Anda di halaman 1dari 7

Alat Musik Tradisional Riau Serta Cara Memainkannya

1. Gambus

Alat musik tradisional ini merupakan jenis instrumental musik tradisional yang dapat
ditemukan hampir di seluruh kawasan Melayu. Bersamaan dengan masyarakat
Melayu dan pergeseran nilai kerohanian di Pekanbaru yang dialami dari waktu ke
waktu membuat perubahan pandangan masyarakat terhadap kesenian Gambus dan
Zapin.

Musik gambus lebih berkembang dari sebelumnya dan beralih fungsi menjadi
pengiring Zapin di pentas. Awalnya Gambus di mainkan sebagai sarana hiburan yang
bernuansa religius dan dimainkan secara individu di rumah atau hiburan bagi nelayan
di atas perahu. Namun, perubahan fungsi Gambus dimainkan menjadi lagu-lagu yang
lebih sekuler.

2. Gendang Silat

Alat musik tradisional ini merupakan kesenian khas masyarakat Melayu Bengkalis,
salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Riau. Gendang silat ini terdiri dari
gendang, serunai dan gong. Gabungan alat musik ini akan menghasilkan nada yang
menarik.

Pada zaman dahulu, gendang silat ini biasanya dipertunjukkan sebagai pengiring silat
yang sedang mempertunjukkan gerakan silatnya untuk menyambut kedatangan Raja.
Saat ini gendang silat juga dimainkan sebagai penyambut kedatangan para pembesar,
perhelatan pengantin yang dinamakan sebagai Raja Sehari. Tak hanya itu alat ini juga
sebagai pengiring prosesi pernikahan melayu pada saat mandi taman.

3. Gong
Pada umumnya, alat musik tradisional ini seperti kesenian Gong yang sudah tersebar
di berbagai daerah di Indonesia, yang terbuat dari kayu dan logam.

Pada tradisi Riau, gong dimainkan sebagai pengiring tarian, joget, seni tari, dan
lainnya.

4. Rebana Ubi

Alat musik tradisional ini termasuk alat musik perkusi yang digolongkan sebagai
gendang. Untuk memainkan Rebana Ubi adalah dengan cara dipukul atau ditabuh
dengan tangan kosong.

Ukuran rebana ubi lebih besar daripada rebana biasa. Kesenian ini memiliki diameter
yang paling kecil 70 cm dengan tinggi hampir mencapai satu meter.

Dahulu, alat ini dimainkan sebagai pengiring berita pengumuman pernikahan hingga
peringatan bahaya. Rebana ubi dimainkan mengikuti irama sesuai kepada berita yang
akan disampaikan. Dan saat ini, rebana ubi hanya dimainkan pada saat upacara adat
tertentu.
5. Genggong Talang Mamak

Asal muasal nama “Talang Mamak” karena alat musik ini khas tradisional Suku
Talang Mamak, yang terbuat dari pelepah enau. Umumnya, Genggong dimainkan
sebagai penghibur diri dan dilakukan saat istirahat. Dan bisa juga dimainkan seraya
menunggu padi masak, acara-acara begawai atau upacara tradisional lainnya pada
Suku Talang Mamak.

Bagi laki-laki yang telah dewasa (belum menikah), Genggong dimainkan ketika
malam hari sebagai pemanggil gadis agar turun ke tanah. Hal tersebut berguna untuk
memikat anak gadis.

6. Gedombak

Alat musik tradisional ini masih satu keluarga dengan Gendang, yang memiliki
bingkai kayu dan bertutup dengan belulang di bukaan besarnya.

Umumnya, Gedombak dimainkan secara bersama-sama dengan peralatan musik yang


lain. Posisi para pemain adalah dengan duduk dan Gedombak diletakkan di bawah
ketiak. Cara memainkan alat ini adalah dengan memalu menggunakan tangan.
7. Kompang

Bagi masyarakat Melayu, alat musik tradisional ini dijadikan sebagai alat kesenian
Gendang. Terkadang, Kompang juga dimainkan oleh Suku Bajau di pesisir Sabah,
Malaysia. Walaupun tidak termasuk ke dalam tradisi mereka.

Kulit Kompang dibuat dari bahan kulit kambing betina, tetapi terakhir ini kulit
Kompang dibuat dari kulit lembu, kerbau, hingga getah sintetik.

Untuk memainkan Kompang adalah dengan cara menepuk kulit kompang dengan jari-
jari atau tapak tangan mengikut rentak. Permainan ini biasanya dilakukan semasa
perarakan, kenduri, dan upacara-upacara tradisi lainnya.

8. Gambang Camar

Alat musik tradisional khas Riau ini dibuat dari bahan kayu dan logam. Gambang
Camar termasuk jenis instrumen xilofon, yang mempunyai enam bilah kayu hitam
pada rak bersayap. Biasanya, alat kesenian ini dimainkan pada waktu peringatan hari
besar Islam dan acara hiburan sehari-hari.
9. Gendang Nobat

Alat musik tradisional ini aslinya berasal dari Desa Kote, Kecamatan Singkep,
Kabupaten Lingga. Namun, sayangnya Gendang Nobat lebih dikenal masyarakat di
luar Lingga, dibandingkan tempat asalnya sendiri.

Kesenian ini dimainkan pada saat acara penyambutan tamu-tamu kehormatan. Untuk
para pemain Gendang Nobat terdiri dari 7 orang anggota dengan posisi sebagai satu
ketua, dua orang pemain gendang, satu orang pemukul gong, satu orang peniup
terompet dan dua orang sebagi pemain silat.

10. Nafiri

Alat musik tradisional ini berasal dari provinsi Riau dengan bentuk menyerupai
terompet. Menurut sejarah, pada zaman kerajaan, Nafiri termasuk salah satu alat yang
penting untuk dimainkan pada saat acara penobatan raja.

Nafiri juga termasuk alat pusaka Nobat selain Gendang, Sirih Esar, dan Cogan yang
merupakan lambang negara atau regelia kerjaan. Tidak adanya alat-alat tersebut,
penobatan seorang raja tidak dapat disetujui. Kepercayaan dahulu mengatakan bahwa
kekuatan spiritual tersebut akan rusak dan hancur hingga runtuhlah harkat dan harga
diri bangsa tersebut.

Tak hanya itu, Nafiri juga dimanfaatkan sebagai alat untuk menyatakan peperangan
pada kerjaan lain. Lalu digunakan sebagai memberitahukan tentang kematian sang
raja serta diangkatnya sang raja.
11. Akordeon

Alat musik tradisional Melayu ini hampir mirip dengan kesenian Akordeon yang
berasal dari Jerman. Walaupun tampaknya lebih mudah, Akordeon termasuk alat
musik yang cukup sulit untuk dimainkan. Kesenian ini menghasilkan tangga nada
diatonik yang sesuai dengan lirik lagu seperti pantun.

Untuk memainkannya, pemain memegang Akordeon dengan kedua tangan, kemudian


menekan tombol-tombol akord dengan jari-jari tangan kiri. Sementara jari-jari tangan
kanan memainkan melodi lagu sesuai dengan yang dibawakan. Pemain yang sudah
terbiasa dan terlatih bisa menampilkan dengan berganti-ganti tangan.

12. Marwas

Alat musik tradisional ini memiliki nama lain Marawis, atau Meruas. Marwas masih
tergolong kesenian jenis Gendang (drum). Alat ini biasanya dimainkan secara
bersamaan dengan alat musik Gambus Selodang sebagai pembawa melodinya.

Marwas terdiri dari dua muka dengan diameter 15 hingga 20 cm. Bagian tubuhnya
dibuat dari bahan kayu nangka, ciku, atau durian yang pada bagian tengahnya
dilobangi. Resonator atau penutupnya dibuat dari kulit kambing atau kulit lembu yang
telah ditipiskan.
13. Calempong

Alat musik tradisional perkusi ini dibuat dari bahan dasar logam sebanyak 6 buah,
yang kemudian disusun berderet dengan nada tinggi di tengah, dan diletakkan pada
sebuah kotak kayu panjang di bagian luarnya. Kotak tersebut berguna sebagai
resonansi bunyi pada saat dipukul.

Diantaranya lagu yang dimainkan dalam pertunjukan Calempong adalah Senayung,


Nak Pulang Nak Tido, Jopuik den Jopuik, dan lain-lain.

Penutup

Riau adalah provinsi yang terletak di pulau Sumatera, Indonesia. Provinsi ini terletak
di sepanjang pesisir Selat Malaka di bagian tengah pantai timur Pulau Sumatera. Riau
merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia karena memiliki sumber daya
alam yang melimpah seperti minyak bumi, gas alam, karet, dan lainnya.

Provinsi Riau juga memiliki berbagai kawasan pariwisata alam yang menarik. Budaya
Riau didominasi oleh suku Melayu dengan adanya pengaruh dari suku Jawa, Minang,
Batak, Bugis, Tionghoa, dan Sunda. Dalam hal kebudayaan, Riau memiliki beragam
alat musik tradisional yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai