Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

KLIPING
“Alat Musik Melayu Riau dan Fungsi Alat Musik Melayu Riau”

DISUSUN OLEH:

NAMA : MARWA EGA ANDELA

KELAS : VIII A

SMP NEGERI 2 BANGKINANG


TP. 2021/2022
Alat Musik Melayu Riau dan Fungsi Musik Melayu Riau

Riau merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera. Provinsi ini berada di
bagian tengah pantai timur Pulau Sumatera, yaitu di sepanjang pesisir Selat Malaka. Dan
menjadi salah satu provinsi terkaya di Indonesia dengan sumber dayanya yang didominasi oleh
sumber alam seperti minyak bumi, gas alam, karet, dan sebagainya.

Tak heran, apabila Riau memiliki macam-macam kawasan pariwisata alam. Riau sendiri
dominasi oleh suku Melayu dengan di samping suku Jawa, Minang, Batak, Bugis, Tionghoa,
hingga Sunda. Mengenai beragam kebudayaan yang kaya, Riau memiliki kebudayaan
masyarakat yaitu alat musik tradisional yang memiliki ragam jenis.

1. Gambus

Sumber foto: riauberbagi.blogspot.com

Alat musik tradisional ini merupakan jenis instrumental musik tradisional yang dapat ditemukan
hampir di seluruh kawasan Melayu. Bersamaan dengan masyarakat Melayu dan pergeseran nilai
kerohanian di Pekanbaru yang dialami dari waktu ke waktu membuat perubahan pandangan
masyarakat terhadap kesenian Gambus dan Zapin.

Musik gambus lebih berkembang dari sebelumnya dan beralih fungsi menjadi pengiring Zapin di
pentas. Awalnya Gambus di mainkan sebagai sarana hiburan yang bernuansa religius dan
dimainkan secara individu di rumah atau hiburan bagi nelayan di atas perahu. Namun, perubahan
fungsi Gambus dimainkan menjadi lagu-lagu yang lebih sekuler.

2. Gendang Silat

Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini merupakan kesenian khas masyarakat Melayu Bengkalis, salah satu
kabupaten yang terletak di provinsi Riau. Gendang silat ini terdiri dari gendang, serunai dan
gong. Gabungan alat musik ini akan menghasilkan nada yang menarik.

Pada zaman dahulu, gendang silat ini biasanya dipertunjukkan sebagai pengiring silat yang
sedang mempertunjukkan gerakan silatnya untuk menyambut kedatangan Raja. Saat ini gendang
silat juga dimainkan sebagai penyambut kedatangan para pembesar, perhelatan pengantin yang
dinamakan sebagai Raja Sehari. Tak hanya itu alat ini juga sebagai pengiring prosesi pernikahan
melayu pada saat mandi taman.

3. Gong
Sumber foto: disbud.kepriprov.go.id

Pada umumnya, alat musik tradisional ini seperti kesenian Gong yang sudah tersebar di berbagai
daerah di Indonesia, yang terbuat dari kayu dan logam.

Pada tradisi Riau, gong dimainkan sebagai pengiring tarian, joget, seni tari, dan lainnya.

4. Rebana Ubi

Sumber foto: www.silontong.com

Alat musik tradisional ini termasuk alat musik perkusi yang digolongkan sebagai gendang.
Untuk memainkan Rebana Ubi adalah dengan cara dipukul atau ditabuh dengan tangan kosong.

Ukuran rebana ubi lebih besar daripada rebana biasa. Kesenian ini memiliki diameter yang
paling kecil 70 cm dengan tinggi hampir mencapai satu meter.

Dahulu, alat ini dimainkan sebagai pengiring berita pengumuman pernikahan hingga peringatan
bahaya. Rebana ubi dimainkan mengikuti irama sesuai kepada berita yang akan disampaikan.
Dan saat ini, rebana ubi hanya dimainkan pada saat upacara adat tertentu.

5. Genggong Talang Mamak

Sumber foto: riaudailyphoto.com

Asal muasal nama “Talang Mamak” karena alat musik ini khas tradisional Suku Talang Mamak,
yang terbuat dari pelepah enau. Umumnya, Genggong dimainkan sebagai penghibur diri dan
dilakukan saat istirahat. Dan bisa juga dimainkan seraya menunggu padi masak, acara-acara
begawai atau upacara tradisional lainnya pada Suku Talang Mamak.

Bagi laki-laki yang telah dewasa (belum menikah), Genggong dimainkan ketika malam hari
sebagai pemanggil gadis agar turun ke tanah. Hal tersebut berguna untuk memikat anak gadis.

6. Gedombak
Sumber foto: disbud.kepriprov.go.id

Alat musik tradisional ini masih satu keluarga dengan Gendang, yang memiliki bingkai kayu dan
bertutup dengan belulang di bukaan besarnya.

Umumnya, Gedombak dimainkan secara bersama-sama dengan peralatan musik yang lain. Posisi
para pemain adalah dengan duduk dan Gedombak diletakkan di bawah ketiak. Cara memainkan
alat ini adalah dengan memalu menggunakan tangan.

7. Kompang

Sumber foto: www.silontong.com

Bagi masyarakat Melayu, alat musik tradisional ini dijadikan sebagai alat kesenian Gendang.
Terkadang, Kompang juga dimainkan oleh Suku Bajau di pesisir Sabah, Malaysia. Walaupun
tidak termasuk ke dalam tradisi mereka.

Kulit Kompang dibuat dari bahan kulit kambing betina, tetapi terakhir ini kulit Kompang dibuat
dari kulit lembu, kerbau, hingga getah sintetik.

Untuk memainkan Kompang adalah dengan cara menepuk kulit kompang dengan jari-jari atau
tapak tangan mengikut rentak. Permainan ini biasanya dilakukan semasa perarakan, kenduri, dan
upacara-upacara tradisi lainnya.

8. Gambang Camar

Sumber foto: hanyaberbagi.com

Alat musik tradisional khas Riau ini dibuat dari bahan kayu dan logam. Gambang Camar
termasuk jenis instrumen xilofon, yang mempunyai enam bilah kayu hitam pada rak bersayap.
Biasanya, alat kesenian ini dimainkan pada waktu peringatan hari besar Islam dan acara hiburan
sehari-hari.

9. Gendang Nobat
Sumber foto: wadaya.rey1024.com

Alat musik tradisional ini aslinya berasal dari Desa Kote, Kecamatan Singkep, Kabupaten
Lingga. Namun, sayangnya Gendang Nobat lebih dikenal masyarakat di luar Lingga,
dibandingkan tempat asalnya sendiri.

Kesenian ini dimainkan pada saat acara penyambutan tamu-tamu kehormatan. Untuk para
pemain Gendang Nobat terdiri dari 7 orang anggota dengan posisi sebagai satu ketua, dua orang
pemain gendang, satu orang pemukul gong, satu orang peniup terompet dan dua orang sebagi
pemain silat.

10. Nafiri

Sumber foto: riauberbagi.blogspot.com

Alat musik tradisional ini berasal dari provinsi Riau dengan bentuk menyerupai terompet.
Menurut sejarah, pada zaman kerajaan, Nafiri termasuk salah satu alat yang penting untuk
dimainkan pada saat acara penobatan raja.

Nafiri juga termasuk alat pusaka Nobat selain Gendang, Sirih Esar, dan Cogan yang merupakan
lambang negara atau regelia kerjaan. Tidak adanya alat-alat tersebut, penobatan seorang raja
tidak dapat disetujui. Kepercayaan dahulu mengatakan bahwa kekuatan spiritual tersebut akan
rusak dan hancur hingga runtuhlah harkat dan harga diri bangsa tersebut.

Tak hanya itu, Nafiri juga dimanfaatkan sebagai alat untuk menyatakan peperangan pada kerjaan
lain. Lalu digunakan sebagai memberitahukan tentang kematian sang raja serta diangkatnya sang
raja.

11. Akordeon

Sumber foto: longgroveonline.com


Alat musik tradisional Melayu ini hampir mirip dengan kesenian Akordeon yang berasal dari
Jerman. Walaupun tampaknya lebih mudah, Akordeon termasuk alat musik yang cukup sulit
untuk dimainkan. Kesenian ini menghasilkan tangga nada diatonik yang sesuai dengan lirik lagu
seperti pantun.

Untuk memainkannya, pemain memegang Akordeon dengan kedua tangan, kemudian menekan
tombol-tombol akord dengan jari-jari tangan kiri. Sementara jari-jari tangan kanan memainkan
melodi lagu sesuai dengan yang dibawakan. Pemain yang sudah terbiasa dan terlatih bisa
menampilkan dengan berganti-ganti tangan.

12. Marwas

Sumber foto: lamriau.id

Alat musik tradisional ini memiliki nama lain Marawis, atau Meruas. Marwas masih tergolong
kesenian jenis Gendang (drum). Alat ini biasanya dimainkan secara bersamaan dengan alat
musik Gambus Selodang sebagai pembawa melodinya.

Marwas terdiri dari dua muka dengan diameter 15 hingga 20 cm. Bagian tubuhnya dibuat dari
bahan kayu nangka, ciku, atau durian yang pada bagian tengahnya dilobangi. Resonator atau
penutupnya dibuat dari kulit kambing atau kulit lembu yang telah ditipiskan.

13. Calempong

Sumber foto: arifpeliang.wordpress.com

Alat musik tradisional perkusi ini dibuat dari bahan dasar logam sebanyak 6 buah, yang
kemudian disusun berderet dengan nada tinggi di tengah, dan diletakkan pada sebuah kotak kayu
panjang di bagian luarnya. Kotak tersebut berguna sebagai resonansi bunyi pada saat dipukul.

Diantaranya lagu yang dimainkan dalam pertunjukan Calempong adalah Senayung, Nak Pulang
Nak Tido, Jopuik den Jopuik, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai