Anda di halaman 1dari 9

“Sistem Kepercayaan Atapupu”

DISUSUN OLEH :

1.Nurmiyati Atika

2.Ayu F. Akbar

3.Maria F. Ndira

4.Elia Brus

Universitas Nusa Cendana

Kupang

NTT

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kunjungan

Pendidikan merupakan modal terpenting dijaman sekarang ini. Dalam situasi dan kondisi
sekarang ini tanpa adanya pendidikan yang memadai sulit untuk memacu diri kita untuk
menggapai masa depan yang lebih cerah , semua ini diperlukan keinginan dan kemauan yang
lebih dalam dari diri kita masing-masing. Dengan pendidikan dan belajar yang tekun dapat
membawa kita semua untuk mewujudkan cita-cita dan impian yang telah kita harapkan di
jaman modern dan global ini.

Dalam era globalisasi kita semua diharapkan terus berusaha meningkatkan sumber daya yang
handal dan berkualitas yang mampu bersaing secara efektif.

Melalui kunjungan ke Musium DIKOTA kUPANG NTTi, diharapakan dapat memacu mahasiswa
pendidikan sejarah i,untuk selalu menggali dan menggali potensi yang dimiliki dalam
melestariakan peninggalan zaman dahulu
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Kunjungan :

Tujuan kunjungan ke Museum adalah :

a. Memberikan kesempatan kepada kami untuk mengenal lebih dekat tentang alat-alat musik tradisional
ntt dan budaya secara nyata.

b. Meningkatkan wawasan kami tentang alat-alat musik dan budaya daerah lain melalui proses
pengamatan langsung dimuseum

c. Menumbukan motifasi pada siswa untuk menghargai alat music dan budaya Nusantara dan menjadi
manusia yang mampu berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri dan berakhlaq mulia.

1.2.2 Tujuan Pembuatan Laporan

Secara khusus tujuan pembuatan laporan ini adalah :

a. Untuk mengetahui alat-alat musik tradisional Ntt dan mengetahui bagaimana penggunaan alat-alat
musik nusantara tersebut.

b. Sebagai informasi untuk peserta kunjungan tahun yang akan datang

1.3 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Untuk menambah wawasan masyarakat, khusunya pelajar dan mahasiswa, tentang perkembangan
alat-alat musik nusantara

2. Untuk menambah pengetahuan masyrakat tentang macam-macam alat musik nusantara.


1.4 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat

1. Hari /tanggal : Rabu, 28-Oktober-2018

2. Waktu : pukul 15.00 – 04.00

3. Tempat : Museum Kota Kupang NTT

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alat Musik Tradisional

. Foy Doa

alat musik foy doa

Gambar alat musik foy doa

Foy Doa merupakan alat musik yang berasal dari Flores yang hingga sekarang tidak diketahui umur pasti
dari alat musik tradisional ntt tersebut karena tidak adanya peninggalan-peninggalan sejarah. Foy Doa
adalah sebuah suling ganda yang terbuat dari buluh/bambu kecil yang “bergandengan” sebanyak 2 atau
lebih.

Foy Doa biasanya dimainkan oleh para remaja (laki dan perempuan) untuk sebuah permainan rakyat
(seperti bentengan, dll) pada malam hari dengan berkumpul berbentuk linkaran. Nada yang dihasilkan
dari Foy Doa-pun bisa menghasilkan nada tunggal ataupun nada ganda tergantung dari pemain Foy Doa.

Cara Memainkan Foy Doa

Menggunakan alat musik Foy Doa samalah seperti memainkan suling/seruling yang dimainkan dengan
cara ditiup. Tarik nafas secukupnya dan hembuskan lewat mulu, sementara jari tangan digunakan untuk
menutup lubang suara. Dalam permainannya, penggunaan Foy Doa biasanya untuk mengiringi syair-
syair musik yang bertemakan tentang kehidupan.
2. Knobe Khabetas

alat musik knobe khabetas

Gambar alat musik knobe khabetas

Masyarakat yang tinggal di Dawa, Nusa Tenggara Timur meyakini bahwa alat musik tradisional ini sudah
ada sejak nenek moyang mereka tinggal di dalam gua. Bentuk dari alat musik ini-pun cukup unik karena
menyerupai busur panah. Biasanya masyarakat menggunakan Knobe pada saat di kebun atau saat
mengawasi hewan-hewan.

Cara memainkannya tidaklah mudah, anda harus menempelkan salah satu bagian ujung busur di antara
bibir atas dan bibir bawah lalu keluarkan udara dari mulut anda dan pada saat yang bersamaan petik tali
busur tadi dengan jari. Penggunaan alat musik ini sangatlah membantu untuk mengusir penat.

Selain dipergunakan sebagai hiburan, masyarakat juga menggunakan musik ini untuk upcara adat. Salah
satu upacara adat yang menggunakan Knobe Khabetas adalah Napoitan Li’ana (bayi yang baru dilahirkan
tidak diperkenankan untuk keluar rumah sebelum 40 hari)

3. Nuren

Nuren merupakan alat musik yang cukup terkenal di daerah Solor Barat. Masyarakat di Sikka Timur
mengenali alat musik tradisional ntt yang satu ini dengan sebutan Sason atau Sason Nuren (Secara
etimologi Sason: Jantan dan Nuren:Perempuan). Sason Nuren merupakan perwujudan dari 2 buah
suling, uniknya 2 buah suling ini dimainkan oleh seorang pemain saja.

Selain sebagai alat hiburan, sebutan “Sason Nuren” merupakan sebutan keramat dan sakral. Menurut
asal-usulnya dulu ada seorang tokoh yang melegenda yakni Edoreo, begitulah orang Solor Barat yang
dulunya meyakini bahwa orang tersebut memiliki 2 kepala sekaligus 2 mulut, menurut ceritanya juga ia
telah hidup sekian lamanya dan ketika memainkan alat ini seperti ada 2 kepribadian yang berkecambuk
di telinga pendengarnya.

Sunding Tongkeng

alat musik sunding tongkeng


Gambar alat musik sunding tongkeng

Sunding Tongkeng, Nama alat musik tradisional tiup ini sangat berkaitan dengan bentuk dan cara
memainkannya. Bentuk ruas bambu dan bulu yang memiliki panjang hingga 30 cm. Alat musik ini
terbilang memiliki “buku” yang salah satu ujung jari dari ruasnya dibiarkan saja.

Lubang suara dari Sunding Tongkeng berjumlah 6 buah, sebagian dari lubang peniupnya dililitkan daun
tala (sedikit saja). Cara memainkan alat musik ini seperti suling / seruling / flute. Karena posisisi meniup
tegak, orang Manggarai menyebutnya Tongkeng dan Sunding adalah nama lain dari Suling.

Alat musik Sunding Tongkeng biasanya digunakan pada malam hari sewaktu menjaga hewan ternak
(pada daerah itu biasanya adalah babi).

4. Prere

alat musik prere

Gambar alat musik prere

Prere adalah Alat musik tradisional dari Manggarai yang terbuat dari ruas bambu yang sangat kecil,
ukurannya bisa dibilang sekecil pensil yang memiliki panjang 15 cm. Ruas bagian bawahnya ditutup dan
dibelah sedikit untuk tempat keluar udara, namun bagian atasnya dipotong untuk meniup.

Bagian belahan bambu tersebut digunakan untuk melilit daun pandan yang berfungsi untuk
memperbesa suara, seperto orong terompet. Selain digunakan untuk hiburan, Prere juga digunakan
untuk mengiringi permainan pencak silat rakyat bersamaan dengan musik gendang dan gong daerah.

5. Leko Boko / Bijol

alat musik leko boko

Gambar alat musik leko boko

Alat musik tradisional NTT ini memiliki 4 buah dawai seperti Heo dimana merupakan alat musik yang
dimainkan dengan cara dipetik. Bijol terbuat dari labu hutan, kayu dan usus kuskus sebagai bahan
pembuatannya. Labu hutan sebagai wadah resonansi, kayu sebagai bagian tempat perentang dawai dan
usus kuskus sebagai dawainya.

Fungsi Bijol dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai hiburan pribadi saja tetapi tak jarang Bijol juga
digunakan untuk mengisi pesta adat. Bijol biasanya selalu di duet-kan dengan Heo (sebuah alat musik
petik juga) dan mereka saling bersingkronasi, Bijol sebagai pemberi harmoni dan Heo sebagai pembawa
melodi dengan nyanyian masyarakatnya yang biasanya ber-improvisasi.

6. Sasando

alat musik sasando

Gambar alat musik sasando

Alat musik tradisional NTT Sasando adalah alat musik yang memiliki dawai dan dimainkan dengan cara
dipetik. Sasando diyakini berasal dari kata daerah Rote yaitu Sasandu yang memiliki arti “alat yang
bergetar” atau berbunyi. Suara alat musik Sasando mirip dengan alat musik berdawai lainnya seperti
gitar, biola, dan lainnya.

Sasando adalah sebuah alat musik yang dimainkan dengan dipetik. Instumen musik ini berasal dari pulau
Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote,
sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya dengan alat musik
dawai lainnya seperti gitar, biola, kecapi, dan harpa.

Fungsi Musik Sasando

Musik Sasando dalam masyarakat biasanya digunakan sebagai alat musik pengiring tari-tarian, hiburan
keluarga yang sedang berduka atau dalam sebuah pesta, dan juga bisa anda gunakan untuk hiburan
pribadi. Dari segi cara memainkannya, alat musik ini memiliki berbagai macam caranya, sebagai contoh:
Ofalangga, Batumatia, Lendo Ndao, Kaka musu, Rongggeng, dsb. Merupakan salahs atu dari ragam

Cara Memainkan Sasando

Fungsi musik sasando gong dalam masyarakat pemiliknya sebagi alat musik pengiring tari, menghibur
keluarga yang sedang berduka, menghibur keluarga yang sedang mengadakan pesta, dan sebagai
hiburan pribadi. Sasando gong yang pentatonis ini mempunyai banyak ragam cara memainkannya,
antara lain : Teo renda, Ofalangga, Feto boi, Batu matia, Basili, Lendo Ndao, Hela, Kaka musu, Tai Benu,
Ronggeng, Dae muris, Te’o tonak.

Jumlah dawai yang terdapat pada Sasando diatonis bermacam-macam, ada yang memiliki 24 dawai, 28,
30 hingga 34 dawai yang akhirnya muncullah Sasando listrik pada tahun 1960 oleh bapak edu Pah,
pemain ahli sasando di NTT

7. Tatabuang / Totobuang

alat musik totobuang

Gambar alat musik totobuang

Di sebuah daerah di Desa Lamanole, Flores Timur ada sebuah alat musik yang disebut Tatabuang, namun
di daerah Tanalein alat musik ini disebut Leto yang ternyata mirip dengan Totobuang (alat musik
maluku) yang diyakini dibawa oleh beberapa suku dari Maluku. Sebutan Tatabuang itupun hanya
berlaku di Lemonale.

Di Lemonale, untuk memainkan alat musik Tatabuang ada 2 cara, yaitu digantung atau diletakkan diatas
pangkuan. Tatabuang terbuat dari batang kayu Sukun yang berbentuk bulat dan hati kayu-nya
dikeluarkan. Alat musik Tatabuang memiliki nama berbeda antara yang digantung dengan yang dipangku

8. Thobo

Thobo merupakan alat musik tumbuk yang berasal dari Kab. Ngada, Thobo terbuat dari bambu bambu
yang berbuku-buku itu pada bagian bawahnya dibiarkan saja sedangkan bagian atasnya dilubangi. Cara
memainkan alat musik ini adalah dengan ditumbuk ke lantai / tanah. Thobo berfungsi sebagai saat
mengiringi musk Foy Doa
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa kunjungan ke MusiumNegeri Jambi, kunjungan ketempat-tempat


penting,dan penelitian dalam rangka pembelajaran langsung membantu siswa dalam
mengaplikasikan pembelajaran yang sudah di dapat di lingkungan sekolah dengan lingkungan
masyarakat menjadi lebih nyata. Dengan berkunjung ke Musium negeri jambi siswa mampu
mengamati secara nyata dan lebih dekat dengan alat-alat musik nusantara dan dapat
membantu siswa untuk mengetahui alat-alat musik berbagai daerah di nusantara . Alat-alat
musik ini juga sangat banyak dan juga cara memainkannya juga berbeda, ada yg
dipetik,dipukul,ditiup ,dan lain lainnya . Dan yang lebih penting bahwa Negara kita sangat akan
kaya alat music dan budaya yang berbeda-beda menjadikan kekayaan yang harus
dilestarikan,untuk kehidupan generasi muda yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai