik
GAMBUS
Alat gesek (heo) terbuat dari kayu dan penggeseknya terbuat dari
ekor kuda yang dirangkai menjadi satu ikatan yang diikat pada kayu
penggesek yang berbentuk seperti busur (dalam istilah masyarakat
Dawan ini terbuat dari usus kuskus yang telah dikeringkan). Alat ini
mempunyai 4 dawai, dan masing-masing bernama :
- dawai 1 (paling bawah) Tain Mone, artinya tali laki-laki
- dawai 2 Tain Ana, artinya tali ana
- dawai 3 Tain Feto, artinya tali perempuan
- dawai 4 Tain Enf, artinya tali induk
Tali 1 bernada sol, tali 2 bernada re, tali tiga bernada la dan tali 4
bernada do.
HEO
Alat musik petik ini terbuat dari labu hutan (wadah resonansi), kayu
(bagian untuk merentangkn dawai), dan usus kuskus sebagai
dawainya. Jumlah dawai sama dengan Heo yaitu 4, serta nama
dawainya pun seperti yang ada pada Heo. Fungsi Leko dalam
masyarakat Dawan untuk hiburan pribadi dan juga untuk pesta
adat. Alat musik ini selalu berpasangan dengan heo dalam suatu
pertunjukan, sehingga dimana ada heo, disitu ada Leko. Dalam
penggabungan ini Lelo berperan sebagai pembei harmoni,
sedangkan Heo berperan sebagi pembawa melodi atau kadangkadang sebagai pengisi (Filter) Nyanyian-nyayian pada msyarkat
Dawan umumnya berupa improvisasi dengan menuturkan tentang
kejadian-kejadi an tang telah terjadi pda masa lampau maupun
kejadian yang sedang terjadi (aktual).Dalam nyanyian ini sering
disisipi dengan Koa (semaam musik rap). Koa ada dua macam yaitu,
Koa bersyair dan Koa tak bersyair.
Alat musik pukul dari bambu dari Kabupaten Ngada. Seruas bambu
yang dicungkil kulitnya berukuran 2 cm yang kemudian diganjal
dengan batangan kayu kecil. Cungkilan kulit bambu ini berfungsi
sebagai dawai. Cara memainkan dipukul dengan sebatang kayu
sebesar jari tangan yang panjangnya kurang dari 30 cm. Sertiap
ruas bambu menghasilkn satu nada. Untuk keperluan penggiringan,
alat musik ini dibuat beberapa buah sesuai kebutuhan.
SOWITO
REBA
MENDUT
Alat musik petik dua dawai yang biasa digunakan untuk menghibur
diri dan juga sebagai sarana menggoda hati wanita. Alat musik ini
dipercayai pula dapat mengajak cecak bernyanyi dan juga suaranya
disenangi makluk halus.
KETADU MARA
Fungsi musik sasando gong dalam masyarakat pemiliknya sebagi
alat musik pengiring tari, menghibur keluarga yang sedang berduka,
menghibur keluarga yang sedang mengadakan pesta, dan sebagai
hiburan pribadi. Sasando gong yang pentatonis ini mempunyai
banyak ragam cara memainkannya, antara lain : Teo renda,
Ofalangga, Feto boi, Batu matia, Basili, Lendo Ndao, Hela, Kaka
musu, Tai Benu, Ronggeng, Dae muris, Te'o tonak.
Ragam-ragam tersebut sudah merupakan ragam yang baku, namun
dengan sedikit perbedaan ini dikarenakan :
(a). Rote terdiri dalam 18 Nusak adat dan terbagi dalam 6
keamatan. Dengan sendirinya setiap nusak mempunyai gaya
permainan yang berbeda-beda. (b). Perbedaan-perbendaan ini
dipengaruhi oleh kemampuan musikalis dari masing-masing pemain
sasando gong. (c). Belum adanya sistem notasi musik sasando gong
yang baku.
SASANDO
Perkembangan Sansando
Sasando pada mulanya menggunakan tangga nada pentatonis.
Diperkirakan akhir abad ke-18 sansando mengalami perkembangan
sesuai tuntutn zaman, yaitu menggunakan tangga nada diatonis.
Sasando diatonis khusunya berkembang di Kabupaten Kupang.
Jumlah dawai yang digunakan oleh sasando diatonis bervariasi
yaitu, 24 dawai, 28 dawai, 30 dawai, 32 dawai, dan 34 dawai.
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya yaitu kira-kira 1960
untuk pertam kalinya sasando menggunakan listrik. Ide ini datang
dari seorang yang bernama Bapak edu Pah, yaitu salah seorang
pakar pemain sasando di Nusa Tenggara Timur.
Sasando Listrik
Alat
Musi
k
Bun
yibuny
ian
KERONTANG
TATABUANG
Alat musik tumbuk dari bambu ini berasal Kabupaten Ngada. Seruas
Bambu betung yang buku bagian bawahnya dibiarkan, sedangkan
bagian atasnya dilubangi. Ara memainkannya ditumbuk ke lantai
atau tanah (seperti menumbuk padi). Alat musik ini berfungsi
sebagai bass dalam mengiringi musik Foy doa.
THOBO
GONG
Kelompok kedua yang terdiri dari dua gong besar, yang dalam
bahasa Anakalang disebut Katalla bakul, namun ada juga menyebut
dengan nama Gasa. Katalla Bakul atau Gasa dibunyikan seara
berganti-ganti untuk mengimbangi keempat gong di atas (kelompok
pertama).
b. Gong Sabu
Nama-nama gong sesuai dengan cara menabuhnya, ontoh gong
pengiring tari Ledo Hawu :
Leko yaitu dua buah gong yang mula-mula ditabuh seara
bergantian, Didale ae, Didala Iki, dan Gaha yaitu tiga buah gong
yang berukuran agak besar (gong bass) yang juga ditabuh secara
bergantian, Wo Peibho Abho yaitu dua buah gong yang ditabuh
sebagai pengiring gong Leko, Wo Paheli yaitu dua buah gong yang
ditabuh sebagai pengiring Leko dan We Peibho Abho.
c. Gong Alor
Nama-nama gong :
- Kingkang yaitu dua buah gong kecil.
- Dung-dung/kong-kong yaitu dua buah gong sedang.
- Posa yaitu tiga buah gong besar.
d. Gong Ngada
Gong Ngada terdiri dari lima buah dan umumnya berukuran kecil.
Nama-nama gong :
- Doa yaitu dua buah gong yang dimainkan seara silih berganti.
- Dhere yaitu terdiri dari satu gong
- Uto-uto yang juga hanya satu gong
- Wela yaitu gong yang paling tingi suaranya.
e. Gong Dawan
Gong Dawan yang dimaksudkan di sini adalah dari Amanuban
tepatnya di Desa Nusa Timor Tengah Selatan. Gong yang digunakan
umumnya berjumlah 6 buah. Nama-nama gong :
Tetun yaitu dua buah gong keil, namun apabila dari kedua gong ini
hanya dibunyikan salah satunya maka namnya berubah menjadi
Toluk, Ote' yaitu dua buah gong sedang. Kedua gong ini dibunyikan
dengan penuh perasaan, Kbolo' yaitu dua buah gong besar yang
dimainkan dengan tidak terlalu cepat.
Sumber : tamanbudayantt.org
Alat Musik Petik Tradisional SASANDO Ini, Terbuat Dari Daun Lontar Yang
Dibentuk Setengah Belahan Bola. Susunan Daun Lontar Ini Dapat Dikembangkan
[ Ketika Akan Dimainkan ] Atau Dikatupkan [ Tidak Digunakan ], Fungsinya
Kurang Lebih Adalah Sebagai Resonator Bagi Alat Musik Petik Tradisional
SASANDO Ini. Sedangkan Batangan Kayu Bulat Yang Diletakan Melintang Pada
Anyaman Daun Lontar Tadi Berfungsi Sebagai Bentangan Dawai Sasando.
Adapun Cara Memainkan Alat Musik Petik Tradisional SASANDO Ini Adalah
Dengan Cara Dipetik. Jumlah Dawai Yang Digunakan PadaAlat Musik Petik
Tradisional SASANDO Diatonis Bervariasi Yaitu, 24 Dawai, 28 Dawai, 30
Dawai, 32 Dawai Dan 34 Dawai. SedangkanAlat Musik Petik Tradisional
SASANDO Yang Bernada Pentatonis, Dan Terdiri Dari 10 Dawai Biasa Disebut
Dengan Nama SASANDO GONG
Adalah : Teo Renda, Ofalangga, Feto Boi, Batu Matia, Basili, Lendo Ndao,
Hela, Kaka Musu, Tai Benu, Ronggeng, Dae Muris Dan Te'o Tonak.
Varian Seperti Yang Tersebut Diatas Sudah Merupakan Ragam Yang Baku, Namun
Memiliki Sedikit Perbedaan Satu Dengan Yang Lainnya.
Perbedaan Antara Varian Yang Ada Ini Dipengaruhi Oleh Beberapa Faktor,
Yang Diantaranya Adalah :
1. Rote Terdiri Dalam 18 Nusak Adat Dan Terbagi Dalam 6 Kecamatan. Dengan
Sendirinya Setiap Nusak Mempunyai Gaya Permainan Yang Berbeda-Beda.
2. Perbedaan-Perbendaan Ini Masih Dipengaruhi Oleh Kemampuan Musisi Dari
Masing-Masing Pemain Sasando Gong.
3. Belum Adanya Sistem Notasi Musik Sasando Gong Yang Baku.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB
Beri Komentar
Alat Musik Gesek Tradisional HEO Ini, Terbuat Dari Kayu, Sedangkan Bagian
Yang Digunakan Sebagai Penggeseknya Terbuat Dari Ekor Kuda Yang Telah
Dirangkai Menjadi Sebuah Ikatan Pada Kayu Penggesek Yang Berbentuk Seperti
Busur
Dawai Dari Alat Musik Gesek Tradisional HEO Ini Terbuat Dari Usus Kuskus
Yang Telah Dikeringkan. Alat Musik Gesek Tradisional HEO Ini Mempunyai 4
Dawai, Dan Masing-Masing Diberi Nama :
- Dawai 1 [ Paling Bawah ] Tain Mone, Artinya Tali Laki-Laki
- Dawai 2 Tain Ana, Artinya Tali Anak [ Kecil ]
- Dawai 3 Tain Feto, Artinya Tali Perempuan
- Dawai 4 Tain Ena, Artinya Tali Induk
Dawai Pertama Bernada Sol, Dawai Kedua Bernada Re, Dawai Ketiga Bernada La
Dan Dawai Keempat Bernada Do.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB
Beri Komentar
Alat Musik Gesek Tradisional REBA Ini, Terbuat Dari Tempurung Kelapa Atau
Tidak Jarang Juga Menggunakan Labu Hutan, Yang Nantinya Berfungsi Sebagai
Wadah Resonansinya. Tempurung Kelapa Atau Labu Hutan Ini Kemudian Ditutupi
Dengan Kulit Kambing Yang Bagian Tengahnya Telah Dilubangi Sebelumnya.
Sedangkan Dawai Dari Alat Musik Gesek Tradisional REBA Ini, Menggunakan
Benang Tenun Asli Yang Sebelumnya Telah Digosok Terlebih Dahulu Dengan
Menggunakan Lilin Lebah. Bagian Bilah Penggesek Dari Alat Musik Gesek
Tradisional REBA Ini, Terbuat Dari Sebilah Bambu Yang Sebelumnya Telah
Diikat Dengan Benang Tenun Yang Juga Telah Digosok Terlebih Dahulu Dengan
Lilin Lebah.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB
Beri Komentar
Alat Musik Petik LEKO BOKO [ BIJOL ] Ini, Terbuat Dari Buah Labu Hutan
Yang Dalam Hal Ini Berfungsi Sebagai Sebuah Wadah Resonansi Pada Alat
Musik Petik LEKO BOKO [ BIJOL ], Kemudian Kayu Untuk Tempat Merentangkan
Dawai, Dan Usus Kuskus Yang Tidak Lain Digunakan Sebagai Dawai Alat Musik
Petik LEKO BOKO [ BIJOL ] Ini.
Jumlah Dawai Yang Terdapat Pada Alat Musik Petik LEKO BOKO [ BIJOL ], Sama
Dengan Jumlah Dawai Yang Terdapat Pada Alat Musik Gesek Tradisional Yang
Bernama Heo Yaitu Sebanyak 4 Dawai. Penamaan Masing-Masing Dawai Pada Alat
Musik Petik LEKO BOKO [ BIJOL ], Juga Sama Seperti Nama-Nama Dawai Yang
Ada Pada Alat Musik Gesek Tradisional Heo, Yaitu :
- Dawai 1 [ Paling Bawah ] Tain Mone, Artinya Tali Laki-Laki
- Dawai 2 Tain Ana, Artinya Tali Anak [ Kecil ]
- Dawai 3 Tain Feto, Artinya Tali Perempuan
- Dawai 4 Tain Ena, Artinya Tali Induk
Dawai Pertama Bernada Sol, Dawai Kedua Bernada Re, Dawai Ketiga Bernada La
Dan Dawai Keempat Bernada Do.
Fungsi Alat Musik Petik LEKO BOKO [ BIJOL ] Dalam Masyarakat Dawan Adalah
Untuk Digunakan Sebagai Media Hiburan Pribadi. Namun Terkadang Masih Kita
Jumpai Juga Alat Musik Petik LEKO BOKO [ BIJOL ] Ini Digunakan Didalam
Pesta Upacara Adat. Alat Musik Petik LEKO BOKO [ BIJOL ] Sering Sekali
Kita Jumpai Penggunaannya Berpasangan Dengan Alat Musik Gesek
TradisionalHeo.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB
Beri Komentar
Suling Alto Biasanya Bernada Mi, Suling Tenor Bernada Sol DanSuling Bass
Bernada Do, Atau Varian Suling Alto Bernada Sol,Suling Tenor Bernada Mi,
Dan Suling Bass Bernada Do. Dalam OrkesSuling Ini, Suling Sopran Yang
Membawakan Melodi [ Suling Melodi ] Dimainkan Normal,
Sedangkan Suling Pengiring Tadi [ Alto, Tenor, Bass ] Ketika Silinder
Kecil Suling Tadi Ditiupkan, Maka Silinder Bambu Yang Lebir Besar Tadi
Digerakkan Naik Turun Tergantung Nada Yang Hendak Dihasilkan.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB
Beri Komentar
Alat Musik Tradisional SUNDING TONGKENG Ini Terbuat Dari Sebilah Bambu
Yang Salah Satu Ujung Dari Ruasnya Dibiarkan Tetap Tertutup. Pada Bilah
Bambu SUNDING TONGKENG Ini Terdapat Setidaknya 6 Buah Lubang, Sebagian
Lubang Yang Digunakan Untuk Meniup Dililitkan Dengan Lembaran Daun Tala.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB
Beri Komentar
Alat Musik Petik Tradisional MENDUT Ini, Terbuat Dari Bambu. Seruas Bambu
Betung Yang Memiliki Panjang Sekitar 40 cm, Dimana Salah Satu Dari Kedua
Ujung Ruas Bambu Tersebut Tetap Dibiarkan Utuh. Sedangkan Ujung Satunya
Lagi Dari Ruas Bambu Tersebut Dilubangi. Adapun Cara Pembuatannya Adalah
Dengan Melubangi Bagian Tengah Dari Ruas Bambu Tersebut Dengan Bentuk
Persegi Empat, Dengan Masing-Masing Ukuran Lubangnnya Sekitar 5 x 4 cm.
Dibagian Samping Kiri Dan Kanan Dari Lubang Tadi, Sebagian Kulit Bambunya
Dicungkil Kemudian Diganjal Dengan Menggunakan Batangan Bambu, Yang
Nantinya Berfungsi Sebagai Dawai
Adapun Cara Memainkan Alat Musik Petik Tradisional MENDUT Ini Adalah
Dengan Cara Dipetik Atau Dapat Juga Dengan Dipukul-Pukul Menggunakan
Sepotong Kayu Yang Berukuran Kecil.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB
Alat Musik Tradisional KNOBE KHABETAS Ini Diyakini Oleh Sebagian Besar
Kalangan Masyarakat Dawan, Telah Ada Sejak Nenek Moyang Suku Terbesar Di
Daratan Timor Ini Masih Hidup Dan Bermukim Di Gua-Gua. Sesuatu Hal Yang
Sebenarnya Menarik Untuk Dikaji Secara Ilmiah Atau Menantang Untuk
Dilakukannya Penelurusan Sejarah Akan Jejak Keberadaan Dari Alat Musik
Tradisional KNOBE KHABETASIni Di Masa Lampau.
Bentuk Dari Alat Musik Tradisional KNOBE KHABETAS Ini, Jika Kita Amati
Secara Sepintas, Akan Terlihat Seperti Bentuk Dari Sebuah Busur Anak
Panah. Dalam Memainkan Alat Musik Tradisional KNOBE KHABETAS Ini, Salah
Satu Dari Ujung Alat Musik Tradisional KNOBE KHABETAS Yang Berbentuk
Seperti Busur ini Ditiupkan Sambil Memetik Tali [ Dawai ] Pada Regangan
Busur Yang Ada.
Alat Musik Tradisional KNOBE KHABETAS Ini Lebih Banyak Ditemukan Di RumahRumah Ladang [ Rumah Yang Dihuni Hanya Ketika Musim Bertanam Di Ladang ].
Dengan Semakin Mudah Dan Beragamnya Jenis Peralatan Musik Modern, Mungkin
Akan Semakin Sulit MenemukanAlat Musik Tradisional KNOBE KHABETAS Ini.
Pada Beberapa Kesempatan, Tak Jarang Pula Alat Musik Tradisional KNOBE
KHABETAS Ini Kita Jumpai Sedang Dimainkan Dalam Upacara Adat Untuk EventEvent Tertentu Suku Dawan. Namun Itu Pun Sudah Tak Banyak Lagi
Intensitasnnya, Tergantikan Nuansa Musik Modern Yang Tentunya Tidak
Membutuhkan Musisi-Musisi Tradisional Ini Selain Listrik Sebagai Sumber
Tenaga Utamanya.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB
Beri Komentar
Alat Musik Tradisional FOY DOA, Adalah Nama Sebuah Alat Musik Tradisional
NTT [ Nusa Tenggara Timur ], Yang Berasal Dari Pulau Flores, Lebih
Tepatnya Lagi Adalah Alat Musik Tradisional Yang Berasal Dari Kabupaten
Ngada. Bilangan Tahun Pasti Yang Menerangkan Kapan Alat Musik Tradisional
FOY DOA Ini Pertama Kali Dibunyikan Atau Ditemukan Tidaklah Pasti Dapat
Kita Ketahui. Sebab Tidak Satupun Catatan Atau Referensi Yang Dapat
Dipakai Sebagai Rujukan Untuk Memastikan Usia Alat Musik Tradisional FOY
DOA Ini.
Alat Musik Tradisional FOY DOA Ini Jika Diartikan, Artinya Kurang Lebih
Adalah Suling Ganda Atau Suling Berganda. Alat Musik Tradisional FOY
DOA Ini Terbuat Dari Bilah Bambu Kecil Yang Dalam Pemakaiannya Tidak
Seperti Layaknya Suling Biasa Lainnya Yang Hanya Menggunakan Sebilah Bambu
Saja. Alat Musik Tradisional FOY DOA Terdiri Dari 2 Atau Bisa Saja Lebih
Karena Cara Memainkan Alat Musik Tradisional FOY DOA Ini Sedikit Berbeda,
Yang Mana Mengakibatkan Nada Yang Dihasilkan Dari Alat Musik Tradisional
FOY DOA Atau Suling FOY DOA Ini Bisa Berbunyi Sebagai Nada Tunggal [ Bunyi
Suling Tunggal ] Namun Bisa Juga Menjadi Nada Berganda [ Bunyi Lebih Dari
Satu Suling ]. Tentunya Perbedaan Bunyi Ini Tergantung Keinginan Dari
Orang Yang Memainkan Suling FOY DOA Itu Sendiri.
Awalnya Suling FOY DOA Ini Digunakan Secara Tunggal, Tanpa Didampingi Alat
Musik Lain Dalam Membawakan Sebuah Lagu Atau Nyanyian. Namun Dalam
Perjalanannya Suling FOY DOA Ini Kemudian Dibawakan Dengan Menggunakan
Alat Musik Lainnya Secara Bersama-Sama. Alat Musik Lain Yang Juga Sering
Digunakan Bersama Suling FOY DOA Ini Antara Lain Adalah Alat Musik Laba
Dera Atau Alat Musik Laba Toka. Selain Kedua Alat Musik Tradisional Tadi
Masih Ada Juga Beberapa Jenis Alat Musik Yang ternyata Juga Sering
Digunakan Sebagai Pengiring Suling FOY DOA, Yaitu Alat Musik Tobo
[ Thobo ] Atau Sowito.
last updated on Sun, 29 May 2011, 17:18:45 GMTPost By admin nttuWEB