Anda di halaman 1dari 6

Alat Musik Tradisional NTT

Alat Musik Tiup


Sumber: www.tamanbudayantt.net
FOY DOA

Kabupaten Ngada Flores yang beribukota Bajawa mempunyai banyak ragam kesenian
daerah. antara lain musik Foy Doa.Seberapa lama usia musik Foy Doa tidaklah diketahui
dengan pasti karena tidak ada peninggalan- peninggalan yang dapat dipakai untuk
mengukurnya. Foy Doa berarti suling berganda yang terbuat dari buluh/bamabu keil yang
bergandeng dua atau lebih.Mungkin musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi
dalam permainan rakyat di malam hari dengan membentuk lingkaran. Sistem penalaan, Nada-
nada yang diproduksi oleh musik Foy Doa adalah nada-nada tunggal dan nada-nada ganda
atau dua suara, hak ini tergantung selera si pemain musik Foy Doa.Bentuk syair, umumnya
syair-syair dari nyanyian musik Foy Doa bertemakan kehidupan , sebagai contoh : Kami
bhodha ngo kami bhodha ngongo ngangi rupu-rupu, go-tuka ate wi me menge, yang artinya
kami harus rajin bekerja agar jangan kelaparan.Cara Memainkan, Hembuskan angin dari
mulut secara lembut ke lubang peniup, sementara itu jari-jari tangan kanan dan kiri menutup
lubang suara.Perkembangan Musik Foy Doa, Awal mulanya musik Foy Doa dimainkan seara
sendiri, dan baru sekitar 1958 musisi di daerah setempat mulai memadukan dengan alat-alat
musik lainya seperti : Sowito, Thobo, Foy Pai, Laba Dera, dan Laba Toka. Fungsi dari alat-
alat musik tersebut di atas adalah sebagai pengiring musik Foy Doa.

FOY PAY

Alat musik tiup dari bambu ini dahulunya berfungsi untuk mengiringi lagu-lagu tandak
seperti halnya musik Foy Doa.Dalam perkembangannya waditra ini selalu berpasangan
dengan musik Foy Doa. Nada-nada yang diproduksi oleh Foy Pai : do, re, mi, fa, sol.

KNOBE KHABETAS

Masyarakat Dawan peraya bahwa alat musik Knobe Kbetas telah ada sejak nenek moyang
mereka berumah di gua-gua. Bentuk alat musik ini sama dengan busur panah. Cara
memainkannya ialah, salah satu bagian ujung busur ditempelkan di antara bibir atas dan bibir
bawah, dan kemudian udara dikeluarkan dari kerongkongan, sementara tali busur dipetik
dengan jari. Meripakan kebiasaaan masyarakat dawan di pedesaan apabila pergi berook
tanam atau mengembala hewan mereka selalu membawa alat-alat musik seperti Leku, Heo,
Knobe Kbetas, Knobe Oh, dan Feku. Sambil mengawasi kebun atau mengawasi hewan-
hewan, maka musik digunakan untuk melepas kesepian. Selain digunakan untuk hiburan
pribadi, alat musik ini digunakan juga untuk upacara adat seperti, Napoitan Li'ana (anak umur
40), yaitu bayi yang baru dilahirkan tidak diperkenankan untuk keluar rumah sebelum 40
hari. Untuk menyonsong bayi tersebut keluar rumah setelah berumur 40 hari, maka diadakan
pesta adat (Napoitan Li'ana).

KNOBE OH

Nama alat musik yang terbuat dari kilit bambu dengan ukuran panjang lebih kurang 12,5 cm.
ditengah-tengahnya sebagian dikerat menjadi belahan bambu yang memanjang (semacam
lidah) sedemikian halusnya, sehingga dapat berfungsi sebagai vibrator (penggetar). Apabila
pangkal ujungnya ditarik dengan untaian tali yang terkait erat pada pangkalujung terseut
maka timbul bunyi melalui proses rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator.

NUREN

Alat musik ini terdapat di Solor Barat. Orang Talibura di Sikka Timur menyebut alat musik
ini dengan nama Sason, apabula disebut seara puitis menjadi Sason Nuren. Secara etimologi
Sason berarti jantan, dan Nuren berarti perempuan. Sason Nuren merupakan dua buha suling
yang dimainkan oleh seorang sendirian, merupakan sebutan keramat, sakral, kesayangan, alat
hiburan. Menurut cerita tua, seorang tokoh legendaris Solor Barat konon berkepala dua
sekaligus memiliki rmulut dua. Orang Solor Barat menyebutnya dengan nama Edoreo
sedangkan di bagian tengah Solor Barat menyebutnya dengan nama Labaama Kaha. Konon
menurut erita ia pernah hidup 3-4 abad yang lalu. Konon menurut erita pula ia mampu
meminkan Sason Nuren sekaligus, sehingga apabila sedang maminkan lat musik ini orang
mengira ada dua pribadi yang sedang memainkan Sason Nuren. Menurut keperayaan
penduduk setempat Sason Nuren merupakan suara para peri (nitun).

SUNDING TONGKENG

Nama alat musik tiup ini berhubungan dengan bentuk serta ara memainkannya, yaitu seruas
bambu atau buluh yang panjangnya kira-kira 30 cm. Buku salah satu ujung jari dari ruas
bambu dibiarkan. Lubang suara berjumlah 6 buah dan bmbu berbuku. Sebagian lubang
peniutp dililitkan searik daun tala. Cara memainkan alat musik ini seperti memainkan flute.
Karena posisi meniup yang tegak itu orang Manggarai menyebutnya Tongkeng, sedangkan
sunding adalah suling., sehingga alat musik ini disebut dengan nama Sunding Tongkeng. Alat
musik ini bisanya digunakan pada waktu malam hari sewaktu menjaga babi hutan di kebun.
Memainkan alat musik ini tidak ada pantsngan, keuali lagu memanggil roh halus yaitu Ratu
Dita

PRERE

Alat bunyi-bunyian dari Manggarai ini terbuat dari seruas bambu keil sekeil pensil yang
panjangnya kira-kira 15 cm. Buku ruas bagian bawah dibiarkan tertutup, tetapi bagian
atasnya dipotong untuk tempat meniup. Buku ruaw bagian bawah dibelah untuk
menyaluirkan udara tiupan mulut dari tabung bambu bagian atas, sekaligus bagian belahan
bambu itu untuk melilit daun pandan sehingga menyerupai orong terompet yang berfungsi
memperbesar suaranya. Alat musik ini selain digunakan untuk hiburan pribadi, juga
digunakan untuk mengiringi musik gong gendang pada permainan penak silat rakyat
setempat. Nada-nada yang dihasilkan adalah do dan re, sehingga nama alat ini disebut Prere.

SULING

Umumnya seluruh kabupaten yang ada di NTT memiliki instrumen suling bambu, seperti di
Sumba terdapat suling hidung. Namanya demikian karena suling ini ditiup dari hidung. Kalau
di Kabupaten Belu terdapat orkes suling dengan jumlah pemain ( 40 orang. Orkes suling ini
terdiri dari suling pembawa melodi (suling keil), dan suling pengiring yang berbentuk silinder
yaitu, suling alto, tenor, dan bass. Suling pengiring ini terdiri dari 2 bambu yang berbentuk
silinder yaitu, bambu peniup berukuran keil dan bambu pengatur nada berbentuk besar.Suling
melodi bernada 1 oktaf lebih, suling pengiring bernada 2 oktaf. Dengan demikian untuk
meniptakan harmoni atau akord, maka suling alto bernada mi, tenor bernada sol, dan bass
bernada do, atau suling alto bernada sol, tenor mi,dan dan bass bernada do.Cara memainkan :
suling sopran atau pembawa melodi seperti memainkan suling pada umumnya, dan suling
pengiring sementar bambu peniup dibunyikan, maka bambu pengatur nada digerakkan turun
dan naik, yaitu sesuai dengan nada yang dipilih. Keualui pada sulign bass, bambu peniup
yang digerakkan turun dan naik.Fungsi alat musik suling ini untuk menyambut tamu atau
untuk memeriahkan hari-hari nasional.

Alat Musik Petik

GAMBUS

Alat musik diperkirakan masuk ke Flores Timur sejak masuknya agama Islam sekitar abad
15. Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit hewan, senar, dan paku halus. Alat musik petik ini
merupakan instrumen berdawai ganda yaitu, setiap nada berdawai dua/double snar. Dawai
pertama bernada do, dawai kedua bernada sol. Dan dawai ketiga bernada re, atau dawai
pertama bernada sol, dawai kedua bernada re, dan dawai ketiga bernada la. Fungsi alat musik
ini untuk mengiringi lagu-lagu padang pasir.

HEO

Alat gesek (heo) terbuat dari kayu dan penggeseknya terbuat dari ekor kuda yang dirangkai
menjadi satu ikatan yang diikat pada kayu penggesek yang berbentuk seperti busur (dalam
istilah masyarakat Dawan ini terbuat dari usus kuskus yang telah dikeringkan). Alat ini
mempunyai 4 dawai, dan masing-masing bernama :- dawai 1 (paling bawah) Tain Mone,
artinya tali laki-laki- dawai 2 Tain Ana, artinya tali ana- dawai 3 Tain Feto, artinya tali
perempuan- dawai 4 Tain Enf, artinya tali indukTali 1 bernada sol, tali 2 bernada re, tali tiga
bernada la dan tali 4 bernada do.

LEKO BOKO/ BIJOL

Alat musik petik ini terbuat dari labu hutan (wadah resonansi), kayu (bagian untuk
merentangkn dawai), dan usus kuskus sebagai dawainya. Jumlah dawai sama dengan Heo
yaitu 4, serta nama dawainya pun seperti yang ada pada Heo. Fungsi Leko dalam masyarakat
Dawan untuk hiburan pribadi dan juga untuk pesta adat. Alat musik ini selalu berpasangan
dengan heo dalam suatu pertunjukan, sehingga dimana ada heo, disitu ada Leko. Dalam
penggabungan ini Lelo berperan sebagai pembei harmoni, sedangkan Heo berperan sebagi
pembawa melodi atau kadang-kadang sebagai pengisi (Filter) Nyanyian-nyayian pada
msyarkat Dawan umumnya berupa improvisasi dengan menuturkan tentang kejadian-kejadi
an tang telah terjadi pda masa lampau maupun kejadian yang sedang terjadi (aktual).Dalam
nyanyian ini sering disisipi dengan Koa (semaam musik rap). Koa ada dua macam yaitu, Koa
bersyair dan Koa tak bersyair.

SOWITO

Alat musik pukul dari bambu dari Kabupaten Ngada. Seruas bambu yang dicungkil kulitnya
berukuran 2 cm yang kemudian diganjal dengan batangan kayu kecil. Cungkilan kulit bambu
ini berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan dipukul dengan sebatang kayu sebesar jari
tangan yang panjangnya kurang dari 30 cm. Sertiap ruas bambu menghasilkn satu nada.
Untuk keperluan penggiringan, alat musik ini dibuat beberapa buah sesuai kebutuhan.
REBA

Alat musik ini berdawai tunggal ini, terbuat dari tempurung kelapa/labu hutan sebagai wadah
resonansi yang ditutupi dengan kulit kambing yang ditengahnya telah dilubangi. Dawainya
terbuat dari benang tenun asli yang telah digosok dengan lilin lebah. Penggeseknya terbuat
dari sebilah bambu yang telah diikat dengan benang tenun yang juga telah digosok dengan
lilin lebah.Dalam pengembangannya alat ini dari jenis gesek menjadi alat musik petik, yang
juga berdawai satu dimodifikasikan menjadi 12 dawai, serta dawainya pun diganti dengan
senar plastik. Reba tiruan ini berfungsi untuk mengiringi lagu-lagu daerah populer.

MENDUT

Alat musik petik/pukul dari bambu ini berasal dari Manggarai. Seruas bambu betung yang 1,5
tahun yang panjangnya kira-kira 40 m. Kedua ujung bambu dibiarkan, namun salah satunya
dilubangi.Cara pembuatannya, di tengah bambu dilubangi persegi empat dengan ukuran 5 x 4
m. Disamping kiri kanan lubang masing-masing dicungkil satu kulit bambu yang kemudian
diganjal dengn batangan kayu hingga berfungsi sebagai dawai.Cara memainkan alat musik ini
adalah dengan dipetik atau dipukul-pukul dengan kayu kecil.

KETADU MARA

Alat musik petik dua dawai yang biasa digunakan untuk menghibur diri dan juga sebagai
sarana menggoda hati wanita. Alat musik ini dipercayai pula dapat mengajak cecak bernyanyi
dan juga suaranya disenangi makluk halus.

SASANDO

Fungsi musik sasando gong dalam masyarakat pemiliknya sebagi alat musik pengiring tari,
menghibur keluarga yang sedang berduka, menghibur keluarga yang sedang mengadakan
pesta, dan sebagai hiburan pribadi. Sasando gong yang pentatonis ini mempunyai banyak
ragam cara memainkannya, antara lain : Teo renda, Ofalangga, Feto boi, Batu matia, Basili,
Lendo Ndao, Hela, Kaka musu, Tai Benu, Ronggeng, Dae muris, Te'o tonak.Ragam-ragam
tersebut sudah merupakan ragam yang baku, namun dengan sedikit perbedaan ini
dikarenakan :(a). Rote terdiri dalam 18 Nusak adat dan terbagi dalam 6 keamatan. Dengan
sendirinya setiap nusak mempunyai gaya permainan yang berbeda-beda. (b). Perbedaan-
perbendaan ini dipengaruhi oleh kemampuan musikalis dari masing-masing pemain sasando
gong. (c). Belum adanya sistem notasi musik sasando gong yang baku.Perkembangan
SansandoSasando pada mulanya menggunakan tangga nada pentatonis. Diperkirakan akhir
abad ke-18 sansando mengalami perkembangan sesuai tuntutn zaman, yaitu menggunakan
tangga nada diatonis. Sasando diatonis khusunya berkembang di Kabupaten Kupang.Jumlah
dawai yang digunakan oleh sasando diatonis bervariasi yaitu, 24 dawai, 28 dawai, 30 dawai,
32 dawai, dan 34 dawai. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya yaitu kira-kira 1960
untuk pertam kalinya sasando menggunakan listrik. Ide ini datang dari seorang yang bernama
Bapak edu Pah, yaitu salah seorang pakar pemain sasando di Nusa Tenggara Timur.

Alat Musik Bunyi-bunyian

KERONTANG
Pada jaman lampau wilayah pulau komodo masih berhutan, karena itu masih banyak binatang
buas perusak tanaman seperti Kera. Untuk mengusir binatang pengganggu tanaman,
terciptalah alat musik ini. Alat musik bunyi-bunyian ini terbuat dari tiga belahan kayu bulat
kering yang panjangnya 30 cm. Ketiga belahan kayu ini diletakkan di atas kaki pemain yang
sedang duduk dan kemudian dipikul dengan batangan kayu sebesar jari tengah.

TATABUANG
Di Tanalein alat musik ini disebut Leto, di Desa Lamanole Flores Timur disebut Tatabuang.
Rupanya mirip dengan nama Totobuang alat musik dari Maluku. Kemungkinan besar alat
musik ini dibawa oleh suku Kera (Keraf) dari Maluku. Sebutan Tatabuang hanya terdapat di
Lemonale, dan di desa ini banyak terdapat orang suku Kera yang menyebut dalam sejarah
pelayaran menggunakan perahu kora-kora. Terdapat sebuah erita bahwa asal muasal alat
musik ini dari seorang anak yang selalu mau mengikuti orang tuanya ke kebun. Setiap hari
sang anak selalu menangis, dan ini sangat mengganggu kepergian mereka kek kebun. Untuk
mengatasinya sang ayah membuat alat musik ini untuk sang anak.Di Lemonale permainan
Tatabuang melalui dua cara, yaitu digantung seperti Leto dan yang lain diletakkan di atas
pangkuan.Tatabuang dibuat dari batangan kayu Sukun yang digantung berbentuk bulat dan
hati dari kayu tersebut dikeluarkan. Tatabuang yang digantung bernama Letor di Sikka dan
yang dipangku bernama Preson di Wulanggintang.

THOBO

Alat musik tumbuk dari bambu ini berasal Kabupaten Ngada. Seruas Bambu betung yang
buku bagian bawahnya dibiarkan, sedangkan bagian atasnya dilubangi. Ara memainkannya
ditumbuk ke lantai atau tanah (seperti menumbuk padi). Alat musik ini berfungsi sebagai bass
dalam mengiringi musik Foy doa.

GONG

Gong merupakan alat musik yang umum terdapat pada masyarakat Nusa Tenggara Timur
yang terbuat dari tembaga, kuningan, atau dari besi. Biasanya digunakan untuk berbagai
tujuan, misalnya untuk pesta adat, mengiringi tarian dalam penerimaan tamu dan
sebagainya.Perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain antara lain jumlah
gong , ukurannya, cara memainkannya, serta penglarasnya. Khusus penglaras umunya
berkisar pada laras pelog dan slendro.
Nama-nama gong pada masing-masing daerah tidak sama, untuk jelas lihat ontoh berikut :a.
Gong Sumba Barat
Kelompok pertama yang terdiri dari 4 buah gong kecil (katala meduk) dengan urutan
pemukulan sebagai berikut :Mamaalu/gong pertama yaitu gong yang ditabuh/dibunyikan
paling pertama, Pahimangu/gong kedua yaitu gong yang dibunyikan setelah mamaulu
berbunyi, Pahelungu/gong ketiga yaitu gong yang dibunyikan dengan kecepatan dua kali
lebih epat dari gong yang terdahulu, Kabokang/gong keempat yaitu gong yang dibunyikn
sama epatnya dengan gong ketiga dan saling mengisi sehingga terdengar bunyi yang
harmonis.
Kelompok kedua yang terdiri dari dua gong besar, yang dalam bahasa Anakalang disebut
Katalla bakul, namun ada juga menyebut dengan nama Gasa. Katalla Bakul atau Gasa
dibunyikan seara berganti-ganti untuk mengimbangi keempat gong di atas (kelompok
pertama).b. Gong SabuNama-nama gong sesuai dengan cara menabuhnya, ontoh gong
pengiring tari Ledo Hawu :Leko yaitu dua buah gong yang mula-mula ditabuh seara
bergantian, Didale ae, Didala Iki, dan Gaha yaitu tiga buah gong yang berukuran agak besar
(gong bass) yang juga ditabuh secara bergantian, Wo Peibho Abho yaitu dua buah gong yang
ditabuh sebagai pengiring gong Leko, Wo Paheli yaitu dua buah gong yang ditabuh sebagai
pengiring Leko dan We Peibho Abho.c. Gong AlorNama-nama gong :- Kingkang yaitu dua
buah gong kecil.- Dung-dung/kong-kong yaitu dua buah gong sedang.- Posa yaitu tiga buah
gong besar.d. Gong NgadaGong Ngada terdiri dari lima buah dan umumnya berukuran kecil.
Nam-nama gong :- Doa yaitu dua buah gong yang dimainkan seara silih berganti.- Dhere
yaitu terdiri dari satu gong- Uto-uto yang juga hanya satu gong- Wela yaitu gong yang paling
tingi suaranya.e. Gong DawanGong Dawan yang dimaksudkan di sini adalah dari Amanuban
tepatnya di Desa Nusa Timor Tengah Selatan. Gong yang digunakan umumnya berjumlah 6
buah. Nama-nama gong :Tetun yaitu dua buah gong keil, namun apabila dari kedua gong ini
hanya dibunyikan salah satunya maka namnya berubah menjadi Toluk, Ote' yaitu dua buah
gong sedang. Kedua gong ini dibunyikan dengan penuh perasaan, Kbolo' yaitu dua buah gong
besar yang dimainkan dengan tidak terlalu cepat.

Anda mungkin juga menyukai