Anda di halaman 1dari 40

“Macam-macam Kesenian

Yang Ada Di Indonesia”

Kelompok 4
1. M.Arkhab Muttaqinna imama
2. Azura Malik H.A
3. M.Nabil Maren
4. Ahmad Gufron
Kelas : XI.IPS.1
Alat Musik
Nanggro Aceh Darussalam
 Geundrang
Geundrang merupakan
bagian dari alat musik serune
Kalee. Geundrang termasuk
jenis alat pukul dan cara
memainkannya dengan tangan
atau memakai kayu pemukul.
Geundrang dijumpai di daerah
Aceh Besar, dan juga dijumpai
di daerah pesisir Aceh seperti
Pidie dan Aceh Utara. Fungsi
alat musik |ni adalah sebaga
pelengkap tempo dari musik
tradisional etnik Aceh.
Sumatera Utara
 Gedombak
Gedombak adalah salah
satu alat musik pukul atau
membrafon atau musik pukul
tradisional Melayu dengan bahan
kayu nangka dan kulit kambing.

 Serunai
Serunai adalah salah satu
jenis alat musik aerofon atau
musik tiup Melayu tradisional.
Alat musik ini terbuat dari kayu,
tempurung kelapa, timah hitam,
pangkal bulu ayam, daun kelapa
tua, dan benang.
Sumatera barat
 Saluang
Saluang
merupakan jenis alat
musik tiup tradisional
yang berasal dari
Minangkabau. Cara
memainkan alat musik
ini adalah ditiup seperti
suling. Alat musik ini
dimainkan oleh satu
adat dua pemusik.
Sumatera selatan
 Kenong Basemah
Kenong Basemah merupakan
alat musik tradisional yang
menyerupai bentuk alat musik
kenong di daerah lain namun
berukuran sedikit lebih kecil. Nama
alat musik ini sesuai dengan
daerah asalnya yaitu suku
Basemah yang bermukim di
Provinsi Sumatera Selatan sebelah
barat.
Alat musik tradisional ini
dibuat menggunakan bahan
tembaga. Kenong Basemah
dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan pemukul khusus.
Kenong Basemah dalam musik
Bangka belitung
 Dambus
Dambus merupakan alat musik
tradisional Indonesia yang terdapat di
Provinsi Bangka Belitung yang sering
digunakan sebagai pengiring tarian
tradisional maupun sebagai alat musik
pengiring lagu hiburan rakyat. Alat musik ini
sejenis alat musik Gambus Melayu yang
berdawai 6 dengan jumlah senar 12
masing-masing dawai petik berjumlah 2
senar.
Yang membedakan alat musik
Dambus dengan dengan alat musik
Gambus Melayu adalah bentuk badan alat
musik Dambus yang agak sedikit lonjong
serta pada bagian ujung kepala berbentuk
rusa, sedangkan pada alat musik Gambus
Melayu memiliki bentuk agak sedikit bulat
dan ujungnya tanpa hiasan rusa atau
hiasan lainnya.Alat musik ini biasanya
terbuat dari kayu meranti namun ada pula
yang terbuat dari kayu gerunggang.
DKI Jakarta
 Tehyan
Tehyan merupakan salah satu jenis
alat musik tradisional Betawi (DKI
Jakarta) yang dimainkan dengan cara
digesek. Tehyan merupakan salah satu
alat musik gesek sejenis rebab atau
biola hasil perpaduan kebudayaan
Tionghoa. Terdapat 3 jenis alat musik
tehyan yang dikenal masyarakat Betawi,
yaitu Kong ahyan, Tehyan, dan Sukong.
Kong ahyan berukuran kecil dengan
nada dasar "D" sering disebut sebagai
melodi. Tehyan memiliki ukuran sedang
dengan nada dasar "A" yang sering
disebut sebagai rythem, sedangkan
Sukong merupakan jenis alat musik
gesek Betawi yang memiliki ukuran
paling besar dengan nada dasar "G"
atau sering disebut dengan bass.
Berikut ini gambar alat musik Tehyan
Betawi DKI Jakarta.
Jawa Barat
 Angklung
Alat musik multitonal
(bernada ganda) yang secara
tradisional berkembang dalam
masyarakat Sunda di Pulau
Jawa bagian barat. Alat musik
ini dibuat dari bambu,
dibunyikan dengan cara
digoyangkan (bunyi disebabkan
oleh benturan badan pipa
bambu) sehingga menghasilkan
bunyi yang bergetar dalam
susunan nada 2, 3, sampai 4
nada dalam setiap ukuran, baik
besar maupun kecil.
Jawa Tengah
 Gambang
Gambang merupakan alat musik pukul
kayu bagian dari perangkat musik gamelan
Jawa. Gambang terabuat dari bilah-bilah kayu
sebagai penghasil nada yang disusun pada
gerobogan kayu sebagai resonator. Gambang
memiliki bilah kayu sebanyak 17 sampai 20
bilah dengan cakupan wilayah oktaf gambang
sebanyak dua oktaf atau lebih.
Gambang dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan pemukul khusus berbentuk
bundar dengan tangkai pegangan yang
biasanya terbuat dari tanduk. Gambang
kebanyakan dimainkan dengan gembyangan
dalam pola ketukan ajeg. Berikut ini gambar alat
musik Gambang dari Jawa Tengah.
Jawa Timur
 Saronen
Saronen merupakan alat musik
tiup masyarakat Madura. Saronen
memiliki bentuk seperti terompet
(kerucut) dengan enam lubang nada
dibagian atas/ depan serta satu lubang
nada di bagian bawah/ belakang.
Saronen terbuat dari kayu jati sebagai
tabung suara berbentuk kerucut, serta
sebuah sayap batas peniup yang
terbuat dari ukiran tempurung kelapa.
Saronen merupakan nama alat
musik tradisional sekaligus nama
kesenian musik tradisional Madura,
Jawa Timur. Kesenian ini menggunakan
kombinasi alat musik seperti Saronen,
Kempul, Gong, Kenong besar, kenong
tengahan dan kenong kecil, gendang
besar dan gendang kecil, serta alat
musik korca yang masing-masing satu
Kalimantan Barat
 Keledi
Keledi merupakan nada alat
musik tradisional Kalimantan Barat
yang dimainkan dengan cara
ditiup. Keledik atau juga sering
disebut Kedire terbuat dari batang
bambu yang disusun atau disatukan
rongga lubangnya pada buah
labu kering sebagai pembentuk
suara. Alat musik yang
menghasilkan nada pentatonik ini
biasanya dimainkan sebagai
pengiring tarian tradisional,
nyanyian tradisional pada saat
upacara adat masyarakat dayak.
Berikut ini gambar alat musik Keledi
dari Kalimantan Barat.
Kalimantan Timur
 Sampe
Sampe adalah salah satu
alat musik tradisional
masyarakat Dayak di Provinsi
Kalimantan Timur. Sampe
merupakan alat musik petik
berdawai yang dimainkan
dengan cara dipetik seperti
gitar. Alat musik ini terbuat dari
bahan kayu meranti, kayu
pelanta, kayu marang dan
kayu tabalok agar
menghasilkan suara yang
baik. Sampe memiliki 4 buah
senar/ dawai petik yang
terbuat dari serat pohon enau
Sulawesi Utara
 Kolintang
Kolintang merupakan
alat musik pukul kayu
masyarakat Minahasa,
Sulawesi Utara. Alat musik
ini terbuat dari bilah-bilah
kayu sebagai penghasil
nada yang disusun pada
papan balok kayu berongga
sebagai resonator. Alat
musik ini sekilas hampir
mirip dengan alat musik
gambar dari Jawa. Alat
musik ini dimainkan dengan
cara dipukul menggunakan
pemukul khusus.
Sulawesi Selatan
 Pa'pompang
Pa'pompang atau
dikenal dengan Pa'bas
merupakan alat musik
bambu dari daerah Toraja
(Sulawesi Selatan) yang
pagelarannya merupakan
satu simponi orkestra. Alat
musik ini dimainkan oleh
banyak orang, biasanya
murid-murid sekolah di
bawah pimpinan seorang
dirigen
Bali
 Rindik
Rindik adalah salah satu
alat musik tradisional Bali. Rindik
terbuat dari bambu yang pada
nadanya adalah berdasarkan
slendro. Alat musik ini
dipergunakan pada upacara
perkawinan dan acara
pertunjukan yang dikenal dengan
nama “Joged Bumbung". Tarian
joged bumbung ini biasanya
diiringi oleh sepuluh atau dua
puluh orang yang memainkan
gamelan dan termasuk para
penabuhnya.
Nusa Tenggara Timur
 Foy Doa
Foy Doa berarti suling
berganda yang terbuat dari
buluh bambu kecil yang
bergandeng dua atau lebih.
Musik ini biasanya digunakan
oleh para muda-mudi dalam
permainan rakyat di malam hari
dengan membentuk lingkaran.
Sistem penalaan, nada-nada
yang diproduksi oleh musik Foy
Doa adalah nada-nada tunggal
dan nada-nada ganda atau dua
suara.
Maluku
 Totobuang
Totobuang merupakan
salah satu alat musik tradisional
Maluku yaitu berupa gong kecil
berbahan logam kuningan.
Totobuang terdiri dari 12
sampai 14 gong kecil berbagai
ukuran yang menghasilkan
nada melodis ketika dipukul
dengan kayu pemukul. Alat
musik ini termasuk bagian dari
alat musik perkusi Daerah
Maluku. Tabuhan totobuang
dimainkan sebagai iringan alat
musik perkusi lain seperti tifa
dan arababu.
Papua Barat
 Tifa
Alat musik yang cukup
terkenal di wilayah Provinsi
Papua Barat adalah tifa. Tifa
terbuat dari batang kayu yang
diberi lubang dari ujung ke ujung.
Pada bagian atas diberi penutup
dari kulit binatang. Cara
memainkan alat musik ini
dengan cara ditepuk pada kulit
penutupnya dengan telapak
tangan. Berikut ini gambar alat
musik Tifa dari Papua Barat.
Tarian Daerah
Nanggro Aceh Darussalam
 Tari Saman
Tarian yang dipentaskan
pada publik saat hari-hari besar
seperti acara maulid Nabi
Muhammad Saw. Tarian adat
aceh berbeda dengan tarian
pada umumnya, Aceh yang
terkenal dengan julukan
serambi mekah dan pasti selalu
berpegang teguh terhadap
agama.
Hal itu juga dilambangkan
dengan tarian adat Aceh yakni
Tari saman, tari ini pada zaman
dahulu digunakan sebagai
sarana dakwah para ulama-
ulama Aceh.
Sumatera Barat
 Tari Piring
Tari Piring berasal dari Sumatera
Barat, tepatnya di Solok. Pada
awalnya, tari piring dilakukan oleh
perempuan dan laki-laki untuk
membawakan sesembahan kepada
para dewa sebagai wujud rasa syukur
atas masa panen yang memberikan
hasil sangat memuaskan. Mereka
menari dengan sangat lincah sembari
memegang piring-piring di telapak
tangannya. Terdapat tiga jenis variasi
gerakan dalam seni Tari Piring, yaitu
tupai bagaluik (tupai bergelut),
bagalombang (bergelombang), dan
aka malilik (akal melilit).
Sumber
Riau
 Tari Zapin
Tari zapin adalah sebuah tari
tradisional khas Riau yang dianggap
sebagai buah akulturasi budaya Arab
dan budaya Melayu di masa silam.
Tarian ini merupakan tari berpasangan
yang dipentaskan dalam beragam
acara hiburan rakyat. Bukan hanya di
Riau, tari zapin juga dikenal oleh
sebagian masyarakat Melayu yang
tersebar lintas pulau hingga lintas
negara, seperti Kalimantan, Sumatera,
Malaysia, Singapura, hingga Brunai
Darussalam.
Populernya tari zapin dalam
komunitas masyarakat Melayu tidak
lepas dari nilai hiburan dan estetika
yang dimiliki setiap gerakannya. Berikut
ini kami akan mengulas tentang nilai-
nilai tarian ini lengkap beserta sejarah,
gerakan, dan unsur-unsur yang
Sumatera Selatan
 Gending Sriwijaya
Gending Sriwijaya merupakan salah satu tarian
tradisional khas Palembang, Sumatera Selatan.
Sebenarnya ini tidak hanya sekedar tarian tetapi juga
merupakan sebuah lagu. Melodi lagu Gending
Sriwijaya digunakan sebagai pengiring untuk
mengiringi tarian Gending Sriwijaya. Sesuai dengan
namanya, tarian dan lagu ini menggambarkan
kejayaan, keagungan, dan keluhuran kerajaan
Sriwijaya yang pernah mengalami kejayaan selama
bertahun-tahun dan berhasil mempersatukan wilayah
Barat Nusantara
Tarian ini biasanya ditampilkan secara khusus
sebagai tarian untuk menyambut tamu-tamu
kehormatan seperti Duta Besar, Presiden, dan tamu-
tamu agung yang lain. Sekilas, tarian ini mirip dengan
Tari Tanggai. Bedanya terletak pada perlengkapan
busana penari dan jumlah penarinya. Dalam sebuah
pementasan, penari Gending Sriwijaya total berjumlah
13 orang. Dari 13 orang tersebut terdapat satu orang
sebagai penari utama. Penari ini membawa tepak,
kapur, dan sirih. Sisanya 6 orang sebagai penari
pendamping, dua orang pembawa tombak, dua penari
pembawa peridon atau perlengkapan tepak, satu
orang pembawa payung, dan satu orang penyanyi.
Lampung
 Tari Sembah Sigeh Penguten
Tari sembah Sigeh Penguten merupakan tari
adat budaya lampung yang berasal dari suku
Pepadun. Semula tarian ini di
persembahkan untuk menyambut kedatangan
para raja dan tamu-tamu istimewa. Sebagai cara
menunjukan keramahan dan penghormatan.
Mungkin karena hal ini kemudian tari sembah
sigeh penguten identik sebagai tari penyambutan.
Selain diperagakan diupacara-upacara adat serta
upacara penyambutan tamu agung, tari sembah
juga sering di peragakan di acara pernikahan adat
Lampung, fungsinya tetap sama yaitu sebagai
upacara penyambutan untuk para tamu ytari sigeh
pengutenang hadir di acara tersebut.
Sebagai sebuah tarian daerah, tari sembah
Sigeh penguten dalam setiap penampilannya
sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat
lampung. Terutama dalam busana yang
dikenakan oleh para penari. Busana yang
dikenakanoleh para penari adalah busana asli
daerah seperti yang dikenakan pengantin wanita
asli suku Lampung lengkap dengan siger dan
tanggainya.
Jakarta
 Tari Yapong
Tari yapong adalah sebuah tari
kontemporer yang berasal dari budaya
masyarakat Betawi, DKI Jakarta. Meski
tidak berasal dan berakar langsung dari
kehidupan masyarakat Betawi, tarian yang
diciptakan oleh Bagong Kussudiarjo ini
sejatinya bersumber dari pola hidup dan
nilai-nilai filosofis yang menjadi dasar
kepribadian masyarakat Betawi. Saat ini
tari Yapong semakin dikenal luas.
Keindahan gerak yang berfungsi sebagai
hiburan serta nilai pengajaran yang
termaktub dalam setiap gerakannya
membuat tarian ini mulai banyak dipelajari
untuk kembali dilestarikan
Jawa Barat
 Tari Jaipong
Tari Jaipong atau ada juga yang
menyebut nya dengan Jaipongan
merupakan jenis Tari Tradisional Tarian
Khas Jawa Barat, tari Jaipong Jawa barat
ini cukup populer dan terkenal di Indonesia
dan sering di pentaskan dalam acara
pertunjukan kebudayaan dan seni yang di
selenggarakan oleh dinas Kebudayaan
dan pariwisata, bahkan pada saat ini tari
jaipong ini sering di pertunjukan pada
acara-acara Hajatan seperti Pernikahan
atau Khitanan sehingga menyajikan
hiburan untuk seluruh masyarakat yang
ada di daerah tersebut.
Bali
 Tari Trunjaya
Menurut sejarah Tari Trunajaya berasal
dari bali tepatnya dari Buleleng. Buleleng
terletak di Pulau Bali bagian utara. Tari
Trunajaya menggambarkan gerak gerik
seorang pemuda yang baru menginjak
dewasa. Gerakannya menggambarkan prilaku
seorang remaja yang enerjik, penuh
emosional dan ulahnya senantiasa untuk
memikat hati seorang gadis. Tari Trunajaya
termasuk tari putra keras yang biasa ditarikan
oleh penari putri. Pencipta tari Trunajaya
adalah Pan Wandres dalam bentuk kebyar
Legong dan kemudian disempurnakan oleh I
Gede Manik. Tarian ini diciptakan pada tahun
1915. Kreasi tarian Trunajaya ini diciptakan
untuk sebuah tari hiburan yang bisa dinikmati
saat-saat perayaan tertentu.Tari Trunajaya
termasuk dalam kategori tari Balih-balihan
atau sebagai tari hiburan. Sebagai tari hiburan
tarian ini dapat dipentaskan dimana saja.
Misalnya di halaman pura, di lapangan atau
panggung tertutup/terbuka, dan di tempat-
tempat lainnya.
Nusa Tenggara Barat
 Tari Lenggo
Tari Lenggo adalah salah satu
tarian tradisional yang berasal dari
daerah Bima, NTB. Tarian ini dibagi
menjadi dua jenis tarian yaitu Tari
Lenggo Melayu dan Tari Lenggo
Mbojo. Tari Lenggo Melayu ini
merupakan jenis Tari Lenggo yang
dimainkan oleh penari pria,
sedangkan Tari Lenggo Mbojo
dimainkan oleh penari wanita. Tarian
lenggo awalnya merupakan tarian
klasik yang muncul serta berkembang
di lingkungan istana Kerajaan Bima,
dan hanya ditampilkan pada acara-
acara tertentu saja.
Kalimantan Tengah
 Tari Hugo
Tarian Hugo dan Huda ini merupakan
tarian tradisional dari Kalimantan Tengah yang
termasuk dalam tarian ritual agar para dewa
menurunkan hujan ke bumi. Tarian ini biasanya
dilakukan apabila telah berlangsung musim
kemarau yang cukup lama.
Namun tarian ini sendiri merupakan
tarian hiburan yang ada pada daerah ini sendiri
dan sering juga dipertunjukkan sebagai tarian
hiburan untuk pelepas stress dari masyrakat
yang ada yang disekitar daerah tersebut. untuk
tarian Hugo dan Huda ini sendiri biasanya
dilakukan oleh satu orang saja yang menarikan
tarian ini, dimana biasanya tarian ini diiringi
dengan alat music kecapi dalam tarian itu
sendiri. dan biasanya tarian ini dilakukan oleh
perempuan untuk menghibur para masyarakat.
SULAWESI SELATAN
 Tari Kipas
Tari Kipas Pakarena adalah salah satu
tarian tradisional yang berasal dari daerah
Gowa, Sulawesi Selatan. Tarian ini dibawakan
oleh para penari wanita dengan berbusana
adat dan menari dengan gerakannya yang
khas serta memainkan kipas sebagai atribut
menarinya. Tari Kipas Pakarena merupakan
salah satu tarian tradisional yang cukup
terkenal di Sulawesi Selatan, terutama di
daerah Gowa. Tarian ini sering ditampilkan di
berbagai acara yang bersifat adat maupun
hiburan, bahkan Tari Kipas Pakarena ini juga
menjadi salah satu daya tarik wisata di
Sulawesi Selatan, khususnya di daerah
Gowa.
Maluku
 Tari Lenso
Tari Lenso adalah salah satu
tarian tradisional dari daerah
Maluku. Tarian ini merupakan
tarian yang dibawakan oleh para
penari wanita dengan
menggunakan sapu tangan atau
selendang sebagai ciri khas dan
atribut menarinya. Tari Lenso
merupakan salah satu tarian
tradisional yang cukup terkenal di
Maluku dan sering ditampilkan di
berbagai acara yang bersifat adat,
hiburan, maupun pertunjukan seni
budaya.
Papua
 Tari Musyoh
Tari Musyoh ini adalah salah satu seni tari
yang sangat sakral, tari ini merupakan tari ritual
untuk mengusir para arwah orang yang
meninggal akibat hal tertentu, dan pada
umumnya tarian ini ditarikan pada saat terdapat
warga dari tanah papua yang telah meniggal
akibat kecelakaan, masyarakat papua
mempercayai jika ada seorang yang meninggal
karena kecelakaan maka arwah yang meninggal
tersebut tidak akan tenang, oleh sebab itu
dilangsungkanlah ritual Tari Musyoh ini, karena
dipercayai dengan mengadakan Tari Musyoh ini
sang arwah dapat tenang.
Lagu Daerah
Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara
• Anju Ahu, Butet, Cikala Le
• Bungong Jeumpa, Pongpong, Dago Inang
Lembah Alas, Piso Surit Sarge, Ketabo, Leleng Ma
Hupaima, Lisoi, Madekdek
Magambiri, Mariam
Tomong, Nasonang Dohita
Nadua, O'pio, Piso Surit,
Rambadia, Say Selamat
Masinegar, Sengko-sengko,
Sigulempong, Sik Sik
Sibatumanikam, Sinanggar
Tulo, Sing Sing So, Sory Ya
Katulla, Tarutung Na Uli
(Tapanuli Utara)
Sumatra Barat Riau
• Anak Daro, Ayam Den • Kutang Barendo,
Lapeh, Badindin, Barek Lancang Kuning, Ocu
Solok, Dayung Palinggam,
Gelang Sipaku Gelang, Ka Maantau, Soleram,
Parak Tingga, Kambanglah Laksmana Raja di Laut,
Bungo, Kampuang Nan Pantai Solop
Jauh Di Mato, Kaparak
Tingga, Lah Laruik Sanjo,
Mak Inang, Malam Baiko,
Paku Gelang, Rang Talu,
Sansaro, Seringgit Dua
Kupang, Tak Tong-Tong,
Tari Payung
Sumatera Selatan Jambi
• Cuk Mak Ilang, Dek • Batanghari, Dodoi Si
Sangke, Kabile-Bile, Tari Dodoi, Injit-Injit Semut,
Tanggai Pinang Muda, Selendang
Mayang, Timang-Timang
Anakku Sayang
Lampung Jawa Barat
• Adi-adi Laun Lambar, • Bajing Luncat, Bubuy
Anak Tupai, Cangget
Bulan, Cing Cangkeling,
Agung, Lipang Es Lilin, Manuk Dadali,
Lipandang, Tanoh Lado, Neng Geulis, Nenun,
Sang Bumi Ghuwai Panon Hideung,
Jughai, Bumi Lampung,
Pepeling, Peuyeum
Sakai Sambayan, Bandung, Pileuleuyan,
Seminung, Muloh Sapu Nyere Pegat
Tungga, Penyandangan, Simpai, Tokecang
Teluk Lampung
Jawa Tengah Bali
• Bapak Pucung, Gambang • Dewa Ayu, Janger,
Suling, Gek Kepriye, Macepet Cepetan,
Gundhul Pacul, Ilir-Ilir, Mejangeran, Meyong-
Jamuran, Jaranan, Meyong, Ngusak Asik,
Padhang Wulan Puteri Ayu, Tari Bali, Ratu
Anom
Maluku Papua barat
• Ambon Manise, Ayo Mama, • Apuse dan Yamko
Buka Pintu, Burung Kakatua,
Burung Tantina, Goro-Goro Rambe Yamko
Ne, Gunung Salahatu, Hela
Rotan, Huhatee, Kole-Kole,
Lembe-lembe, Mande-mande,
Naik-Naik Ke Puncak Gunung,
Nona Manis Siapa Yang
Punya, O Ulate, Ole Sioh,
Rasa Sayange, Sarinande,
Saule, Sayang Kene, Siwalima
Arika, Sudah Berlayar, Tanase,
Toki Tifa, Waktu Hujan Sore-
sore

Anda mungkin juga menyukai